Jumat, 21 September 2007

[psikologi_transformatif] Mas Leo, mas Leo… Baru keluar sifat aslinya…

Mas Leo, mas Leo… Baru keluar sifat aslinya…

Sejak masalah gue diajak jalan ke Solo sama elo dengan bp.Sudjanto tsb
kalau gw tegur elo baik-baik atas kekasaran elo dalam menjual gw
sebagai komoditi yang buruk-buruk sehingga elo yang baik, selalu
pura-pura tidak tahu.

Ketika sepulang dari acara tsb gw tegur elo dan minta jawaban
tertulisnya kembali pura-pura tidak tahu, pas ketemuan ada Rio dan
Paul pun elo juga pura-pura tidak tahu. Lalu gw tegur lagi pura-pura
tidak tahu.

Tetapi gw banyak dapat save an chat elo semenjak sebelum pergi dengan
bp.Sudjanto tsb hingga sekarang dari orang-orang sekitar gw yang
mencoba menyenagkan hati elo, ya sama seperti yang elo tulis satu dua
hari ini kasarnya.

Maka ketika ada info soal futi gw terpaksa mau tidak mau terlampau
sabar gw hanya menegur halus saja maka elo gw ban. Serba salah memang…
Kalau elo tidak gw ban maka informasi tentang kompatiologi gw
melenceng jauh dari informasi sebenarnya. Misalnya soal jumlah korban
yang menurut mas Leo sangat banyak dan harus ditolong dengan Rekon,
sampai hari ini belum ada satupun report di maillist dari korban
tentang kerugian mereka, reportnya selalu dari orang seperti mas Leo,
Pabrik_T, Audifax setelah pindah kubu, dlsb. Kalau gue ban mas Leo dan
buka informasi sebenarnya bahwa mas Leo tidak tahu menau mengenai
proses penelitiannya ya mas Leo yang kehilangan pelanggan, bukan ?!

Cara mas Leo bertindak membuat saya susah menjadi pengajar, bayangkan
saja mas Leo selalu bilang kalau saya tidak mampu menjelaskan dengan
PD nya tanpa malu-malu di depan saya juga lalu kalau saya tegur
alasannya depan saya juga bahwa saya binatang, ini dari dulu khan mas
Leo. Makanya terdekon dan pendekon yang tahu bahwa mas Leo tidak
terlibat penelitian dan proses pengajaran ya pada sebal, mereka saja
yang telaten membantu gw tidak pernah berani ngomong seperti itu.
Sebagian calon terdekon yang terpancing kata-kata indah mas Leo
menjadi mendengarkan ajaran mas Leo dulu baru ikut dekon, hasilnya
kegiatan dekon menjadi sekedar acara beda pendapat saja yang benar
dekon ala Vincent Liong atau dekon versi cerita mas Leo sehingga
terdekon yang terbawa ala mas Leo menjadi sulit mengalami dekon, hanya
bertengkar mulut saja isi dekonnya.

Makanya mas Leo, kesabaran saya juga diartikan salah oleh orang-orang
termasuk anda dan Audifax. Anda-anda ini menganggap kecuekan saya
untuk membiarkan anda membelokkan kompatiologi agar bisa menjual
produk yang seolah-olah menyelamatkan orang dari kompatiologi sekedar
kondisi aji mumpung saja. Saya sering membiarkan orang menjadi benalu,
tetapi kalau benalunya makan tanaman, maka saya tegur hingga akhirnya
saya tindak. Kalau benalunya tahu diri untuk maju bersama-sama tanpa
merugikan saya , maka saya lebih banyak tutup mata.

Nah, mas Leo, dari dulu saya tidak sekalipun marah-marah secara
berlebihan tentang kebiasaan mas Leo untuk mempropagandakan bahwa saya
ini ilmu binatang, instingtif, naluriah, dlsb. Saya rasa tidak etis
kalau sampai harus ngomong bahwa seorang mansia adalah binatang.
Sekarang pertanyaannya: Apakah mas Leo yang mengaku intuitif tidak
lebih naluriah di kenyataannya dibandingkan saya dan para praktisi
kompatiologi yang lain? Nah, mengapa mas Leo baru marah sekarang?
Karena dengan saya memutuskan menghentikan konflik tertulis maka mas
leo kehilangan bahan iklan, jadi mas Leo marah.

Sekarang waktunya mas Leo untuk memulai menentukan arah ke mana mas
Leo mau melangkah. Dengan membuat pakaian yang beda dengan tubuh yang
telanjang membuat mas Leo kehilangan siapa diri mas Leo sebenarnya.
Coba temukan kembali siapa mas Leo bukan kulit luar yang ditampilkan
ke publik dan ke mana mas Leo mau melangkah meskipun harus start from 0.

Ttd,
Vincent Liong

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

Yahoo! Groups

Join a Health

& Fitness Group

or create your own.

Yahoo! Groups

Be a Better Planet

Share with others

Help the Planet.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar