Jumat, 12 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] dipetik dari buku THE SECRETS OF BETTER LIFE

The Power of Least effort
Pertama kali saya mendengar kata the power of the least effort
adalah pada saat mempelajari video golf dari David Leadbetter
tentang bagaimana melakukan pukulan golf yang sempurna dan
mendapatkan hasil maksimal. Sebelumnya, untuk mendapatkan jarak
pukul yang jauh, maka yang saya lakukan adalah menggenggam grip
dengan kuat, melakukan set up, back swing dan sekeras-kerasnya
melakukan downswing memukul bola. Ternyata hasilnya jeblok, bola
sering meleset, atau kalaupun mengena, rumput juga ikut terpukul
seperti mencangkul, akibatnya bola tidak terarah dan jarak pukul
mengecewakan.
Setelah melihat video dan mencoba mempraktikkannya di driving range,
hasilnya luar biasa. Saya memegang grip dengan rileks, menempatkan
stik pada posisi yang benar, set up, menjaga postur tetap santai,
lalu melakukan back swing dan down swing. Dan hasilnya "Booom"
pukulan menjadi jauh serta terarah. Inilah power of the least
effort, menyerahkan seluruhnya kepada anatomi tubuh dalam memukul
dan mendapatkan hasil luar biasa.
Masih tentang golf, melepaskan pikiran dari hasil akhir dan
mengontrol emosi juga sangat penting. Dengan memiliki pikiran yang
rileks dan berpikir apa yang harus sekarang, bukan future misalnya
khawatir terhadap tantangan hole berikutnya, bukan pula past yaitu
kesal dengan hasil sebelumnya, marah marah kepada `caddy', maka
hasilnya dijamin akan lebih baik, sekaligus bisa menikmati permainan
golfnya. Sebaliknya bila terlalu memikirkan skor akhir, kurang
percaya diri, ragu-ragu, suka marah, khawatir, maka dijamin tidak
akan menikmati permainan golf. Hasilnya pun akan jelek dan tidak
merasa puas meski sudah menghabiskan 18 lubang.
Dalam menjalani kehidupan pun demikian. Setiap orang akan selalu
berhadapan dengan masalah. Nah, setiap orang seharusnya sadar bahwa
hidup adalah ujian dari beberapa pelajaran. Selama kita tetap
rileks, tidak terlalu pusing dengan hasil, maka seringkali kita
mendapatkan hasil luar biasa. Di sini perlu kesabaran yang tinggi,
karena jika belum lulus, maka ujian yang sama akan terus menerus
menghampiri.
Andrew Matthew seorang penulis tentang kebahagiaan dari Australia
memberikan inti dari 3 hal yang dapat dilakukan apabila menghadapi
suatu masalah atau ujian.
• Hidup saya penuh dengan "pelajaran" yang saya butuhkan, dan
berlangsung dengan urutan yang sempurna.
• Hidup seperti lotere, dan saya yakin akan sering
memenangkannya.
• Kenapa semua ini harus terjadi kepada saya?
Dari ketiga pilihan tersebut, maka sikap pertama adalah yang
terbaik, karena kita tidak merasa menjadi korban dan menghadapi
masalah dengan pikiran yang tenang. Akibatnya kreatifitas menjadi
lebih terbuka dan kembali power of the least effort akan menunjukkan
hasil maksimal.
Kami mengamati banyak hal yang rasanya seperti sudah diatur dan
orang yang mampu mengikuti alur hidup, tidak terlalu ngoyo
menjalaninya serta rileks, justru sering mendapatkan manfaatnya.
Beberapa prinsip yang pernah kami temui dan coba untuk dibagikan
adalah sebagai berikut:
Prinsip pertama:
When the student is ready, the teacher will come
Kesabaran itu perlu, Setiap orang akan memiliki kesempatan yang luar
biasa di saat yang tepat yang terkadang kita tidak mengetahui atau
menyadarinya dan ternyata menjadi sesuatu berkat yang luar biasa dan
dapat mengubah hidupnya apabila dia tetap sabar
Contoh :
Teman saya dulu hidupnya susah sekali. Punya usaha seret dan tinggal
masih bersama mertua. Suatu hari, dia menolong temannya yang
berbisnis di bidang pengolahan kayu. Sisa uang miliknya dimasukkan
ke perusahaan temannya tersebut. Ndilalah, begitu orang Jawa
menyebutnya, perusahaan kayu olahan yang limbung tersebut berubah
drastis beberapa saat setelah teman saya tersebut punya saham.
Kenapa? Saat itu pemerintah melarang ekspor kayu gelondongan,
bersamaan dengan tujuan untuk mendukung industri hilir seperti
pengolahan kayu lapis dalam negeri
Luar biasa, perusahaan kayu lapis yang dibantu teman saya sukses
besar menerima limpahan order. Dalam sekejap, teman saya itu berubah
memperoleh kekayaan berlimpah cukup untuk hidup sampai tujuh
turunan. Itulah prinsip The Power of Least Effort.
Tapi kita kan tidak mungkin hanya duduk manis sambil menunggu adanya
deregulasi, agar pemerintah membuat kebijakan baru melainkan harus
mempelajari secara mendalam bidang yang kita tekuni dan berusaha
Prinsip kedua:
Don't fight with life and nature, they are older than us and will
always win
Alam memberikan segala sesuatu kepada setiap manusia yang menjadi
dirinya sendiri. Dan alam tidak akan berbuat demikian kepada manusia
yang jauh dari dirinya sendiri.

Artinya, setiap manusia yang berpijak pada hati nuraninya akan
mendapatkan balasan setimpal dari alam. Sistem alam sudah mencatat
bahwa orang yang banyak memberi maka akan banyak mendapatkan. Orang
yang masuk ke dalam lingkaran orang baik, maka akan lebih banyak
berhubungan dengan orang baik pula. Dan hati nurani memang selalu
membawa setiap manusia ke dalam kebaikan. Kebaikan untuk selalu
memikirkan dan menolong orang lain. You are what surround you;
apabila kita memiliki jiwa yang baik dan bersih, maka otomatis kita
akan dikelilingi oleh pribadi pribadi dengan jiwa yang sama.
Sebaliknya banyak sekali orang yang tidak bersyukur ataupun marah-
marah dalam menghadapi masalah. "Kenapa aku yang mengalami?", "Ini
tidak adil" dan sebagainya. Mereka justru akan menjadi tidak
berbahagia dan terus mendapatkan masalah yang sama sampai dia dapat
mengatasi masalah tersebut.

Prinsip ketiga:
Give what you want to receive
Berilah, maka Anda mendapatkannya.
Banyak orang bingung, kenapa hidup ini tidak adil karena seringkali
tidak mendapatkan hak-haknya. Malah merasa orang lain seing menekan
dan tidak mengerti dia. Hidup sangat sulit. Padahal sebenarnya,
hidup ini sangat mudah. Tidak ada kesulitan, selama Anda faham
prinsip-prinsip kehidupan.
Jika kita ingin orang tersenyum kepada kita, maka kita harus
memberikan senyum terlebih dahulu. Bila ingin dihargai orang lain,
berilah penghargaan terlebih dahulu. Kalau mau dipercaya, mulailah
dengan memberi kepercayaan. Dan jika Anda ingin berhasil, berikanlah
keberhasilan kepada orang lain terlebih dahulu. Demikian pula kalau
Anda ingin banyak uang, janganlah pelit kepada orang lain.
Lalu bagaimana bila tidak memiliki apapun untuk diberikan kepada
orang lain? Ingat, pemberian bukan hanya berbentuk materi. Pemberian
terbaik justru tidak berbentuk materi melainkan non materi. Bahkan
pemberian non material yang dilakukan secara diam-diam, akan
memberikan dampak paling besar buat Anda. Misalnya, saran, nasihat,
kritikan, masukan, petunjuk, memberikan jalan keluar dll.
Suatu hari, tim Samsung dan saya mengunjungi Panti Balita di
Cipayung Jakarta Timur. Dalam kesempatan itu, Samsung menyumbangkan
mesin cuci. Panti Balita yang dikelola Dinas Bina Mental, Spiritual
dan Kesejahteraan DKI ini dipimpin oleh seorang wanita luar biasa,
Dra. Marwianti. Panti ini memelihara puluhan balita yang terlantar,
yang berasal dari rumah sakit ditinggalkan orang tuanya, anak orang
sakit jiwa, anak hasil hubungan gelap, dan lain-lain. Pada saat kami
berkunjung, hadir pula sejumlah istri para ekspatriat dari Eropa.
Ternyata mereka sudah rutin menengok panti ini, dan memberikan kasih
sayang kepada balita dengan cara bermain, menggendong, memberi
popok, sampai membuatkan susu.
Pada saat kami berpamitan pulang, Ibu Marwianti berkata: "Setiap
saat Anda punya kesempatan untuk datang, silahkan kunjungi kami.
Tidak usah membawa apa-apa, anak-anak ini hanya butuh kasih sayang."
Sungguh mengharukan ungkapan ibu tersebut, bu Marwianti, semoga
Tuhan yang membalas kebaikan Anda. Sebuah kunjungan yang sangat
berkesan dan memberikan pelajaran sangat berarti. Memberi bukan
hanya dengan materi, tapi dengan apapun yang kita miliki.
Kok bisa kita mendapatkan sesuatu dengan cara MEMBERI? Sistem di
alam ini sungguh sempurna. Kalau Anda menanam budi baik, maka Anda
akan menuai kebaikan pula. Alam itu sungguh sangat hebat dalam
membalas budi baik Anda. Setelah Anda menemukan siapa diri
sebenarnya, dan mengerti bahwa Anda bisa mendapatkan apapun yang
Anda inginkan dengan cara memberi kepada orang lain.
Prinsip keempat:
Being happy is living in the NOW
Kemarin adalah masa lalu berbentuk kenangan, besok adalah berupa
kemungkinan yang belum terjadi, sekarang adalah gift/hadiah untuk
Anda.
Banyak orang yang suka membanggakan masa lalunya. "Aku dulu umur 27
tahun sudah menjadi senior manager di perusahaan besar". "Aku dulu
10 tahun yang lalu sudah begini, sudah begitu…". Jika Anda juga suka
berkata demikian, maka Anda sudah terperangkap oleh masa lalu.
Ingatlah semua itu dulu.
Dalam bahasa Inggris, masa lalu dinamakan 'past' dan masa yang akan
datang dinamakan 'future', sedangkan masa sekarang adalah 'present'
atau hadiah. Oleh karena itu, setiap orang yang mau lebih sukses
harus memahami keadaan sekarang. Masa sekarang inilah sebagai titik
awal perubahan, dan akan terus bergerak. Masalahnya mau bergerak
kemana?

Prinsip kelima:
Focus on the journey, detach the destination
Kembangkan tujuan yang menentukan proses arah pergerakan, bukan
desire, atau tujuan akhir dari pergerakan Anda sekarang ke masa
depan.

Untuk bisa memikirkan arah pergerakan, kita harus betul-betul faham
kondisi sekarang. Dengan mengetahui kondisi sekarang, maka arah yang
Anda tentukan akan lebih pasti. Misalnya, Anda sudah punya niat
untuk berbisnis sendiri. Kemana arah yang akan Anda tuju? Berbisnis
agar mampu membeli BMW? Berbisnis sendiri supaya punya rumah mewah?
Itu arah yang keliru, karena berupa tujuan akhir. Itu melanggar
prinsip The Power of Least Effort. Lalu arah seperti apa yang
sebaiknya dituju?
Misalnya, Anda mau berbisnis sendiri untuk meningkatkan
kesejahteraan saudara-saudara serta teman-teman dan tentu saja diri
sendiri. Nah, ini arah yang lebih baik daripada dua arah yang diatas
tadi. Dengan arah seperti ini, Anda akan mendapatkan dukungan dari
banyak pihak. Alam pun akan memberikan bantuannya.
Ingatlah, jika Anda mengatakan, "Wah kalau aku punya mobil BMW, aku
akan bahagia", percayalah, Anda tidak akan bahagia. Kalau sekarang
saja, Anda tidak bisa mensyukuri apa yang Anda miliki, bagaimana
nanti bisa mensyukuri apa yang Anda miliki?
Janganlah berporos pada tujuan akhir, tetapi berporoslah pada proses
mencapai tujuan itu. Kekayaan adalah apa yang Anda dapatkan selama
dalam perjalanan Anda mencari kesejahteraan hidup.

Prinsip Keenam:
Do not be attached to materialism
Jangan terikat oleh simbol-simbol kekayaan.
Kita sering terobsesi oleh uang, kekuasaan, bahkan sex. Itulah
perangkap perbudakan manusia. Orang bilang jaman perbudakan sudah
hilang, tetapi kita lihat begitu banyak orang yang diperbudak oleh
uang. Seumur hidupnya hanya memikirkan uang, mencari uang, hidup
untuk uang. "Kalau aku sudah memiliki uang Rp 2 miliar, maka hidupku
akan bahagia, aku akan pensiun, menikmati hidup, dan mencapai
Financial Freedom".
Percayalah, itu tidak akan terjadi.
Kekayaan bukan diukur oleh simbol-simbol itu. Kekayaan yang
sesungguhnya adalah bagaimana mendapatkan apa yang kita inginkan,
kapanpun itu, dimanapun itu. Proses. Itulah kekayaan yang
sesungguhnya.

salam,
goenardjoadi

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Special K Challenge

Learn how others are

shedding the pounds.

Yahoo! Groups

Get info and support

on Samsung HDTVs

and devices.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar