Selasa, 11 September 2007

[psikologi_transformatif] diskusi meditasi: pengalaman apa ini?

Dari: Tan Chao Ming <tanchao_ming@yahoo.co.id>

Namo buddhaya

saya mau menceritakan pengalaman meditasi baru baru ini yang membuat saya
bertanya apa sich itu ?

pagi sya bermeditasi sebentar, karena sy pikir waktu meditasi cukup untuk
15 menit, kemudian sy meditasi vipasana sy merasa berada di suatu ruang yg
gelap dan hanya sy sendiri berada disana merasa hening, sepi,tenang ketika
sy slesai bermeditasi sy terkejut melihat jam ternyata sy bermeditasi 30
menit sy merasa tidak percaya lalu sy merasa meditasi pagi ini sgt berbeda
dan timbul pertayaan apa sich itu ? apa itu yang dinamakan berhentinya
pikiran?
terima kasih smoga pak hudoyo dpt memberikan jawaban yg jelas

======================
HUDOYO:

Bpk Chao Ming yg baik,

Beberapa kata kunci yang saya tangkap dari email Anda adalah: 'hening',
'sepi' (tidak ada gangguan), 'tenang', 'meditasi pagi ini sangat berbeda'.

Memang yang Anda alami adalah 'berhentinya pikiran'. Mengapa saya katakan
demikian? -- Kita menyadari adanya waktu kalau pikiran bergerak. Pikiran
bergerak ke masa lampau, atau ke masa depan, maka kita sadar akan adanya
waktu. Kalau pikiran diam, misalnya dalam meditasi yang mendalam, atau
ketika kita terpukau oleh sesuatu yang tengah berlangsung (pertandingan
sepak bola, misalnya), maka kita tidak sadar akan adanya waktu. Rasanya
baru sebentar, ternyata (belakangan) waktu telah berlalu beberapa lama.
Itulah yang Anda alami.

Tetapi 'berhentinya waktu' itu sebetulnya tidak terlalu penting. Yang
lebih penting adalah apa yang Anda tulis kemudian: "Meditasi pagi ini
sangat berbeda". Perbedaan dalam hal apa? Kalau memang yang terjadi
adalah 'berhentinya pikiran', maka pada waktu itu ego, aku, diri, atau
'atta' ('atman') Anda tidak ada (berhenti untuk sementara). Berarti tidak
ada rasa aku, tidak ada perasaan (termasuk perasaan bahagia, nikmat dsb),
tidak ada pikiran, tidak ada keinginan, tidak ada harapan, kekecewaan dsb,
tidak ada kehendak, tidak ada pengetahuan, tidak ada pengalaman (ingatan).
Menurut alm Buddhadasa Mahathera, di situ Anda mencicipi nibbana,
sekalipun hanya sebentar dan sementara.

Apa yang saya uraikan di atas hanya bisa dipahami sepenuhnya oleh
teman-teman yang pernah mengalami keadaan berhentinya pikiran itu.
Teman-teman yang belum mengalaminya hanya bisa meraba-raba saja, lalu
muncul pertanyaan-pertanyaan, yang tidak lain adalah pikiran yang bergerak
terus, dan tidak mungkin terjawab dengan kata-kata. Kalau ini dituruti,
orang tidak akan pernah mengalami berhentinya pikiran itu.

Suatu aspek eksperiensial yang tidak kalah pentingnya dari pengalaman itu
adalah, bahwa orang yang pernah mengalami keadaan itu akan tahu/sadar
bahwa segala pengetahuan spiritual, segala ajaran agama (termasuk Buddha
Dharma yang kita pelajari dengan pikiran), sama sekali tidak relevan lagi
berhadapan dengan pengalaman itu.

Bpk Chao Ming adalah pakar Buddhisme mazhab Mahayana; saya belajar mazhab
Theravada. Tapi dengan pengalaman berhentinya pikiran itu, kita sekarang
sadar bahwa ajaran mazhab-mazhab atau agama apa pun tidaklah identik
dengan kebenaran yang sesungguhnya, yang hanya bisa muncul/dialami ketika
pikiran berhenti. Dalam 'keheningan' dan 'pengalaman meditasi yang sangat
berbeda', ketika pikiran Anda berhenti, Anda mengalami kebenaran yang
sesungguhnya, yang tidak dapat diuraikan dengan kata-kata, yang hanya bisa
Anda katakan "sangat berbeda".

Tentu sekarang Bpk Chao Ming bisa memahami, mengapa sekarang saya bergeser
mengajarkan MMD yang sekuler, menggunakan ajaran Buddha dalam Bahiya-sutta
& ajaran Krishnamurti, bukan lagi Mahasatipatthana-sutta yang khas
Buddhis.

Salam,
Hudoyo

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Find Enlightenment

Yoga groups and

resources on

Yahoo! Groups.

Yahoo! Groups

Your one stop

for beauty & fashion

tips and advice.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar