Selasa, 28 Agustus 2007

Nala --> Re: [psikologi_transformatif] perempuan dalam perspektif agama samawi

lho kok namaku dipanggil..... Simba[h].

he he he

memang Mbak Swasti nika memang moderate dari sononya, saya kalau
baca emailnya Hendrik ora mudheng, baru setelah dibahas Swastinika
baru ngerti, he he he.

Nah Nala,

pertanyaan Nala adalah kenapa Kitab Suci dari masing-masing agama
tuh ndak habis di makan jaman?? kenapa mereka tetap menjadi sumber
kebajikan, selalu jadi acuan??? apakah karena kebenaran secara
logika saja??......:)

namanya kitab suci itu petunjuk dari sononya [asalnya]. jangankan
Sang Budha, atau Jesus, atau Mahatma Gandhi, saya aja kalau
menerawang juga ketemunya sami mawon,

jadi ini bukan masalah logika, tapi peranaan [eh salah, perasaan
jiwa]..

salam,
goen

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "swastinika"
<swastinika@...> wrote:
>
>
> Hai juga, Nala, apa kabar Simba dan Chiara ;)?
>
> Yang Nala bilang memang benar: dalam membaca jangan menghilangkan
> kontekstual dan kesejarahan. Tapi, kita juga harus hati2 jangan
sampai
> terjebak dalam prejudice :)
>
> Gak bisa dipungkiri bahwa Hendrik tuh senangnya "bikin kontroversi"
> dengan "menjelek2an agama lain". Bahkan awal keterlibatan saya di
milis
> ini pun (boleh tanya Mbah Goen, kayaknya beliau masih ingat ;))
adalah
> untuk "menangkis" postingnya Hendrik :)
>
> Cumaaa.. selain memperhatikan kesejarahan, saya memperhatikan juga
isi
> masing2 tulisan. Nggak ada orang yang 100% salah atau 100% benar.
Bahkan
> dari mulut seorang penjahat sekalipun mungkin keluar pelajaran2
berharga
> :) Tidak bisa kita mengatakan bahwa kalau yang ngomong si A pasti
jelek
> dan harus ditentang tanpa harus dibaca dulu :)
>
> Kalau bicara apakah omongan Mas As As & Mas Wendi benar, well..
menurut
> saya memang omongan keduanya benar. Tidak harus sebuah hukum yang
> berlaku ribuan tahun saat ini harus digunakan, karena toh
masyarakat
> berkembang. Namun.. kalau bicara konteks, dalam konteks fwd-an
Hendrik
> yang ini (yang ini lho ya, bukan yang lain2) komentar Mas As As &
Mas
> Wendi jadi agak kurang nyambung, menurut saya.
>
> Gitu, Nala, maksud saya :) Sebenernya yang rugi kita sendiri, kok,
kalau
> mengabaikan hal2 seperti ini. Kita kehilangan apa yang bisa kita
> pelajari karena tertutup oleh kelengahan kita sendiri :)
>
> Salam,
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "nalaratih"
> <nalaratih@> wrote:
> >
> > Halo Mba Swasti,
> > simpel aja deh...dalam membaca...tidak mungkin hanya
> > berlogika...jika hal itu dilakukan maka semua akan mentah..kalau
> > kata si Arif Budiman sih...jangan menghilangkan kontekstual dan
> > kesejarahan (ini kritiknya pada ilmuwan sosial di
Indonesia)...yang
> > dikatakan Kangmas As as dan Mas Wendi saya setuju...
> > Mungkin memang benar yang di posting oleh Hendrik itu rasional
tanpa
> > usaha menjelekkan agama lain????( tanda tanya besar sekaleeee..)
> > soale ada banyak hal yang jika dengan logika rasional maka akan
> > tidak terjawab dan ujung ujungnya hanya "uring-uringan" sendiri
> > (masih mending ini)...misalnya Jesus tuh kapan sih tepatnya
lahir?
> > benerkah tanggal 25 Desember???padahal tidak dinyatakan secara
> > eksplisit....gitu lho Mba'e kira-kira pesennya mereka
> > berdua...jangan picik lah dalam berpikir menyikapi diskusi agama,
> > lebih-lebih hanya menggunakan rasionalitas semata....:)
> >
> > pertanyaan Nala adalah kenapa Kitab Suci dari masing-masing agama
> > tuh ndak habis di makan jaman?? kenapa mereka tetap menjadi
sumber
> > kebajikan, selalu jadi acuan??? apakah karena kebenaran secara
> > logika saja??......:)
> >
> > smile with me
> > Nala
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Your one stop

for beauty & fashion

tips and advice.

Fitness Challenge

on Yahoo! Groups

Get in shape w/the

Special K Challenge.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar