Kamis, 04 Oktober 2007

Balasan: [psikologi_transformatif] Re: Renungan: Penonton dan sang Gladiator-->bang harez

*merasa tidak punya rasa iri maupun benci sedikitpun kepadamu, apalagi keinginan untuk berkuasa sebagaimana engkau tuduhkan kepadaku dan kamu kirim kemana-mana  ....  ta iya Cent .... :)
=========
bang harez...
hormat banget deh buat kalimat yang di atas ini ...
bukan muji ya .. karena lu2 paling anti muji orang
tapi bener bang, ternyata kalimat diatas sarat akan muatan yang hanya bisa di mengerti oleh orang yang mengerti aja ...

salam hangat
/Lu2

sinagahp <sinagahp@yahoo.com> wrote:


Dear Vincent,

Sudahkah kamu berdoa hari ini ? Berdoa bareng-bareng Isti dan atau teman-teman lainnya juga bisa dilakukan, malah lebih bagus lagi mungkin.

VCL:
> Kembali ke konsep maillist yang ditawarkan. Kubu Pabrik_T dan Audifax
> misalnya berbanding Adhi Purwono; Sisi pabrik_T dan Audifax menganggap
> maillist sekedar tempat main-main sedangkan Adhi Purwono menganggap
> bahwa maillist bukan sekedar dunia maya yang benar-benar 100% maya
> karena dia sudah mengenal sebagian dari member maillist di dunia
> nyata.

harez:
Ada orang-orang yang menghayati hidup ini sebagai "permainan", bukanhanya dalam konteks virtual seperti milis, tetapi juga dalam hidupnyata sehari-harinya. Itu sangat dipengaruhi bagaimana seseorangmemandang dunia. Saya tidak tahu persis bagaimana dengan Pabrik_T danAudifax, boleh jadi mereka juga demikian.

Disisi lain, ada orang yang memiliki penghayatan yang berbeda bahkanbertentangan. Boleh jadi, kamu dan Adhi ada disisi ini. Kamu dan jugamungkin Adhi merasa apa yang dilakukan oleh Pabrik_T, Audifax dansejumlah orang lainnya (bahkan termasuk saya), adalah sesuatu yangdapat merusak "penghasilan" dan masa depanmu. Benarkah demikian ?Bukankah kamu sendiri mengatakan bahwa dengan apa yang telah terjadiselama ini, penghasilanmu semakin besar (meningkat)?

Apa yang dihayati sebagai "main-main" bagi seseorang, bisa merupakan "masalah serius" dalam penghayatan orang lain. Kira-kira begitu bukan? Saya jadi teringat postingan kamu soal kasus Mbak M.

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/16600 

Jakarta, 10 Maret 2007 jam 00.07 mbak 'M' telah meng-SMS Adhi Purwono
yang isinya sbb:

"Gw nga akan pernah rela ketika elo dan Vincent mengambil jiwa gw, gw
nga ikhlas, kembalikan gw yang dulu, semoga tuhan membalas."

Jadi beginilah nasib mbak 'M' saat ini. Sungguh kejam Vincent
mengambil jiwa mbak 'M'...

Ttd,
Vincent Liong


Bagi saya itu adalah suatu masalah yang serius (apalagi setelah mengetahui bahwa hal yang serupa tidak terjadi pada satu dua kasus saja, tapi pada banyak kasus ), makanya saya mengatakan bahwa kita perlu mencari jalan keluar bersama-sama. Lihat di:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/16610

Sementara buat kamu dan Mas Leo (waktu masih jalan bareng), peristiwa tersebut adalah biasa-biasa saja. Berikut tulisan Mas Leo:
Mungkin banyak rekan yang bingung melihat saya menghadapi kasus ini
dengan begitu santainya. Vincent juga santai saja. Sedangkan rekan
lain seperti Mas Harez itu bisa sampai ikut-ikutan nervous. Mang Iyus
juga bisa begitu serius membahas kasus ini.

Pendapat saya demikian: memang ini kasus serius. Tetapi karena sudah
biasa, maka kami bisa menghadapinya dengan santai. Hal yang biasa
menghadapi klien dengan komplain bermacam-macam, termasuk perasaan
tidak berguna dan tidak berdaya, dengan kata-kata konkrit yang
diucapkan seperti "merasa ingin bunuh diri saja".
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/16688 

Dari kilas balik tersebut, ada dua hal yang saya mau sampaikan.

Pertama, bahwa walaupun dianggap/dihadapi dengan santai dan terkesan main-main, bukan berarti hal tersebut benar-benar dianggap tidak serius. Walaupun beberapa kali dinyatakan bahwa seolah-olah Pabrik, Haute maupun Audi menganggap "milis" ini main, bukan berarti mereka sungguh-sungguh main-main. Saya malah melihat bahwa mereka punya tujuan yang cukup jelas. Rasanya, hal yang mendasari tujuan mereka tidak berbeda jauh dengan apa yang menjadi concern saya terhadap praktek dekonmu. Apa yang menjadi "concern" saya ?

Kedua, yang menjadi concern saya adalah justru yang kamu anggap "biasa" atau main-main, yakni jiwa (kesehatan mental) seseorang. Gambarannya seperti kasus Mbak M tersebut di atas. Bagi saya, itu menjadi sesuatu yang menarik perhatian dan bukan main-main, apalagi berulangkali kamu dan Mang Iyus waktu menyatakan sebagai ilmuwan penemu "tidak perlu bertanggungjawab", seraya menganalogikan dengan ilmuwan penemu bom nuklir. Wajarkah kalau saya kemudian menjadi lebih menaruh perhatian? Apalagi, sebagaimana yang pernah saya kemukakan, simtom-simtom itu mirip dengan kundalini syndrome (lihat di : http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/message/19713 ).

Berulang kali kamu membantah (lihat bisa dilihat di : http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/15891 )

Menurutmu:
Kompatiologi dan kundalini adalah dua sudutpandang ilmu yang berbeda:
* Kundalini berhubungan dengan energi (cakra-cakra) pada tubuh manusia.
* Kompatiologi adalah ilmu yang menekankan pada kemampuan measurement, pemetaan, dlsb untuk sebagai alat antisipasi, berevolusi demi adaptasi.


Apakah bantahan tersebut jujur atau benar? Hal itu tentu saja masih bisa diperdebatkan, sebagai contoh, saya kutipkan diskusi anda dengan katro deso pada bulan juli 2007 di : (seingat saya diskusi kita pebruari-Maret 2007)

http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/25441 
> kundalini
> adalah energi untuk menjembatani antara dekon dengan rekon sehingga
terjadi keselarasan. jadi kalau orang hanya di dekon dan rekon saja
atau nanti apalagi namanya, emang gue pikirin yang penting jalan dan
berguna buat gue.kalau kundalininya tidak diangkat,akan percuma tidak
ada keseimbangan

Mas Goen, Pak Priatna Achmad, dan beberapa rekan lainnya juga pernah memberikan pandangannya masing-masing. Pandangan yang saya berikan jelas belum tentu sama dengan anda, maupun dari beberapa kawan lainnya. Pandangan itu pernah saya kemukakan pada anda (lihat di: http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/16553 ). Saya tidak bermaksud mengklaim bahwa pandangan saya adalah pandangan yang benar, saya hanya bermaksud untuk mengemukakan bahwa ada pandangan seperti yang saya kemukakan itu).

Kalau mau dilihat, pada bulan Maret 2007, Mang Iyus antara lain pernah menulis:

Kadangkala suatu bangunan memang tidak perludirombak melainkan hanya hanya instalasi yang ada di dalamnya saja yangperlu dirombak dan diperbaiki seperti instalasi listrik, instalasiplumbing, instalasi pembuangan limbah ataupun instalasi udaranya.  Nahdi sinilah VCL melihat hubungan antara dekonstruksi dengan pernyesuaianinstalasi bio-listrik (bio-energi) lewat teknik "kundalini". Sistem pusat energi (vortex) metafisik pada sistem syaraf tulangpunggung dan serebral manusia dapat diperbesar kapasitasnya denganteknik kundalini sebagai "energy re-tunning".  

Pada dasarnya saya tidak mau menjudge bahwa kundalini itu jelek atau buruk atau negatif, karena saya juga melihat ada banyak orang yang merasakan manfaatnya. Yang saya soroti adalah kejujuran/keterbukaan anda terhadap materi dekon/kompati. Boleh jadi anda tidak menyadari dan menganggap tidak ada keterlibatan kundalini (padahal sebenarnya ada), tetapi boleh jadi juga anda sebenarnya sadar sepenuhnya, namun menutupi hal tersebut dalam rangka mendongkrak "keilmiahan" dan "demistifikasi" yang banyak anda gembar-gemborkan bersama Mang Iyus ketika itu. Anda lah yang lebih tahu, bagaimana yang sebenarnya. :)

Saya tidak bermaksud untuk memperpanjang diskusi tentang kundalini tersebut, yang lebih menjadi fokus adalah adanya suatu "fase kritis" yang menunjukkan ketidakstabilan para terdekon. Entah itu merupakan "kundalini syndrome" entah itu "kompati syndrome", pada dasarnya simtomnya mirip dan menurut pengamatan saya (dan juga mungkin beberapa rekan lain), itu hal kritis dan serius. Kalau berhasil dilalui dengan baik, maka keadaan tersebut akan bersifat temporer, kalau tidak bisa menetap. Kritik-kritik yang diberikan adalah supaya anda lebih berhati-hati, tidak bermain-main dengan "jiwa orang".

Persepsi terhadap konsep "permainan" Pabrik, Haute dan Audi, kiranya dapat memberimu pengalaman bagaimana "sesuatu yang dianggap main-main" itu dapat dipersepsikan dan dihayati berbeda oleh orang lain.

Sampai sini dulu Vincent, masih ada beberapa tugas yang harus saya selesaikan. Akan saya lanjutkan di lain kesempatan.

Kalau kamu merasa marah, tersinggung, mungkin ada baiknya kamu tidak langsung membalas. Kamu renungkan dan diskusikan dulu apa yang saya kemukakan tersebut di atas.

Sampaikan salam saya untuk Isti, dan jangan lupa untuk berdoa.... :)

salam,
harez

*merasa tidak punya rasa iri maupun benci sedikitpun kepadamu, apalagi keinginan untuk berkuasa sebagaimana engkau tuduhkan kepadaku dan kamu kirim kemana-mana  ....  ta iya Cent .... :)


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "vincentliong" <vincentliong@...> wrote:
>
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/32215
> Sinaga Harez Posma wrote:
>
> Dear Vincent,
> Sesungguhnya aku trenyuh melihat perkembanganmu.
> Tidak bisakah engkau melihat niat baik orang lain untuk dirimu?
> Mengapa seakan-akan yang dilakukan oleh orang lain hampir selalu kau
> hayati sebagai serangan terhadap dirimu?
> Mengapa hampir selalu ukurannya "uang" Cent ?
> Sebanyak apapun uangmu, itu bisa hilang dalam sekejap.
> Sudahkah engkau berdoa hari ini ?
>
> salam kasih yang tulus, (kalau empatimu jalan, pasti kau bisa
> merasakannya)
> harez
>
>
>
> Vincent Liong answer:
>
> Coba baca beberapa tulisan Don Kenow sudah dibahas sangat detail disana.
> 1* Balasan: GUGUR GUNUNG (REKAMAN PERCAKAPAN DENGAN AUDI)
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/32154
> 2* Balasan: GUGUR GUNUNG (REKAMAN PERCAKAPAN DENGAN AUDI)
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/32228
> (note: baca dua email di atas secara urut)
>
> Kembali ke konsep maillist yang ditawarkan. Kubu Pabrik_T dan Audifax
> misalnya berbanding Adhi Purwono; Sisi pabrik_T dan Audifax menganggap
> maillist sekedar tempat main-main sedangkan Adhi Purwono menganggap
> bahwa maillist bukan sekedar dunia maya yang benar-benar 100% maya
> karena dia sudah mengenal sebagian dari member maillist di dunia
> nyata. Sehingga maillist itu buat Adhi bukan lagi permainan, ketika
> dia mendapat serangan tiba-tiba dengan cacimaki itu ya dia menjadi
> shock dan merasa down, ya itu normal khan.
>
>
> Ttd,
> Vincent Liong
>



Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat in real-time

with your friends.

Dog Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about dogs.

Yoga Groups

Exchange insights

with members of

the yoga community.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar