Rabu, 07 November 2007

Re: [psikologi_transformatif] East way of thinking vs East wisdom (Re: Latar Belakang Knowledge Management)

Pak Wolker,
Huruf kanjinya ada di buku Kearifan Timur dijelaskan Konfusius mewakili pemahaman kognitif konsep sebelum bertindak, Lao Tzu melalui pengalaman empirik : kalau cukup dengan membuat cerpen satu halaman sdh mencapai sasaran, mengapa hrs membuat buku ; kalau cukup sebuah syair kenapa membuat cerpen ; kalau cukup dengan menorehkan satu kata, mengapa membuat syair ......lalu puncaknya Membaca Kitab Sejati Tanpa Aksara (Wu Zhe Tian Su ).
Konfusius punya 5 buku yang tebal2, Lao Tzu hanya kitab tipis Tao Te Ching, itupun bukan dia yang tulis karena bertentangan dengan doktrinnya.Yang terjadi akhirnya kompromi antara dia dengan penjaga pintu gerbang kota ketika dia mau pergi tanpa memberitahukan tujuannya kemana. Lao Tzu hanya mau ngomong dan penjaga pintu itu yang menulis sehingga Kitabnya dimulai dengan " Tao yang sesungguhnya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ...dst.
Konfusius mewakili aspek Yang dan Lao Tzu mewakili Yin. Ada koridor spy tetap di Jalan Tengah Sempurna !
Barat tidak saya exclude malah hrs diketemukan karena mereka tahu detail setiap pohon tapi lupa hutannya ; Timur terlalu holistik sehingga lupa nasi yang sedang dimasak di dapur keburu hangus !
Makanya ada syair yang sifatnya paradoks seperti  " yang tahu tidak bicara - yang bicara tidak tahu " dan " ketika sukses memikirkan bahaya - ketika di atas, menjenguk di bawah " ....dan masih buaanyak lagi
Buku saya dijual di Fakultas Psikologi UI, gedung baru lantai 1. 
Kalau buku saya tidak tertib dalam berpikir, mana mungkin Yudi Latif dan Pak Sarlito mau kasih Kata Pengantar !

Salam,
Jusuf Sutanto

----- Pesan Asli ----
Dari: wolikertajiwa <wolikertajiwa@yahoo.com>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 7 November, 2007 9:10:04
Topik: [psikologi_transformatif] East way of thinking vs East wisdom (Re: Latar Belakang Knowledge Management)

Pak Jusuf,
Huruf kanjinya nggak bisa tertampil di milis ini.

Sekaligus buat Swas, Harez dan Pak Jusuf.
Lets make it clear...
Cara berpikir tercermin dalam obrolan, kata-kata yang terucap, cara
mengambil keputusan, dalam karya-karya, dalam 'kata-kata mutiara' dan
peribahasa, dst.
Adalah tugas Cendekiawan, Filsuf, Ilmuwan merumuskan 'cara berpikir',
bukan mengumpulkan dalam suatu keranjang secara sporadik 'kata-kata',
peribahasa, karya-karya.
Inilah yang dimaksud : bukan kata-kata mutiara 'timur',
bukan 'kearifan timur', bukan 'karya-karya timur' per se (as such)
yang secara denotatif atau fisikal kita gendong atau kita sorong-
sorongkan. Tapi Cara atau metode berpikirnya !
Kalau sudah sepaham seperti ini, maka hubungan kita, dalam tataran
exhange information dan cerah ilmu pengetahuan, bukanlah nasihat-
menasihati (walaupun ini juga nggak ada larangan). Tapi mengajak
berpikir, merenung, berfilsafat.
On the other side, 'timur' doang juga nggak cukup fair. Kita orang
timur koq. Bukankah kita juga harus tertib belajar berpikir seperti
orang 'barat' ? (kalau baca reports mereka, yang ilmiah ataupun
bukan, yang begitu tertib dan kaya pengungkapan, kita kudu mengakui
kita perlu belajar dari mereka).
Salam,
WK

note : kapan kita copy darat ?

--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto
<jusuf_sw@.. .> wrote:
>
>
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: sinagahp <sinagahp@.. .>
> Kepada: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> Terkirim: Selasa, 6 November, 2007 9:59:00
> Topik: [psikologi_transfor matif] East way of thinking vs East
wisdom (Re: Latar Belakang Knowledge Management)
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Swas:
> > Falsafah "Barat" mengacu pada "cara berpikir" (yang disebut Bang
Harez
> > sebagai "thinking"), sementara falsafah "Timur" menurut saya
mengacu
> > pada "wisdom" (yang disebut Bang Harez sebagai "feeling").
>
> harez:
> Walaupun pada dasarnya tidak tepat 100 persen bahwa "barat untuk
analisas dan berorientasi pemecahan masalah" sedangkan "timur untuk
pembentukan watak/karakter" , saya setuju pendapatmu. Dalam diskusi-
diskusi saya dengan almarhum Pak Slamet, dengan manis dan harmonis
beliau memadukan keduanya. Selain prinsip "the right man on the right
place" sebagaimana yang pernah aku tuliskan, "Pembinaan Watak Adalah
Tugas Utama Pendidikan" adalah tema lain yang sering dikemukakannya.
Dalam hal inilah, berbagai "falsafah timur" cukup banyak berperan.
Sesuai dengan latar belakangnya, pak Slamet banyak
mempergunakan "falsafah Jawa". :)
>
>
>
> ========
>
> Menurut Konfusius ( 551 â€" 479 SM) seperti dijelaskan oleh Prof.
TU Weiming, diirumuskan sbb.
>
>
>
>
>
> •
> Learning
> to be Human

>




Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Y! Messenger

Instant hello

Chat in real-time

with your friends.

Cat Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about cats.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar