Sabtu, 15 September 2007

[psikologi_transformatif] Fwd: Bukti 11 buat Mas Adhi Re: [analisis_eksistensial] Re: ...Kompatiologi ji

--- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, Ivana Budianti
<ivana.budianti@...> wrote:

Uuuhhhh..Van geli dech ama jawaban Mas Vincent.
Van jawab balik ya mas

Vincent Liong
Mengenal diri sendiri adalah dengan mengenal gesekan antara diri
sendiri dengan orang lain. Dari situ kita akan tahu siapa diri kita,
apa identitas sudutpandang kita, apa peran kita, dlsb. Pada dasarnya
ilmu apapun adalah warna dengan intenitas tertentu, suatu posisi
peran
tertentu yang memiliki hubungan relasional antara satu dengan yang
lain.

Van
siapa yang bikin keharusan seperti itu mas?
lagian juga...apa urusannya mas Vincent dengan kita...kok maksa-
maksa kita mengenal diri sendiri...suka-suka kita dong...emang elo
siape? Psikolog? Terapis? dokter? siapa yang ngasih elo hak buat
merubah kita jadi seperti mau elo?
Eeee....baru Van inget sekarang...Elokan yang kuliah psikologi aja
otak kaga gablek kan???...eleh..eleh...trus ngapain sok jadi
psikolog...napa ga mulai dari diri elo aja? kenali diri elo sendiri
dulu




Vincent Liong
Pertanyaan-nya: Kita mau mengenal diri kita dengan mengalami gesekan
dengan orang lain atau kita mau menghindar dengan membuat alasan
yang
sifatnya kritik pribadi dalam diskusi yang sifatnya mewakili ilmu,
bukan membahas masalah pribadi.

Van
Looohhh...justru Van yang nunggu-nunggu nih....kapan Mas Vincentnya
diskusi yang sifatnya mewakili ilmu...karena ini milis analisis
eksistensial, ya ilmunya yang berhubungan dengan analisis
eksistensial...gicuuuuuuu
Lhaaa Van balikk nanya...Mas ngerti engga fenomenologi dan
eksistensialisme itu apa?





Anda masih melarikan diri sdr Ivana Budianti. Cobba bandingkan dua
hal
ini:
* Binatang lebih memiliki kemampuan empati yang digunakannya sebagai
bahasa komunikasi dibanding manusia. Tetapi kemampuan empati itu
tetap
tidak menghalangi seekor binatang untuk menangkap mangsanya untuk
dimakan.
* Manusia yang memiliki empati adalah manusia yang `memahami
perasaan/kondisi pihak lain'.
Manusia tsb memiliki definisi empati yang sama dengan definisi
empati
pada binatang bilamana manusia tsb masih memiliki pilihan bebas
untuk
menuruti kepentingan pihak lain atau tidak. Manusia memiliki
definisi
empati yang lebih sempit daripada binatang bilamana penggunaan kata
empati ini membatasi manusia dalam konflik kepentingan dengan pihak
lain karena adanya paksaan / kondisi tidak bebas memilih untuk harus
menuruti kepentingan orang lain. Pembatasan definisi empati ini
dilakukan oleh budaya birokrasi untuk menguasai orang-orang
didalamnya.




Van
Eh...ngaca atuh..siapa yg melarikan diri? Bukannya Mas Vincent yg
ngelarikan diri dari kenyataan bahwa Mas Vincent gagal di psikologi?

Aduh...amit-amit dech ni anak...hi...hi...hi....
Apa coba namanya kalo orang pura-pura ngerti padahal ga ngerti?
Apa coba namanya kalo Mas Vincent ga ngerti fenomenologi tapi pura-
pura ngerti?
Apa coba namanya kalo Mas Vincent dikeluarin dari Atmadjaya lalu
mau coba-coba masuk lingkungan Unpad lewat milis ini?
Itu semua melarikan diri Mas!

Kalo gagal, jalan keluarnya ya belajar, biar ga gagal..bukannya
berlagak sok tahu..itu namanya melarikan diri Mas
Mas Vincent ngerti maksud Van khan?

Jangan marah lo mas..Van cuma ngelakuin apa yg Mas Vincent juga
ngelakuin..memancing identitas sebenarnya Mas Vincent


Peace

Van




vincentliong <vincentliong@...> wrote: Mengenal diri sendiri
adalah dengan mengenal gesekan antara diri
sendiri dengan orang lain. Dari situ kita akan tahu siapa diri kita,
apa identitas sudutpandang kita, apa peran kita, dlsb. Pada dasarnya
ilmu apapun adalah warna dengan intenitas tertentu, suatu posisi peran
tertentu yang memiliki hubungan relasional antara satu dengan yang
lain.

Pertanyaan-nya: Kita mau mengenal diri kita dengan mengalami gesekan
dengan orang lain atau kita mau menghindar dengan membuat alasan yang
sifatnya kritik pribadi dalam diskusi yang sifatnya mewakili ilmu,
bukan membahas masalah pribadi.

Anda masih melarikan diri sdr Ivana Budianti. Cobba bandingkan dua hal
ini:
* Binatang lebih memiliki kemampuan empati yang digunakannya sebagai
bahasa komunikasi dibanding manusia. Tetapi kemampuan empati itu tetap
tidak menghalangi seekor binatang untuk menangkap mangsanya untuk
dimakan.
* Manusia yang memiliki empati adalah manusia yang `memahami
perasaan/kondisi pihak lain'.
Manusia tsb memiliki definisi empati yang sama dengan definisi empati
pada binatang bilamana manusia tsb masih memiliki pilihan bebas untuk
menuruti kepentingan pihak lain atau tidak. Manusia memiliki definisi
empati yang lebih sempit daripada binatang bilamana penggunaan kata
empati ini membatasi manusia dalam konflik kepentingan dengan pihak
lain karena adanya paksaan / kondisi tidak bebas memilih untuk harus
menuruti kepentingan orang lain. Pembatasan definisi empati ini
dilakukan oleh budaya birokrasi untuk menguasai orang-orang
didalamnya.

Baca:
* http://en.wikipedia.org/wiki/Empathy
* http://en.wikipedia.org/wiki/Sympathy

Ttd,
Vincent Liong

Email sebelumnya...
e-link: http://groups.yahoo.com/group/analisis_eksistensial/message/84
--- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, Ivana Budianti
<ivana.budianti@> wrote:
>
> Alo,
> Salam kenal Mba' Rima...lagi-lagi Van pengen banget atuh menanggapi
Mas Vincent...hi..hi..hi...
>
> Iya nih Mba'...Van juga sebel ama makluk satu ini. Maksa banget dech
ama kompatiologinya itu tuh...huh!
>
> Setuju banget dech ama Mba' Rima...kompatiologi emang jadinya omong
kosong doang atuh!!!
>
>
>
> In analisis_eksistensi al@yahoogroups. com, rimata66 wrote:
>
> Apakah Kompatiologi punya nilai-nilai etis ?
> Saya kira tidak ...
> Semua milis diintervensi. Saya jadi gusar melihat milis analisis
> eksistensial diubah jadi milis Kompatiologi.
> Jangan terlalu memaksakan diri. Bukankah empati dan lain-lainnya
jadi
> omong kosong.
> Saya telah berbicara. Howgh.
>
> Rimata
>
> Vincent Liong answer:
>
> Copy & Paste from:
> http://groups. yahoo.com/ group/analisis_ eksistensial/ message/60
>
> """""
> ...
> Definisi Komunikasi berarti hubungan antara satu pihak dengan pihak
> yang lain.
> Definisi Empati berarti memahami perasaan / kondisi pihak lain tanpa
> terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan
> kepentingan diri sendiri. (bersifat Objective)
> Definisi Simpati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan pihak lain
> dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tsb. (bersifat Subjective)
>
> Van
> Van heran banget nih ama definisi ajaibnya Mas Vincent. ko ga gitu
sih yang Van tahu?
> Mas Vincent dapet darimana definisi model gituan? Dari teori? Ga ada
tuh teori yg omong gitu. Dari kamus? kamus juga ga gitu deehh.
>
> Jadi? Mas Vincent ngawurrrr dung! hi..hi..hi..hi...hi...masa yang
ngawur gini dibilang diskusi?...hi..hi..hi..yang bener aja atuh.
>
>
>
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Definisi Komunikasi Empati berarti hubungan antara satu pihak dengan
> pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami
> perasaan / kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti
> kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri.
> (bersifat Objective)
>
> Van
> Yeee....tuh kan...lagi-lagi Mas Vincent ngawurrrrr banget.
> Kan udah jelas atuh...Mba' Rima gusar dan Mas Vincent TIDAK MAMPU
MEMAHAMI PERASAAN/KONDISI PIHAK LAIN.
>
> Tapi kalau mengutamakan KEPENTINGAN MAS VINCENT SENDIRI sih iya.
>
> Ah..Mas Vincent emang ngehek
>
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Dalam penerapannya Komunikasi Empati sering diselewengkan dengan
> disamakan dengan Komunikasi Simpati olah pihak yang bersifat
normatif.
> Pemaknaan Komunikasi Simpatik sendiri berarti hubungan antara satu
> pihak dengan pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu
> memahami perasaan / kondisi pihak lain dan terbawa untuk berpihak ke
> kondisi tsb. (bersifat Subjective).
>
> Van
> Sebodo Mas....emang Van pikirin...siapa juga yang mo nyelewengin
Komunikasi Empati...doyan aja engga'....yg jelas nyelewengin ya Mas
Vincent sendiri...milis analisis eksistensial diselewengkan buat
diskusi kompatiologi...iiihhhhhh
>
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Jadi penyelewengan makna Komunikasi Empati menjadiSimpati memiliki
> resiko individu tsb lupa, bahwa dalam berkomunikasi pihak-pihak yang
> terlibat memiliki kepentingan dan sudut pandang masing-masing yang
> individual, yang bilamana salah satu pihak berpihak ke kepentingan
> pihak lain, maka beresiko kehilangan penguasaan terhadap kepentingan
> diri sendiri atau malah dimanfaatkan secara tidak mutualistis.
>
>
> Van
> Mutualistis? Mutualistis apaan? Mutualistis dari Hongkong?
> Pan udah jelas atuh...Mas Vincent manfaatin milis analisis
eksistensial supaya kompatiologi bisa masuk ke Unpad...lalu manfaat
buat kita-kitanya apa? Ga ada tuhhhh...orang ilmunya ngacooo doang
gitu kok...
>
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Maillist adalah media berdiskusi. Maillist ini berjudul
> analisis_eksistensi al, jadi kalau anda mau mengkritik saya silahkan
> saja asalkan anda juga tunjukkan bahwa anda bisa diskusi yang sesuai
> judulnya: analisis_eksistensi al.
>
>
> Van
> Mengkritik Mas Vincent? Eh...ini Van paling suka dech
> Banyak mas...banyak kritik buat mas
>
> Iyaa..bener..banyak...trutama dari sudut pandang analisis
eksistensial.
>
> Naa...Van mulai ya....
>
> Denger-denger Mas Vincent 'dah tidak eksis lgi jadi mahasiswa
psi-nya Atmajaya ya?
> Katanya dikeluarin ya? Gara2 Mas Vincent kelewat blo'on ya?
>
> Naa..dari situ aja udah keliatan kalo daripadanya sudut pandang
analisis eksistensial..Mas Vincent itu benernya haus eksistensi
banget...
>
> Saking hausnya..ampe maksa banget diskusi di milis psinya
Unpad..iih, malu atuh mas
>
>
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Etis menjadi alasan yang terlihat sopan untuk sama-sama terpaksa
diam,
> jadi ya tidak ada diskusi, juga tidak ada pembahasan apa-apa yang
ada
> hanya judulnya saja yaitu analisis_eksistensi al. Jadi kalau mau
> diskusi jangan start dgn etis tetapi start lah dengan membuka tema
> diskusi yang dimana bisa kita beradu pendapat dalam diskusi, kecuali
> anda mampunya hanya begitu.
>
> Van
> Eh...kalo jalan liat rambu-rambu atuh...biar pikiranya kaga pabaliut
gitu. Ini milis analisis eksistensial mas...jadi kalo bertamu ke sini,
buka tema yg berhubungan dengan analisis eksistensial dong. Kalo kaga
tau..nanya aja Mas...ga papa kok..mending nanya daripada sok ngerti
eksistensial padahal kaga ngerti.
>
>
> Vincent Liong answer:
> Ketika saya join maillist ini saya coba tlp ownernya, lalu saya
> disuruhnya membaca buku-buku analisis_eksistensi al karena dianggap
> tidak akan mengerti, jadi ya tidak punya hak untuk diskusi.
>
>
> Van
> Eleh..eleh...justru di situ atuh bedanya diskusi ama memaksakan
pendapat. Kalo bikin definisi seenak udel Mas Vincent, truss
dipaksa-paksain ke kita-kita..itu mah bukan diskusi. Diskusi itu kalo
sama-sama ngerti Mas. Lha Mas Vincent masuk milis analisis
eksistensial ngerti eksistensialisme kaga? Engga kan? Nah..terus
diskusinya dimana? Kita dipaksa baca posting-posting kompatiologi gitu
Mas?
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Semoga pembelajaran yang terjadi tidak satu arah... Kalau mau maju
> maka diskusi itu harus ada isi bukan sekedar cari alasan agar tidak
> boleh ada yg bersuara sehingga sama-sama tampak baik, pintarnya
sama,
> baiknya sama pula.
>
> Van
> Eh..salah atuh...yg bener...kalo mo maju belajar dulu sebelum
diskusi!!!. Jadi ga bikin definisi ngawur kaya Mas Vincent. Bener atuh
kalo Kang Iqbal suruh Mas Vincent baca dulu sebelom diskusi.
>
> Naa...kalo gini justru ketauan dech...Mas Vincent yang o'on ini yg
pengen keliatan pintarnya sama ama kita-kita yg belajar...biar mas
Vincent keliatannya ngerti analisis eksistensial padahal
engga........hayoooo ngaku aja...hi..hi..hi
>
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Soal murid saya Bimo Wikantiyoso issue yang saya tampilkan sudah
> berefek jadi kepentingan saya sudah tercapai...
>
> Van
> Bimo?....Capee deeehhh
>
>
>
> Vincent Liong answer:
> Kalau sdr Rimata mampu berdiskusi maka tunjukkan skill sdr Rimata.
>
>
> Van
> Lo? Emang Mas Vincent sendiri udah nunjukin skill ke kita-kita? Mana
Mas? Mas Vincent malah keliatan kelewat blo'on tuh buat ngertiin
analisis eksistensial. Heran dech...ko malah nyuruh Mba' Rima yang
nunjukin skill sich??...
>
>
> Udah ya Mas Vincent....lucu banget dech baca posting Mas Vincent.
The Joke was funny ya Mas? Except the joke was on
you...hi..hi..hi..hi....
>
>
>
> Peace,
>
>
> Van
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> vincentliong <vincentliong@> wrote:
In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, rimata66 wrote:
>
> Apakah Kompatiologi punya nilai-nilai etis ?
> Saya kira tidak ...
> Semua milis diintervensi. Saya jadi gusar melihat milis analisis
> eksistensial diubah jadi milis Kompatiologi.
> Jangan terlalu memaksakan diri. Bukankah empati dan lain-lainnya
jadi
> omong kosong.
> Saya telah berbicara. Howgh.
>
> Rimata
>
> Vincent Liong answer:
>
> Copy & Paste from:
> http://groups.yahoo.com/group/analisis_eksistensial/message/60
>
> """""
> ...
> Definisi Komunikasi berarti hubungan antara satu pihak dengan pihak
> yang lain.
> Definisi Empati berarti memahami perasaan / kondisi pihak lain tanpa
> terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan
> kepentingan diri sendiri. (bersifat Objective)
> Definisi Simpati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan pihak lain
> dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tsb. (bersifat Subjective)
>
> Definisi Komunikasi Empati berarti hubungan antara satu pihak dengan
> pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami
> perasaan / kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti
> kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri.
> (bersifat Objective)
>
> Dalam penerapannya Komunikasi Empati sering diselewengkan dengan
> disamakan dengan Komunikasi Simpati olah pihak yang bersifat
normatif.
> Pemaknaan Komunikasi Simpatik sendiri berarti hubungan antara satu
> pihak dengan pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu
> memahami perasaan / kondisi pihak lain dan terbawa untuk berpihak ke
> kondisi tsb. (bersifat Subjective).
>
> Jadi penyelewengan makna Komunikasi Empati menjadiSimpati memiliki
> resiko individu tsb lupa, bahwa dalam berkomunikasi pihak-pihak yang
> terlibat memiliki kepentingan dan sudut pandang masing-masing yang
> individual, yang bilamana salah satu pihak berpihak ke kepentingan
> pihak lain, maka beresiko kehilangan penguasaan terhadap kepentingan
> diri sendiri atau malah dimanfaatkan secara tidak mutualistis.
> ...
>
> """""
>
> Maillist adalah media berdiskusi. Maillist ini berjudul
> analisis_eksistensial, jadi kalau anda mau mengkritik saya silahkan
> saja asalkan anda juga tunjukkan bahwa anda bisa diskusi yang sesuai
> judulnya: analisis_eksistensial.
>
> Etis menjadi alasan yang terlihat sopan untuk sama-sama terpaksa
diam,
> jadi ya tidak ada diskusi, juga tidak ada pembahasan apa-apa yang
ada
> hanya judulnya saja yaitu analisis_eksistensial. Jadi kalau mau
> diskusi jangan start dgn etis tetapi start lah dengan membuka tema
> diskusi yang dimana bisa kita beradu pendapat dalam diskusi, kecuali
> anda mampunya hanya begitu.
>
> Ketika saya join maillist ini saya coba tlp ownernya, lalu saya
> disuruhnya membaca buku-buku analisis_eksistensial karena dianggap
> tidak akan mengerti, jadi ya tidak punya hak untuk diskusi.
>
> Semoga pembelajaran yang terjadi tidak satu arah... Kalau mau maju
> maka diskusi itu harus ada isi bukan sekedar cari alasan agar tidak
> boleh ada yg bersuara sehingga sama-sama tampak baik, pintarnya
sama,
> baiknya sama pula.
>
> Soal murid saya Bimo Wikantiyoso issue yang saya tampilkan sudah
> berefek jadi kepentingan saya sudah tercapai...
>
> Kalau sdr Rimata mampu berdiskusi maka tunjukkan skill sdr Rimata.
>
> Ttd,
> Vincent Liong
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not
web links.
>

---------------------------------
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see
what's on, when.

--- End forwarded message ---

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

Yahoo! Groups

Get info and support

on Samsung HDTVs

and devices.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar