Rabu, 17 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Misi Psikologi_Transformatif "Kill And Destroy Kim Il Sen"

Beranggotakan orangkurang kerjaan karena banyak nganggur di kantor,
Psikologi_Transformatif sebagai maillist bertema khusus "Kill And
Destroy Kim Il Sen" berkarya dalam segala usaha membunuh dan
menghancurkan segala hal berkaitan dengan eksistensi seorang vincent
Liong pendiri kompatiologi dengan segala cara, daya dan upaya. Ikuti
cerita di bawah ini...

====================================================================

Kill And Destroy Kim Il Sen
*
>
> Kim Il Sen () itu adalah The Chosen dalam film Matrix edisi
> terbaru dari "Han Kuk Su Ki Films", Pyong Yang . Dia adalah tokoh/
> 'undercovered spy 006'/ yang konon diselundupkan ke Indonesia melalui
> jalur Australia. Di Indonesia ia terpaksa studi di The GMIS ( The
> Gandhi Memorial International School) karena agak kurang mahir
> berbahasa Indonesia -- walaupun ia mengaku mantan penulis dan ngefans
> berat kepada Pramoedya Ananta Toer - dan juga karena matematikanya
> amburadul karena malas belajar simpoa di negerinya. Setelah
> "di-tamat-kan" dari The GMIS (yang tak mengenal sistem DO) ia memilih
> nyusup ke Fakultas Psikologi Atma Jaya (maunya sih di UI tetapi apa
> daya dapetnya lain) supaya pekerjaan spionasenya dapat dikamuflase
> sebaik mungkin. Ngakunya di KTP Katolik dan kuliahnya di Universitas
> Katolik maka semuanya jadi pas-cok. Siapa yang menyangka dia itu
> "spion melayoe" ya?
>
>
> Dengan modal anak nyentrik bin indigo ia bebas berkelakuan
> "semau gue" sehingga tidak bakal dicurigai oleh anak buahnya SS dari
> BIN. Kecil-kecil tapi otaknya maut. Mission impossible-nya "Destroy
> The Psi World" bertujuan untuk menghancurkan secara sistematis
> supremasi dunia Psi di Indonesia. Menghancurkan Psi lewat eksploitasi
> kelemahan built-in dunia Psi itu sendiri. Cara kerjanya berdasarkan
> "cell system" sehingga kerahasiaan tetap terjamin tanpa harus pakai
> model "potong jari kelingking" model organisasi underground Mafia atau
> Triad.
>
> Jum'at sore kemarin Kim Il Sen petantang-petenteng di Depok di
> kawasan Pasca Sarjana Psikologi Universitas Indonesia. "Meninjau
> lapangan", katanya. Kok persis jendral kancil yang mengadakan sidak
> atau seperti mata-mata yang mengintai "the battle ground" ? Tetapi kok
> terang-terangan semacam itu walaupun pakai gaya "wong edan" segala
> macam. Bukankah malah terlalu mudah untuk diidentifikasi? Atau memang
> sengaja membuat "psy war" ? Coba apa maksud anak nyentrik itu makan
> eskrim mondar-mandir di kawasan tingkat Pasca Sarjana padahal di Atma
> sendiri IP cuma 0.5 doangan dan karena intriknya kini tiba-tiba naik
> hampir 400% menjadi 1.9. Sudah mondar mandir seperti '/orang psycho'/
> mau buang sampah seenaknya pula - bahkan /nyuruh/ dosen lagi untuk
> melakukannya dengan ancaman "uedan tenan" kalau kagak mau dosen itu
> akan digigitnya. Sic ! Kok malah /kayak/ Scoby Do sih? Rasanya
> tanggalan baru menunjuk angka 31 deh saat itu dan gejala "lunatic
> insanity" biasanya timbul sekitar tanggal 15-an saat 'full moon tide"
> bukan?
>
>
> Tetapi jelek-jelek begitu ada juga lho Silent Participant atau
> geng Kim Il Sen di Fak Psikologi UI itu. Masalah hanya saja, siapa
> yang terang-terangan menjadi Active Participant dan siapa yang Silent
> User. Dan bahayanya justru yang Silent itu banyak jumlahnya dan
> sepuluh kali lipat dari yang open baar. Maklumlah, taruhannya tidak
> murah dan siapa juga yang mau membenturkan kepalanya ke tembok batu
> birokrasi hanya karena meniru pola pikir anak ingusan? Dan karena
> "Capo Mafioso da Vincenti" mengadopsi modus operandi secara sistem sel
> maka orang tidak pernah tahu siapa kawan dan siapa lawan.
> Kadang-kadang dia sendiri juga malah tidak tahu siapa pengagumnya.
> Tahu-tahu ada kiriman "surat cinta" dari Batam atau Bojonegoro yang
> mengaku menjadi Silent User. Bisa saja mereka yang teriak-teriak
> ganyang mengganyang di milis Psi ternyata malahan Silent Participant
> ibaratnya anggota Rosicrucian, Illuminati ataupun "Priory of Sion"
> pada kisah Da Vinci Code bualan mister Dan Brown. Buktinya, bung Bimo
> Wikantyoso, S.Psi. saja sudah belajar Kompati secara diam-diam sejak
> Agustus 2005, jadi persis satu tahun yang lalu. Bayangkan waktu itu
> dia menjabat sebagai Kepala Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika
> Atma Jaya dan telah setahun menjadi Silent Participant tanpa banyak
> mahasiswa atau pun dosen yang tahu. Lalu siapa lagi? Seorang doktor
> sosiologi cum dosen senior Atma Jaya ternyata juga telah menjadi
> seorang Active Participant dengan kemunculannya di publik para dokter
> di ruang Ilmu Kesehatan Masyarakat Untar bulan kemarin ini.
>
>
> Maka dari itu fenomen Matrix Kim Il Sen ini sangat berbahaya
> bagi "stabilitas, kesatuan dan persatuan" dunia Psikologi Indonesia,
> khususnya Psikologi Perkembangan... (katanya, sih). Salah satu kutipan
> -- tidak persis benar -- dari Zen Buddhism berbunyi... "If you
> encounter Buddha on the way, kill him !" Makanya bila ketemu Kim Il
> Sen keliaran di kawasan psikologi non-Atma segeralah panggil petugas
> Satpam, seret dan interogasi dan tanyakan dia mau apa sebenarnya.
> Kalau perlu pentung kepalanya yang panjul itu dan sundut pipinya
> dengan api rokok model interogasi orba biar ngaku bahwa dia itu spion
> kiriman negeri "/bulgogi bin kim chie/" kendati jarang mengucapkan
> kalimat seperti "/an nyong ha seyo?/" apalagi "/kam sa ham ni da/ /!"/
>
>
> Menghancurkan tokoh atau fenomena Kim Il Sen? Tidak semudah
> itu, rasanya. Paling tidak ibarat main catur banyak orang telah
> ketinggalan tiga sampai empat langkah di belakang. Sekarang ini
> peranan Kim Il Sen sebagai The Innovator telah hampir tamat.
> Eksistensinya tinggal pemanis dan tukang stempel... dan tukang bikin
> foto copy e-book serta jadi mail bomber yang "agak tak tahu malu"
> karena tanpa izin terus ngebom 2.000-an mailing-list. Bayangkan angka
> 2.000 bo! Langganan 10 milis saja sudah pusing "toejoeh keliling" and
> we desperately need "poeder bintang toedjoeh" akibat kebanjiran sampah
> debat pepesan kosong yang serba /"percum-tak-bergun"/...
>
>
> Permainan telah berganti tongkat estafet ke tangan para Ring
> Satu dan Dua. Dari sepuluh pemain Mikro akan muncul satu pemain
> Makro. Tetapi kekuatan sistem ini justru terletak pada banyaknya
> Silent User dan Silent Participant. Berbahayakah? Tidak sama sekali.
> Sebab dengan Komunikasi Empati justru kualitas hubungan antar manusia
> di segala bidang akan menunjukkan trend yang semakin membaik. Orang
> tidak dapat lagi main petak umpet, bersandiwara atau coba-coba main
> selingkuh karena isi benak masing-masing dapat dibaca setiap saat oleh
> setiap partisipan. Isteri yang mahir kompati akan tahu persis makna
> "rayuan pulau kelapa" suaminya karena telah mampu membaca isi jeroan
> kepalanya, entah ingin punya WIL atau mau niru-niru pemilik franchise
> kedai gerai Wong Solo. Dan indahnya, "collective memory" kelompok ini
> benar-benar tersebar secara osmosis dan bersifat spontan menuruti
> hukum pipa berhubungan. Celakanya, membludaknya anggota baru sebagai
> Silent Participant dalam jumlah banyak pada saat bersamaan langsung
> menularkan virus sakit kepala yang endemik kepada seluruh Active
> Participant. Aneh tapi nyata, semuanya justru senang dengan "penyakit
> kepala aneh" itu sebab itu pertanda akan adanya "the new birth" persis
> seperti ibu hamil tua yang sedang dalam proses partus.
>
>
>
> Kini pilihan justru menjadi binary optional. "Joint the club"
> atau "be frustrated alone". Awas kereta sudah berangkat, jangan sampai
> ketinggalan kereta. Di samping itu anda tidak pernah akan merasa yakin
> lagi siapa kawan atau siapa lawanmu sekarang ini. Mungkin saja seorang
> sahabat karib -- bahkan pacar cinta lokasi (kuliah) diam-diam ternyata
> seorang Silent User yang bahkan kerap /chatting/ dan minta advice di
> belakang layar kepada sang "doekoen super norak" Kim Il Sen.
>
>
>
> Kalau ingin menjadi Silent User tidak usah malu-malu. Cukup fotocopy
> atau down-load Kitab Api dan diam-diam mulai mempraktekkannya. Kalau
> tidak paham, pura-pura marah dan kirim email protes ke milis kompati
> dan serang artikel yang tidak dimengerti itu dan pasti akan dijawab
> sampai mengerti. Kompati katanya tidak mengenal rahasia dan tidak
> mengenal copy right. Jadi mumpung belum dicetak jadi buku beneran yang
> pakai hak copy right penerbitnya, mendingan foto copy sekarang saat
> masih free.
>
>
>
> Kim Il Sen selain menemukan ilmu kompatiologi juga telah
> menemukan "Duplicator Machine" yang mampu membuat duplikasi matrix
> lewat "teknologi dekon-rekon of mind."
>
>
>
> Ngeri amat ya. Kini di mana-mana berkeliaran Duplikat Matrix yang
> paradigmanya sama dengan Kim Il Sen, The Inventor. Kini duplikat
> matrix itu berkeliaran di mana-mana di berbagai fakultas di negeri ini
> dan semuanya memakai pakaian seragam yang serba hitam-hitam dengan
> kaca mata hitam pula tetapi yang justru tidak akan pernah lagi melihat
> dunia ini terbagi ke dalam dikotomi hitam-putih... dan itu "aneh tapi
> nyata" - nya !
>
>
>
> Ingat kata Kayafas kepada publik: "/It was expedient that one man
> should die for the people." (KJV John 18:14)/ yang artinya: "/Adalah
> lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." (LBI Yoh 18:
> 14)/
>
>
>
> Tidak usah dimatikan juga Kim Il Sen sudah suicide "mematikan
> dirinya sendiri" di publik. Ia tidak usah dipaksa minum racun
> seperti Socrates akibat tuduhan telah "merusak kaum muda" namun telah
> melahirkan filosof terkenal baru seperti Antisthenes, Xenophon dan
> juga Plato yang terkenal. Dia juga tidak perlu ditusuk mati dengan
> belati dari belakang seperti Julius Caesar oleh Brutus.
>
>
>
> Jadi dengan cara bagaimana ia "mematikan dirinya sendiri"?
> (BTW Ini adalah pelajaran ilmu mematikan ego yang paling besar karena
> untuk menjadi kompatiolog harus ada metanoia ke arah ego-less self.)
> Dengan cara ia tidak menulis buku apapun dalam soal materi ilmu
> kompatiologi sehingga ia sendiri tidak bisa dikritik karena memang
> bukan dia penulisnya. Satu-satunya Kitab yang akan ia tulis nanti
> ialah Kitab Suwung (Book of Void) dan itupun isinya bakal berupa
> folio-folio kosong saja. Ia menulis dengan cara tidak menulis. Kalau
> kena kritik maka dengan ringannya ia akan berkelit dan mengatakan:
> "Memangnya Buku Angin, Buku Tanah, Buku Api itu siapa yang menulisnya
> hayo?" "Saya juga tidak pernah on public statement menyatakan "nihil
> opstat" atas semua yang dituliskan di kitab-kitab itu". "Mana saya
> tahu apa itu "Reticular Activating System?", kilahnya. "Emangnya saya
> Biolog, atau Neurolog atau dokter, sedangkan banyak mahasiswa
> kedokteran bahkan dokter umum saja tidak tahu persis termasuk jenis
> mamalia apakah hewan aneh RAS itu? Karena bukankah saya ini hanya
> /"doekoen gembloeng"/ yang doyan ngecap dan ngebom milis orang serta
> hanya anak Psi Atma bodoh yang IP nya cuma 0.5 dan atas welas maha
> asih sebagian dosen kini menjadi 1.6, lumayanlah tidak debil-debil
> amat sebagai mahasiswa penemu ilmu baru." Nah lho!
>
>
>
> * Mang Iyus*
>
> *(Drs. Juswan Setyawan)*
>
> *Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2006*
>
> Mang Iyus, Tuesday, August 01, 2006 11:31 AM, [KomPati] Kill And
> Destroy Kim Il Sen !

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

Find Enlightenment

Yoga groups and

resources on

Yahoo! Groups.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar