Sabtu, 13 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Kompatiologi: Sukses itu Hak Milik Setiap Orang

Kompatiologi: Sukses itu Hak Milik Setiap Orang

Ditulis oleh: Liong Vincent Christian
Tempat, Hari& Tanggal: Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2007

"... Kelulusan dari jenjang pendidikan hanyalah
sepuluh persen dari tiket jaminan kesuksesan hidup,
sisanya yang sembilan puluh persen adalah tergantung
pada masing-masing individu pelaku. ..."

Kurang lebih kalimat ini yang didengar seorang sahabat
saya saat seorang profesor di sebuah fakultas di
Universitas Indonesia membuka sebuah acara penerimaan
mahasiswa baru (jenjang pendidikan S1) sekian puluh
tahun silam.

Paragraf tsb di atas menjadi paragraf pembuka dari
tulisan saya kali ini " Sukses itu Hak Milik Setiap
Orang". Tujuannya adalah untuk membahas segala
tekan-menekan mulai dari cacimaki, teror pribadi dan
keluarga dengan sita jaminan, manipulasi data untuk
perusakan nama baik, hingga gertakan tertulis tentang
penangkapan dan pemenjaraan terhadap diri Vincent
Liong dengan membuat korban palsu melalui jalur
kepolisian, dari pihak-pihak berlatarbelakang
pendidikan di universitas 'menara gading' mulai dari
yang S1, S2, S3, dlsb. Semua ini dilakukan 'tanpa ada
istirahat sejenak'(sepanjang tahun) sejak Vincent
Liong lulus SMU dan memutuskan masuk ke 'their private
club' (sebuah member only club bernama menara gading
pendidikan). Di luar masalah dengan oknum-oknum
berlatarbelakang pendidikan resmi menara gading
kompatiologi samasekali tidak ada masalah.

Semua tindakan dan rencana ini dibahas secara terbuka
oleh-masing-masing oknum lulusan menara gading
pendidikan dengan mencantumkan nama asli mulai dari
bulan April 2007 – saat ini masih berjalan di
maillist: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
e-link:
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/messages
.

Hal ini dilakukan demi meluruskan (membenarkan)
keyakinan mereka tentang 'hukum kesuksesan' yang hanya
menjadi hak bagi mereka yang menempuh ‚jalur
pendidikan resmi' (S1, S2, S3, Profesor). Dimulai dari
tertarik pada sebuah jurusan di sebuah universitas,
mendaftar sebagai mahasiswa baru dengan membayar uang
pangkalnya yang mahal, hingga jadi mahasiswa, hingga
lulus menerima ijasah dan mulai masuk pada realita
dunia kerja yang tidak seideal janji-janji tiket
jaminan kesuksesan hidup, yang didalaminya dan
diamininya selama sekian tahun menempuh jenjang
pendidikan.

Sebelum lulus SMU dan masuk ke private club bernama
universitas resmi, Vincent Liong yang memang hobi
melakukan penelitian sendiri lepas dari keterlibatan
lembaga resmi apapun tidak pernah mendapat konflik
begitu berkelanjutan dan begitu serius mau menghabisi
masa depan pribadi Vincent Liong, bukan menghabisi
ilmu kompatiologi-nya. Paling-paling sebagai penulis
ada diskusi, tetapi ya bukan pribadi. Tidak ada
konflik yang bertahan lama lebih dari seminggu, itu
pun paling-paling hanya konflik perbedaan pendapat
setahun sekali.

Pertanyaan dalam hati mereka para lulusan menara
gading ini adalah:

"Mengapa Vincent Liong yang tidak lulus S1 (hanya
lulusan SMU dan mengundurkan diri dari fak Psikologi
Unika Amtajaya di semester empat) boleh bernasib
sukses?" Misalnya:

1. Sukses mendapat pengakuan, perhatian dan
kepercayaan masyarakat awam dari mulai proses
penelitian ilmu kompatiologi (tanpa cap ilmiah dari
universitas sebagai pemilik resmi hak label keilmiahan
yang boleh dipakai oleh yang member of the private
club saja) hingga berhasil dan mulai memasarkan
kompatiologi.

2. Sukses mendapat uang untuk diri sendiri dan membuka
lapangan pekerjaan dari menjual kompatiologi yang
dikembangkannya melalui penelitian dari nol bukan dari
literatur yang adalah hak milik lembaga pendidikan.

Atas dasar pelanggaran terhadap 'hukum kesuksesan'
yang 'mereka' yakini (para oknum dari lembaga
pendidikan menara gading) maka segala tindakan
merugikan pribadi Vincent Liong dianggap sebagai
tindakan untuk "mendidik dan memperbaiki" Vincent
Liong dari pelanggarannya terhadap hukum kesuksesan
ala menara gading pendidikan.

Dalam pola pikir mereka; sesuatu yang 'baik dan
benar', haruslah sesuatu yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, kepercayaan
masyarakat tidak dihitung di sini. Masalahnya, cap
ilmiah sendiri hanyalah hak milik eksklusif lembaga
pendidikan 'menara gading'. Tidak ada orang di luar
private club yang member only ini yang boleh memiliki
hak ilmiah. Jadi masalah bukan ada pada Vincent Liong
atau mereka. Masalah ada pada perbedaan pola pikir
tentang hak atas suatu karya dianggap baik dan benar.

Dalam penelitian ilmiah sendiri, kebanyakan penelitian
dalam lembaga pendidikan dilakukan sekedar untuk
memenuhi syarat kelulusan atau prosedural pendidikan
di lembaga pendidikan menara gading saja, sehingga
tetap saja tidak sampai pada penggunaan secara luas di
masyarakat. Jadi apakah suatu hasil karya penelitian
mau sekedar dianggap baik dan benar, atau mau berguna
bagi orang banyak ;adalah dua hal yang sangat berbeda.


Para pembaca dan pemerhati penelitian kompatiologi,
dengan membaca tulisan singkat saya ini saya
mengharapkan saudara-saudara sekedar membiarkan dan
tidak perlu peduli pada segala usaha untuk
menghancurkan pribadi saya dari oknum-oknum lulusan
lembaga pendidikan menara gading ini. Masih banyak hal
lebih bermanfaat yang bisa kita kerjakan.

'Mereka' (oknum-oknum lembaga pendidikan menara gading
ini) mempunyai masalah pemenuhan komitment; dalam
hubungan diri mereka sebagai pribadi dengan komitment
lembaga pendidikan menara gading yang mereka yakini
terhadap diri mereka, tentang 'hak kesuksesan'.
Sekedar menunjukkan perasaan tidak puas pada
janji-janji lembaga pendidikan menara gading
pendidikan terhadap konsumennya yaitu mahasiswa dan
lulusan mereka sendiri.

Bila 'mereka' (oknum-oknum lembaga pendidikan menara
gading) ini masih berniat baik maka masih banyak hal
yang lain yang lebih perlu dikerjakan. Misalnya
memperbaiki kwalitas lembaga pendidikan menara gading
terhadap konsumennya di masa yang akan datang yaitu
para calon mahasiswa baru atau yang masih sedang
menjadi mahasiswa. Menyalahkan pihak di luar
perjainjian jaminan kesuksesan ala member only club
lembaga pendidikan menara gading atas ketidakadilan
nasib ini hanya akan membuang waktu dan tenaga.

Sekali lagi "Sukses itu Hak Milik Setiap Orang" bukan
kalau berijasah dijamin sukses dan yang tidak
berijasah tidak boleh sukses.

"... Kelulusan dari jenjang pendidikan hanyalah
sepuluh persen dari tiket jaminan kesuksesan hidup,
sisanya yang sembilan puluh persen adalah tergantung
pada masing-masing individu pelaku. ..."

Saya Vincent Liong tidak berijasah (S1, S2, S3)
kemungkinan saya untuk bernasib sukses memang
berkurang sepuluh persen tetapi saya masih punya yang
sembilan puluh persen untuk diperjuangkan.

Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Sabtu, 13 Oktober 2007

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Find Enlightenment

Yoga groups and

resources on

Yahoo! Groups.

Cat Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about cats.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar