Jumat, 02 November 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: Jayabaya...oh Jayabaya


----- Pesan Asli ----
Dari: sinagahp <sinagahp@yahoo.com>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 2 November, 2007 8:38:56
Topik: [psikologi_transformatif] Re: Jayabaya...oh Jayabaya


Pak Jusuf Yth.,

"Sang Burung Besar akan terbang... mengisi dunia dengan kekaguman"
Bukankah gambaran itu senada dengan:
ono perahu mabur ning awang awang

Memang ada juga Flash Gordon juga di masa Jayabaya.

harez:
Apakah pak Jusuf mengetahui/memahami prinsip-prinsip yang digagas oleh "Mr. Ethos" pak Jansen Sinamo? Bagaimana menurut analisis bapak? Apakah cocok untuk membangkitkan ethos kerja masyarakat Indonesia?

JS :
Memang perubahan paradigma yang sedang terjadi ini memerlukan switching dari yang lama ke etos kerja.  Ada berbagai model yang  saat ini available di masyarakat, misalnya  Weberian.  Ada juga  model  lain  seperti ' work hard - play hard  ' ,  kaizen dsb.
Masing-masing mempunyai keunggulan dan keterbatasannya sendiri-sendiri.

Setelah anda membaca tentang Tri Tunggal : kebahagiaan - kebebasan dan etos kerja , anda akan mempunyai horizon yang lebih luas untuk menilainya.

Ada juga kisah sufi yang tidak kalah menariknya sbb.
Suatu hari dia memberikan sedekah pada orang yang minta-minta.
Orang itu berterima kasih sambil mengucapkan : "  Semoga Tuhan membalas kebaikan bapak dengan rezeki yang berlimpah !".
Orang bijak itu berkata : " Kalau nanti dapat rezeki, ya saya serahkan semua pada kamu semuanya !".
Inilah salah satu bentuk kematangan orang yang pemahaman agamanya sudah mencapai taraf hakikat.
Bersedekah tidak boleh mengharapkan imbalan.

Dalam zen dikatakan : kalau kamu berbuat baik pada seseorang, lakukan seperti berak. Jangan ada yang tersisa lagi.
" ketika kamu berbuat baik pada seseorang, segera lupakanlah ; ketika kamu menerima kebaikan orang lain, ingatlah seumur hidupmu. "
Inilah latar belakang kearifan ' hutang emas dapat dibayar, hutang budi dibawa mati "

Terserah bagi diri masing-masing untuk memilih yang cocok, entah hitam, putih, kuning atau belang.
Karena yang penting adalah apakah kucingnya bisa menangkap tikus atau tidak !

Salam,
Jusuf Sutanto

--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Pak Harez,
>
> Dunia sekarang sedang menuju ke arah Ideologi Inklusif yang maha dahsyat yaitu :
> Menuntut Barang / Jasa yang murah dan berkualitas sehingga aman untuk Konsumen
> Kesadaran Ekologis sehingga Pembanguan bisa berkesinambungan dsb
> ========
> Melalui media massa elektronik dan tulisan, seluruh umat manusia sedang dididik menuju pemahaman idelologi ini.
> Pusat pendidikannya adalah Lembaga Pengawasaan Obat dan Makanan di negera maju yang sudah mampu mendeteksi kandungan bahan dengan akurasi semula ppm (part per milliun) kini sampai pada ppt (part per trilliun)
> Bayangkan anda sedang ikut seminar besar membahas masalah seperti pertentangan yang tak pernah berakhir di Timur Tengah. Ketika rehat makan siang, TV di ruang makan menayangkan berita dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dari negara adhidaya teknologi misalnya AS atau Jepang, bahwa makan tertentu yang sedang anda makan mengandung bahan berbahaya.
> Semua peserta seminar akan gelisah dan tidak lagi antusias melanjutkan seminar.
> Ideologi ini sudah terbukti tidak bisa lagi dibendung oleh ideologi apapun di dunia sehingga negara dengan sistem etatisme seperti di negara sosialis / komunis, telah hancur berantakan.
> ======
> Diperlukan ideologi baru bagi bangsa yang mau survive yaitu yang bisa merubah pertentangan (contraria ), yang pasti ada di dalam kehidupan yang serba majemuk, menjadi saling melengkapi ( complementa ) " Contraria sunt Complementa "
> Ideologi ini sangat kuat berakar pada kearifan kuno zaman Pre-axial yang memandang semua yang ada di alam semesta ini saling terkait. Di Indonesia melahirkan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian memudar oleh setelah munculnya Positivisme abad 18.
> Ideologi ini harus dibarengi dengan ideologi Etos Kerja dan Seni Memimpin yang memandang Momen demi Momen sebagai sesuatu yang indah dan suci untuk dijalani.
>
> Kita boleh-boleh saja selalu mengingat pada ramalan pujangga masa lalu seperti yang anda lampirkan, tapi jangan sampai menjadi bangsa fatalis yang selalu menyerah dan menunggu takdir misalnya datangnya ratu adil sebagai person.
> Ratu adil yang akan datang adalah suatu sistem, etos kerja dan seni memimpin yang semuanya bisa dipelajari dan dilatih.
> Karena hakikatnya adalah proses kebangkitan kesadaran, maka ilmu psikologi das`Sollen diharapkan bisa banyak berperan.
> Inilah yang dimaksud dengan Psikologi Transformatif dan Transpersonal !
> Dalam alam semesta yang tanpa awal beginingless past dan terus bergerak menari menuju tanpa akhir endless future, kita membutuhkan kesadaran seperti dalam buku Kearifan Timur dalam Etos Kerja dan Seni Memimpin.
> Sufi tua yang terus menanam korma meski panen pertamanya pun tidak pernah akan dinikmati atau bhiksu cilik Ikkyu yang terus bekerja meski tidak tahu darimana asalnya sebelum lahir di dunia dan kemana perginya setelah mati nanti.
> Jangan membuang waktu untuk membahas hal-hal yang tidak banyak gunanya bagi kemaslahatan bersama ?
>
> Pertanyaan anda tentang orang malas belajar tapi mau sok mengajar sedang dicari rujukannya dalam kearifan timur.
>
> Salam,
> Jusuf Sutanto
>




Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Real Food Group

Share recipes

and favorite meals.

Holidays with Y!

Fly home on us.

Win free airline

tickets now.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar