Minggu, 05 Agustus 2007

[psikologi_transformatif] "Imajinasi Penggerak Ilmu" bisa dirayakan tidak untuk dilaksanakan. ==> Fenomena pembusukan kompatiologi melalui penyusupan

hehehe...
 
sopo ngerti bermanfaat....
nesake...mbok di gateke...ben ra nyrocos nggon endhi2.....
 
wingi wis teriak..teriak...mbok di tulungi............
 
gpp....ojo sampe koyo air susu dibalas air tuba....mbuh iki sing nulis sopo.......
cukup air susu di balas air ASI..hehehe...
 
bener po ra sih iki...
ojo sampai dadi fitnah loh.....tekan endhi2...iki.
 
tabiq,
kawuloalit
 
 
 
----- Original Message -----
To: indo-marxist@yahoogroups.com ; indo-sastra@yahoogroups.com ; indonesia_3@yahoogroups.com ; imamupsipusat@yahoogroups.com ; indonesia_damai@yahoogroups.com ; indonesianwritersociety@yahoogroups.com ; intra-sanctum@yahoogroups.com ; istiqlal@yahoogroups.com ; jaker@yahoogroups.com ; jurnalisme@yahoogroups.com ; jurnalisme-sastra@yahoogroups.com ; JurnalisMudaPKMS@yahoogroups.com ; karya-sastera@yahoogroups.com ; keyakinan@yahoogroups.com ; KKAS@yahoogroups.com ; kompsi@yahoogroups.com ; komunis@yahoogroups.com ; komunitas-asah-pena@yahoogroups.com ; komunitas-ilalang@yahoogroups.com ; koran-sastra@yahoogroups.com ; kota-bogor@yahoogroups.com ; kuasa_rakyatmiskin@yahoogroups.com ; kunci-l@yahoogroups.com ; jurnalismepublik@yahoogroups.com ; info_madani@yahoogroups.com ; MAA@yahoogroups.com ; majelismuda@yahoogroups.com ; MasyarakatMaillist@yahoogroups.com ; mediacare@yahoogroups.com ; meditasi-mengenal-diri@yahoogroups.com ; memerdekakan@yahoogroups.com ; METAMORPHE@yahoogroups.com ; milis_labsos@yahoogroups.com ; mind-explorer@yahoogroups.com ; MPP_Group@yahoogroups.com ; mtv_freaks@yahoogroups.com ; musyawarah-burung@yahoogroups.com ; nasionalis@yahoogroups.com ; nasionalis-indonesia@yahoogroups.com ; nirkekerasan-id@yahoogroups.com ; oposisi-list@yahoogroups.com ; inti-net@yahoogroups.com
Sent: Saturday, August 04, 2007 11:24 PM
Subject: "Imajinasi Penggerak Ilmu" bisa dirayakan tidak untuk dilaksanakan.

N O T E

Baca tulisan asli: "Imajinasi Penggerak Ilmu"
klik:http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/04/humaniora/3738655.htm
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/2233

Ingin membalas email ini? klik e-link:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/2235
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/22066
====================================================

"Imajinasi Penggerak Ilmu" bisa dirayakan tidak untuk
dilaksanakan.

Kepada Yth: Penulis tulisan "Imajinasi Penggerak Ilmu"
di Koran Kompas Sabtu, 04 Agustus 2007 bagian
Humaniora.
From: Vincent Liong (Pendiri Kompatiologi).

Perkenalkan nama saya Vincent Liong, Pendiri
Kompatiologi (ilmu non sekolahan). Email ini saya
tujukan untuk mengomentari tulisan anda yang berjudul
"Imajinasi Penggerak Ilmu". Mengapa saya merasa perlu
mengomentari tulisan ini?

Kebanyakan tokoh-tokoh yang turut membahas masalah ini
dalam diskusi seperti yang dilaporkan melalui tulisan
anda adalah ilmuan dari kalangan sekolahan yang
mengenyam pendidikan yang memiliki sudutpandang
metodologi penelitian yang dimulai dari:
memformulasikan permasalahan, mengkonsepkan disain
penelitian, membuat instrumen pengambilan sample,
memilih sample, membuat proposal penelitian, mengambil
data, memeroses data, hingga membuat laporan hasil
penelitian. Penelitian kelas ini adalah penelitian
kelas "tukang" yang tidak memungkinkan adanya kelas
"penemu", karena tiap tukang bekerja untuk menjawab
"why" atas sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Bagaimanapun membahas masalah penting dalam
pengembangan ilmupengetahuan seperti yang anda
sebutkan dalam tulisan anda:

"Sesungguhnya, imajinasi dan intuisi yang terutama
menggerakkan terciptanya teori dan temuan ilmiah,
seperti juga terjadi pada dunia sastra. Sayangnya,
pikiran dan perasaan serta intuisi sering kali
dianggap sebagai hal yang berlawanan."

"Imajinasi serta rasa keindahanlah yang pertama-tama
dan terutama menggerakkan penemuan-penemuan ilmiah
serta pemilihan teori. Bukan rasionalitas bermodelkan
algoritmik sebagaimana banyak dimunculkan dalam
risalah-risalah filsafat sains," ujar Karlina.

: Hal semacam ini hanya bisa dirayakan, tetapi tidak
bisa dijawab dengan suatu solusi oleh mereka yang
berbackground system penelitian ala lembaga pendidikan
(sekolahan) resmi yang memang filsafatnya sudah
dibatasi oleh filsafat barat yang start dari "why"
(tugas tukang untuk menjawab).

Ijinkan saya menceritakan sejarah proses pembentukan
ilmu saya, Kompatiologi:

(Dikutip dari: "Mengembalikan Kompatiologi Ke Jalur
Semula" e-link:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/2234
bagian: VINCENT LIONG DAN KOMPATIOLOGI )
"""""
Pada awal pembentukannya (sebelum dinamai dengan nama
apapun), apa yang dalam perkembangannya disebut
kompatiologi adalah sebuah permainan asosiasi yang
secara rutin dimainkan oleh Vincent Liong dan beberapa
pengikut / penggemar tulisan Vincent Liong, yang
secara rutin bertemu dengan Vincent Liong. Pada tahap
ini tidak ada satupun tujuan untuk menjadikan
permainan asosiasi itu sebagai sebuah ilmu, bentuknya
pun masih tidak sistematis seperti kompatiologi, yang
saat ini hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk
instalasi.

Mulai munculnya tujuan penggunaan metodologi tsb untuk
hal yang lebih berguna hadir secara tidak sengaja
ketika beberapa peserta permainan tsb melaporkan efek
samping dalam perubahan cara mereka menghadapi hidup
mereka sehari-hari. Karena laporan ini Vincent Liong
merubah tujuan dari sekedar bermain-main menjadi
mencoba men-sistematisasi metode yang ada menjadi
lebih sederhana dan sistematis, dengan tetap
memperhatikan hasil pada subject yang menggunakan,
seiring dengan perubahan-perubahan yang dimasukkan ke
metode tsb. Selama proses perjalanannya apa yang
sekarang disebut Kompatiologi sempat mengalami
perubahan-perubahan sebutan, bahkan sempat diusulkan
oleh Leonardo Rimba disebut sebagai 'pineal
re-programming', tetapi ternyata tidak sesuai karena
tidak menggunakan pemfokusan ke kelenjar pineal saja,
jadi dikembalikan ke bentuk paradigma asalnya yang
dibuat dan diperbaiki secara bertahap selama
percobaan-percobaan berlangsug.

Diawali oleh Juswan Setyawan pada Juli 2006 penelitian
kompatiologi akhirnya bekerja dalam dua kelompok
berdasarkan tugasnya; Vincent Liong bertanggungjawab
pada eksperimen metodologinya, Juswan Setyawan dan
bekas ter-dekon yang lain (yang menulis berbagai
kitab) bertanggungjawab membuat penjelasan untuk
pengguna, metaanalisis, perbandingan dengan
ilmupengetahuan lain yang sudah ada, dlsb.

Metodologi Kompatiologi tidak banyak lagi berubah
sejak Desember 2006 karena dirasa sudah cukup efektif
dan efisien. Seiring dengan hal tsb muncul dorongan
dari 'para penulis' (yang bersama Juswan Setyawan
bertanggungjawab membuat penjelasan untuk pengguna,
meta analisis, perbandingan dengan ilmupengetahuan
lain yang sudah ada, dlsb) mengajak agar Vincent Liong
juga membuat penjelasan versi Vincent Liong sendiri
tentang ilmu kompatiologi.

Setelah beberapa waktu, akhirnya sedikit demi sedikit
secara terpotong-potong Vincent Liong mulai menulis
sudutpandangnya tentang kompatiologi. Awalnya model
tulisannya adalah pembahasan tekhnis tentang metode
kompatiologi, lalu secara bertahap berubah menjadi
pandangan Vincent Liong sendiri tentang pemikirannya
secara subjective sebagai penulis dan sebagai pendiri
ilmu kompatiologi.

Permasalahan timbul ketika pembaca tidak lagi
memperhatikan tulisan-tulisan penulis kitab-kitab
kompatiologi, tetapi cenderung memperhatikan tulisan
Vincent Liong sebagai pembuat rumus / metode
kompatiologi. Masalahnya, sejak Januari 2007 hingga
sekarang secara pribadi sebagai penulis; Vincent Liong
sedang menghadapi masa transisi dari masa bersekolah
menjadi masa tidak bersekolah. Sudutpandang pemikiran
Vincent Liong yang menulis sebagai dirinya sendiri;
banyak menulis tentang masalah survival, naluri,
insting kebinatangan, dlsb karena berhubungan dengan
pertarungan konsep-konsep ketidakpastian dalam hidup
dirinya sendiri.

Dari tahap ini, timbul dua kelompok pengguna
kompatiologi yang hasilnya jelas-jelas berbeda:
* Bagi yang orangnya cenderung praktikal; Mereka fokus
pada pengalaman sendiri ketika dekon dan
mengaplikasikan apa yang didapatkan dari dekon;
hasilnya menjadi manusia seutuhnya, bukan insting
(naluri) saja, bukan intuisi saja. Hidup jadi lebih
sederhana, take it easy, enjoy the life, karena bukan
meyakini sesuatu tetapi paham posisi tiap hal /
variabel yang ada dalam hubungannya satu dengan yang
lain dalam bahasanya sendiri, sehingga bebas
mengarahkan dirinya sendiri.
* Bagi yang orangnya cenderung teoritis; Mereka fokus
pada mengamati Vincent Liong dan meniru sikap dan
prilaku Vincent Liong sebagai pribadi, beberapa
malahan samasekali tidak menerapkan apa yang
dipelajari dari metode kompatiologi.

"""""

Tiap cara pendekatan dalam proses pembentukan suatu
ilmu memiliki masalahnya masing-masing.

* Dari Pikiran (di dalam diri) ke Realita (di luar
diri);
Kalau start dari "why sampai ketemu the answer"
seperti ala sekolahan maka masalahnya adalah
penjelasan ala 'rasionalitas bermodelkan algoritmik'
akan amat sangat jelas dan sulit dibantah, tetapi
kontrol dalam praktikalnya lemah atau tidak fleksible.

Dari Pikiran (di dalam diri) ke Realita (di luar diri)

* Dari Realita (di luar diri) ke Pikiran (di dalam
diri);
Kalau start dari 'melihat sesuatu yang kebetulan
ketemu, lalu secara tidak sengaja eh bisa diulangi
dengan hasil mirip-mirip dan berguna, baru dibuat
laporan-laporannya' maka metodologi praktikalnya bisa
amat jelas dan simple, kontrolnya kuat karena
fleksible, tetapi rasionalitas bermodelkan
algoritmiknya lemah. Penelitian tidak disibukkan untuk
mencari metodologi praktikalnya dengan kontrol yang
kuat, tetapi untuk menghadapi orang berbackground
pendidikan yang berbasis filsafat barat (why) yang
tidak mengijinkan pola penelitian dengan 'pembuktian
terbalik'. Jadi seperti semua harus ditiadakan dan
dimulai dari why sampai ketemu answer seperti budaya
filsafat barat. Masalah utamanya adalah mereka tidak
peduli (menganggap tidak penting) pembuktian praktikal
dulu, tetapi rasionalitas bermodelkan algoritmiknya
harus jelas dan kuat baru boleh menyentuh pembuktian
praktikal.

Maka dari itu ilmuan yang seperti dalam perayaan anda
"Imajinasi Penggerak Ilmu" tidak pernah mau masuk ke
lembaga pendidikan. Lari-larinya ke orang lapangan
yang mau tahu hasil tetapi pendidikan tidak terlalu
tinggi.

Kami sempat menghadapi satu kasus yang cukup menarik
bagaimana pola orang berbackground filsafat setelah
gagal memaksa kami membahas kompatiologi di ranah
pikiran saja tanpa praktikal menggunakan satu istilah
dalam menghadapi kami yang disebutnya;"Olahraga
Pikiran". Filsafat Barat mengajarkan orang untuk
bersifat objective (sebagai pengamat), tetapi dalam
objectivitas anda tidak perlu bertanggungjawab pada
subjectivitas (pelaku dalam kehidupan sehari-hari).
Inilah mengapa pendidikan berbasis filsafat barat
hanya mendidik teoritisi tetapi tetap saja bukan
praktisi.

(Dikutip dari: "Mengembalikan Kompatiologi Ke Jalur
Semula" e-link:
http://groups.yahoo.com/group/Komunikasi_Empati/message/2234
bagian: KOMPATIOLOGI DAN OLAHRAGA PIKIRAN )
"""""
Nah, tidak lama kemudian secara kebetulan muncul
fenomena olahraga pikiran di maillist
Psikologi_Transformatif@Yahoogroups.Com . Budaya ini
berusaha mengajak orang-orang untuk berpikir dan
berinteraksi dengan sudutpandang 'Why' ala filsafat
barat, dengan memposisikan manusia sebagai pengamat
objective bukan pelaku; Sehingga apapun tindakan yang
dilakukan dianggap tidak memiliki akibat real di dunia
nyata.

Kalau kita perbandingkan antara realita dalam
paradigma kompatiologi dan dalam olahraga pikiran,
maka: seperti perbandingan antara seorang yang
menembak temannya sadar bahwa ada konsekwensi bisa
masuk penjara ; sedangkan kalau menembak teman di
permainan game online seperti Counter Strike tidak
akan membuat diri kita masuk penjara.

Karena waktu kemunculannya bersamaan dengan masalah
penyimpangan anggapan tentang apa itu kompatiologi,
ini malah memperumit masalah yang sudah timbul.
Beberapa praktisi kompatiologi yang masih suka
bermain-main terbawa oleh budaya olahraga pikiran
untuk menggabungkan kompatiologi dengan budaya tsb.

Sadar tidak sadar mereka lupa bahwa ada perbedaan
mendasar antara pemetaan dalam kompatiologi dan
pemetaan dalam olahraga pikiran;
* Dalam kompatiologi, jika seseorang menembak atau
ditembak temannya, maka ada konsekwensi bisa membunuh
atau terbunuh yang mengakibatkan dipenjara atau mati.
* Dalam olahraga pikiran, jika seseorang menembak atau
ditembak temannya, maka yang ada hanya konsekwensi
emosional menang atau kalah, tidak ada konsekwensi
realistik seperti masuk penjara atau terbunuh.

Efek samping yang timbul adalah budaya ini membuat
pengamat dan praktisi kompatiologi yang terjerumus
menjadi seseorang yang lupa bahwa apapun yang
dilakukan, yang mempengaruhi dunia nyata memiliki
konsekwensi nyata pula. Beberapa yang terbawa seperti
misalnya Audifax dan Cornelia Istiani lupa bahwa
meskipun provokator budaya ini yaitu Pabrik_T dan
Hautesurveilance kalau diajak bicara tampak tidak
memiliki niat dan tujuan apapun, tidak berego dan
tidak beremosi, seolah hanya mendidik orang untuk
lihai bermain memainkan variabel kelemahan orang lain
untuk mengalahkannya, tetapi dalam hubungan antar
manusia di dunia nyata; manusia di luar pemain budaya
olahraga pikiran masih menganut hukum sebab-akibat
yang kongkrit.

Bilamana kita berkhianat, berbohong, menggosipi, black
mail, mengancam keluarga orang, maka ada konsekwensi
kita kehilangan teman, dimusuhi, atau kehidupan
sehari-hari kita di dunia nyata juga terancam karena
ada pihak yang mengalami konsenkwensi dirugikan. Ini
bukan Counter Strike yang dimana anda tinggal
mematikan komputer atau me-reset permainan dan tidak
ada konsekwensi nyata yang harus dihadapi.

Untunglah hanya sedikit praktisi kompatiologi yang
terjerumus meskipun banyak pengamat kompatiologi yang
terlanjur menikmati aturan main di realita budaya yang
baru itu. Sebagian praktisi juga sudah sadar dan
memilih menjaga jarak agar tidak terkena efek samping
yang merugikan. Sebagian lagi terlanjur terlibat
secara mendalam sehingga kalau keluar dari permainan
pun tetap sudah kehilangan teman, jadi memilih tetap
bermain. Saya sebagai pendiri kompatiologi berusaha
menarik satu-per-satu yang masih bisa diselamatkan dan
meninggalkan yang terlanjur dalam.

Budaya Olahraga Pikiran ini sendiri dibuat lalu
di-infeksikan ke komunitas kompatiologi untuk
menjatuhkan nama Vincent Liong dan kompatiologi
sebagai ilmu di luar institusi mainstream berbasis
'filsafat barat' (yang cenderung suka membahas 'Why').
Dengan harapan masyarakat menganggap kompatiologi
sebagai gerakan yang membuat orang menjadi anarkis dan
destruktif sehingga harus dijauhi.

Untuk menjaga resiko-resiko akan hal ini, saya sebagai
pendiri kompatiologi dalam tulisan ini melampirkan
juga biodata dan latarbelakang pribadi dan kelompok
Nuruddin Asyhadie yang merancang usaha pembusukan ini
bersama tim kerjanya wongsosubali, hautesurveilance,
meitaurus, lu2, dlsb dengan mencantumkan juga
nama-nama organisasi yang dimungkinkan terkait dengan
rencana pembusukan ini sebagai usaha memberantas
gerakan-gerakan di luar mainstream filsafat barat yang
menjadi dasar lembaga-lembaga pendidikan resmi yang
berkuasa di jaman ini.

"""""

Selama masih berkutat pada pemikiran, teoritisi bukan
praktisi maka hal seperti yang dibahas dalam
"Imajinasi Penggerak Ilmu" adalah hal yang bisa
rayakan, tetapi tetap mimpi-mimpi yang tidak pernah
mungkin tercapai. Karena memang aturannya yang
membuatnya tidak bisa terjadi. Masalahnya aturan
lembaga pendidikan formal berbasis filsafat tidak
memungkinkan adanya penelitian yang tidak start dari
'rasionalitas bermodelkan algoritmik' lalu sudah
sampai pada pengamatan atas data empiris.

Seperti yang kami alami dalam berhadapan dengan
pendidikan formal.

Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Sabtu, 4 Agustus 2007

LAMPIRAN TULISAN

MENGEMBALIKAN KOMPATIOLOGI KE JALUR SEMULA
Penjelasan resmi Vincent Liong tentang apa yang
terjadi dan usaha untuk mengembalikan kompatiologi ke
jalur semula ...

Ditulis oleh : Vincent Liong / Liong Vincent
Christian.
Tempat / Hari / Tanggal : Jakarta, Jumat, 27 Juli
2007.

PENDAHULUAN

Pembusukan terhadap kompatiologi terjadi dari pihak
luar dan dalam kelompok sahabat-sahabat diantara
praktisi kompatiologi sendiri secara sengaja maupun
tidak sengaja.

Dari luar kelompok persahabatan kompatiologi dilakukan
oleh kelompok Pabrik_T dengan berusaha menyusupkan
pemahaman budaya olahraga pikiran kepada para pengamat
dan praktisi kompatiologi.

Dari dalam kelompok kompatiologi dilakukan dengan
usaha pembelokan penjelasan-penjelasan tentang fungsi
kompatiologi dari sebagai ilmu yang bekerja di ranah
insting (naluriah) dan intuisi ; Menjadi ilmu yang
tidak seimbang karena hanya bekerja di ranah insting
(naluriah). Hal ini terjadi akibat dua hal:
* Orang berusaha menyamakan Kompatiologi dengan
prilaku dan tulisan-tulisan Vincent Liong.
* Tulisan Leonardo Rimba (bukan praktisi Kompatiologi)
bahwa kompatiologi tidak mampu membantu sekaligus
menghalagi intuisi penggunanya, sehingga memerlukan
program Rekon untuk menyelamatkan para pengguna
kompatiologi. Hal ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan fenomena usaha memasukkan budaya olahraga
otak oleh kelompok Pabrik_T secara sengaja maupun
tidak sengaja.

Dalam email saya kali ini, untuk menyelamatkan
anggapan-anggapan menyimpang tentang Kompatiologi dan
penerapannya maka saya akan menjelaskan satu demi satu
hal tsb di atas secara mendetail.

VINCENT LIONG DAN KOMPATIOLOGI

Yang membuat kompatiologi sulit diterima oleh
institusi pendidikan resmi yang ada adalah: karena
proses pembentukan kompatiologi yang tidak melalui
proses yang umum dilalui oleh ilmupengetahuan
institusional yang lain.

Pada awal pembentukannya (sebelum dinamai dengan nama
apapun), apa yang dalam perkembangannya disebut
kompatiologi adalah sebuah permainan asosiasi yang
secara rutin dimainkan oleh Vincent Liong dan beberapa
pengikut / penggemar tulisan Vincent Liong, yang
secara rutin bertemu dengan Vincent Liong. Pada tahap
ini tidak ada satupun tujuan untuk menjadikan
permainan asosiasi itu sebagai sebuah ilmu, bentuknya
pun masih tidak sistematis seperti kompatiologi, yang
saat ini hanya membutuhkan waktu tiga jam untuk
instalasi.

Mulai munculnya tujuan penggunaan metodologi tsb untuk
hal yang lebih berguna hadir secara tidak sengaja
ketika beberapa peserta permainan tsb melaporkan efek
samping dalam perubahan cara mereka menghadapi hidup
mereka sehari-hari. Karena laporan ini Vincent Liong
merubah tujuan dari sekedar bermain-main menjadi
mencoba men-sistematisasi metode yang ada menjadi
lebih sederhana dan sistematis, dengan tetap
memperhatikan hasil pada subject yang menggunakan,
seiring dengan perubahan-perubahan yang dimasukkan ke
metode tsb. Selama proses perjalanannya apa yang
sekarang disebut Kompatiologi sempat mengalami
perubahan-perubahan sebutan, bahkan sempat diusulkan
oleh Leonardo Rimba disebut sebagai 'pineal
re-programming', tetapi ternyata tidak sesuai karena
tidak menggunakan pemfokusan ke kelenjar pineal saja,
jadi dikembalikan ke bentuk paradigma asalnya yang
dibuat dan diperbaiki secara bertahap selama
percobaan-percobaan berlangsug.

Diawali oleh Juswan Setyawan pada Juli 2006 penelitian
kompatiologi akhirnya bekerja dalam dua kelompok
berdasarkan tugasnya; Vincent Liong bertanggungjawab
pada eksperimen metodologinya, Juswan Setyawan dan
bekas ter-dekon yang lain (yang menulis berbagai
kitab) bertanggungjawab membuat penjelasan untuk
pengguna, metaanalisis, perbandingan dengan
ilmupengetahuan lain yang sudah ada, dlsb.

Metodologi Kompatiologi tidak banyak lagi berubah
sejak Desember 2006 karena dirasa sudah cukup efektif
dan efisien. Seiring dengan hal tsb muncul dorongan
dari 'para penulis' (yang bersama Juswan Setyawan
bertanggungjawab membuat penjelasan untuk pengguna,
meta analisis, perbandingan dengan ilmupengetahuan
lain yang sudah ada, dlsb) mengajak agar Vincent Liong
juga membuat penjelasan versi Vincent Liong sendiri
tentang ilmu kompatiologi.

Setelah beberapa waktu, akhirnya sedikit demi sedikit
secara terpotong-potong Vincent Liong mulai menulis
sudutpandangnya tentang kompatiologi. Awalnya model
tulisannya adalah pembahasan tekhnis tentang metode
kompatiologi, lalu secara bertahap berubah menjadi
pandangan Vincent Liong sendiri tentang pemikirannya
secara subjective sebagai penulis dan sebagai pendiri
ilmu kompatiologi.

Permasalahan timbul ketika pembaca tidak lagi
memperhatikan tulisan-tulisan penulis kitab-kitab
kompatiologi, tetapi cenderung memperhatikan tulisan
Vincent Liong sebagai pembuat rumus / metode
kompatiologi. Masalahnya, sejak Januari 2007 hingga
sekarang secara pribadi sebagai penulis; Vincent Liong
sedang menghadapi masa transisi dari masa bersekolah
menjadi masa tidak bersekolah. Sudutpandang pemikiran
Vincent Liong yang menulis sebagai dirinya sendiri;
banyak menulis tentang masalah survival, naluri,
insting kebinatangan, dlsb karena berhubungan dengan
pertarungan konsep-konsep ketidakpastian dalam hidup
dirinya sendiri.

Dari tahap ini, timbul dua kelompok pengguna
kompatiologi yang hasilnya jelas-jelas berbeda:
* Bagi yang orangnya cenderung praktikal; Mereka fokus
pada pengalaman sendiri ketika dekon dan
mengaplikasikan apa yang didapatkan dari dekon;
hasilnya menjadi manusia seutuhnya, bukan insting
(naluri) saja, bukan intuisi saja. Hidup jadi lebih
sederhana, take it easy, enjoy the life, karena bukan
meyakini sesuatu tetapi paham posisi tiap hal /
variabel yang ada dalam hubungannya satu dengan yang
lain dalam bahasanya sendiri, sehingga bebas
mengarahkan dirinya sendiri.
* Bagi yang orangnya cenderung teoritis; Mereka fokus
pada mengamati Vincent Liong dan meniru sikap dan
prilaku Vincent Liong sebagai pribadi, beberapa
malahan samasekali tidak menerapkan apa yang
dipelajari dari metode kompatiologi.

KOMPATIOLOGI DAN OLAHRAGA PIKIRAN

Nah, tidak lama kemudian secara kebetulan muncul
fenomena olahraga pikiran di maillist
Psikologi_Transformatif@Yahoogroups.Com . Budaya ini
berusaha mengajak orang-orang untuk berpikir dan
berinteraksi dengan sudutpandang 'Why' ala filsafat
barat, dengan memposisikan manusia sebagai pengamat
objective bukan pelaku; Sehingga apapun tindakan yang
dilakukan dianggap tidak memiliki akibat real di dunia
nyata.

Kalau kita perbandingkan antara realita dalam
paradigma kompatiologi dan dalam olahraga pikiran,
maka: seperti perbandingan antara seorang yang
menembak temannya sadar bahwa ada konsekwensi bisa
masuk penjara ; sedangkan kalau menembak teman di
permainan game online seperti Counter Strike tidak
akan membuat diri kita masuk penjara.

Karena waktu kemunculannya bersamaan dengan masalah
penyimpangan anggapan tentang apa itu kompatiologi,
ini malah memperumit masalah yang sudah timbul.
Beberapa praktisi kompatiologi yang masih suka
bermain-main terbawa oleh budaya olahraga pikiran
untuk menggabungkan kompatiologi dengan budaya tsb.

Sadar tidak sadar mereka lupa bahwa ada perbedaan
mendasar antara pemetaan dalam kompatiologi dan
pemetaan dalam olahraga pikiran;
* Dalam kompatiologi, jika seseorang menembak atau
ditembak temannya, maka ada konsekwensi bisa membunuh
atau terbunuh yang mengakibatkan dipenjara atau mati.
* Dalam olahraga pikiran, jika seseorang menembak atau
ditembak temannya, maka yang ada hanya konsekwensi
emosional menang atau kalah, tidak ada konsekwensi
realistik seperti masuk penjara atau terbunuh.

Efek samping yang timbul adalah budaya ini membuat
pengamat dan praktisi kompatiologi yang terjerumus
menjadi seseorang yang lupa bahwa apapun yang
dilakukan, yang mempengaruhi dunia nyata memiliki
konsekwensi nyata pula. Beberapa yang terbawa seperti
misalnya Audifax dan Cornelia Istiani lupa bahwa
meskipun provokator budaya ini yaitu Pabrik_T dan
Hautesurveilance kalau diajak bicara tampak tidak
memiliki niat dan tujuan apapun, tidak berego dan
tidak beremosi, seolah hanya mendidik orang untuk
lihai bermain memainkan variabel kelemahan orang lain
untuk mengalahkannya, tetapi dalam hubungan antar
manusia di dunia nyata; manusia di luar pemain budaya
olahraga pikiran masih menganut hukum sebab-akibat
yang kongkrit.

Bilamana kita berkhianat, berbohong, menggosipi, black
mail, mengancam keluarga orang, maka ada konsekwensi
kita kehilangan teman, dimusuhi, atau kehidupan
sehari-hari kita di dunia nyata juga terancam karena
ada pihak yang mengalami konsenkwensi dirugikan. Ini
bukan Counter Strike yang dimana anda tinggal
mematikan komputer atau me-reset permainan dan tidak
ada konsekwensi nyata yang harus dihadapi.

Untunglah hanya sedikit praktisi kompatiologi yang
terjerumus meskipun banyak pengamat kompatiologi yang
terlanjur menikmati aturan main di realita budaya yang
baru itu. Sebagian praktisi juga sudah sadar dan
memilih menjaga jarak agar tidak terkena efek samping
yang merugikan. Sebagian lagi terlanjur terlibat
secara mendalam sehingga kalau keluar dari permainan
pun tetap sudah kehilangan teman, jadi memilih tetap
bermain. Saya sebagai pendiri kompatiologi berusaha
menarik satu-per-satu yang masih bisa diselamatkan dan
meninggalkan yang terlanjur dalam.

Budaya Olahraga Pikiran ini sendiri dibuat lalu
di-infeksikan ke komunitas kompatiologi untuk
menjatuhkan nama Vincent Liong dan kompatiologi
sebagai ilmu di luar institusi mainstream berbasis
'filsafat barat' (yang cenderung suka membahas 'Why').
Dengan harapan masyarakat menganggap kompatiologi
sebagai gerakan yang membuat orang menjadi anarkis dan
destruktif sehingga harus dijauhi.

Untuk menjaga resiko-resiko akan hal ini, saya sebagai
pendiri kompatiologi dalam tulisan ini melampirkan
juga biodata dan latarbelakang pribadi dan kelompok
Nuruddin Asyhadie yang merancang usaha pembusukan ini
bersama tim kerjanya wongsosubali, hautesurveilance,
meitaurus, lu2, dlsb dengan mencantumkan juga
nama-nama organisasi yang dimungkinkan terkait dengan
rencana pembusukan ini sebagai usaha memberantas
gerakan-gerakan di luar mainstream filsafat barat yang
menjadi dasar lembaga-lembaga pendidikan resmi yang
berkuasa di jaman ini.


KOMPATIOLOGI DALAM INSTING DAN INTUISI

Fenomena pembusukan kompatiologi melalui penyusupan
budaya Olahraga Pikiran oleh 'Pabrik_T'(Nuruddin
Asyhadie) dan kawan-kawannya memungkinkan
produk-produk baru yang muncul dengan memanfaatkan
fenomena pembusukan kompatiologi.

Salahsatu diantaranya teman saya sendiri Leonardo
Rimba yang mencoba membuat produk Rekon dan Mata
Ketiga yang diisukan sebagai paket penyembuhan atau
perbaikan dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pengajar kompatiologi yang secara tidak
bertanggungjawab, membuat orang instingtif naluriah
saja tanpa memiliki kemampuan intuitif sehingga
bertarung membabibuta seperti binatang.

Ketika saya pergi dengan mas Leonardo Rimba ke Solo
beberapa waktu lalu Leonardo Rimba malah secara
terang-terangan di depan saya mengatakan kepada pihak
yang mengajak saya bahwa kekacauan di maillist
Psikologi_Transformatif dibuat dan dilakukan oleh
murid-murid saya sebagai usaha menerapkan kompatiologi
seperti yang dilakukan Audifax, Pabrik_T, dlsb. Bahwa
semua tulisan, omongan penjelasan mengenai
kompatiologi, dlsb dibuat dan dikatakan Vincent Liong
untuk membuat orang jadi error dan menjadi seperti
binatang sehingga harus diperbaiki melalui Rekon dan
Mata Ketiga oleh Leonardo Rimba.

Konsekwensinya, selama perjalanan saya mendapat
cacimaki dan menjadi banyolan dari pihak yang mengajak
saya karena Leonardo Rimba memposisikan saya sebagai
pihak yang sekedar membinatangkan manusia sehingga
menjadi liar dan anarkis, lalu Leonardo Rimba yang
menolong dengan memperkenalkan intuisi dalam hubungan
manusia dengan Tuhan YME. Saya sempat mengingatkan
Leonardo Rimba sepulang perjalanan kami agar tidak
keterlaluan dalam mengorbankan teman sendiri untuk
menaikkan diri sendiri. Semoga mas Leonardo Rimba
mengerti dan tidak keterlaluan lagi dalam memposisikan
saya di masa yang akan datang. Soal hal ini saya sudah
memaafkan karena hal ini bisa terjadi juga karena
ketidaksengajaan cara pandang Leonardo Rimba terhadap
kompatiologi. Setelah saya menjelaskannya secara
mendetail Leonardo Rimba mengatakan mengerti.

PENUTUP

Jadi sekali lagi saya tekankan bahwa secara pribadi
Vincent Liong memang sedang suka hal instingtif
naluriah karena Vincent Liong sedang menghadapi
transisi dalam perjalanan hidup dari anak sekolahan
menjadi orang bebas yang harus berpikir mencari nafkah
untuk kelangsungan hidup hari demi hari. Tetapi ilmu
kompatiologinya sendiri berfungsi menyeluruh baik
instingtif maupun intuitif. Dalam prakteknya tidak ada
instingtif yang bisa bekerja tanpa intuitif karena
secara mekanis setiap mekanisme memiliki kerjasama
antara fungsi intuitif dan fungsi mekanis, contohnya:
Data binair dari piringan hitam diterima melalui
'sampling' menggunakan jarum (intuitif). Lalu
disalurkan ke 'translater' yang mengubah bahasa binair
menjadi bahasa yang lebih kongkrit yaitu lagu yang
enak didengar (instingtif).

Selama permasalahan ini terjadi pengguna kompatiologi
yang telah menerapkan kompatiologi tidak dirugikan
samasekali karena kompatiologi hanyalah metodologi
(rumus-rumus) yang tidak bisa terpengaruh oleh
pembelokan cerita-cerita. Yang dirugikan adalah mereka
yang berusaha mengerti penjelasan-penjelasan tentang
apa itu kompatiologi tanpa mengalami sebagai pelaku
kompatiologi; Merekalah dibelokkan oleh berbagai pihak
yang berkepentingan.

Yang sudah berlalu biarlah berlalu, yang masih bisa
diperbaiki ya diperbaiki, yang tidak bisa diperbaiki
ditinggalkan. Mari kita mulai lagi hubungan
persahabatan yang bertanggungjawab pada konsekwensi di
dunia nyata, kita harus berbenah lagi, tidak ada yang
perlu dipersalahkan diantara kita. Bagi yang masih mau
bermain di olahraga pikiran kita tinggalkan dan buat
batas pemisah saja agar kita tidak terkena
efeksampingnya.

Para praktisi kompatiologi tetap praktik
dekon-kompatiologi seperti biasa hanya disarankan
jangan banyak menulis hal pribadi secara terbuka di
maillist untuk sementara waktu, kalau hal tekhnis
tentu perlu ditulis karena sekarang kompatiologi perlu
berbenah diri lagi sedikit demi sedikit.

Diskusi Kompatiologi tetap dilakukan di:
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/messages
http://groups.yahoo.com/group/komunikasi_empati/messages

Diskusi Kompatiologi TIDAK dilakukan di:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/

Hormat saya,

Ttd,
Vincent Liong
(Founder of Kompatiologi)

Note: Untuk sementara waktu disarankan agar praktisi
kompatiologi tidak membahas hal pribadi dalam chatting
dengan siapa saja karena telah terjadi blackmail
terhadap beberapa teman kami yang diselenggarakan oleh
para budayawan Olahraga Pikiran menggunakan
agent-agent tidak dikenal, dengan cara pendekatan
pribadi hingga rahasia-rahasia pribadi yang bisa
dijadikan blackmail dikatakan secara sengaja atau
tidak sengaja lalu ketika dibutuhkan file-file nya
digunakan sebagai blackmail untuk memecahbelah
hubungan antar kerabat keluarga serumah. Seperti yang
sudah terjadi terhadap teman kita Mochamad Riza, Adhi
Purwono, Pipit, dlsb.

LAMPIRAN 01
Biodata Nuruddin Asyhadie (Pabrik_T / Pabrik Tontonan)
(Kepala provokator, budayawan Olahraga Pikiran)

Nuruddin Asyhadie, Lahir di Mojokerto, 27 Pebruari
1976, beralamatl di "Padepokan Ngawu-awu Langit"
Karang Bendo CT III/23c, Jl. Kaliurang Km 5
Yogyakarta.
E-mail: asyhadi-@eudoramail.com.

Menamatkan sekolah menengah di SMA Negeri 6 Surabaya,
lulus 1993/1994 dan kini sedang menyelesaikan
skripsinya tentang gramatology Jaques Derrida di
Fakultas
Filsafat UGM Yogyakarta.

Aktif di Teater Sanggar Shalahuddin Yogyakarta, sempat
menjadi wartawan Yogya Pos, 1995-1996, kini Redaktur
Jurnal Filsafat Kaca Mata, Kelompok Bermain Kaca Mata
dan Direktur Riset dan Penerbitan Pabrik Tontonan.
Beberapa sajaknya pernah mendapatkan penghargaan
sebagai Nominasi Kejuaraan 5 Puisi Kategori Nominasi
Lomba Cipta Puisi Remaja, Perhimpunan Persahabatan
Indonesia-Amerika (PPIA) dan Forum Apresiasi Sastra
Surabaya (FASS), dalam rangka Festival Puisi Indonesia
XIII (1992), Juara I Lomba Cipta Puisi St. Louis 2
Cup I (1993), Pemenang Ketiga Lomba Cipta Puisi
Se-Indonesia, Teater Kene, Tabanan Bali, (1993),
Sembilan puisi terbaik Lomba Cipta Puisi Perdamaian
"Art and Peace" (1999) Wianta Foundation.
Karya-karyanya yang lain Angin Lalu (1994)
dipentaskan oleh Kelompok Doyan Kerja Surabaya pada
tahun yang sama. Sastra Jendra (1995) dipentaskan oleh
sanggar Shalahuddin Yogyakarta pada tahun yang sama.
Berapa Harga 1 Kg Puisi?, reportoar bersama Kelompok
Doyan Kerja Surabaya, 1997. Menyingsing Fajar (1993),
kumpulan puisi bersama 12 penyair muda se-Indonesia,
diterbitkan oleh Teater Kene, Tabanan Bali.

LAMPIRAN 02
LAMPIRAN Info 'Pendekon' (Pengajar) Kompatiologi
Last update: 14 Juli 2007 (berlaku sampai update
berikutnya)

Maillist-maillist tempat diskusi Kompatiologi
(unmoderated):
* http://groups.yahoo.com/group/komunikasi_empati
* http://groups.yahoo.com/group/vincentliong
*
http://groups.google.com/group/komunikasi_empati/about

ISI LAMPIRAN
* Daftar kelompok pengembang Kompatiologi.
* Daftar pengajar Kompatiologi cabang Jakarta.
* Daftar penasehat Kompatiologi cabang Jakarta.
* Daftar pengajar Kompatiologi cabang daerah (di luar
Jakarta; Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo &
Purwokerto,.)
* Mendatangkan Vincent Liong Penemu & Pendiri
Kompatiologi ke Kota Anda.

Note: Keterangan tentang ciri-ciri dan spesialisasi
masing-masing pribadi pendekon ditulis oleh Vincent
Liong & Leonardo Rimba.

YANG PERLU DIPERHATIKAN:
* By appointment only. Biasanya pendekon membawa
pendekon dari cabang lain bilamana jumlah terdekon di
luar kemampuan pendekon dengan tujuan untuk menjaga
standart kwalitas hasil dekon.
* Wajib konformasi sehari sebelum hari appointment dan
hari yang sama sebelum dekon.
* Tidak melayani tanya-jawab via sms dan misscall.
* Biasanya acara dekon berlangsung selama empat jam.
Dilarang meninggalkan acara sebelum acara selesai.
* Order proyek luar kota, seminar, wawancara pers,
dlsb hubungi & deal langsung dengan masing-masing
praktisi.
* Disarankan (tidak wajib) terdekon membawa teman yang
tinggal satu area / lingkungan pergaulan dengannya
agar memiliki teman sharing tentang penerapan
kompatiologi pasca dekon-kompatiologi, agar
perkembangan pasca dekon lebih cepat dan terkontrol.
* Tiap pendekon bekerja dan bertanggungjawab secara
independent. Tanggungjawab kepada klien adalah pada
masing-masing praktisi yang menjadi pendekon pilihan
anda.
* Praktisi kompatiologi tidak memberikan jaminan
apapun terhadap klien. Segala resiko dari proses
dekonstruksi ditanggung oleh klien sendiri.
* Tarif yang tercantum dapat berubah sewaktu-waktu
tanpa pemberitahuan (baik diubah oleh Vincent Liong
maupun oleh masing-masing pendekon sendiri tanpa
memberitahu Vincent Liong).
* Kompatiologi juga membuka diri untuk donasi /
sumbangan biaya penelitian yang sifatnya pribadi
karena dilakukan oleh masing-masing pendekon atas
kemauan & usaha sendiri. Sumbangan berupa uang dapat
ditransfer ke bank account atau secara tunai(cash).
* Untuk informasi yang belum disebutkan di atas dapat
menanyakan langsung kepada pendekon.

KELOMPOK PENGEMBANG KOMPATIOLOGI

* ADHIPITALOKA (di Jakarta)
Founder: Adhi Purwono & Ardiningtiyas Pitaloka.

* "DeRiDa" (di Jakarta)
Founder: DaDE (M. PRABOWO), RIo Panjaitan & DAyapala
Pema Lodoe (Steven Tjoeng).

PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA

* ONNY LEWIS
Onny adalah seorang yang mendalami penerapan
kompatiologi dalam hubungan dengan alam sekitar
seperti misalnya cuaca; arah angin, awan, tekanan
udara, kelembaban udara, dlsb.
Lokasi dekon: (belum ditentukan)
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
Hp: 081319780747 & 08158204530

* ARRY RAHMAN
Arry adalah seorang yang tidak terlalu meributkan
definisi, handal dalam instuisi yang bahkan bagi
dirinya tidak terlalu peduli pada pendefinisian.
Lokasi dekon: Plaza Senayan.
Jadwal by Appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA flexi: 021-68661220

* ANDY FERDIANSYAH
Andi memfokuskan diri pada karaktristik sensasi untuk
pengekspresian diri. Andi saat ini masih kuliah di
Institut Kesenian Jakarta, jurusan film dan televisi,
spesialisasi penulisan skenario, angkatan 2003.
Lokasi dekon: Plaza Senayan.
Jadwal by Appointment, hanya bisa di hari minggu saja.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
Hp: 085691039071 & email: tinta_negatif@yahoo.com

* ARDININGTIYAS PITALOKA
Bagaimana seorang wanita yang dididik dengan budaya
masa lalu, menjadi diri sendiri di masa postmoderen.
Lokasi dekon: Mall Kelapa Gading, Plaza Senayan &
Senayan City.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA fren 08888585029 & Hp: 081802894243.

* MARWAN M.
Marwan, menekuni pencarian diri bagi orang yang
berminat meninggalkan nilai-nilai tradisional, untuk
masuk ke masa postmoderen, dengan memilih sendiri
unsur apa yang harus dipertahankan dan unsur apa yang
harus diambil dari luar budayanya sendiri.
Lokasi dekon: Plaza Senayan, Senayan City & Mall Taman
Anggrek.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-93710900 & Hp: 0818888653.

* STEVEN TJOENG (alias: Dayapala Pema Lodoe)
Steven adalah universalis pencari kebenaran sejati
untuk membantu manusia lainnya mengakhiri permasalahan
hidupnya.
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-93332223 & Hp: 081381381311.

* FARIS FREDY PUTRANTO
Fredy adalah pribadi yang work hard & play hard.
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Senayan,
Senayan City & Plaza Semanggi.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
Hp: 085697868012.

* DADE (M. PRABOWO)
Dade adalah pribadi yang banyak mendalami aliran yang
bersifat sufistik / tasawuf.
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi &
Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-98805716 & Hp: 081808862171.

* RIO PANJAITAN
Rio adalah pribadi yang pribadi yang memiliki
background tekhnik beladiri & filosofi Aikido, dan
filsafat Bushido yang adalah warisan budaya Jepang.
Mengkhususkan diri bagi mereka yang memiliki semangat
pengabdian dalam bidang apapun.
Lokasi dekon: Mall Taman Anggrek, Plaza Semanggi &
Mall Kelapa Gading.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA esia: 021-99068707 & Hp: 081380530125.

* ADHI PURWONO
Adhi mampu mengerti pengalaman-pengalaman sikofren
yang berasal dari masa kanak-kanak yang berlanjut ke
masa dewasa dan masalah yang berkaitan dengan hubungan
antar pribadi.
Lokasi dekon: Plaza Senayan, Senayan City, Mall Taman
Anggrek & Mall Puri Indah.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA flexi: 021-68812660 & fren: 08886187085.
Bank Account: Bank BNI cabang Harmoni.
A/c: 1810500-6 A/n: Adhi Purwono.

* VINCENT LIONG (Pendiri & Penemu ilmu Kompatiologi)
Vincent adalah pendiri & penemu Kompatiologi, secara
pribadi berminat pada masalah eksistensi & adaptasi
diri terhadap lingkungan.
Lokasi dekon: Plaza Senayan & Senayan City.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.500.000,- per peserta di Plaza Senayan
& Senayan City.
CDMA flexi: 021-70006775 & esia: 021-98806892 (untuk
di Jakarta saja).
CDMA fren: 08881333410 (untuk di Jakarta & luar kota).

Telp: 021-5482193, 5348567 Fax: 021-5348546
Bank Account: Bank BCA cabang Permata Hijau.
A/c: 178-117-9600 A/n: Liong Vincent Christian.

PENASEHAT KOMPATIOLOGI CABANG JAKARTA

CORNELIA ISTIANI
Istiani mengkhususkan diri pada mereka yang berasal
dari bidang Psikometri dan Pendidikan dalam
hubungannya dengan ilmu Kompatiologi.
Hp: 081585228174 CDMA flexi: 021-68358037
CDMA fren: 08886167847 (untuk di Jakarta & luar kota).

JUSWAN SETYAWAN
Juswan adalah penulis & edukator piawai dalam bidang
kedokteran populer.
Hp: 08159162193

LEONARDO RIMBA
Leonardo Rimba, ilmuan politik yang bergerak di bidang
metafisika praktis.
Hp: 0818183615

PENGAJAR KOMPATIOLOGI CABANG DAERAH

* Cabang SOLO
Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.200.000,- per
peserta.
- Sunu (Hp: 08122651357 CDMA flexi: 0271-7072879)
Sunu adalah sarjana hukum yang sedang meneliti
berbagai pendekatan praktis bagi mereka yang sedang
atau akan mempelajari kompatiologi.
- Toto (CDMA fren: 08886702727 flexi: 0271-7035186 Hp:
08552812005)
Toto adalah filsuf sosial dengan pendekatan ilmiah
populer yang penjelasannya sangat mudah dicerna oleh
masyarakat umum.
- Wawan Setiawan (Hp: 081932655888 CDMA fren:
08882900288)
Wawan mengkhususkan diri dalam memberikan pengarahan
kepada mereka yang pernah, akan, atau sedang
berkecimpung dalam dunia hitam di Indonesia dan
hubungannya dengan ilmu kompatiologi.
- Alan Sarwono (Hp: 0811285540)
Alan Sarwono mengkhususkan diri pada mereka yang telah
menduduki posisi managerial menengah dan berambisi
untuk mencapai jabatan tertinggi di organisasi bisnis
mereka.
- Aida (CDMA fren: 08882989050)
Aida mengkhususkan diri pada pendekatan lintas agama
dalam hubungannya dengan ilmu kompatiologi.
- Agung PW (Hp: 081331139120)
Agung mengkhususkan diri bagi mereka yang bergerak
dalam bidang seni dan pendidikan.
- Sukma (CDMA fren: 08886753831)
Agung mengkhususkan diri bagi mereka yang bergerak
dalam bidang seni visual terutama fotografi dan
fenomena ke-Indigo-an.
- Willy BS (Hp: 08179489889, 0816674069 CDMA flexi:
0271-7016881)
Willy, spesialis soal orangtua yang merasa dirinya
atau anaknya bermasalah.

* Cabang YOGYAKARTA
Jadwal by appointment. Tarif umum: Rp.200.000,- per
peserta.
- Lely Cabe (CDMA fren: 08882738729 Hp: 08170428081)
Lely sangat memahami masalah-masalah lintasbudaya
antar bangsa dan toleransi sosial.
- Aida (CDMA fren: 08882989050)
Aida mengkhususkan diri pada pendekatan lintas agama
dalam hubungannya dengan ilmu kompatiologi.

* Cabang BANDUNG : Bimo Wikantiyoso
Bimo sementara ini mengkhususkan diri untuk melayani
mereka yang ingin menjadi adaptif dalam hal-hal
spiritualitas dan pengendalian hal-hal keduniawian.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
CDMA fren: 08888405843 & Hp: 0816746770.

* Cabang JAYAPURA(Papua) : Ondo Untung
Ondo adalah pribadi yang lihai dalam menganalisa
fenomena sosial-politik kontemporer.
Jadwal by appointment.
Tarif umum: Rp.300.000,- per peserta.
Hp: 08128599710.

Mendatangkan Vincent Liong Penemu & Pendiri
Kompatiologi ke Kota Anda.
Untuk mendatangkan / mengundang Vincent Liong, hal-hal
yang perlu dipenuhi adalah sbb:

1. AKOMODASI
* Ada individu penanggungjawab / sponsor (local
representative) yang jelas, yang mengatur acara &
mengurus perekrutan peserta. Akan lebih baik bila
individu penanggungjawab datang ke Jakarta sebelumnya
untuk mengenal Vincent Liong dan Kompatiologi lebih
dalam sebelum menjadi local representative di acara
kunjungan Vincent Liong, agar tidak ada
kesalahpahaman.
* Tiket pesawat pergi & pulang ke kota tsb & akomodasi
hotel dibelikan di muka.
* Tambahan biaya satu juta rupiah untuk uang saku,
dibayar di muka via transfer ke bank account.
* Ada individu yang menemani, mengantarkan (fasilitas
transportasi) & membiayai Vincent Liong berekreasi,
sambil pendalaman kompatiologi secara informal di
waktu luang agar tidak bosan / jenuh saat di kota tsb.
* Biasanya acara kunjungan dilakukan selama seminggu
sampai dua minggu untuk mempersiapkan kompatiologi
cabang daerah yang independent tidak tergantung cabang
Jakarta dalam aplikasinya.

2. TARIF DEKON KOMPATIOLOGI
* Bagi peserta di kota tsb, yang mengikuti acara
bersama Vincent dikenai tarif Rp.300.000,-/peserta,
biaya ini di luar biaya & hal AKOMODASI.

3. TARIF SARASEHAN
* Bagi pihak yang ingin mengundang untuk acara
sarasehan bertema kompatiologi dengan pembicara
Vincent Liong, dapat dinegosiasikan langsung per
telepon dan email. Bila di luar kota, maka hal tsb
harus memenuhi hal AKOMODASI.

(Note: Aturan main di atas juga berlaku untuk
mendatangkan para pendekon kompatiologi yang lain yang
nama dan contact personnya tercantum dalam email ini.
Silahkan hubungi langsung per telepon.)

.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Express Yourself

Show your face in

Messenger & more.

Yahoo! Mail

Get it all!

With the all-new

Yahoo! Mail Beta

Real Food Group

Share recipes,

restaurant ratings

and favorite meals.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar