Jumat, 24 Agustus 2007

[psikologi_transformatif] perkembangan gerakan islam di negara sekuler..!!

dari salah satu web site islam...
 

Perkembangan Gerakan Islam di Negara Sekular

 
Dewasa ini, Islam dengan jumlah penganut mencapai satu setengah milyar orang merupakan agama terbesar dunia. Tingkat perkembangannya juga relatif sangat pesat dibanding dengan agama lainnya, karena ajaran-ajarannya yang hidup dan kokoh serta dapat menjawab tuntutan masyarakat modern. Kini, pemeluk agama Islam di Barat juga mengalami perkembangan yang pesat meski suasana dan propaganda media di Barat gencar menebar sentimen anti-agama khususnya Islam. Di tengah kondisi ini, gerakan Islam di Turki mempunyai kondisi yang unik. Di satu sisi, negara yang berpenduduk 98 persen muslim itu merupakan pewaris imperium Utsmani. Namun di sisi lain, lebih dari 80 tahun negara ini dikuasai pemerintahan sekular. Sebab itu sangat menarik sekali untuk mengkaji perkembangan gerakan Islam di negara sekular ini. Kemenangan gemilang Partai Islam (Partai Keadilan) dalam pemilu Parlemen terbaru juga menarik diulas.
Satu abad lalu, kota Istanbul merupakan pusat pemerintahan imperium Utsmani, tetapi mengingat jangkauan yang berada di bawah kekuasaannya sangat luas meliputi sebagian besar kawasan di Timur Tengah dan Eropa, kekuatan imperium Utsmani melemah. Apalagi pemerintahan imperium Utsmani harus menghadapi berbagai peperangan dan persaingan khususnya dengan negara-negara Eropa. Pada Perang Dunia Pertama, imperium Utsmani kalah di medan pertempuran menyusul kekalahan sekutunya yaitu Jerman. Kekalahan tersebut, membuat emperium Utsmani terpecah menjadi beberapa negara kecil, dengan demikian berakhirlah masa pemerintahan imperium Utsmani yang telah belangsung selama 623 tahun. Kelompok Nasionalis Westernis di bawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha, atau yang disebut Ataturk berhasil mengambil alih kekuasaan dan pada tahun 1923 terbentuklah Republik Turki yang beraliran sistem pemerintahan sekular Barat. Ataturk selama hidupnya berusaha menghapus warna Islam dari kehidupan rakyat Turki dengan mengganti tulisan Arab menjadi Latin dan melarang pemakaian jilbab serta menghapus sekolah-sekolah agama.
Pengganti Ataturk berusaha mempertahankan struktur pemerintahan sekular itu khususnya di bidang militer Islam. Oleh sebab itu, mereka langsung beraksi ketika warga maupun sebagian pejabat membela Islam dan tidak memperdulikan sekularisme. Tetapi Mustafa Kemal Pasha dan penerusnya di Turki melakukan kesalahan fatal yang hingga kini membuat mereka menghadapi krisis legalitas.
Kesalahan tersebut adalah membentuk pemerintahan sekular di negara yang ajaran Islam telah menyatu dengan kehidupan masyarakatnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menjiplak sistem yang berlaku di Eropa. Sementara di Eropa sendiri, awal pembentukan pemerintahan sekular adalah dalam rangka menentang kekuasaan gereja yang dinilai menistakan kebebasan berpendapat, keadilan, dan hak asasi manusia. Adapun Islam adalah agama kebebasan, keadilan, persaudaraan, dan perdamaian, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial. Kelompok sekular Turki melanjutkan politk anti Islam ketika sejumlah pemikir Barat mengakui bahwa penghapusan agama dari kehidupan sosia di Barat adalah sebuah kekeliruan yang sangat destruktif. Hal ini dibenarkan dengan fakta kecenderungan beragama yang semakin meningkat di Barat.
Ataturk dan para kroninya tidak memperhatikan bahwa Islam telah menyatu dengan kehidupan masyarakat dan mempengaruhi budaya dan corak kehidupan mereka. Oleh sebab itu, undang-undang supresif pemerintah tidak akan dapat mengubah kepercayaan masyarakat Turki. Pemerintah Turki tidak mengijinkan warganya untuk menjalankan sejumlah kewajiban agama mereka dengan melarang perempuan dan siswi memakai hijab di lingkungan kantor, sekolah, dan universitas. Hal itu dinilai sangat menghambat aktivitas sosial dan studi kaum hawa padahal slogan pemerintah adalah kebebasan dan demokrasi. Contoh lain adala kudeta militer tahun 1960, 1971, dan 1980. Militer sebagai lembaga pelindung pemerintahan warisan Ataturk, menumpas seluruh gerakan Islam. Hal itu menimpa PM Najmuddin Arbekan dari Kelompok Islam yang dikudeta pada tahun 1997 dan dipenjara. Tidak hanya itu, partainya yaitu Partai Kesejahteraan dibubarkan.
Meski demikian, perkembangan gerakan Islam di Turki terus berlanjut meski banyaknya tekanan dari pihak militer, pemerintah, dan partai-partai sekular. Tidak diragukan lagi bahwa elemen penting di balik kenyataan ini adalah kriteria agama Islam yang selaras dengan fitrah manusia yang tidak akan sirna dengan ancaman dan represi. Iman akan senantiasi terjaga di hati setiap mukmin dan suatu saat akan menjadi kenyataan. Adapun unsur eksternal yang mempercepat proses perkembangan gerakan Islam di dunia termasuk Turki adalah Revolusi Islam Iran tahun 1979. Revolusi ini mengangkat kembali nilai-nilai dan citra Islam di dunia. Sejumlah analis berpendapat bahwa kudeta militer yang dilakukan Kepala Staf Militer Turki,  Kan'an Oren, pada tahun 1980, adalah dalam rangka membendung gelombang revolusi Iran. Selain itu, kekecewaan warga terhadap partai dan pemerintahan sekular di sektor ekonomi, sosial, dan budaya, serta kebrobrokan para politisi sekular, membuat rakyat cenderung memilih partai-partai berbasis Islam.
Unsur lain yang membangkitan kesadaran Islam di dunia termasuk di Turki adalah propaganda media massa Barat atas Islam. Kenyataannya, politik anti-Islam oleh Amerika dan Barat mengacu pada pengaitan Islam dan muslimin dengan kekerasan dan irasionalisme. Tidak seperti yang mereka harapkan, propaganda tersebut tidak membuat Islam lemah, justeru membangkitkan gelora umat Islam untuk mempertahankan kepercayaan mereka. Terkait hal ini, kelompok Islam Turki tampil aktif, sehingga dalam beberapa tahun ini muslim Turki selalu beraksi ketika terjadi pelecehan terhadap nilai-nilai Islam. Di antaranya demonstrasi masif di Turki dalam mereaksi pemublikasian karikatur biadab yang menistakan kesucian Nabi Muhammad saww serta protes terhadap kunjungan Paulus ke Turki pada November tahun lalu.
Politik anti-Islam AS, campur tangan Wasington dalam urusan dalam negeri Turki, dukungan atas politik tidak demokratis militer, serta invasi AS ke Irak dan dukungan AS terhadap kejahatan Rezim Zionis terhadap warga Palestina telah membangkitkan kemarahan warga Turki. Berdasarkan hasil jajak pendapat lembaga riset PEW di AS yang dilakukan sebelum pemilihan terbaru di Turki, menunjukkan bahwa warga negara ini termasuk yang paling anti AS.
Kemenangan gemilang partai Islam (Partai Keadilan) dalam pemilu parlemen 22 Juli lalu menunjukkan perkembangan pesat gerakan Islam di negara ini. Dalam empat tahun terakhir, setelah partai ini terbentuk, kecendrungan berjilbab di kalangan perempuan Turki mencapai 60 persen. Meski demikian, para pemimpin Partai Keadilan menyadari bahwa sewaktu-waktu dapat membubarkan mereka sama seperti partai Islam sebelumnya. Tetapi basis sosial yang kuat Partai Keadilan menyulitkan upaya pihak militer. Di samping itu, kinerja Partai Keadilan dan upaya mereka menghapus undang-undang larangan hijab di kantor dan sekolah serta kerjasama Ordughan dengan negara-negara Islam, berhasil mendongkrak popularitas partai-partai berbasis Islam.
Pemilu terbaru Turki dan keberhasilan partai Islam dalam pemilu tersebut menunjukkan bahwa pada setiap pemilu berlangsung bebas dan demokratis di negara-negara Islam, warga tetap akan memilih Islam. Lembaga Riset PEW AS menyebutkan, "Terealisainya proses demokrasi di Timur Tengah sangat merugikan merugikan Barat. Saat ini AS menghadapi kendala besar di negara-negara Islam yang menggelar pemilu". Karena hasilnya akan sama dengan yang terjadi pada pemilu di Turki Irak, Palestina, Mesir dan Lebanon.


Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Real Food Group

Share recipes,

restaurant ratings

and favorite meals.

Featured Y! Groups

and category pages.

There is something

for everyone.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar