Jumat, 26 Oktober 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: Psikologi ala Pak Jusuf Sutanto - untuk Swas

Mbak Swas,
Saya coba response sbb.
Karena tidak ketemu caranya untuk membuat tulisan berwarna, maka saya pakai huruf kapitel aja.
Semoga bermanfaat.

----- Pesan Asli ----
Dari: was_swas <was_swas@yahoo.com>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 26 Oktober, 2007 6:16:54
Topik: [psikologi_transformatif] Re: Psikologi ala Pak Jusuf Sutanto - untuk Swas

Pak Jusuf yth,

Kalau soal konstruktif, memang concern saya & Mas Wolker sejak dulu adalah mengenai konstruksi isi message di milis ini. Tapi karena yang empunya milis sudah menjelaskan visinya tentang milis ini, saya menghormati visinya walaupun berbeda dengan saya. Jadi, kemarin2 sih lebih banyak mengamati daripada nyemplung :)

Saya jawab sedikit saja yang saya mengerti ;). Yang lainnya agak berputar dan membingungkan kapasitas prosesor di kepala saya yang terbatas ini :)

>

Saya mengerti maksud Bapak, dan tidak menentang hal itu. Saya hanya mempertanyakan usul Bapak bahwa pendidikan S1 difokuskan pada hal itu. Pencerahan bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan. Pencerahan adalah sesuatu yang harus dicapai dengan usaha dan kesadaran pribadi :) Menurut saya, kita belum bisa meng-klaim pencerahan seperti ini sebagai tujuan pendidikan formal. As hard as it is, mau nggak mau kita harus mengakui bahwa dunia pendidikan formal sedikit banyak harus berkompromi dengan tuntutan dunia bisnis.

JUSTERU DUNIA BISNIS DENGAN WACANA HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT INI HARUS DIRESPONSE KARENA PENTING BAGI MASA DEPAN BANGSA DAN MEMBERIKAN REWARD YANG SANGAT BAIK

PSIKOLOG BISA MEMBANTU INSTITUTIONAL BUILDING UNTUK PARTAI POLITIK SUPAYA BISA SUNGGUH-SUNGGUH MENJADI PILAR DEMOKRASI.

PENDIDIKAN KADER DI PARPOL YANG BERDASARKAN WAWASAN KAMI, BAGAIMANA BISA MENGHASILKAN PEMIMPIN BERWAWASAN KITA / NASIONAL. KARENA ITU YANG SAAT INI TERJADI HANYA SEBATAS MENYEWAKAN KENDARAANNYA  UNTUK FIGUR-FIGUR YANG MEMANG SUDAH DIKENAL SEBAGAI TOKOH YANG BISA MENAMPUNG

Beberapa waktu lalu, Bapak mempertanyakan apakah orang tua masih mau menyekolahkan anaknya ke Fakultas Psikologi jika mereka melihat [meminjam istilah Bapak] "debat pepesan kosong" di milis ini sebagai benchmark pendidikan psikologi. Well, saya rasa pertanyaan yang sama juga dapat diajukan jika Fakultas Psikologi menawarkan pencerahan sebagai apa yang didapat dalam pendidikan psikologi :). It's something good, Pak, but it's too good to be true.

Tapi kalau Pak Jusuf bisa menjabarkan dengan jelas dan spesifik tentang bagaimana mewujudkan ide Bapak, mungkin ide ini bisa lebih mudah diterima. Ide Bapak baik, tapi terus terang saya sendiri bingung dan tidak dapat membayangkan bagaimana hal itu diwujudkan dalam kenyataan :) Mohon pencerahannya :)

SEBAIKNYA PADA TAHUN PERTAMA DIMANTAPKAN DULU PEMAHAMAN TENTANG SIAPA MANUSIA SEBAGAI BAGIAN DARI KESELURUHAN.

KONSEP TENTANG THE EVERLASTING TRUTH OF "EVERYTHING CHANGES" SEHINGGA TIDAK PERLU DITAKUTI-TAKUTI DENGAN INTIMIDASI " BERUBAH ATAU MATI "

BELAJAR PSIKOLOGI PADA HAKIKATNYA BUKAN MENJADI KOLEKTORM ILMU PENGETAHUAN, TAPI MEMBUAT DIRINYA SEPERTI GURINDA SEHINGGA BISA MENGGURINDA ORANG LAIN.

ADA BERBAGAI MACAM LATIHAN YANG BISA DIPAKAI UNTUK MENEMPA INI.

Untuk yang ini saya tidak mau berkomentar panjang :). Cukup saya sampaikan ulang pada Pak Jusuf saran yang sudah disampaikan oleh Mas Wolikertajiwa tentang memperluas wawasan :) 

MEMPERLUAS WAWASAN ADALAH SATU HAL, KITA BISA JADI KOLEKTOR ILMU . SEPERTI MENGGALI SUMUR TAPI BELUM KETEMU SUMBER AIRNYA. MENEMUKAN THE HIDDEN CONNECTIONS ADALAH HAL YANG LAIN. LIHAT BUKU F CAPRA THE HIDDEN CONNECTIONS

Komentar kecil saja: jika memang Bapak percaya bahwa "suatu realitas dibiarkan dibahas sehingga ditemukan hubungan terkaitnya", mengapa Bapak menganggap ada debat pepesan kosong di milis ini ;)? Mengapa tidak diterima saja hal ini sebagai realitas, dan kita lihat nanti dimana hubungan terkaitnya ;)?

DALAM BUKU VISI BARU KEHIDUPAN, DAOED JOOESOEF MENULIS HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN YAITU : MEMBUAT ORDER DARI CHAOS , MEMBUAT BEAUTY DARI VARIETY.

DILANJUTKAN DALAM REVITALISASI PERTANIAN , DIJELASKAN BAHWA ILMU PENGETAHUAN HARUS SAMPAI PADA WISDOM. ILMUWAN BUKAN SEKEDAR KOLEKTOR INFORMASI.

Dari sudut tempat saya melihat, pernyataan Bapak tersebut adalah sebuah bentuk "menerapkan logika untuk menganalisa sehingga realitas dianggap sebagai penjumlahan dari logi-logi" ;). Hanya saja, di kasus ini, mungkin lebih dapat dikatakan sebagai "penjumlahan dari interpretasi terhadap cerita2 Zen/Kearifan Kuno" :)

DALAM BUKU KEARIFAN TIMUR, BISA DISIMAK BAGAIMANA DAMPAK PERBEDAAN EPISTEMOLOGI ANTARA BARAT DAN TIMUR

> =======

Salam,

JUSUF SUTANTO




Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Best of Y! Groups

Discover groups

that are the best

of their class.

Special K Challenge

on Yahoo! Groups

Find shape-up

tips and tools.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar