Senin, 12 November 2007

Bls: Bls: Bls: [psikologi_transformatif] The Skeptic John Powell Meets the Mystic

Takes time to digest ! Tapi saya rasa tidak ada pilihan lain karena sudah merupakan semangat zaman  Zeitgeist. 
Pengalaman saya mengembangkan pikiran F.Capra, orang sudah terlanjur lari terbirit-birit ketika mendengar kata fisika, seolah berkaitan dengan rumus-rumus yang rumit.
Padahal yang dibahas oleh Capra adalah fisika dalam pengertian yang bisa dicernak oleh umum.
Bahkan sudah ada penerbit yang khusus mengalihbahasakan buku2 Capra ke bahasa Indonesia.
Itulah sebabnya kita mengadakan serial seminar dan menerbitkan buku2 seperti Visi Baru Kehidupan - revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban.
Misalnya kepada para mahasiswa baru, saya beri latihan untuk mengubah cara belajarnya bawaan dari SMU yang bersifat mendengar-mencatat-menghafal supaya bisa lulus ujian .........menjadi menafsirkan gambar di hal 20 - 28 dan menggali maksud yang tersirat dari kisah singkat tapi padat makna di hal 3 - 19 buku Kearifan Timur dalam Etos Kerja dan Seni Memimpin.
Tanpa cara berpikirnya dilatih dulu, hampir tidak mungkin mengajak mereka melakukan perubahan.
Kemampuan ini penting bagi psikolog karena tidak memiliki alat untuk menegakkan diagnose seperti halnya dokter dan psikiater. 
Salam,
Jusuf Sutanto
----- Pesan Asli ----
Dari: sinagahp <sinagahp@yahoo.com>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 12 November, 2007 11:36:47
Topik: Re: Bls: Bls: [psikologi_transformatif] The Skeptic John Powell Meets the Mystic

--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Karena itu saya usulkan supaya porsi pelajaran kearifan timur ditambah dalam pendidikan S1 Psikologi dan dilengkapi dengan kosmologi. Ini untuk kepentingan psikolog sendiri supaya bisa mengikuti perubahan paradigma yang sangat dahsyat, bukan untuk membuat supaya bertobat dan mengikuti kearifan timur.
>

harez:
Pak Jusuf, kalau tidak salah kan Pak Sarlito kasih pengantar di bukunya Pak Jusuf, kemudian Pak Jusuf mengatakan bahwa buku ini juga dijual di Fakultas Psikologi UI, pertanyaan saya:

Apakah Pak Jusuf pernah menyampaikan gagasan "supaya porsi pelajaran kearifan timur ditambah dalam pendidikan S1 Psikologi dan dilengkapi dengan kosmologi" tersebut kepada Pak Sarlito atau staf pengajar Fakultas Psikologi UI lainnya? Bagaimana respons/tanggapan mereka terhadap gagasan/usulan Pak Jusuf tersebut?

salam,
harez


--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Bu Swas, Pak Wolker dan Pak Goen,
>
> Syair dari Seng Chao dan Vimalakirti mungkin bisa menjelaskan pemikiran kuno di timur maupun barat (pre-socratic) mengenai Self. Berbeda dengan A.Maslow (1941) berangkat dari kerisauannya mencari akar psikologis mengapa sampai ada pemimpin2 yang demi ambisi self nya rela membuat sampai dua kali Perang Dunia dalam tenggang waktu yang tidak terlalu lama.
> Perang Dunia I ( 1914 - 1918 ) dan Perang Dunia II ( 1939 - 1945).
> Dia tidak puas pada Freud yang berani2nya membuat teori orang sehat dari pengalaman mengurus penderita sakit jiwa.
> Lalu dia pergi keliling menginterview orang2 sukses ' the growing tips ' dan sampai pada kesimpulan Hirarkhi Kebutuhan, bahwa yang tertinggi justeru menjadi manusia yang diakui oleh lingkungan sebagai orang baik.
>
> Padahal kaisar Chin Hsih Huang dalam sejarah Cina kuno yang telah mampu menyatukan Cina, suatu hari berpesta merayakan suksesnya dan mengundang banyak tamu. Dia menunjuk kuda yang sedang merumput dan berkata : " Lihatlah betapa gemuknya kerbau itu !". Lalu hadirin serentak mengamini : " Benar sekali Yang Mulia, kerbau itu sangat gemuk berkat kepemimpinan YM dalam mengatur negara "
>
> " Heaven and Earth and I are of the same root.
> The ten-thousand things and I are of one substance.
> Oh little flower, but if I could understand what you are, root and all.
> And all in all, I should know what God and man is "
> (Seng Chao, 384 - 414)
>
> Mount Sumeru is in a grain of mustard,
> Within it the whole universe is hidden.
> Since the world is sick, I feel sick,
> Since human is suffering, I suffer "
> (Vimalakirti , awal tahun Masehi)
>
> Masih ditambah lagi dengan Mpu Tantular (awal abad 14) dengan ' bhinneka tunggal ika'.
> Intinya sebenarnya adalah tidak ada self yang terisolir, yang ada adalah " the true Self of no Self ".
>
> Karena itu saya usulkan supaya porsi pelajaran kearifan timur ditambah dalam pendidikan S1 Psikologi dan dilengkapi dengan kosmologi. Ini untuk kepentingan psikolog sendiri supaya bisa mengikuti perubahan paradigma yang sangat dahsyat, bukan untuk membuat supaya bertobat dan mengikuti kearifan timur.
>
> Salam,
> Jusuf Sutanto
>




Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Women of Curves

on Yahoo! Groups

A positive group

to discuss Curves.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar