Selasa, 11 Desember 2007

[psikologi_transformatif] cerita

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon
apel besar dan anak lelaki yang
senang
bermain-main di bawah pohon apel itu
setiap hari. Ia senang memanjatnya
hingga
ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang
daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu. Demikian
pula,
pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu
kini telah tumbuh besar dan tidak
lagi
bermain-main dengan pohon apel itu
setiap harinya. Suatu hari ia
mendatangi
pohon apel. Wajahnya tampak
sedih. "Ayo
ke sini bermain-main lagi denganku,"
pinta pohon apel itu. "Aku bukan anak
kecil yang bermain-main dengan pohon
lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku
ingin
sekali memiliki mainan, tapi aku tak
punya uang untuk membelinya." Pohon
apel
itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak
punya uang... tetapi kau boleh
mengambil
semua buah apelku dan menjualnya. Kau
bisa mendapatkan uang untuk membeli
mainan kegemaranmu. " Anak lelaki
itu sangat
senang. Ia lalu memetik semua buah
apel
yang ada dipohon dan pergi dengan
penuh
suka cita. Namun, setelah itu anak
lelaki tak pernah datang lagi. Pohon
apel itu
kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang
lagi.
Pohon apel sangat senang melihatnya
datang. "Ayo bermain-main denganku
lagi." kata pohon apel. "Aku tak
punya
waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku
harus bekerja untuk keluargaku. Kami
membutuhkan rumah untuk tempat
tinggal.
Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf
aku
pun tak memiliki rumah. Tapi kau
boleh
menebang semua dahan rantingku untuk
membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang
semua
dahan dan ranting pohon apel itu dan
pergi dengan gembira. Pohon apel itu
juga merasa bahagia melihat anak
lelaki itu
senang, tapi anak lelaki itu tak
pernah
kembali lagi. Pohon apel itu merasa
kesepian dan sedih. Pada suatu musim
panas, anak lelaki itu datang lagi.
Pohon
apel merasa sangat bersuka cita
menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi
denganku."
Kata pohon apel. "Aku sedih," kata
anak
lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin
hidup tenang.Aku ingin pergi berlibur
dan berlayar. Maukah kau memberi aku
sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi
kau
boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal
yang
kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah ." Kemudian, anak
lelaki itu memotong batang pohon
apel itu
dan membuat kapal yang diidamkannya.
Ia
lalu pergi berlayar dan tak pernah
lagi
datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi
setelah bertahun-tahun
kemudian. "Maaf,
anakku," kata pohon apel itu. "Aku
sudah
tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki
gigi untuk mengigit buah apelmu."
Jawab
anak lelaki itu. "Aku juga tak
memiliki
batang dan dahan yang bisa kau
panjat."
kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah
terlalu tua untuk itu." jawab anak
lelaki
itu. "Aku benar-benar tak memiliki
apa-apa lagi yang bisa aku berikan
padamu.Yang tersisa hanyalah akar-
akarku
yang sudah tua dan sekarat ini." kata
pohon apel itu sambil menitikkan air
mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi
sekarang." kata anak lelaki. "Aku
hanya
membutuhkan tempat untuk
beristirahat.
Aku sangat lelah setelah sekian lama
meninggalkanmu. " "Oooh, bagus
sekali.
Tahukah kau, akar-akar pohon tua
adalah
tempat terbaik untuk berbaring dan
beristirahat. Mari, marilah
berbaring di
pelukan akar-akarku dan
beristirahatlah
dengan tenang." Anak lelaki itu
berbaring di pelukan akar-akar pohon.
Pohon apel itu sangat gembira dan
tersenyum sambil meneteskan air
matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang
bermain-main dengan ayah dan ibu
kita.
Ketika kita
tumbuh besar, kita meninggalkan
mereka,
dan hanya datang ketika kita
memerlukan
sesuatu atau dalam kesulitan. Tak
peduli
apa pun, orang tua kita akan selalu
ada
di sana untuk memberikan apa yang
bisa
mereka berikan untuk membuat kita
bahagia. Kamu mungkin berpikir bahwa
anak lelaki itu telah bertindak
sangat
kasar pada pohon itu, tetapi kadang
begitulah cara kita memperlakukan
orang tua
kita.


Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Best of Y! Groups

Discover groups

that are the best

of their class.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar