Rabu, 24 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Vigyan Bhairav Tantra

Makasih berat atas koreksinya, betul sekali.
MV1+MV2 = MV3+MV4
dengan catatan ini masih pake rumus klasik, kecepatannya jauh dibawah
kecepatan cahaya.

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono"
<aharyono@...> wrote:
>
> "Jadi inget hukum kekekalan momentum, yaitu pada saat terjadinya
> tumbukan atau tabrakan, disebutkan bahwa total kecepatan suatu
> benda/partikel/materi sebelum terjadinya tumbukan di antara beberapa
> partikel atau materi yang bertumbukan adalah tetap atau konstan"
>
>
>
> Anwar:
>
> Lebih tepatnya total momentumnya (massa x kecepatan) yang
konstan..kalo yang
> kecil bentur yang gedhe ya melenting..contohnya vincent yang grusa-grusu
> ketemu mas goen.vincent melenting, mas Goen mesam
mesem...he..he..sorry mas
> Goen
>
>
>
> Tapi tergantung juga sama struktur materinya..kalo gak rijid ya
remuk..ato
> total momentumnya berkurang berubah jadi panas, suara, dsb.yang bikin
> tatanan total system jadi lebih awut2an..ruwet.panas.tambah cakar2an
>
>
>
> Salam,
>
> Anwar
>
> Vincent maneh.gak waleh-waleh ki
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of gotholoco
> Sent: Wednesday, October 24, 2007 4:43 PM
> To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Subject: [psikologi_transformatif] Re: Vigyan Bhairav Tantra
>
>
>
> Ko Yusuf,
> Dalam Zen dikatakan " Jika anda masih mencari ayat tatkala pedang
> lawan sudah menghampiri, maka tidak bisa lain kematian akan
menjemputnya "
> --------
> Carilah ayat yang langgeng yang ada pada diri kita. he.he..he..
>
> ----------------
> Dapatkah anda benar-benar hidup dan mengisi setiap momen masing-masing
> secara mendalam ?
> Dapatkah anda meninggalkan setiap momen yang telah berlalu dan lahir
> kembali pada setiap momen baru ?
> Dapatkah anda mengisi setiap momen yang baru dengan penuh keyakinan,
> kegembiraan dan semangat ?
> -------------
> Jadi inget hukum kekekalan momentum, yaitu pada saat terjadinya
> tumbukan atau tabrakan, disebutkan bahwa total kecepatan suatu
> benda/partikel/materi sebelum terjadinya tumbukan di antara beberapa
> partikel atau materi yang bertumbukan adalah tetap atau konstan.
>
> Jadi jika momen itu diibaratkan peristiwa atau kejadian sehari-hari
> yang terjadi pada diri kita, dan kecepatannya itu diibaratkan sebagai
> niat atau itikad (baik atau buruk), maka tumbukan yang terjadi antara
> si baik dan siburuk kalau ditotalkan tergantung pada berapa besar
> kecepatan itu. Sukur-sukur kalau masing-masing mempunyai kecepatan
> baik maka total jenderal akan menghasilkan tumbukan kebaikan yang
> lebih besar lagi sejumlah total kebaikan yang ada.
>
> inilah fondasi utama dari psikologi thermodinamika ha..ha..ha...
>
> --- In psikologi_transform
> <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com,
> Jusuf Sutanto
> <jusuf_sw@> wrote:
> >
> >
> > Dunia membutuhkan peran kita dan samudera penderitaan tidak bisa di
> atasi dengan hanya duduk-duduk saja sambil mengatur nafas. Lalu orang
> akan bertanya ...out put nya apa ?
> > Ada seorang Professor dari Amerika yang menceriterakan pengalaman
> menarik ketika memberikan ceramah mengenai konsentrasi di sebuah
> tempat peristirahatan yang berada di dekat pantai.
> > Dia melihat ada seorang peserta dari Jepang yang duduk di pojok
> dekat jendela nampak semenjak awal seperti sedang tidur.
> > Dia mengira orang itu tidak kuat menahan semilirnya angin.
> > Tiba-tiba datanglah angin yang lebih kuat sehingga semua kertas yang
> ada di meja peserta, termasuk makalah sang penceramah, berhamburan
> tertiup angin.
> > Tapi apa yang terjadi pada orang Jepang itu, dia menangkap kertasnya
> dan meletakkan di mejanya dan kembali melanjutkan ' tidur' nya.
> > Inilah buah dari meditasi, yaitu kesadaran terus menerus tanpa ada
> celah sedikitpun.
> > Dalam Zen dikatakan " Jika anda masih mencari ayat tatkala pedang
> lawan sudah menghampiri, maka tidak bisa lain kematian akan
menjemputnya "
> > Kemampuan ini bukan buah dari mendengar ceramah mengenai
> konsentrasi, tapi pasti merupakan hasill dari latihan bertahun-tahun
> di bawah bimbingan seorang master yang sudah mencapainya.
> >
> > Lantas bagaimana dampaknya bagi orang yang sedang bekerja ?
> > Syair Visuddhacara terlampir menjelaskan sbb.
> >
> > " Hidup terdiri atas momen-momen ; Momen-momen adalah milik kita !
> > Dapatkah anda benar-benar hidup dan mengisi setiap momen
> masing-masing secara mendalam ?
> > Dapatkah anda meninggalkan setiap momen yang telah berlalu dan lahir
> kembali pada setiap momen baru ?
> > Dapatkah anda mengisi setiap momen yang baru dengan penuh keyakinan,
> kegembiraan dan semangat ?
> >
> > Dengan memandang setiap momen adalah baru, maka kita akan mampu
> menceburkan diri ke dalamnya dan
> > menjalaninya dengan sepenuhnya.
> > Apakah itu saat mencuci piring, minum teh, memeluk bocah kecil ;
> > Menatap ke dalam mata orang yang kita kasihi, menahan rasa sakit
> atau bahkan
> > ketika menghadapi kematian "
> >
> > Inilah fondasi utama dari Psikologi Transpersonal dan Transformatif
> yang dianjurkan supaya bisa menjadi bahasan utama dalam millis ini.
> >
> > Salam,
> > Jusuf Sutanto
> >
> >
> >
> >
> > ----- Pesan Asli ----
> > Dari: Bodhisatta Maitreya Buddha <metteyabuddha@>
> > Kepada: psikologi_transform
> <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com
> > Terkirim: Sabtu, 20 Oktober, 2007 1:21:02
> > Topik: [psikologi_transformatif] Re: Vigyan Bhairav Tantra
>
> >
> >
> > Leo wrote:
> > Nah, kunci untuk mencapai GOD (HENING AND BEYOND,
> > COSMIC CONSCIOUSNESS, AWARENESS, ELING, ETC...) itu
> > kan cuma DISINI dan SAAT INI. Selalu disini dan saat
> > ini. Itu kuncinya. Gak ada masa lalu. Gak ada masa
> > depan. Cuma ada MASA INI. Saat ini. Detik ini. Disini.
> > Gak mikir apa2, gak merasa apa2, gak kuatir apa2. Cuma
> > BE. Just BE. Cuma ADA. Tetapi juga TIDAK ADA. So, di
> > saat ini, disini, antara ada DAN tidak ada. Itu COSMIC
> > CONSCIOUSNESS. Well, in a nutshell.
> > >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
> >
> >
> > Ajaran bahwa Tuhan = Kesadaran Alam berasal dari Hindu
> > Dalam pandangan buddhist, karena alam adalah karma maka dengan
> sendirinya alam bukan Tuhan.
> >
> > Dharma adalah kesadaran alam, dan
> > barangsiapa menguasai Dharma dan menerapkannya maka ia disebut
> Arahat. Tapi ia pun belum bebas karena masih terikat pada Dharma.
> >
> > Keheningan bukan Tuhan, kesadaran bukan Tuhan, karena kesadaran
> masih satu dari 12 mata rantai samsara yang menggiring ke terbentuknya
> kehidupan.
> >
> > "kunci untuk mencapai Tuhan cuma 'disini dan saat ini"? Tak.
> >
> > Jika kesadaran ingin mencapai Tuhan sebelumnya ia harus berhenti
> dulu. Jika masih belum berhenti dari gerak dunia selamanya bukan Tuhan
> dan selamanya cuma ciptaanNya saja.
> >
> > Seperti artikel yang pernah Saya post dulu di http://groups.
> yahoo.com/ group/psikologi_ transformatif/ message/28455
> > Berhenti itu ada 4:
> > 1. Berhenti dari perbuatan.
> > 2. Berhenti dari indra (semuanya 6 dihitung fisik).
> >
> > 3. Berhenti dari pikiran.
> > 4. Berhenti dari Dharma (ilmu benar).
> >
> > Berhenti dari perbuatan hasilnya: Yoga (penyatuan dengan sumber)
> > Sumber bukan Tuhan
> melainkan Jhana 8.
> > Sesudah sampai di
> sumber, tenang hingga
> >
> > lenyap semua
> kesadaran.
> > Berhenti dari indra hasilnya: Sikap Samatha/kemandirian mental, yang
> > menggiring ke Dhyana
> (meditasi).
> > Berhenti dari pikiran hasilnya: Sikap Vipassana/keterpusa tan
> mental (di sini
> >
> > dan sekarang).
> > Berhenti dari Dharma hasilnya: Moksha/Pembebasan.
> >
> > Berhasil bebas dari perbuatan, tersisa nafsu indra.
> > Bebas dari indra, ada pikiran.
> > Lepas pikiran, tinggal Dharma (tingkat arahat).
> > Dharma pun dilepas. Semuanya lenyap.
> >
> > "di sini dan saat ini" cuma pemberhentian satu bagian saja, yaitu
> bagian pikiran. Bagaimana dengan tiga bagian yang lain?
> > indra, perbuatan, dan dharma. jika tiga ini belum berhenti anda
> masih belum bisa mencapai Tuhan karena anda masih berupa sebongkah
> karma (karmic body).
> >
> > "di sini dan saat ini" cuma satu hasil latihan yang
> > berguna untuk fokus pada apa yang dikerjakan. jadi itu cuma untuk
> fokus berkegiatan. bukan untuk mencapai Tuhan.
> >
> > Sebagai contoh, orang yang seks dengan vipassana maka ia sudah
> mencapai "di sini dan saat ini" sehingga seksnya lebih nikmat. inikah
> yang anda sebut key to reach God? Seks adalah nafsu. tanpa nafsu
> seseorang tak mungkin melakukan seks. Seks terasa indah dengan cinta?
> Yang indah itu cinta itu sendiri. bukan seksnya. Justru yang ngeseks
> sambil berpikir tentang cinta jadi berkurang kenikmatannya karena ia
> bukan sedang "di sini", di seks. tapi sedang "di sana", di cinta".
> sesudah sesat satu, lalu menulis di milis "ternyata seks perlu dengan
> cinta baru terasa indah." padahal ia baru saja melewati satu malam
> tanpa sikap "di sini dan saat ini."
> >
> >
> > Jadi, sekali lagi, key to reach God bukan cuma vipassana/"di sini
> dan saat ini" saja. tapi 4 penghentian sekaligus:
> >
> > 1. Yoga (syariat)
> > 2. Vipassana (tarekat) ("disini dan saat ini")
> > 3. Samatha (hakikat)
> > 4. Jhana 8 (makrifat)
> >
> > sebelum melakukan ini jangan lupa lakukan dulu manunggaling kawulo
> gusti (ekagatta) agar semuanya mudah dilakukan karena sudah menjadi
> obyek itu sendiri.
> >
> > Setelah semua itu dilakukan barulah Anda mencapai Moksha dan
> mencapai Tuhan.
> >
> > Bukan ascension ya, karena ascension itu cuma perjalanan naik
> tangga spiritual seperti israq mikraj.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

Stay in Shape

on Yahoo! Groups

Find a fitness Group

& get motivated.

Yahoo! Groups

Get info and support

on Samsung HDTVs

and devices.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar