Senin, 17 Desember 2007

Balasan: [psikologi_transformatif] Re: Islam menurut Kang Jalal

Dear All....
 
kenapa lagi harus saling kasih gelar, toh gelar sekolahan udah bikin nama kita lebih panjang hehehehe....
 
ya udah selamat bersenang2 dengan ketawanya sambil sekali2 hilangin stres
 
salam hangat
/Lu2


pradita@telus.net wrote:
Tulisan yang penuh racauan di bawah ini mengajukan banyak pertanyaan yang
sebetulnya jawabannya hendak ia jejalkan ke mulut orang yang dikehendaki untuk
menjawabnya. Kalau begitu apa yang tertulis di dalam kitab itu salah: kamu
ternyata diciptakan untuk main-main.

ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha.

Saya kasih kamu julukan baru ya, karena kayanya kamu kurang puas dengan
gelar "nabi", maka hari ini saya lantik kamu menjadi wali kesebelas: Wali
Hendrik. Ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...

manneke

Quoting hendrik bakrie <henrik12syiah@yahoo.com>:

> hahahah....hahahaha....hahahah.... andapun sebenarnya guru saya juga loh...
> walaupun anda berbaik hati sehingga "sempat" menyebut saya sebagai sebutan
> "nabi"... masih ingat khan...??? hahaha...hahahah....hahahah....
>
> kalau pak jalal mau melihat islam dalam sudut pandangnya maka tanggaan gue
> silahkan aja.. itu urusan pak jalal... biasanya org akan memilih sesuatu jika
> latar belakang memang yg gituan yg dia cari... jadi silahkan para wali2 dari
> demak mengajarkan islam menurut mereka maka sang syeh siti jenar
> dipersilahkan mengajarkan islam menurut mereka.. sepanjang islam yg diajarkan
> tidak menyimpang dari subtansi agama (monotheisme dan kenabian Muhammad
> SAWW)....
>
> jadi sama halnya, jika ada org kristen tetapi berbicara tentang
> "monotheisme".. itu khan aneh, sebab subtansinya agama kristen adalah
> ketuhana yesus "trinitas".. jadi adalah sebuah keanehan jika ada org kristen
> mengatakan bahwa tuhan itu satu, muhammad adalah nabi juga yg mengajarkan
> bahwa yesus/isa as adalah hanya nabi dan bukan tuhan, krisna adalah tuhan
> juga (mungkin satu bapak dengan yesus), ken arok yg manifestasi dewa siwa
> yang lain ibu dengan yesus adalah adik yesus juga,dll.....betul kagak..???
>
> kadang seseorang itu yg mengaku sebagai agamawan yg benar tetapi justru
> sebenarnya melakukan penghinaan terhadap agama... betul kagak...??? jadi
> banyaklah yg seperti saya..
>
> sudah tau kalau yesus lebih mirip org arab (sebab dia tinggal dijerusalem
> dan satu nenek moyang dengan bangsa arab yaitu ibarahim) tetapi kok yg
> dikhayalkan sebagai tuhan adalah yesus yg mirip org italia, belanda, negro,
> tionghoa...??? jadi kagak ada gunannya dan mungkin bukti kebodohan tuhan jika
> ia menjadi yesus... betul kagak...??? ...waktu belum jadi manusia ingin punya
> anak tetapi setelah jadi manusia yg punya penis dan sperma malah tidak ingin
> punya anak... khan aneh...??
>
> ngomng2 kamu suka islam yg diajarkan pak jalal ya..??? kalau suka lalu
> kenapa kagak mau masuk islam...??????... hati2.. pak jalal itu berzikir
> "tidak ada tuhan selain ALLAH" dan punya kitab suci yg didalamnya ada surah
> al ikhlas "Allah tidak punya anak dan tidak diperanakkan" dan adanya
> pernyataan bahwa isa al masih bukanlah tuhan dan hanya sebagai nabi...
>
> jadi tuhan yg menciptakan satu dunia ini sekarang adalah tuhan yg suka ular
> kobra, burung garuda atau gadis perawan...??????????
>
> saya mempersilahkan banyak org untuk masuk kerumah saya nanti.. tetapi dari
> semuanya tentu tidak boleh memasuki ruangan2 tertentu didalam rumah saya..
> khan aneh kalau seorang pembawa air galon atau tukang sayur masuk sampai di
> kamar tidur saya... apalagi sampai merasakan nikmatnya makanan saya...
>
> jadi memang surga tetapi mungkin bagian desanya.. (mungkin ini lebih tepat
> maksud daripada surah Al Baqarah itu)...
>
> bagaimana yg statusnya org2 nasrani nestorian atau pengikut arius yg
> menganggap bahwa yesus itu hanya nabi dan bukan anak tuhan...?????.. sebab
> ada ayat lain di Alquran yg mengatakan "telah kafirlah org2 yg mengatakan
> bahwa al masih adalah anak ALLAH SWT"... jadi siapa yg berhak menyandang
> gelar nasrani itu...?? apalagi ada ayat2 yg menjelaskan tentang pegutusan
> nabi sebelum nabi Muhammad SAWW adalah tidak bersifat universal.. hal ini
> didukung dalam bible yg berbunyi "tiadalah aku diutus melainkan untuk domba2
> israel yg tersesat".....
>
> jadi malu dong kalau masuk rumah tetapi tidak kenal atau dikehendaki oleh
> pemiliknya... betul kagak...????
>
> "apakah kalian mengira kami menciptakan kalian untuk main2" (alquran)
>
>
> pradita@telus.net wrote:
> Dari milis sebelah (bukan milis Islam)....
>
> Dengar apa kata 'guru'-nya Hendrik tentang Islam. Beda banget sama yang gemar
>
> dicitrakan oleh si Hendrik nabi palsu.
>
> Ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...
>
> manneke
>
> Perjalanan Kesadaran Gamal Al Bana (Adik Kandung Hasan Al Bana)*
> **
> *Pluralisme dalam Al-Quran*
> Jalaluddin Rakhmat
>
> *Mereka berkata: Tidak masuk surga kecuali Yahudi atau Nashara. Itulah
> angan-angan hampa mereka. Katakan: Tunjukkan buktimu, jika kalian
> benar. *
>
> *Sungguh, orang yang pasrah sepenuhnya kepada Allah sambil berbuat
> baik,
> maka baginya pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut bagi mereka
> dan
> tidaklah mereka berdukacita. *
>
> *Berkata Yahudi: Nashara tidak akan mendapatkan apa-apa. Berkata
> Nashara:
> Yahudi tidak mendapatkan apa-apa. Padahal mereka membaca. Seperti itu
> juga
> berkata orang-orang yang tidak mengerti, seperti pembicaraan mereka.
> Maka
> Allah akan menyelesaikan pada hari kiamat apa yang mereka
> perselisihkan. *
>
> (*Al-Baqarah 111-113*)
>
> Gamal al-Banna adalah aktivis Muslim, anggota* al-Ikhwan al-Muslimun*.
> Kita
> mungkin menyebutnya fundamentalis dan anti-Barat. Ia berjuang untuk
> menegakkan "negara tawhid", negara yang berdasarkan kalimat *La ilaha
> Ilallah*. Perjalanan hidupnya, riwayat perjuangannya, dan kisah-kisah
> kegagalannya mengantarkannya kepada sebuah refleksi yang mendalam. Ia
> "mengunjungi kembali" pemikiran Islamnya. Di balik terali penjara,
> dalam
> ancaman penguasa (Muslim) yang tidak berperi kemanusiaan, di
> tengah-tengah
> hiruk pikuk Kairo yang menyesakkan, ia menemukan *epifani*. Ia melihat
> dunia
> dengan cara yang baru. Marilah kita ikuti permenungannya: Di
> negara-negara
> yang tidak memeluk Islam, masyarakatnya bekerja dengan gigih dan
> ikhlas.
> Mereka memiliki kejujuran dalam berkata, profesionalisme, menepati
> janji dan
> akhlak-akhlak baik lainnya. Mereka juga menganggap kebohongan pejabat
> dalam
> memberikan keterangan atas satu perkara di depan pengadilan atau
> institusi
> negara merupakan kejahatan besar yang tidak bisa diampuni kecuali
> dengan
> pemecatan. Contohnya adalah kasus yang menimpa Nixon yang menuduh musuh
> politiknya melakukan tindakan mata-mata. Begitu juga dengan Clinton
> yang
> memiliki 'hubungan khusus' dengan salah seorang pegawai gedung putih.
> Mereka
> menerima celaan, cacian dan denda yang tidak sedikit. Sedangkan
> sebagian
> besar pemimpin di negara-negara muslim selalu melakukan kebohongan
> publik
> dan penyelewengan. Kerja mereka hanya menindas dan mengekang. Atas
> dasar
> alasan ini, maka masyarakat Eropa bisa jadi lebih dekat dengan Allah
> dan
> idealisme Islam dibanding banyak masyarakat yang mengaku sebagai
> pemeluk
> Islam.
> Saya ingat masa ketika saya berada dalam tahanan di Tursina bersama
> orang-orang ikhwanul Muslimin pada tahun 1948. Ketika itu tempat
> tahanan
> berada di tengah padang pasir yang di malam hari terang dengan berbagai
> cahaya lampu yang dipasang untuk mempermudah penjagaan. Pemasangan
> lampu itu
> dilakukan oleh para tahanan yang memiliki keahlian dalam kelistrikan.
> Mereka
> juga menggunakan listrik untuk memanaskan air, mandi dan memasak. Saya
> berkata kepada mereka bahwa Thomas Alfa Edison akan masuk surga karena
> telah
> menemukan lampu yang kemudian digunakan oleh manusia sebagai penerang.
> Mendengar
> ucapan saya, mereka menolak dengan keras, "Tidak, karena dia tidak
> beriman
> kepada Allah dan RasulNya." Mereka seolah menganggap bahwa Islam telah
> dikenal di Amerika dan Rasulullah telah mengajak Edison kepada Islam.
> Oleh
> karena itu mereka menolak pendapat saya.
> Saya membalas penolakan mereka dengan mengutip firman Allah,
> *"Katakanlah, 'Andai kalian menguasai gudang-gudang rahmat Tuhanku,
> kalian
> pasti akan menahannya karena takut untukk berderma. Sesungguhnya
> manusia
> sangat kikir'." **(QS.Al-Isra: 100)*
>
> Sudah saatnya bagi para dai Islam untuk mengetahui bahwa mereka tidak
> dituntut untuk mengislamkan orang-orang yang beragama selain Islam.
> Mereka
> tidak berhak mengklaim bahwa selain orang Islam akan masuk neraka,
> karena
> kunci-kunci surga bukan di tangan mereka. Sikap seperti itu merupakan
> pelanggaran keras terhadap wewenang Allah. Yang dituntut dari para dai,
> setelah al-Quran mengatakan, *"Wahai orang-orang yang beriman, diri
> kalian
> adalah tanggung jawab kalian. Orang yang tersesat tidak akan
> membahayakan
> kalian ketika kalian mendapat petunjuk,"* *(QS. Al-Maidah:105) *adalah
> menjadi 'saksi atas manusia". Para dai hanya bertugas memperkenalkan
> Islam
> kepada mereka kemudian menyerahkan segalanya kepada mereka. Urusan
> konversi
> agama tidak hanya menyangkut iman dan teori. Ini juga menyangkut
> hubungan
> sosial dan konsekuensi-konsekuensi selanjutnya. Hidayah hanya datang
> dari
> Allah, bukan dari seorang rasul
> [1]<http://irfan/jalal-
> center/ind/mambots/editors/fckeditor/editor/fckblank.html#_ftn1>
> .
>
> Gamal al-Banna berubah dari seorang eksklusif menjadi seorang pluralis.
> Secara
> sederhana, umat beragama yang eksklusif berpendapat bahwa hanya pemeluk
> agamanya saja yang selamat dan masuk surga. Di luar lingkungan agama
> kita,
> semuanya masuk neraka. Dalam bahasa Gamal al-Banna, seorang ekslusivis
> merasa "menguasai gudang-gudang rahmat Tuhan" dan menahannya hanya
> untuk
> kelompoknya saja. Rahmat Tuhan itu meliputi langit dan bumi, tetapi
> kasih
> sayang kaum ekslusivis terbatas pada rumahnya sendiri. Mereka berkata:
> Yang
> masuk surga hanya orang Islam saja. Sebagian lagi menyatakan: itu pun
> tidak
> semua orang Islam. Umat Islam akan pecah menjadi 73 golongan. Semua
> masuk
> neraka, kecuali golonganku. Lebih lanjut, dalam golonganku, semuanya
> masuk
> neraka keuali mereka yang ikut kepada Ustaz Fulan saja. Maka rahmat
> Allah
> yang meliputi langit dan bumi sekarang diselipkan di sudut surau yang
> sempit.
>
> Bertentangan dengan kaum eksklusivis adalah kaum pluralis. Mereka
> berkeyakinan bahwa semua pemeluk agama mempunyai peluang yang sama
> untuk
> memperoleh keselamatan dan masuk surga. Semua agama benar berdasarkan
> kriteria masing-masing. *Each one is valid within its particular
> culture*.
> Mereka percaya rahmat Allah itu luas. "*Al-Khalqu 'iyâli*", firman
> Tuhan
> dalam hadis Qudsi. Semua makhluk itu keluarga besar Tuhan. Mereka tidak
> mengerti mengapa ada manusia yang berani membatasi kasih sayang Tuhan.
> Mereka heran mengapa ada orang yang mengambil alih wewenang Tuhan.
> Al-Banna
> bertanya:
>
> "Keberanian yang luar biasa dalam merampas wewenang Allah! Apakah
> mereka
> yang memegang kunci-kunci neraka? Apakah mereka yang menenggelamkan
> manusia
> ke dalam neraka? Atas dasar apa mereka membangun kesimpulan itu?
> Bagaimana
> kesadaran mereka atas rahmat Allah yang tidak terbatas yang akan
> membalas
> satu kebaikan dengan tujuh ratus lipat kebaikan? Kasih sayang seorang
> ibu
> hanyalah satu dari seratus kasih sayang-Nya. Dia tidak akan
> menenggelamkan
> manusia ke dalam neraka, kecuali manusia-manusia pembangkang yang
> berbuat
> kerusakan dan kezaliman di muka bumi ini."
> [2]<http://irfan/jalal-
> center/ind/mambots/editors/fckeditor/editor/fckblank.html#_ftn2>
>
> Pertanyaan Al-Banna adalah juga pertanyaanku sekian lama. Jawabanku
> sama
> seperti jawaban Al-Banna. Kasih sayang Tuhan jauh lebih luas dari kasih
> sayang ibu kepada anak-anaknya. Tetapi apakah itu punya dasar dalam
> Al-Quran? Dalam tulisan ini, saya ingin menunjukkan sebagian dari
> dalil-dalil pluralisme dalam Al-Quran dan komentar para ahli tafsir
> berkenaan dengannya. Saya memilih dua buah tafsir saja. Pertama,
> Tafsir ,
> yang ditulis oleh Sayyid Husseyn Fadhlullah, tokoh Hizbullah Lebanon,
> mewakili mazhab Ahlul Bayt; kedua, Tafsir Al-Manar yang ditulis oleh
> Sayyid
> Rasyid Ridha, tokoh pembaharu Islam yang dikenal sebagai fundamentalis,
> mewakili mazhab Ahlu al-Sunnah;
>
> *Ayat-ayat Pluralisme*
>
> Apakah orang-orang "kafir" –non-Muslim- menerima pahala amal salehnya?
> Benar, menurut Al-Baqarah 62, yang diulang dengan redaksi yang agak
> berbeda
> pada Al-Maidah 69 dan Al-Hajj 17.
>
> *Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
> Nashrani,
> dan orang-orang Shabi-in
> [3]<http://irfan/jalal-
> center/ind/mambots/editors/fckeditor/editor/fckblank.html#_ftn3>,
> siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
> kemudian, dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan
> mereka,
> tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka
> bersedih
> hati. *
>
> Sayyid Husseyn Fadhlullah dalam tafsirnya menjelaskan:
>
> Makna ayat ini sangat jelas. Ayat ini menegaskan bahwa *keselamatan
> pada
> hari akhirat akan dicapai oleh semua kelompok agama ini*yang
> berbeda-beda
> dalam pemikiran dan pandangan agamanya berkenaan dengan akidah dan
> kehidupan
> dengan satu syarat: memenuhi kaidah iman kepada Allah, hari akhir, dan
> amal
> saleh (garis bawah dari penulis).
>
> Ayat-ayat itu memang sangat jelas untuk mendukung pluralisme. Ayat-ayat
> itu
> tidak menjelaskan semua kelompok agama benar, atau semua kelompok agama
> sama. Tidak! Ayat-ayat ini menegaskan bahwa semua golongan agama akan
> selamat selama mereka beriman kepada Allah, hari akhir, dan beramal
> saleh.
> Sebagian mufasir yang eksklusif mengakui makna ayat-ayat itu
> sebagaimana
> dijelaskan oleh Husseyn Fadhlullah, tetapi mereka menganggap ayat-ayat
> itu
> dihapus ( *mansukh*) oleh Ali Imran 85: *Barangsiapa mencari agama
> selain
> agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan
> dia di
> akhirat termasuk orang-orang yang rugi. *Mereka bersandar pada hadis
> –yang
> lemah- dari Ibnu Abbas (Lihat, misalnya, *Tafsir Thabari*).
>
> Menurut Sayyid Husseyn Fadhlullah, makna ayat ini tidaklah bertentangan
> dengan ayat yang kita bicarakan. Karena itu, tidak ada ayat yang
> dimansukh.
> Islam pada Ali Imran 85 adalah Islam yang "umum, yang meliputi semua
> risalah
> langit, bukan Islam dalam arti istilah", bukan Islam dalam arti agama
> Islam
> yang dibawa Nabi Muhammad saw. Kesimpulan itu diambil Fadhlullah dari
> konteks ayat itu. Pada Ali Imran 19, Tuhan berfirman: *Sesungguhnya
> agama
> itu di sisi Allah adalah Islam*. Menurut Al-Quran, semua agama itu
> Islam.
> Ini diperkuat dengan ayat-ayat yang lain: Ingatlah ketika Tuhannya
> berkata
> kepadanya (Ibrahim); Islamlah kamu. Ibrahim berkata: Aku Islam kepada
> Tuhan
> Pemelihara semesta Alam. Dan ketika Ibrahim dan Ya'qub berwasiat
> dengannya
> kepada anak-anaknya: Wahai anak-anaku, sesungguhnya Allah telah memilih
> bagi
> kamu agama, maka janganlah kamu mati kecuali kamu menjadi orang-orang
> Islam
> (Al-Baqarah 131-132).
>
> Seperti Fadhlullah, saya pun berpendapat bahwa Islam dalam Ali Imran 85
> adalah "kepasrahan total" (*untuk uraian yang lebih dalam tentang makna
> "al-din" dan "al-islam" dapat dilihat pada buku *Islam dan Pluralisme*
> karya
> Jalaluddin Rakhmat* -peny). Lebih lanjut, Fadhlullah mengatakan bahwa
> Al-Baqarah 62 dimaksudkan untuk menegaskan unsur asasi yang
> mempersatukan
> semua agama dan menjadi syarat untuk memperoleh pahala Allah. Ia
> menyindir
> orang yang merasa akan selamat hanya karena nama atau penampilan
> lahiriah
> saja. Keselamatan adalah berpegang teguh pada keimanan kepada Allah dan
> amal
> saleh. Dalam Al-Quran orang-orang yang berpegang pada keselamatan
> karena
> nama disindir sebagai bersandar pada angan-angan: *(Pahala dari Allah)
> itu
> bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut
> angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya
> akan
> diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung
> dan
> tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah *(Al-Nisa
> 123)[4]<http://irfan/jalal-
> center/ind/mambots/editors/fckeditor/editor/fckblank.html#_ftn4>
> .
>
> Ayat ini, Al-Nisa 123, juga disebut oleh Sayyid Rasyid Ridha
> [5]<http://irfan/jalal-
> center/ind/mambots/editors/fckeditor/editor/fckblank.html#_ftn5>ketika
> menjelaskan Al-Baqarah 62:
>
> Artinya: hukum Allah itu adil dan sama. Ia memperlakukan semua pemeluk
> agama
> dengan sunnah yang sama, tidak berpihak pada satu kelompok dan
> menzalimi
> kelompok yang lain. Ketetapan dari sunnah ini ialah bahwa bagi mereka
> pahala
> tertentu dengan janji Allah *melalui lisan Rasul mereka.*
> * *
> Ayat ini menjelaskan sunnah Allah swt dalam meperlakukan umat-umat baik
> yang
> terdahulu maupun yang kemudian sesuai dengan ketentuan Allah swt:
> *(Pahala
> dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak
> (pula)
> menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan,
> niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak
> mendapat
> pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
> Barangsiapa
> yang mengerjakan amal-amal saleh, baik ia laki-laki maupun perempuan
> sedang
> ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam sorga dan mereka
> tidak
> dianiaya walau sedikit pun. *(Al-Nisa 123-124).
>
> Tidak ada masalah kalau tidak disyaratkan iman kepada Nabi saw. Ayat
> ini
> menjelaskan perlakuan Allah kepada setiap umat yang mempercayai Nabi
> dan
> wahyunya masing-masing, yang mengira bahwa kebahagiaan pada hari
> akhirat
> seakan-akan pasti akan tercapai hanya karena ia Muslim, Yahudi,
> Nashara,
> atau Shabiah, misalnya. *Padahal Allah berfirman bahwa keselamatan
> bukan
> karena kelompok keagamaan (jinsiyyah diniyyah). Keselamatan dicapai
> dengan
> iman yang benar yang menguasai jiwa dan amal yang memperbaiki
> manusia.*Karena itu, tertolaklah anggapan bahwa keputusan Allah
> bergantung pada
> angan-angan orang Islam dan angan-angan Ahli Kitab. Sudah ditetapkan
> bahwa
> keputusan Allah bergantung pada amal baik dan iman yang benar.
>
> Dikeluarkan oleh Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim dari Al-Suddi. Ia berkata:
> Orang-orang Islam bertemu dengan orang-orang Yahudi dan Nashara. Orang
> Yahudi berkata kepada orang Islam: Kami lebih baik dari kalian. Agama
> kami
> sebelum agama kalian dan Kitab kami sebelum kitab kalian. Nabi kami
> sebelum
> Nabi kalian. Kami mengikuti agama Ibrahim. Tidak akan masuk surga
> kecuali
> orang Yahudi. Berkata juga orang Nashara seperti itu. Maka berkatalah
> orang
> Islam: Kitab kami sesudah kitab kalian, Nabi kami sesudah Nabi kalian,
> dan
> agama kami sesudah agama kalian. Kalian telah diperintahkan untuk
> mengikuti
> kami dan meninggalkan urusan kalian. Kami lebih baik dari kalian.Kami
> berada
> pada agama Ibrahim, Ismail, dan Ishaq. Tidak akan masuk surga kecuali
> orang
> yang memeluk agama kami. Allah menolak perkataan mereka dan berfirman:
> *Bukanlah
> angan-angan kamu dan bukan juga angan-angan Ahli Kitab… *Seperti itu
> juga
> diriwayatkan dari Masruq dan Qatadah. Juga Al-Bukhari meriwayatkan
> dalam
> Al-Tarikh dari hadis Anas sampai kepada Nabi saw: Bukanlah iman dengan
> angan-angan, tetapi dengan apa yang terhunjam dalam hati dan dibenarkan
> oleh
> amal.
>
> Ada orang yang dilalaikan oleh angan-angan akan mendapat ampunan sampai
> ia
> keluar meninggalkan dunia tanpa kebaikan padanya. Mereka berkata: Kami
> berbaik sangka kepada Allah. Mereka bohong. Kalau berbaik sangka kepada
> Allah pasti mereka beramal baik. Pelajaran yang berharga dari Allah
> adalah
> kecamannya kepada orang-orang yang terbuai dengan punya hubungan dengan
> agama walaupun secara lahiriah. Keterbuaian (bahwa orang akan selamat
> hanya
> karena menganut agama Islam –jalal) inilah yang memalingkan mereka dari
> amal, sehingga merasa cukup dengan menisbahkan dirinya pada kelompok
> agamanya.
>
> Walhasil, menurut Ridha, orang yang merasa pasti akan selamat hanya
> karena
> dia Islam, Nasrani, atau Yahudi adalah orang yang terbuai atau tertipu
> (*mughtarrin
> *) dengan nama. Keselamatan, untuk mengulangi lagi yang sudah terlalu
> jelas,
> bergantung pada tiga syarat: keimanan kepada Allah, keimanan pada hari
> pembalasan, dan amal saleh.
>
> *Bantahan Kaum Eksklusivis*
>
> Ada tiga cara untuk membantah ayat yang membenarkan pluralisme ini.
> Pertama,
> mereka mengatakan bahwa ayat ini sudah dimansukh dengan Ali Imran 85
> (Sudah
> dijawab Fadhlullah di atas). Kedua, ayat ini hanya berlaku untuk orang
> Yahudi, Nashrani, dan Shabiin sebelum kedatangan Nabi saw. Jadi orang
> Islam
> pada zaman Islam, orang Nashrani, Yahudi, dan Shabiin pada zamannya
> masing-masing akan memperoleh pahala dari amal salehnya. Zaman ini
> zaman
> Islam. Karena itu, selain Islam, semua agama kehilangan validitasnya,
> sebagaimana kedatangan uang Republik menyebabkan uang Belanda tidak
> berlaku.
> Argumentasi berdasarkan analogi ini tidak punya dalil yang
> memperkuatnya
> dalam Al-Quran dan Sunnah. Sebuah ayat yang bermakna umum tidak boleh
> diartikan khusus kecuali dengan keterangan yang kuat.
>
> Ketiga, mereka menafsirkan "beriman kepada Allah" sebagai beriman
> kepada
> ajaran Islam, karena Allah adalah konsep khusus untuk Islam. Allah
> adalah
> Tuhan bagi orang islam. Kristus Tuhan bagi umat Kristiani. Wisnu Tuhan
> bagi
> orang Hindu. Dan sebagainya. Erat kaitannya dengan argumentasi ini
> adalah
> keimanan kepada hari akhir dan amal saleh. Hari akhir yang harus
> diimani
> adalah hari akhir menurut penjelasan syariat Islam. Amal saleh juga
> adalah
> amal yang berdasarkan syariat Islam. Dengan penafsiran seperti ini,
> kita
> melihat perubahan drastis dari ayat pluralis menjadi ayat eksklusivis.
> Secara terperinci ayat ini berarti "Sesungguhnya orang-orang Islam,
> orang
> Yahudi, Nashrani dan Shabiin yang kemudian masuk Islam (dengan beriman
> kepada Tuhan orang Islam, dan aqidah Islam serta beramal sesuai dengan
> syariat Islam) akan memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka".
>
> Lepas dari redundansi yang menggelikan dari segi bahasa, kita akan
> membuktikan bahwa menurut Al-Quran Allah itu adalah Tuhan yang sama
> seperti
> yang diimani oleh Ahli Kitab bahkan orang musyrik. Simaklah ayat-ayat
> Al-Quran di bawah ini:
>
> *Al-Quran 29:46*
> *Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara
> yang
> paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka,
> dan
> katakanlah: "Kami telah beriman pada (kitab-kitab) yang diturunkan
> kepada
> kami dan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhamu adalah satu. Dan kami hanya
> kepadanya berserah diri. *
>
> *Al-Quran 29:61*
> *Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
> menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu
> mereka
> akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan dari
> jalan
> yang benar. *
>
> *Al-Quran 43:87*
> *Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang
> menciptakan
> mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah". Maka bagaimanakah mereka
> dapat
> dipalingkan (dari menyembah Allah). *
>
> *Mengapa Harus Ada Berbagai Agama?*
> * *
> *Kalau semua agama itu valid, kenapa Tuhan repot-repot bikin agama yang
> bermacam-macam. *Kenapa tidak dijadikanNya semua agama itu satu saja?
> Apa
> tujuan penciptaan berbagai agama itu? Al-Quran menjawabnya dengan
> indah:
>
> *áößõáòø ÌóÚóáúäóÇ ãöäúßõãú ÔöÑúÚóÉð æóãöäúåóÇÌðÇ æóáóæú* ÔóÇÁó Çááóøåõ
> áóÌóÚóáóßõãú ÃõãóøÉð æóÇÍöÏóÉð æóáóßöäú áöíóÈúáõæóßõãú Ýöí ãóÇ
>
> ÂÊóÇßõãú *ÝóÇÓúÊóÈöÞõæÇ ÇáúÎóíúÑóÇÊö Åöáóì Çááóøåö ãóÑúÌöÚõßõãú
> ÌóãöíÚð*Ç
> ÝóíõäóÈöøÆõßõãú ÈöãóÇ ßõäúÊõãú Ýöíåö ÊóÎúÊóáöÝõæäó
>
> Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
> terang. Sekiranya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikanNya satu umat
> saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberiannya kepadamu,
> maka
> berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kembali kamu
> semuanya. Lalu diberitahukannya kepadamu apa yang telah kamu
> perselisihkan
> itu (Al-Maidah 48).
>
> Dari ayat ini kita menyimpulkan beberapa hal:
>
> 1. Agama itu berbeda-beda dari segi aturan hidupnya (syariat) dan
> pandangan hidupnya (aqidah). Karena itu, pluralisme sama sekali tidak
> berati
> semua agama itu sama. Perbedaan sudah menjadi kenyataan.
>
> 2. Tuhan tidak menghendaki kamu semua menganut agama yang
> tunggal.
> Keragaman agama itu dimaksudkan untuk menguji kita semua. Ujiannnya
> adalah
> seberapa banyak kita memberikan kontribusi kebaikan kepada umat
> manusia.
> Setiap agama disuruh bersaing dengan agama yang lain dalam memberikan
> kontribusi kepada kemanusiaan (al-khayrat).
>
> 3. Semua agama itu kembali kepada Allah. Islam, Hindu, Budha,
> Nashrani, Yahudi kembalinya kepada Allah. Adalah tugas dan wewenang
> Tuhan
> untuk menyelesaikan perbedaan di antara berbagai agama. Kita tidak
> boleh
> mengambil alih Tuhan untuk menyelesaikan perbedaan agama dengan cara
> apa
> pun, termasuk dengan fatwa.
>
> *Wallahu 'alam bi al-Shawab*
>
> ------------------------------
> [1] Gamal al-Banna, *al-Ta'addudiyah fi al-Mujtama' al-Islamiy*.
> Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Taufik Damas Lc, *Doktrin
> Pluralisme dalam al-Quran* . Bekasi: Penerbit Menara, 2006, hal. 38-40
> [2] *Ibid, *hal. 41
> [3] Shabiin, berdasarkan kitab-kitab tafsir, bisa menunjuk pada
> berbagai
> agama selain Islam
> [4] Sayyid Muhammad Huseyn Fadhlullah, *Tafsir Min Wahy al-Qur'an.
> *Beyrut:
> Dar al-Malak, 1998, hal. 70.
> [5] Sayyid Rasyid Ridha, *Tafsir al-Manar*. Beyrut: Dar al-Ma'rifah,
> tanpa
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it
> now.



Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Endurance Zone

A Yahoo! Group

Learn how to

increase endurance.

Special K Challenge

on Yahoo! Groups

Find shape-up

tips and tools.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar