Rabu, 12 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Nurani Politik

Nurani Politik

Diantara partai politik baru yang akan ikut berlaga pada pemilu 2009
nanti adalah partai HANURA, Partai Hati Nurani Rakyat. Pak Wiranto
sebagai pendiri dan Ketua umumnya juga sudah pasang iklan politik yang
mengusung nurani. Benarkah ada nurani dalam politik ?

Nurani berasal dari bahasa Arab Nur, yang artinya cahaya, nuraniyyun,
sesuatu yang bersifat cahaya. cahaya apa ? Menurut perspektip
Psikologi Islam, perangkat kejiwaan manusia itu terdiri dari akal,
hati,nurani, syahwat dan hawa nafsu. Akal merupakan problem solving
capacity yang kerjanya berfikir, hati merupakan alat untuk memahami
realita, nurani merupakan pandangan mata batin sebagai lawan dari
pandangan mata kepala. Syahwat merupakan penggerak tingkah laku atau
motif dan hawa nafsu merupakan kekuatan destruktip yang menguji
kemampuan jiwa. Sebagai system, kelima subsistem tersebut dipimpin
oleh hati, oleh karena itu jika orang hatinya baik maka perilakunya
juga baik,jika hatinya busuk maka perilakunya juga busuk.

Teori Pancaran
Konsep nurani berasal dari teori isyraqy atau teori pancaran yang
menyatakan bahwa Tuhan adalah cahaya (Allohu nur assamawati wa
alardh). Seperti matahari yang selalu memancarkan cahayanya, ia
meninggalkan jejak cahayanya di bumi berupa kehidupan,kehangatan atau
panas dan terang. Di malam hari, panas dan cahaya matahari itu
berusaha kembali ke cahaya asal meninggalkan bumi dalam keadaan gelap
dan dingin. Nah Tuhan memancarkan cahaya Nya, dan diantara jejak
cahaya Tuhan adalah manusia, oleh karena itu didalam diri manusia ada
cahaya ketuhanan, disebut bashirah (pandangan batin) atau nurani
(sesuatu yang bersifat cahaya).

Dan nurani memiliki kerinduan untuk selalu kembali kepada Tuhan
sebagai cahaya asalnya. Berbeda dengan hati yang wataknya tidak
konsisten; terkadang benci dilain waktu cinta, terkadang sadar dilain
waktu lupa, terkadang tenang dilain waktu bergejolak, nurani yang
merupakan cahaya ketuhanan bersifat konsisten, tidak mau kompromi
dengan kebohongan dan kejahatan. Betapapun orang menang di pengadilan
dengan cara menyuap hakim,nuraninya tetap jujur mengatakan bahwa ia
lah yang bersalah. Nurani tetap konsisten dengan kejujuran.

Hanya saja sebagaimana cahaya terkadang buram dan gelap, nurani
manusia juga terkadang buram,gelap atau bahkan mati, yakni ketika ia
tertutup. Jika nurani mati maka orangnya seperti berada di tempat
gelap (dzulm) sehingga perilakunya juga seperti perilaku orang dalam
kegelapan, salah tempat,salah ambil, salah persepsi, salah naroh dan
salah langkah. Dari kata dzulm itu maka orang yang nuraninya tertutup
atau mati disebut orang dzalim, yakni orang yang menempatkan sesuatu
tidak pada tempatnya. Cahaya nurani tertutup oleh dua hal ;
keserakahan/ambisi dan perbuatan dosa. Orang yang serakah pasti
nuraninya tak berfungsi, sudah jabatannya tertinggi,gajinya paling
banyak,jatah orang miskin pun masih disikat juga.. Demikian juga orang
yang ambisius, segala macam cara ditempuh untuk menggapai ambisinya,
tak peduli benar atau salah, tak peduli merugikan Negara dan bangsa..

Karakter Politik
Jika politik difahami sebagai kekuasaan,maka watak politik adalah
korup. Korupsi adalah memanipulasi angka dan fakta untuk kepentingan
sendiri. Jika dihubungkan dengan typologi kejiwaan, maka politisi yang
lebih dipengaruhi oleh akalnya cenderung rasionil meski terkadang
kering, politisi yang lebih dipengaruhi oleh hati maka cenderung
hati-hati, politisi yang lebih dipengaruhi oleh syahwat cenderung
mudah terdorong ke ambisi, politisi yang lebih dipengaruhi oleh hawa
nafsu cenderung destruktip dan jahat,nah orang berpolitik karena
panggilan nurani cenderung kepada keinginan memberi dibanding
keinginan menerima.

Syahwat Politik
Syahwat adalah kecenderungan kepada apa-apa yang diingini. Syahwat
politik adalah kecenderungan orang untuk menguasai orang lain,
fikirannya , seleranya bahkan kemauannya,sehingga syahwat politik
mendorong orang untuk bisa menjadi orang nomor satu; ketua, direktur,
lurah bahkan presiden,agar ia dapat menguasai dan mengatur orang lain.
Sesungguhnya syahwat itu manusiawi, netral dan tidak mesti jelek. Jika
orang menggapai syahwat dengan mengikuti prosedur dan mematuhi hokum
(hokum Tuhan,hokum Negara dan hokum etika) serta jujur maka
aktualisasi syahwat itu sah dan bahkan bisa bernilai ibadah. Akan
tetapi karena politik itu cenderung korup maka syahwat politik pada
umumnya mendorong kepada ambisi, sementara ambisi menutup nurani .

Oleh karena itu mengusung nurani dalam gerakan atau manuver politik
cenderung kepada manipulasi , tidak jujur dalam menilai, tidak jujur
dalam mengkritik, dan lupa introspeksi. Ketika seorang ketua partai
oposisi dalam persaingan politik menyebut Presiden yang sedang
berkunjung ke daerah sebagai tebar pesona, pasti itu bukan suara hati
nurani, tetapi syahwat p;olitik. Karena syahwat maka tak disadari ia
lupa kritiknya lalu melakukan hal yang sama, tebar pesona juga .
Bergitupun ketika masa kepresidenan baru setengah jalan tetapi sudah
banyak orang yang mendeklarasikan dirinya untuk menjadi presiden
mendatang,pasti itu bukan suara hati nurani, tetapi syahwat politik,
karena karakter syahwat memang tidak sabaran.

Adakah Pemimpin Yang Bernurani ?
Sudah barang tentu ada. Ciri pemimpin yang digerakkan oleh nurani
politik adalah tampil karena panggilan,bukan karena berhitung. Dalam
suasana yang tak berpengharapan, maju kena mundur kena, bangsa berada
ditubir kehancuran, pemimpin konvensional sibuk berhitung posisi
berebut kamar padahal "kapal" nyaris tenggelam, nah… dalam keadaan
seperti itu biasanya muncul seorang pemimpin yang terpanggil nuraninya
untuk menyelamatkan keadaan. Ia siap memberikan apapun yang dimiliki
tanpa berhitung untung rugi.

Fikiran dan hatinya bersih suci dari kepentingan-kepentingan
subyektip. Ia tampil bukan karena ingin berkuasa tetapi ingin
menyumbangkan potensi dirinya bagi keselamatan bangsa, dan ia bahkan
dengan senang hati siap menyerahkan kepemimpinannya itu kepada orang
lain yang dinilai lebih tepat. Nurani yang diiklankan pasti bukan
nurani. Jika benda-benda konsumtip diiklankan berulang-ulang akan
menarik perhatian konsumen meski benda itu sesungguhnya tidak terlalu
bermutu, mengiklankan nurani yang bermutu secara berulang-ulang dalam
waktu lama justeru membuat nurani itu terasa hambar di telinga konsumen.



Wassalam,
agussyafii

==============================================
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
achmad.mubarok@yahoo.com atau http://mubarok-institute.blogspot.com
==============================================

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Yahoo! Groups

Cat Zone

Connect w/ others

who love cats.

Shedding Pounds

on Yahoo! Groups

Read sucess stories

& share your own.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar