Rabu, 14 November 2007

Re: Balasan: [psikologi_transformatif] Curhatan temen, tolong bantuin yach;)

Klo aku sech, apa yg dirasakan oleh teman kita, hanyalah sebuah reaksi kimia tubuh belaka (merasa "Fall In Love"). cobalah meliat masalah ini dari kacamata/sudut pandang orang lain. Memang agak sulit, tapi berusahalah. Kmu bisa kok. Itu aja saran dari saya.


Sawerigading Boys
Anging Mammiri City

----- Original Message ----
From: Fachruddin \basyar din saja <panti_2005@yahoo.co.id>
To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Sent: Sunday, November 11, 2007 4:26:20 PM
Subject: Balasan: [psikologi_transformatif] Curhatan temen, tolong bantuin yach;)

Nah ini. Terkadang kita sering tertipu dengan perasaan sendiri. Apa yang dibayangkan, ternyata tidak (belum) menjadi kenyataan. Ada dua sikap dalam diri mbak kita ini. Pertama "sangat" berharap untuk mendapat pengakuan, dalam hal ini pernyataan cinta dari teman barunya itu. Kedua, ada semacam rasa "sombong" (maaf maksudnya sombong yang baik) untuk tidak mau mengatakannya lebih dulu. Pandangan seperti ini sering kita dengar, bahwa tabu kalau wanita lebih duluan menyatakan hasrat hatinya. Saya sendiri terkadang kurang sependapat dengan pandangan ini. Apalagi saat ini persamaan hak bagi jender sering didengungkan. Nah, mengapa tidak kalau mbak mengambil inisiatif terlebih dulu. Katakan saja cintanya kepada teman barunya itu. Tapi, mungkin keberanian itu yang tidak dimiliki.
Sebagai seorang pria, saya menilai bahwa teman baru mbak itu orangnya tidak gegabah menyatakan sesuatu. Sepertinya orangnya sangat teliti dengan sesuatu, yang sering dianggap sepele. Dengan pernyataan via sms "apakah sudah makan" dansebagainya itu, ini bisa jadi sesuatu iseng belaka, atau mungkin masih takut-takut, karena baru kenal. Teman baru mbak itu seperti "pemberani" atau "jentelmen". Biasanya orang seperti ini suka memperhatikan hal-hal kecil dan sepele. Tidak terburu-buru. Atau bisa jadi paling "nyeleneh", suka usil. Saya tidak mem\ndapat info lebih jauh tentang teman baru mbak itu.
Tapi, menurut hemat saya, mbak ini janganlah terlalu mengikuti kata hati. Sebagai seorang wanita, tentu harus lebih banyak sabar, teliti, jangan sampai nanti memilih sesuatu yang tidak diingini. Sebagai manusia, kita sebenarnya tidak punya hak untuk menetapkan pilihan. Jadi, niatkan saja pada nilai yang dikehendaki, meski terkadang kita kecewa dengan bentuk yang diharapkan. Saran saya, kalau boleh, jangan memilih dari bentuknya semata, tapi yang penting apakah nilai yang dingini itu telah ditemukan? Maaf. Saleum din saja di Banda Aceh.

Helga Noviari <helga_noviari@ yahoo.com> wrote:
Hi all,

Kemaren Helga dapet curhatan dr tmn yg kebetulan kenal waktu di Jakarta. Niy temen lg punya masalah ama cowo' yg lg jd gebetanny. Sy pikir bagus jg klo di-share di milis...but Helga dah samarin namanya.

Nich curhatan dr temen Helga, kasi masukan yach

Helga,
Pa kabar? Duh, moga kamu baik-baik aja ya! Beda banget ama gue. Secara fisik, aku emang fine-fine aja. Tapi, dalam hatiku, ada perasaan bimbang yang menyelimuti. Bimbang itu disebabkan aku sedang menunggu sesuatu yang sepertinya sia-sia. Ga, elo kan anak psikologi, gue butuh masukan elo.

Di kampus, aku sedang dekat dengan seorang cowok, sebut saja Ferry. Aku dan Ferry kenal sejak masa orientasi. Dia adalah sosok cowok yang sangat spesial buatku. Semua yang ada di diri Ferry merupakan tipeku. Awalnya, kami hanya teman ngobrol dan makan bareng. Tapi, lama-kelamaan, ada rasa lain yang singgah di hatiku untuk Ferry.

Setelah lama mengamati, aku lihat Ferry juga ada rasa padaku. Aku mulai menyadarinya saat Ferry sering SMS dan telepon. Yang bikin senang, Ferry SMS aku bukan untuk hal-hal penting saja. Melainkan, untuk perhatian-perhatian kecil yang sebenarnya nggak penting. Kayak "udah makan belum?", "jangan lupa belajar ya!", dan masih banyak lagi SMS darinya yang bikin aku makin ada feeling.

Beberapa hari setelah itu, aku dan Ferry jadi sering jalan. Awalnya sih, masih ramai-ramai sama teman. Tapi, setelah date ketiga, Ferry mulai berani ngajak aku jalan berdua. Jujur, aku senang banget. Ferry mengajakku nonton.

Setelah nonton, date-ku pun berlanjut ke makan malam berdua atau jalan-jalan untuk cari buku dan shopping. Pokoknya, aku dan Ferry sudah kayak orang pacaran.

Nah, yang bikin aku bingung, sebenarnya apa status hubunganku dengan Ferry? Aku memang dekat dengan Ferry, tapi dia belum pernah sekali pun bilang cinta atau sayang sama aku. Rasanya, aku cuma digantung sama Ferry.

Sering Ferry mau mengungkapkan sesuatu untukku. Namun, saat kata-kata itu mulai meluncur, tiba-tiba Ferry bilang, "Nggak jadi deh." Duh, sebel banget kan?

Aku coba curhat ke sahabat baik Ferry yang juga dekat denganku. Namanya Listyo. Menurut Listyo, aku hanya butuh sabar. Sabar untuk menunggu Listyo berani mengutarakan semuanya padaku. Tapi, sampai kapan? Aku punya prinsip untuk nggak menyatakan cinta duluan. Aku juga nggak mau merusak prinsip itu.

Apa pendapatmu Ga?


Ok. Friends...makacih banyak kalo ada yg mo kasi masukan yach.

Helga tunggu


Cheers,


HN
____________ _________ _________ _________ _________ __
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail. yahoo.com




Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Move More

on Yahoo! Groups

This is your life

not a phys-ed class.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar