Sabtu, 22 September 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: Disain Pengujian (Cahaya Setan dan Malaikat > Gotholoco)

Temans membaca tulisan2 kalian, membuat saya jadi luar biasa tertarik....
meski makin dipikir, rasanya jadi seperti ikutan tim Ghostbuster..hehe...
 
siang ini lalu sampai sesorean, ketika memikirkan ide awal dari Harez, lalu jawaban dari yang lain satu persatu sampai kepada Tomy si ganteng itu...
saya jadi mikir,
mungkin memang benar seperti kata Leo.
bahwa memang ada begitu banyak energi di sekitar kita, yang darimana asalnya, sesulit apapun, pasti bisa ketauan, kalau memang mau menyelidikinya.
tetapi, energi ini BUKAN mahluk halus.
ini kata saya.
 
mengaitkan segala fenomena ini kepada hal-hal yang sifatnya superstitius, menurut saya, adalah lantaran kita memiliki keterbatasan untuk menalarnya secara yahhhhhhhhh............ lebih ilmiah-lahhh...
sehingga terciptalah banyak tuhan-tuhan dalam kehidupan kita, yang tak jarang socially constructed juga.
 
tetapi terus terang nih,
meski saya menyatakan argumen-argumen saya di atas,
sampai saat ini saya masih tetap belum bisa menemukan jawaban tentang beberapa fenomena "ajaib" yang terjadi betulan di rumah saya, dan memang bikin merinding juga sih.... hehehehe...
tapi ya sudahlah, biarin ajalah....
 
so, kalau team Ghostbusternya jadi dibentuk, add me...
 
best,
bude Tih
 


 
On 9/22/07, sinagahp <sinagahp@yahoo.com> wrote:


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco" <gotholoco@...> wrote:
>
> Namanya juga makhluk halus, artinya ia tidak mempunyai massa atau
> kandungan benda/zat. "sesuatu" apapun itu bila tidak mempunyai massa
> maka ia akan "bergerak" seperti cahaya(kecepatannya setara dengan
> kecepatan cahaya), pasti tidak akan tampak dengan kasat mata.

harez:
Tidak punya massa atau massa nya sangat-sangat teramat kecil sekali?
Jika massanya tidak ada (nol), sementara energi adalah massa dikalikan kwadrat kecepatan cahaya (einstein punya teori), maka hasilnya sama dengan tidak ada (nol). Berdasarkan hal itu, maka pernyataan/pendapat bahwa makhluk halus adalah energi, sangat patut dipertanyakan... :)

gotholoco:
> Jadi mengukur "makhluk halus" sepertinya tidak mungkin, yang mungkin
> adalah mengukur dampaknya.
Seperti pergerakan suatu benda(botol) tanpa
> ada gaya yang deberikan terhadap benda(botol) tersebut, atau
> gerakan-gerakan lainnya yang menyalahi hukum newton I, II, dan III.
> (kelebaman, aksi dan reaksi, Gerak lurus beraturan)


Walaupun belum tentu sepenuhnya tepat, tapi saat ini mungkin kondisi saat ini memang dapat dikatakan demikian. Sukar untuk mengukur makhluk halus. Tidak tahu kalau di masa-masa yang akan datang.

Keterbatasan indera manusia merupakan kendala untuk melakukan pengukuran di luar jangkauan kemampuan panca indera. Sebagai contoh, pada umumnya manusia tidak dapat melihat pada keadaan gelap (cahaya 0 lux). Namun, keterbatasan tersebut dapat dikurangi dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, sekarang sudah banyak dijual kamera video dengan harga yang relatif terjangkau (mulai dari 2 jutaan), yang dilengkapi dengan feature night vision. Dengan feature tersebut, melalui lensa  maupun layar pada kamera, kita dapat melihat dalam kegelapan (cahaya 0 lux).

Bahkan pada awalnya (sekitar akhir 1990-an), perusahaan SONY pernah teledor menjual kamera night vision yang ternyata dapat "menembus", sehingga obyek foto manusia seolah-olah telanjang atau setidaknya seakan memakai baju yang transparan. Hal ini dapat terjadi karena adanya spektrum warna yang disaring oleh lensa dan atau filter pada kamera. Spektrum baju disaring, sementara spektrum kulit dilanjutkan. Prinsipnya agak mirip dengan foto rontgen. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, penggemar fotografi (termasuk di Indonesia), dapat memodifikasi kamera biasa menjadi kamera "tembus pandang". Beberapa orang malah menjadikannya sebagai mata pencaharian. Hasil modifikasi bahkan dinilai lebih bagus daripada penggunaan filter x-ray / infra red buatan pabrik yang sudah mulai banyak diperjual belikan.

Panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat manusia berkisar sekitar 400-700 nanometer (nm).  Urutannya adalah urutan terbalik dari mejikuhibiniu. Merah adalah cahaya yang memiliki gelombang paling panjang (sekitar 700 nm), sementara ungu paling pendek (sekitar 400 nm). Cahaya yang panjang gelombangnya lebih dari 700 nm sering disebut dengan istilah "lebih merah dari merah (redder than red)", makanya disebut sinar infra merah.  Sebaliknya, cahaya yang lebih pendek dari 400 nm dikatakan "bluer than blue", dan dinamakan sinar ultra violet/ Kenapa bukan "lebih ungu dari ungu ya" .... ?

Sejauh pengetahuan saya, kamera-kamera yang telah banyak berkembang sekarang adalah kamera yang dapat menjangkau cahaya dengan panjang gelombang 250-1000 nanometer. Bahkan sebenarnya sudah ada yang lebih besar lagi jangkauannya. Artinya adalah bahwa teknologi dapat membantu manusia mengatasi keterbatasan panca inderanya.

Secara awam, infra maupun cahaya yang gelombangnya lebih tinggi lagi adalah keadaan gelap, sebaliknya ultra violet adalah dalam keadaan terang. Kalau dikaitkan dengan makhluk halus, salah satu "dugaan" atau hipotesa saya dalah bahwa "setan, genderuwo, dan kerabatnya" yang sering dikatakan sebagai energi negatif, memiliki panjang gelombang yang tinggi (sangat gelap). Sebaliknya, malaikat, dan sebagainya yang sering disebut sebagai energi positif, memiliki panjang gelombang yang pendek (sangat terang). Hipotesa ini sangat terbuka untuk diuji kebenarannya, termasuk dengan paradigma agama maupun kearifan lokal. Orang kampung bilang, jangan ke tempat gelap-gelap, banyak setannya ... :) Setan itu keluar kalau hari mulai gelap ..., dan sebagainya. Sementara itu, gambaran malaikat dengan cahaya yang menyilaukan dapat dilihat di Al Quran maupun Alkitab. Pengakuan orang-orang yang pernah "mati suri" dalam studi-studi "near death experience" juga menggambarkan hal yang senada.

Penjelasan/uraian yang sama sebenarnya juga dapat diberikan untuk berbagai indera lainnya. Intinya adalah bahwa di masa yang akan datang, yang sekarang tidak terindera sehingga sukar diukur, di masa yang akan datang.

gotholoco:
> Jadi mengukur "makhluk halus" sepertinya tidak mungkin, yang mungkin
> adalah mengukur dampaknya.
Seperti pergerakan suatu benda(botol) tanpa
> ada gaya yang deberikan terhadap benda(botol) tersebut, atau
> gerakan-gerakan lainnya yang menyalahi hukum newton I, II, dan III.
> (kelebaman, aksi dan reaksi, Gerak lurus beraturan)


harez:
Pendekatan studi seperti ini sudah cukup banyak dilakukan. Poltergeist nama studinya. Prinsipnya mirip dengan studi tentang psikokinesis (mind over matter). Bedanya psikokinesis "sumber"nya manusia, sementara poltergeist sumbernya dianggap "makhluk halus" yang tak terindera.

Di dalam psikologi, dikenal studi-studi psikofisika yang berkaitan dengan hukum-hukum fisika lama. Dimasa fisika kuantum sudah sangat berkembang seperti saat ini, maka menurut saya studi-studi psikofisika yang perlu dikembangkan adalah studi-studi psikofisika kuantum. Kisah radiasi benda hitamnya Max Planck (yang sering dianggap sebagai awal dari fisika kuantum) dapat dilihat kaitannya dengan pembahasan tentang keterbatasan indera penglihatan yang telah saya kemukakan di atas.

gotholoco:
> Perlu kolaborasi psikolog, fisikawan dan dukun metu serta tentunya
> soal sponsor yang bisa digaet melalu media tv yang lagi bersaing.

harez:
Jelas perlu kolaborasi
, dan tidak terbatas pada profesi-profesi itu .... bahkan dengan orang-orang "kampung" yang tidak memiliki pendidikan formal seperti Mbah Maridjan, yang jelas-jelas prediksinya lebih sesuai dengan kenyataan dibanding prediksi ilmuwan. He...he...he...
Tapi yang benar-benar punya "kearifan lokal" lho .... :)

salam,
harez


__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Special K Challenge

on Yahoo! Groups

Find shape-up

tips and tools.

Yahoo! Groups

Endurance Zone

b/c every athlete

needs an edge.

Yahoo! Groups

Beauty & Fashion

Connect & share

tips and advice.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar