Senin, 06 Agustus 2007

[psikologi_transformatif] Re: PERTANYAAN PLATO TENTANG CINTA DAN KEHIDUPAN PERKAWINAN ....

Plato edun,

kumaha eta,

perkawinan itu ya pengorbanan, memberi yang terbaik kepada pasangan,
kepada anak, menuai benih tanggung jawab, memegang teguh
pengorbanan, menyatu dan menganggap diri tak ada.

bukankah ajaib, bahwa hidup ini bukan untuk kita? dan siapakah
target si dia yang ingin kita berikan jiwa kita, tubuh kita, hidup
kita, waktu kita?

kemanakah kita akan menanam benih hidup kita?

salam,
goen

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "non_sisca"
<non_sisca@...> wrote:
>
>
>
> Plato bertanya akan cinta dan kehidupan ...
>
> Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya,
> "Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?"
>
> Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana.
> Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah
> satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
> paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta" .
>
> Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan
tangan
> kosong, tanpa membawa apapun.
>
> Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"
>
> Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat
berjalan
> tidak boleh mundur kembali (berbalik)".
> Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku
tak
> tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi
tak
> kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh
> lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian
tak
> sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada
akhirnya"
>
> Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"
>
> Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,
> "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
>
> Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana.
Berjalanlah
> tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang
> satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang
paling
> tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"
>
> Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan
> membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan
> tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
>
> Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
>
> Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
> setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali
dengan
> tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan
kurasa
> tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan
> membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk
> mendapatkannya."
>
> Gurunya pun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"
>
> CATATAN - KECIL :
> Cinta itu semakin dicari, maka semakin
> tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam
> lubuk hati, ketika dapat menahan
> keinginan dan harapan yang lebih.
> Ketika pengharapan dan keinginan yang
> berlebih akan cinta, maka yang didapat
> adalah kehampaan... tiada sesuatupun
> yang didapat, dan tidak dapat
> dimundurkan kembali. Waktu dan masa
> tidak dapat diputar mundur. Terimalah
> cinta apa adanya.
>
> Perkawinan adalah kelanjutan dari
> Cinta. Adalah proses mendapatkan
> kesempatan, ketika kita mencari yang
> terbaik diantara pilihan yang ada,
> maka akan mengurangi kesempatan untuk
> mendapatkannya, Ketika kesempurnaan
> ingin kita dapatkan, maka sia2lah
> waktumu dalam mendapatkan perkawinan
> itu, karena, sebenarnya kesempurnaan
> itu hampa adanya
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Make a Virtual You

Show your style &

mood in Messenger.

Yahoo! Mail

You're invited!

Try the all-new

Yahoo! Mail Beta

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar