Jumat, 28 September 2007

[psikologi_transformatif] Ali is the best!

Sabtu pagi ini di salah satu televisi stasiun swasta, menayangkan sebuah film yang bagus, terutama dari pesan yang ingin disampaikannya.
Memang sih penangkapan makna ini tergantung pada setiap pemirsa. Pastinya ada yang merasa iba dengan karakter tokoh utama, atau bahkan ada yang bisa mengambil hikmah positif karakter tokoh utama dalam menyikapi kesulitan hidupnya.
Film bercerita tentang sebuah keluarga di belahan Asia Tengah sana. Keluarga yang amat sangat sederhana dengan tiga orang anak yang masih kecil. Yang tertua, Ali berusia kira-kira 9 tahun, lalu sang adik Sarah yang baru kelas 1 Sekolah Dasar, dan si bungsu yang masih bayi. Pemeran utama dalam film ini adalah si Ali dan Sarah sebagai pemeran pembantu. Mereka semua tinggal dalam 1 rumah petak kira-kira berukuran 4 x 4 meter yang disewa orang tuanya. Semua keperluan mereka menjadi satu bagian dalam rumah tersebut. Tidak ada penyekat atau pembatas antar ruangan, semua harta benda dalam rumah, bisa dilihat ketika  pintu utama dibuka.
Kondisi keuangan keluarga yang serba tidak menentu, dan pertengkaran orang tuanya tentang ketidakmampuan mereka membayar uang sewa rumah, dan kesulitan hidup lainnya, menjadikan Ali tumbuh sebagai anak yang sudah 'matang' sebelum waktunya dan bagi ukuran anak seusianya. Tidak ada kamus bermain dalam keseharian hidup Ali dan Sarah. Bahkan mereka harus membantu ibunya yang sakit-sakitan untuk mengerjakan tugas rumah dan mengurus adik bayi mereka, sepulang dari sekolah. Namun demikian, Ali dan Sarah merupakan murid yang pandai di sekolah. Ali selalu mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya.
Dalam kondisi yang serba kekurangan, hubungan keluarga mereka tetap bersatu erat. Sang Ayah, yang selalu mengajarkan pada keluarga untuk bersabar menanggung beban hidup dan tetap percaya pada Kuasa Tuhan yang dapat menolong mereka. Seperti ketika sang istri yang mengingatkan bahwa pemilik rumah telah kembali datang menagih biaya sewa, dengan penuh keyakinan, sang ayah meyakinkan istrinya untuk tidak khawatir, dan menegaskan untuk percaya padanya dan Tuhan bahwa mereka pasti dapat mengatasi semua masalah.
 Inti dari film sebenarnya, menceritakan bagaimana Ali berjuang untuk memberikan sepatu baru bagi  adiknya, Sarah. Sepatu Sarah sudah sobek dan tak dapat digunakan kembali. Sang Ayah meminta Ali untuk pergi membeli sepatu, namun tanpa memberikan uang sebab memang sang Ayah tidak memiliki  uang sepeserpun. Namun Ali adalah kakak dan anak yang sangat baik. Dia berbohong kepada Sarah, mengatakan sepatu yang baru telah hilang dicuri orang ketika sedang berbelanja di toko. Ali tidak mengatakan yang sebenarnya bahwa Ayah mereka tidak pernah memberikan uang untuk sepatu baru Sarah.
Singkat cerita, Ali memutuskan berbagi sepatu dengan Sarah, padahal kondisi sepatu Ali juga hampir rusak. Kebetulan jam sekolah Sarah lebih awal dari Ali. Akhirnya mereka saling bergantian mengenakan sepatu yang sama untuk kesekolah. Berbagai masalah timbul karena sepatu ini, namun Ali selalu menghadapinya dengan berpikir dan bersikap positif. Tidak pernah sekalipun dia mengatakan kesulitannya harus berbagi sepatu, kepada orang lain. Bahkan saat dia ditegur akibat terlambat masuk sekolah, Ali tetap menerima dan menghadapi semua masalah dengan tidak mencari 'kambing hitam'.
Suatu ketika, sekolah Ali mengadakan seleksi peserta lomba lari jarak jauh dimana pemenangnya nanti akan dikirim mewakili sekolah untuk mengikuti kejuaran lari jarak jauh tingkat nasional. Pada mulanya Ali sudah memutuskan tidak mengikuti seleksi sekolah, mengingat kondisi sepatunya sudah rusak lima puluh persen. Nama-nama wakil sekolah telah diumumkan, berikut juga informasi hadiah bagi juara pertama hingga ketiga pada saat kejuaran nasional nanti. Ketika Ali mengetahui bahwa hadiah bagi juara ketiga adalah sepasang sepatu baru, langsung saja dia meminta agar dia didaftarkan juga sebagai salah satu peserta wakil sekolah. Kegigihannya untuk mengikuti lomba dan lolos seleksi membawa dia dalam arena pertandingan.
Medan lomba yang cukup berat, membuat Ali dan peserta lainnya kelelahan dan beberapa sudah putus semangat. Dalam film digambarkan perjuangan Ali mempertahankan semangatnya untuk menjuarai lomba. Diceritakan semangatnya bangkit kembali, bila dia teringat wajah Sarah dan dirinya yang kelelahan akibat lari saat pulang dan pergi sekolah bergantian mengenakan sepatu sekolah agar Ali tidak terlambat masuk sekolah. Dia pun teringat akan janjinya pada Sarah, bahwa dia akan menjadi juara ketiga dan mendapatkan hadiah sepatu baru yang akan dia tukarkan menjadi sepatu wanita dan selanjutnya dia akan memberikannya kepada Sarah. Dia juga teringat komentar Sarah, yang meragukan kemampuan Ali menjadi juara ketiga. Singkatnya, Ali telah berhasil melewati persaingan sengit antarpeserta hingga bukannya menjadi juara ketiga melainkan juara pertama.
Namun, reaksi mengejutkan, Ali menangis sedih karena dia menjadi juara pertama. Ali sedih tidak mendapatkan sepatu, Ali sedih karena keraguan Sarah benar. Baginya piala dan medali tidak dapat menggantikan harapannya akan sepatu. Baginya tidak penting menjadi juara pertama, karena hadiahnya bukan sepatu. Baginya cukup menjadi juara ketiga saja.
Para pembaca yang budiman, bagi saya film ini berpesan:
1.    Positive attitude itu perlu terus diperjuangkan dan diimplementasikan apapun kondisinya. Jika kita sudah menaburkan positive attitude, dengan sendirinya, kita mampu melihat kebaikan orang lain dan lalu mampu menghargai orang lain, yang akhirnya kita jauh dari 'menjelek-jelekan' orang lain.
2.    Mempertahankan motivasi mula-mula memang tidak mudah. Cara yang paling ampuh untuk tetap termotivasi adalah kita harus terus 'me-rewind' otak kita agar kembali mengingat goal/vision yang telah mendasari actions' mission yang sudah kita terapkan. Terkadang, karena kesibukan implementasi actions' mission, kita kehilangan fokus goal/vision. Kita memang tak dapat menghindari semua reactions yang timbul akibat actions' mission, namun juga tidak berarti bahwa kita harus mengganti vision, kan? Lalu pertanyaannya adalah, sampai kapan vision dipertahankan?
3.    Selalu bersyukur dan tetap meminta penyertaan dari Yang Maha Kuasa, serta faith/keyakinan akan Kuasa dan KemampuanNya menolong kita.
Selamat berkarya dan sukses selalu untuk anda!
 
Posted by:
Endang Ratna
Mind & Works
360° Learning Experience
 

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

Fitness Edge

on Yahoo! Groups

Learn how to

increase endurance.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar