Selasa, 09 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: lelah sekali... minta ijin : saya ingin curhat.

terima kasih atas advis dari mas audi.

salam,
edy
pekalongan

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "audivacx"
<audivacx@...> wrote:
>
> keluarga kami percaya .
> setiap orang tubuhnya akan mati namun jiwanya tetap melanjutkan
> kehidupan.
>
> Edy (Pekalongan)
>
>
>
> Saya turut berduka cita atas meninggalnya Ian, adik Mas Edy. Mungkin
> agak terlambat ya...karena saya baru bisa hari Rabu.
>
> Apa yang dipercayai keluarga Mas Edy bisa saya lihat memang demikian.
> Jiwa Ian tetap melanjutkan kehidupan. Bahkan saya pikir jiwa Ian
> sekarang berada di tengah-tengah kami di milis Psikologi
> Transformatif yang turut membaca tulisan Mas Edy.
>
> Narasi Mas Edy tentang Ian, bukan hanya membiarkan apa
> yang "tertahan" di hati Mas menjadi lepas, melainkan juga membawa
> jiwa Ian untuk tetap hidup dalam narasi yang Mas tulis.
>
> Apakah barang-barang Ian disimpan atau disumbangkan saja?
> Kalau saran saya, itu tergantung pada bagaimana Mas Edy dan keluarga,
> terutama Ibu, melihat keberadaan barang-barang itu. Jika barang itu
> membuat yang melihat tidak bisa merelakan yang lewat, maka sebaiknya
> memang disumbangkan saja. Namun jika barang-barang itu hanya semacam
> tanda bahwa pernah ada "spirit" dari seorang anak bernama Oktarian
> yang menyapa kehidupan Mas Edy sekeluarga, maka barangkali barang-
> barang itu tetap disimpan saja.
>
> Mungkin cuma sekian saja yang bisa saya tulis untuk Mas Edy. Terima
> Kasih telah berbagi dengan kami di milis Psi Trans. Terima Kasih juga
> telah menarasikan kisah dan sosok Ian sehingga jiwanya juga hidup di
> antara kita di sini.
>
> Salam Hangat dari Surabaya
>
> Audifax
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Edy Susanto"
> <aldo_richard@> wrote:
> >
> > hari ini sabtu , 6 pktober 2007.selepas maghrib. sungguh melelahkan
> > sekali . sudah sejak malam sabtu aku menahan untuk tidak menagis,
> > bahkan tadi pagi sampai siang pun aku tetap tegar mengantarkan
> adikku
> > yang paling kecil meneruskan perjalanan hidupnya.
> >
> > oktariyan, berulang tahun ke enam pada tanggal 1 oktober 2007 ini.
> kue
> > ulang tahun pun terasa sia sia karena tiba tiba sejak pulang sekolah
> > (SD kelas satu) tubuhnya langsung panas . sore langsung di bawa ke
> > dokter anak di beri obat. sampai besok selasa belum sembuh. sampai 3
> > kali ke dokter anak dalam 4 hari.
> >
> > lalu pada malam jum'at kliwon jam 3 malem ,saya memaksa ibu untuk
> > membawa ke rumah sakit karena dia kekurangan cairan. bahkan jamaah
> > shalat subuh di mushola depan rumah belum selesai ,kita berangkat ke
> > rumah sakit. syukurlah bisa tertolong.
> >
> > sampai pagi dan siang ,dia terus mengamuk minta pulang. jam 10 pagi
> > dia minta di belikan teh botol dingin. saya turuti. karena sejak
> siang
> > hari saya belum tidur selepas jam 12 siang saya pulang dan tidur.dan
> > digantikan kakak saya. jam 15.30 saya seperti mendengar ian
> memanggil
> > manggil nama saya terus. sehingga saya pun dari rumah menuju rumah
> sakit,
> >
> > disana ada babe ,ibu dan sodara. dia terus merengek rengek minta
> pulag
> > dan tidur di kasurnya.
> >
> > sebetulnya saya sudah dapat firasat ,tetangga rumah juga, dan
> saudara
> > juga.
> >
> > menjelang jam 5 sore dia nafasnya tersengal sengal ,tapi terus saja
> > mengoceh minta pulang . saya tahu adatnya adik saya yang paling
> kecil
> > ini. kalau mau sesuatu harus, tidak ada kata di tunda. namun saya
> > memaksa dia untuk sabar.
> >
> > sampai akhirnya 5 menit kemudian di pasang selang oksigen di
> hidungnya.
> >
> > cek laboratorium jum'at menunjukkan dia positif demam berdarah.
> >
> > menjelang 17 .30 dia di bawa pindah ke ruang darurat.
> > karena lemas sekali .selang infus yang ada di tangan kanannya tidak
> > cukup. sehingga di buat selang infus baru di tangan kirinya.
> >
> > saat itu adalah saat kritis, ibu saya di larang melihat. satya yang
> > mendampingi ian, dia mengeluh dingin.
> >
> > saya ingat kata katanya :
> > dingin... dingin... ga kuat...
> >
> > saya bilang :
> >
> > sama mas edy ,kamu kuat. saya bilang begitu.
> >
> > ian itu sangat percaya kalau saya ini, kakaknya yang hebat dan
> aneh.
> > karena bisa maen sulap dan selain pintar ,menurut dia saya ini
> dukun.
> >
> > dia terpejam ,sambil mengeluh , suster yang memasang infus ke dua
> > bilang .ga bisa masuk, aliran darahnya kental .
> >
> > saya bilang ke susternya. coba sekali lagi . sambil tangan kanan
> saya
> > memegangi kepala ian , yang di hidungnya ada selang infus. tangan
> kiri
> > saya memegangi jari tangan kiri karena dia seperti mau berpegangan
> > minta tolong.
> >
> > berkali kali dia ingin menyerah "tidak kuat ".
> >
> > suter yang memasukkan obat ke cairan infus sampai gemetar .
> >
> > dan jarum infus yang di pasang menandakan aliaran darahnya kental
> > sehingga cairan tidka mau masuk.
> >
> > namun sambil tangan saya memegang kepala dan jari saya mengelu
> > spipinya. saya tuntun dia berdoa. membaca istigfar .
> > dia bisa mengucap istigfat dgn baik .
> > kemudian
> > bismillahirahmanirrachim. saya bilang
> > "kamu kuat , karena nanti kalau sembuh kita shalat maghrib berjamaah
> > lagi di mushola "
> >
> > dan saya elus tangan yang di pasang jarum infus tadi.
> >
> > dalam 5 detik ,cairan infus yang tidak mau masuk
> > tiba tiba normal.
> >
> > susternya saja bilang ,
> > aneh sekali ,sudah jalan.
> >
> > sambil dia merintih tidak kuat ,dalam kondisi sadar dan tidak sadar.
> > ian ,anak kecil usia 6 tahun ini bis amenirukan membaca istighfar
> dan
> > bismillah dan syahadat.
> >
> > akhirnya masa kritis lewat. dan semua lega.
> >
> > itu persis adzan maghrib dan saatnya berbuka.
> >
> > setelah ibu saya masuk ke ruangan ,saya bilang sudah lewat masa
> > kritisnya. saya minum ,dan pamit sama ibu dan ian .. setelah dari
> > rumah berbuka puasa ,nanti menemani dia lagi.
> >
> > ketika saya pulang naik motor.
> > ditemani ibu dan om saya di tempat perawatan tadi. ian meninggal
> > setalah mengeluh hidungnya gatal dan kemudian di suruh minum obat.
> > lalu dia bilang melihat sosok lelaki tua bersorban mengajak
> berziarah
> > ke makam habib ahmad bin abdullah bin thalib al athas- sapuro
> > pekalongan. yang tempatnya di depan rumah saya. karena rumah saya di
> > depan persis seberang jalan lokasi makamnya.
> >
> > lalu dia di suruh berdoa sebisanya oleh om saya.
> > dan membaca bismillah .
> > setelah membaca "bismillahirachmanirrachim"
> > dia bilang mengantuk dan tiba tiba diam.
> >
> > lalu suster di panggil ,dan kaget semua.
> > kok aneh , ketika semua peralatan dan obat sudah terkendali malah
> > meninggal dunia.
> >
> > setelah 5 menit sampai di rumah hape saya berdering .
> > babe mengatakan bahwa ian sudah tidak ada alias meninggal. dan untuk
> > segera dipinjamkan mobil saudara.untuk menjemput ke rumah sakit.
> >
> > saya berangkat lagi kerumah sakit bersama adik lelaki saya yang
> smp.
> > sampai di halaman rumah sakit menuju tangga tempat perawatan , adik
> > saya menangis dan tidak terbendung lagi .saya mencoba untuk berdoa
> dan
> > tegar.
> >
> > di kamar perawatan di temani babe ,jenasah ian sudah di selimuti
> kain
> > putih.
> >
> > seperti tidur saja.
> > saya mengatupkan kedua tangan saya di dada .kemudia saya pegang dahi
> > nya masih hangat. saya bilang
> > "saya tahu kamu sudah pamit pergi , tidak apa apa adikku "
> >
> > saya cium pipinya.
> >
> > kemudian saya mencari ibu saya.
> > dia menangis. dan saya peluk .saya ingat pesan penting.
> > ketika berkabung , siapkan bahumu untuk menjadi sandaran tangisan.
> >
> > dia menagis sejadinya di pelukan saya sampai mau pingsan.
> > saya dudukkan di kursi , dan kepala ibu menyender di bahu saya.
> sambil
> > menagis dia bilang
> >
> > " saya sudah berusaha, saya bukan ibu yang teledor. ..
> > lalu dia mengis dan bilang . anak ini (ian ) bisa berdoa degan jelas
> > sebelum meinggal dunia. anak baek seperti itu ,kok secepat ini.
> >
> > dan ibu bilang "harusnya kamu jangan pulang, jadi meninggal "
> > saya hanya bilang " menangislah ,kalau perlu yang keras." rambut
> > kepala yang 3 hari baru saya pangkas seperti model biksu tibet
> > (tidak seperti biasanya kata teman teman, karena saya lebih tampan
> > dengan model rambut cukup gaul )
> >
> > setalah pulang . semua di persiapkan. dari jam 7 malam sampai
> > menjelang subuh. rumah kedatangan tamu yang berduka cita.
> >
> > jam 8 malam ,saya ke mushola di depan rumah mengucapkan pengumuman
> > berita duka.
> >
> > sisanya ,saya habiskan menunggu jenasah di ruang tamu sampai pagi
> > ,diselingi .
> > mmemijat tubuh ibu ,menyuruhnya minum , makan. dan setelah tamu sepi
> > jam 11 malam.
> >
> > saya ajak ibu duduk di kamar ian, saya bercerita ttg kematian
> > ( ibu saya menyakini kalau saya ini menguasai ilmu ilmu mistik ,
> > dan seperti juga adik saya mengagnggap saya bisa berkomunikasi
> dengan
> > dunia laen (internet juga dunia lain ..he...4x ) )
> >
> > dan saya bilang .
> > ibu mau bilang apa sama dia.
> > dia ada di sini . yang terbaring di luar itu hanyalah raganya.
> > jiwanya masih ada.
> >
> > sampai akhirnya ibu menuruti kata saya dan memberi doa restu kepada
> > ian untuk meneruskan perjalanan hidup di dunia yang berbeda.
> > karena ian keluar ke dunia lewat pintu rahim ibuku. maka dia lah
> yang
> > paling pas merestui si kecil .
> >
> > acara dialog privat kematian dengan ibu ,membuat ibu tenang.
> > dengan tentu pertanyaan siapa sosok berbaju putih tadi mengajak
> > berziarah yang di bilang ian sesaat sebelum meninggal.
> >
> > ian itu adalah anggota termuda (sejak 5 tahun ) kelompok jamaah
> > membaca shalawat nariyah di makan habib achmad -sapuro. setiap
> minggu
> > malam.
> >
> > bahkan ketua jamaah sholawat nariyah pernah mengubah jadwal acara
> > menjadi hari minggu sore. tanpa memberi tahu ian. karena minggu sore
> > dia suka jalan jalan.
> >
> > ketika bertemu dengan ketua jamaah itu (tetangga saya sendiri, usia
> 50
> > tahun ) dimarahi sama ian dan di protes.
> >
> > dia anak kecil tapi maunya di perlakukan seperti dewasa. jatah
> > minumnya harus sama seperti orang dewasa.
> >
> > jam 3 malam , ketua jamaah shalawat nariyah datang sendirian dan
> > meminta ijin mendoakan dan membaca tahlil.
> >
> > sampai ahirnya subuh dan pagi. (rasanya lelah sekali...)
> >
> > saat memandikan jenasah ian. saya yang memangku dia bersama ayah.
> > dengan seorang tetua adat memandikan jenasah.
> >
> > saat selesai dimandikan ,saya berganti baju .dan ingat ingin
> menagis.
> > karena ingat di antara semua kakaknya . hanya saya yang mau dan rela
> > memandikan dia di sore hari kalau ibu sibuk mengurusi perdagangan.
> >
> > dan saat mandi itu saya suka bertanya .
> > "siapa diantara kakamu yang mau memandikan kamu dan membersihkan
> > pantatmu kalau kamu buang air besar sejak keci dan memakaikan
> baju ?"
> >
> > dia menjawab " kamu.. yang lain tidak pernah, kalaupun pernah sambil
> > marah marah "
> >
> > setelah jenasah di bungkus kain putih ,di pasang keranda. dan
> >
> > keranda di bawa ke mushola .saya ajak ibu untuk bangkit berdiri saya
> > dampingi
> > dan dia mengucapkan doa restunya untuk ian..
> >
> > "sudah sana saya restui jalanmu ,
> > saya ihklaskan kamu "
> >
> > keranda sampai di mushola
> > saya pun ikut mensholati jenasah.
> >
> > ketika selesai,saya merasa.
> > tangan saya gemetar ,saya baru ingat saya kurang makan dan tidur
> sejak
> > kemaren ,dan puasa "
> >
> > upacara penguburan jenasah sekitar 40 meter dari halaman rumah.
> > karena depan rumah saya adalah kuburan yang paling luas dikota
> pekalongan.
> >
> > dia di makamkan di samping mbah lurah ( kakek saya , yang merupakan
> > lurah pertama desa sapuro setelah indonesia merdeka 1945 )
> >
> > setelah upacara penguburan .. rasanya lelah sekali tapi
> > acara belum selesai .tapi saya sudah bener benr lelah dan ingin
> tidur.
> >
> > malam ini ,saat menulis cerita ini.
> > saya merasa tidak ingin lagi menahan tangis .
> > malam ini saya ingin menangis sampai lelah.
> >
> > ketika merogoh kantong celana jeans saat mau berangkat ke warnet,
> ada
> > sebuah kartu rumah sakit untuk tukang jaga pasien .tertulis
> > "oktarian "
> >
> > ian sudah pergi melanjutkan perjalanan hidupnya.
> > sambil mengambil kunci motor saya, membetulkan peci hitam kecil di
> > samping gantungan kunci. ketika mengambil samdal saya melihat sandal
> > kecil itu lagi.
> >
> > sambil menyeka air mata yang terus menetes, (untunglah ruang kabin
> di
> > warnet ini tertutup - sengaja saya pilih ) saya menuliskan kisah
> ini.
> > saya merasa dengan menulis ini hati saya lega. tanpa perlu diri saya
> > dilihat ibu,babe ,adik ,kakak (karena saya anak ke 3 dari 5
> bersaudara
> > ) sedang menangis.
> >
> > walaupun saya melihat banyak lelaki menagis tadi malam
> > dari teman ,tetangga, saudara, guru mengaji ian.
> >
> > batu akik di tangan saya (milik saya satu satunya )
> > masih berbau minyak melati ,karena baru di olesi setiap jumat
> kliwon.
> > di hari penguburan ian.
> >
> > keluarga kami percaya .
> > setiap orang tubuhnya akan mati namun jiwanya tetap melanjutkan
> kehidupan.
> >
> > jadi ingat khalil gibran dengan ungkapannya (satu satunya yang saya
> > hapal )
> >
> > "wahai hati,
> > jika sesorang mengatakan kepadamu jiwa musnah seperti tubuh
> > ,katakanlah : bunga memang akan layu dan mati tapi bijinya tetap
> > hidup. itulah hukum tuhan "
> >
> > secepat itu yah kematian menyambangi ian.
> > tepat ulang tahun ke 6. empat hari setelahnya ,hari jum'at kliwon
> > bertepatan dengan liburan sekolah . dia pergi... jadi tidak semua
> > informasi bisa di sampaikan.
> >
> > setelah lebaran.
> > semua temannya satu kelas dan gurunya akan melihat sebuah
> > bangku kosong di kelas satu SD sapuro IV pekalongan.
> >
> > ketika tanggal 12 atau 13 oktober ini, banyak takbir berkumandang.
> > dan semua bergembira memakai baju baru
> > (baju kaos yang kubelikan untuknya belum dipakai, katanya untuk
> lebaran )
> >
> > keluarga kami melepas ian dengan acara tahlil yang terakhir.
> >
> > puasa tahun ini ,
> > membuat kesan yang mendalam untuk saya.
> >
> > ian dan anak anak suka melihat mayat yang di masukkan ke lubang
> galian
> > pada saat acara pemakaman,.
> >
> > hari ini .
> > giliran dia ,dan teman temannya ( yang punya hobi sama ) aku liat
> menagis.
> >
> > sekarang giliranku yang menagis...
> > tapi aku bangga dan bahagia...
> >
> > semua keluarga bahagia .. mengenang ian.
> > dan merestui perjalanan jiwa yang sempat mampir di keluarga kami 6
> > tahun yang lalu.
> >
> >
> > sekian saja,
> > makasi milis psiko -trans.
> > saya tidak sanggup lagi menulis.
> >
> > ( maap, jika tulisannya berantakan ,tidak sempat mengedit ,karena
> saya
> > terlalu sibuk menedit
> > air mata yang menetes , nanti kalau komputernya kena air terus
> > konsleting.. bisa repot urusannya )
> >
> > salam,
> > edy
> > pekalongan
> > ....
> >
> > saya minta saran.
> >
> > saat ini semua peralatan ,mainan, sandal ,sampai pakain masih
> > tergantung seperti keadaan sebelumnya.
> >
> > apa barang barang kenangan sebaiknya di simpan.
> > atau di sumbangkan , karena saya yakin ibu saya pasti akan sering
> > sedih melihatnya.
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Beauty & Fashion

on Yahoo! Groups

Share style tips

and advice.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

Yahoo! Groups

Health & Fitness

Find and share

weight loss tips.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar