Minggu, 26 Agustus 2007

[psikologi_transformatif] MUTIARA KEHIDUPAN (08/26): Pelarian-diri Menghasilkan Konflik

[apa adanya]

PELARIAN-DIRI MENGHASILKAN KONFLIK

Mengapa kita berambisi? Mengapa kita ingin sukses, menjadi orang penting? Mengapa kita berjuang untuk menjadi hebat? Mengapa kita berupaya seperti ini untuk menonjolkan sang �aku� ini, entah secara langsung entah melalui sebuah ideologi atau negara? Bukankah penonjolan diri ini sebab utama dari konflik dan kebingungan kita? Tanpa ambisi, apakah kita akan lenyap? Tidak dapatkah kita survive secara fisik tanpa berambisi?

Mengapa kita cerdik dan berambisi? Bukankah ambisi itu dorongan untuk menghindari apa adanya? Bukankah kecerdikan ini sesungguhnya bodoh, yang adalah diri kita? Mengapa kita begitu takut akan apa adanya? Apa gunanya melarikan diri kalau apa pun diri kita selalu ada di situ? Kita mungkin berhasil melarikan diri, tetapi apa adanya diri kita selalu ada di situ, membuahkan konflik dan kesengsaraan. Mengapa kita begitu takut akan kesepian kita, atau kehampaan kita? Setiap kegiatan yang menjauhi apa adanya pasti akan menghasilkan penderitaan dan pertentangan. Konflik adalah pengingkaran dari apa adanya, atau pelarian dari apa adanya; tidak ada konflik selain itu. Konflik kita makin lama makin rumit dan tak terpecahkan oleh karena kita tidak menghadapi apa adanya. Di dalam apa adanya tidak ada kerumitan; itu hanya ada di dalam banyak pelarian diri yang kita kejar.

Dari: J. Krishnamurti, "The Book of Life"

HUDOYO:
Mengapa kita berambisi, ingin sukses, menjadi orang penting, menjadi hebat, baik secara langsung, atau melalui ideologi atau iman keagamaan? Pertanyaan-pertanyaan ini begitu gamblang di hadapan batin--karena menyangkut keberadaan, kegiatan, sikap & pikiran kita sehari-hari--tapi kita tidak mau, atau tidak berani merenungkannya--mengapa? Karena kita MENGANGGAP bahwa tanpa semua itu kita akan kalah bersaing, akan lenyap, tidak dapat survive secara fisik dalam kehidupan ini. Tetapi betulkah demikian?

Bahkan setelah orang berpaling pada meditasi dan mengira akan mencapai pembebasan, ternyata si 'aku' pun tidak mau melepaskan pikirannya, lalu membentuk gambaran tertentu tentang "pembebasan" itu yang di situ si 'aku' tetap bersemayam. "Aku bebas"--itu suatu contradictio in terminis (pengertian yang kontradiktif). Justru pembebasan adalah pembebasan dari si 'aku', dengan segala pengetahuan, pengalaman, harapan, cita-cita dsb.

Sering kali orang mengeluh bahwa uraian K itu sangat sulit dimengerti. Bandingkan pula dengan ucapan Buddha Gautama:
"... kebenaran ini amat dalam, begitu sukar dilihat, sukar dipahami, menenangkan dan halus, tidak dapat dicapai hanya dengan penalaran, dan hanya terlihat oleh orang yang arif. Namun, dunia ini cenderung pada kenikmatan, menyenangi kenikmatan, terpukau dengan kenikmatan.Sesungguhnya orang seperti itu tidak akan memahami hukum keterkondisian (paticca-samuppada); mereka tidak memahami berakhirnya semua bentukan [termasuk pikiran/akunya sendiri], tanggalnya semua landasan bagi kelahiran kembali, lenyapnya keinginan, pelepasan, KEPADAMAN [nirodha], Nibbana. Namun ada orang-orang yang matanya hanya tertutup debu yang tipis; mereka akan memahami kebenaran ini." (M.26 - Nyanatiloka, "Word of the Buddha".) -- Jadi, kalau orang merasa paham akan ajaran Buddha--yakni sebagian besar umat Buddha--tapi mengatakan ajaran Krishnamurti sulit, maka sesungguhnya pemahamannya akan ajaran Buddha itu keliru.

PS: Uraian K di atas agaknya dapat menjawab masalah yang diajukan oleh Bpk Bambang Iswantoro dalam posting lain hari ini.

==================================================
Untuk mendapatkan posting-posting selanjutnya, silakan menulis ke:
meditasi-mengenal-diri-subscribe@yahoogroups.com
==================================================



Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:psikologi_transformatif-digest@yahoogroups.com
mailto:psikologi_transformatif-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
psikologi_transformatif-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar