Mas Edy,
Ketika email sesudah ini saya mau balss, kok salah tekan malah saya hapus.
Topo yang saya maksud adalah detachment, ketidak melekatan, tan tular.
Anda mungkin pernah dengar ceritera sufi kepala ikan, yang disuruh berlatih oleh gurunya supaya menangkap ikan, tapi memberikan dagingnya pada tetangga, dan dia sendiri hanya makan kepalanya.....sampai akhirnya terkenal sebagai sufi kepala ikan.
Ketika muridnya pergi ke Murisa, dia diminta mampir ke rumah kakek gurunya untuk minta petunjuk selanjutnya.
Ternyata tinggal di rumah mewah dengan kehidupan yang berlimpah.
Setelah diutarakan pesan gurunya, kakek guru berkata : " katakan pada gurumu supaya jangan terikat pada materi !".
Murid itu bingung melihat paradoks ini, dan setelah pulang kembali, dia menyampaikan pesan kakek gurunya.
Gurunya merenung sejenak dan manggut-manggut. Muridnya tambah bingung dan bertanya apa gerangan yang terjadi, lalu dijelaskan : " Memang benar kakek guru ; ketika saya makan kepala ikan, saya masih membayangkan betapa lezatnya daging ikan "
Ceritera ini ada di buku " Kearifan Timur dalam Etos Kerja dan Seni Memimpin ", Penerbit Buku Kompas.
Dalam kehidupan yang terus mengalir dari beginningless past menuju endless future, maka mereka yang tidak bisa melepaskan dirinya dari ikatan harta, tahta, kenikmatan dsb akan menderita. Inilah sumber dari segala sumbernya samsara !
Salam,
Jusuf Sutanto
Ketika email sesudah ini saya mau balss, kok salah tekan malah saya hapus.
Topo yang saya maksud adalah detachment, ketidak melekatan, tan tular.
Anda mungkin pernah dengar ceritera sufi kepala ikan, yang disuruh berlatih oleh gurunya supaya menangkap ikan, tapi memberikan dagingnya pada tetangga, dan dia sendiri hanya makan kepalanya...
Ketika muridnya pergi ke Murisa, dia diminta mampir ke rumah kakek gurunya untuk minta petunjuk selanjutnya.
Ternyata tinggal di rumah mewah dengan kehidupan yang berlimpah.
Setelah diutarakan pesan gurunya, kakek guru berkata : " katakan pada gurumu supaya jangan terikat pada materi !".
Murid itu bingung melihat paradoks ini, dan setelah pulang kembali, dia menyampaikan pesan kakek gurunya.
Gurunya merenung sejenak dan manggut-manggut. Muridnya tambah bingung dan bertanya apa gerangan yang terjadi, lalu dijelaskan : " Memang benar kakek guru ; ketika saya makan kepala ikan, saya masih membayangkan betapa lezatnya daging ikan "
Ceritera ini ada di buku " Kearifan Timur dalam Etos Kerja dan Seni Memimpin ", Penerbit Buku Kompas.
Dalam kehidupan yang terus mengalir dari beginningless past menuju endless future, maka mereka yang tidak bisa melepaskan dirinya dari ikatan harta, tahta, kenikmatan dsb akan menderita. Inilah sumber dari segala sumbernya samsara !
Salam,
Jusuf Sutanto
----- Pesan Asli ----
Dari: edy_pekalongan <edy_pekalongan@yahoo.co.uk>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 10 November, 2007 2:48:55
Topik: [psikologi_transformatif] melatih "tantular" di milis psiko-trans
Dari: edy_pekalongan <edy_pekalongan@
Kepada: psikologi_transform
Terkirim: Sabtu, 10 November, 2007 2:48:55
Topik: [psikologi_transfor
kawan kawan...
sambil mendengar suara guntur di angkasa dan hujan yang turun sore ini.
saya melatih "tantular "
tan : tidak
tular : terpengaruh
tan tular : tidak terpengaruh.
ributnya suara suara yang minta jawaban.
bisikan yang memanggil untuk mengikuti berdebat di milis ini. semua
itu bergema dalam pikiran saya , namun saya latih untuk dipantulkan
keluar.
akhirnya .
emosi saya menjadi tenang , pikiran menjadi hening. tubuh menjadi santai.
sekarang saya ditemani bayangan saya sendiri.
milis psiko trans ini ,
tempat yang asik untuk melatih diri.
salam,
edy
pekalongan
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar