Sabtu, 29 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Re: Posesif Vs Tindak Kekerasan

<adindatitiana@...> wrote:
> Orang posesif adalah orang yang memiliki kecenderungan menahan dan
mengikat apa pun yang dia rasa dia miliki, baik berupa obyek materi,
seperti rumah, mobil, dan perhiasan, maupun subyek nonmateri, pacar,
suami/istri, anak, dan ibu.
> Orang ini akan melindungi miliknya dengan segala daya dan upaya.
Tidak satu pun orang lain dibolehkan, katakanlah, menyentuh atau
bahkan memandang sekalipun. Dia adalah juga orang yang kikir/pelit.

Audifax:
Kayak pernah kenal orang yang begini...hehehehe

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Titiana Adinda
<adindatitiana@...> wrote:
>
> Kompas, Minggu, 23 Desember 2007
> Rubrik konsultasi:
>
>
> Posesif Vs Tindak Kekerasan
>
>
>
> Sawitri Supardi Sadarjoen psikolog
>
>
> Orang posesif adalah orang yang memiliki kecenderungan menahan dan
mengikat apa pun yang dia rasa dia miliki, baik berupa obyek materi,
seperti rumah, mobil, dan perhiasan, maupun subyek nonmateri, pacar,
suami/istri, anak, dan ibu.
> Orang ini akan melindungi miliknya dengan segala daya dan upaya.
Tidak satu pun orang lain dibolehkan, katakanlah, menyentuh atau
bahkan memandang sekalipun. Dia adalah juga orang yang kikir/pelit.
> Yang menjadi persoalan adalah sikap posesif yang ditujukan pada
subyek nonmateri, situasinya menjadi semakin kompleks. Penyebabnya,
subyek nonmateri adalah seseorang yang bernyawa, punya kemauan dan
punya kebutuhan yang sifatnya personal, sehingga subyek nonmateri
tersebut akan bereaksi dan selalu berupaya memenuhi kebutuhan dan
kemauannya sendiri pula.
> Peluang terjadi bentrokan menjadi besar. Sikap posesif tersebut
secara ekstrem akan tertuju kepada pacar/istri. Cinta, perhatian,
waktu, dan konsentrasi pacar/istri hanya boleh ditujukan kepada
dirinya seorang.
> Kasus
> "Aduh, Bu, dada saya sesak sekali rasanya. Sejak pacaran dengan si
B saya benar-benar dibuatnya tidak bebas. Dia setiap hari me-
"nongkrongi" saya, entah saat saya kuliah, belajar bersama teman,
pergi ke tempat kebugaran, sampai berkunjung ke rumah nenek pun tahu-
tahu dia sudah ada di halaman rumah nenek, menunggu saya dan siap
mengantar saya pulang. \u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont
face\u003d\"Arial, Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2
\"\>Saya\npunya beberapa teman belajar yang akrab sehingga terkadang
kami\nbercanda saling dorong, saling tepak, tanpa maksud-maksud
buruk. Namun,\nsambil menunggu saya selesai belajar, rupanya dia
memerhatikan polah\nteman-teman saya.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Sepulang\ndari belajar,
pasti saya kena damprat. Dia marah, kelihatan sangat\ncemburu, dan
menuduhkan hal-hal yang tidak masuk akal. Pada awalnya,\nsaya berani
melawan dengan menantangnya untuk "putus",
> tetapi apa yang\ndia lakukan? Dia tampar saya, dia sodok pinggang
saya sampai saya\nbetul-betul kesakitan.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Kalau\nsaya sudah menangis
kesakitan, dia akan minta maaf dan memohon-mohon\nuntuk tidak
diputuskan. Dia bilang sangat mencintai saya dan tidak
bisa\nmelanjutkan hidup tanpa saya.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Kalau\nsudah sedemikian
rupa, saya menjadi trenyuh dan sering terayu kembali\nsehingga tidak
tega memutuskan karena dia memohon sambil menciumi kaki\nsaya dengan
menangis pula. Kami berbaikan kembali. Hal ini terjadi\nberulang
kali. \u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont
face\u003d\"Arial, Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2
\"\>Pada\ndasarnya saya juga sangat mencintainya, saya juga takut
putus hubungan\ndengannya, jadi selalu sambung lagi-sambung lagi
walaupun saya
> sering\nsangat tersiksa, terkekang oleh perlakuannya.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Ibu,\nhal lain yang ingin
saya ceritakan adalah kecuali menyiksa fisik, tidak\nsegan pula dia
memaki dan mencerca saya. Sering saya dikata-katai\nseperti "dasar
lonte", "dasar pelacur", dan banyak lagi kata-kata kotor\nlainnya.
Kalau dia mencintai saya, kok begitu perlakuannya, ya, Bu?
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Apa\nyang harus saya
lakukan, Bu? Apakah saya harus menikah dengannya?\nTetapi, kalau saya
tidak menikah dengannya, bagaimana keadaan saya, Bu?\nTerus terang
saya sudah melakukan hubungan intim dengannya, siapa lagi\nlaki-laki
yang mau menikahi saya, Bu?" Demikian S (22), mahasiswa\nsemester 6
dengan bercucuran air mata. ",1] ); //-->
> Saya punya beberapa teman belajar yang akrab sehingga terkadang
kami bercanda saling dorong, saling tepak, tanpa maksud-maksud buruk.
Namun, sambil menunggu saya selesai belajar, rupanya dia memerhatikan
polah teman-teman saya.
> Sepulang dari belajar, pasti saya kena damprat. Dia marah,
kelihatan sangat cemburu, dan menuduhkan hal-hal yang tidak masuk
akal. Pada awalnya, saya berani melawan dengan menantangnya
untuk "putus", tetapi apa yang dia lakukan? Dia tampar saya, dia
sodok pinggang saya sampai saya betul-betul kesakitan.
> Kalau saya sudah menangis kesakitan, dia akan minta maaf dan
memohon-mohon untuk tidak diputuskan. Dia bilang sangat mencintai
saya dan tidak bisa melanjutkan hidup tanpa saya.
> Kalau sudah sedemikian rupa, saya menjadi trenyuh dan sering terayu
kembali sehingga tidak tega memutuskan karena dia memohon sambil
menciumi kaki saya dengan menangis pula. Kami berbaikan kembali. Hal
ini terjadi berulang kali.
> Pada dasarnya saya juga sangat mencintainya, saya juga takut putus
hubungan dengannya, jadi selalu sambung lagi-sambung lagi walaupun
saya sering sangat tersiksa, terkekang oleh perlakuannya.
> Ibu, hal lain yang ingin saya ceritakan adalah kecuali menyiksa
fisik, tidak segan pula dia memaki dan mencerca saya. Sering saya
dikata-katai seperti "dasar lonte", "dasar pelacur", dan banyak lagi
kata-kata kotor lainnya. Kalau dia mencintai saya, kok begitu
perlakuannya, ya, Bu?
> Apa yang harus saya lakukan, Bu? Apakah saya harus menikah
dengannya? Tetapi, kalau saya tidak menikah dengannya, bagaimana
keadaan saya, Bu? Terus terang saya sudah melakukan hubungan intim
dengannya, siapa lagi laki-laki yang mau menikahi saya, Bu?" Demikian
S (22), mahasiswa semester 6 dengan bercucuran air mata.
\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial, Helvetica, sans-
serif\" size\u003d\"2\"\>\u003cstrong\>Dinamika\u003c/strong\>
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Orang\nposesif pada dasarnya
adalah orang yang tidak yakin diri, tidak percaya\ndiri, sehingga
bila ada yang mencintainya dan mau menerima dirinya\nsebagai pacar,
maka dia akan menguasai pacarnya karena selalu diliputi\nketakutan
kehilangan rasa cinta pacar.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Dia\ntidak ingin hubungannya
terganggu kehadiran orang lain,
> apalagi orang\nlaki-laki. Dia akan membatasi pergaulan pacarnya,
mengawasi perilaku\npacarnya, dan merasa cemburu sekali bila dia
melihat pacarnya bahkan\nhanya tersenyum sekalipun dengan kawan lawan
jenis yang bertemu di\njalan.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Keinginannya\nmembuat
pacarnya jera melakukan perilaku yang tidak diinginkannya\ndinyatakan
dengan hukuman fisik dan mental. Dia berharap dengan\ndemikian,
pacarnya akan patuh walaupun karena takut dipukul olehnya.\nOrang
posesif yang sangat mencintai pacarnya dan merasa
kurang\ndiperhatikan pacarnya justru membuat dirinya sering terpicu
melakukan\ntindak kekerasan, baik yang bersifat emosional dan/atau
fisik dengan\ntujuan membuat pacarnya jera.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2
\"\>\u003cstrong\>Solusi\u003c/strong\> \n
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont
> face\u003d\"Arial, Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2
\"\>Masalah\nyang dihadapi S memang masalah yang benar-benar sulit.
Di satu sisi S\nmencintai pacarnya, pada sisi lain dia sekaligus
meragukan sejauh mana\nrasa cinta kasihnya diterima pacarnya
mengingat dalam kenyataannya\nbukan rasa tenteram berdampingan dengan
pacar, melainkan tegang oleh\ngugatan perilakunya yang tidak
disetujui pacarnya, kecemburuan tanpa\ndasar, dan sering berakhir
dengan cercaan bahkan hukuman fisik.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Masalah menjadi sangat
dilematis karena S telanjur melakukan hubungan intim dengan pacar
yang posesif tersebut. \n",1] ); //-->
> Dinamika
> Orang posesif pada dasarnya adalah orang yang tidak yakin diri,
tidak percaya diri, sehingga bila ada yang mencintainya dan mau
menerima dirinya sebagai pacar, maka dia akan menguasai pacarnya
karena selalu diliputi ketakutan kehilangan rasa cinta pacar.
> Dia tidak ingin hubungannya terganggu kehadiran orang lain, apalagi
orang laki-laki. Dia akan membatasi pergaulan pacarnya, mengawasi
perilaku pacarnya, dan merasa cemburu sekali bila dia melihat
pacarnya bahkan hanya tersenyum sekalipun dengan kawan lawan jenis
yang bertemu di jalan.
> Keinginannya membuat pacarnya jera melakukan perilaku yang tidak
diinginkannya dinyatakan dengan hukuman fisik dan mental. Dia
berharap dengan demikian, pacarnya akan patuh walaupun karena takut
dipukul olehnya. Orang posesif yang sangat mencintai pacarnya dan
merasa kurang diperhatikan pacarnya justru membuat dirinya sering
terpicu melakukan tindak kekerasan, baik yang bersifat emosional
dan/atau fisik dengan tujuan membuat pacarnya jera.
> Solusi
> Masalah yang dihadapi S memang masalah yang benar-benar sulit. Di
satu sisi S mencintai pacarnya, pada sisi lain dia sekaligus
meragukan sejauh mana rasa cinta kasihnya diterima pacarnya mengingat
dalam kenyataannya bukan rasa tenteram berdampingan dengan pacar,
melainkan tegang oleh gugatan perilakunya yang tidak disetujui
pacarnya, kecemburuan tanpa dasar, dan sering berakhir dengan cercaan
bahkan hukuman fisik.
> Masalah menjadi sangat dilematis karena S telanjur melakukan
hubungan intim dengan pacar yang posesif tersebut.
\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial, Helvetica, sans-
serif\" size\u003d\"2\"\>Alternatif solusi yang harus S lakukan
antara lain sebgai berikut.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>1. Bila mungkin, ajaklah
pacar berkonsultasi pada psikiater atau psikolog klinis agar
kesulitan psikologisnya\n dapat terbantu.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>2.\nBerikanlah ancaman tegas
untuk putus bila terjadi tindak kekerasan satu\nkali lagi disertai
daya yang kuat untuk memantapkan ketegaran batin\ndiri S sendiri bila
benar-benar putus hubungan mengingat S pun merasa\nsangat mencintai
pacarnya tersebut. \u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont
face\u003d\"Arial, Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>3.\nBila
> pacarnya menuntut hubungan intim, S harus menolak tegas
dengan\npertimbangan peluang masalah akan semakin rumit bila dari
hubungan\ntersebut terjadi kehamilan di luar nikah.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>4.\nYang paling tepat adalah
segera memutuskan hubungan dengan tegas karena\nbila sebagai pacar
dia sudah berani melakukan tindak kekerasan, peluang\nuntuk perilaku
yang semakin sadis akan terbuka lebar saat terikat tali\npernikahan.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Cemburu memang bukti cinta
kasih,\n tetapi cemburu berlebihan dengan dasar posesif merupakan
salah satu gejala gangguan mental yang bisa mencelakakan pasangan.
\u003c/font\>\u003c/div\>\u003cdiv\>\u003cfont face\u003d\"Arial,
Helvetica, sans-serif\" size\u003d\"2\"\>Jadi,\nwaspadalah dalam
memilih pasangan dan waspadalah terhadap penyesalan\nkemudian oleh
> hubungan intim di luar ikatan pernikahan.
\u003c/font\>\u003c/div\>",1] ); //-->
> Alternatif solusi yang harus S lakukan antara lain sebgai berikut.
> 1. Bila mungkin, ajaklah pacar berkonsultasi pada psikiater atau
psikolog klinis agar kesulitan psikologisnya dapat terbantu.
> 2. Berikanlah ancaman tegas untuk putus bila terjadi tindak
kekerasan satu kali lagi disertai daya yang kuat untuk memantapkan
ketegaran batin diri S sendiri bila benar-benar putus hubungan
mengingat S pun merasa sangat mencintai pacarnya tersebut.
> 3. Bila pacarnya menuntut hubungan intim, S harus menolak tegas
dengan pertimbangan peluang masalah akan semakin rumit bila dari
hubungan tersebut terjadi kehamilan di luar nikah.
> 4. Yang paling tepat adalah segera memutuskan hubungan dengan tegas
karena bila sebagai pacar dia sudah berani melakukan tindak
kekerasan, peluang untuk perilaku yang semakin sadis akan terbuka
lebar saat terikat tali pernikahan.
> Cemburu memang bukti cinta kasih, tetapi cemburu berlebihan dengan
dasar posesif merupakan salah satu gejala gangguan mental yang bisa
mencelakakan pasangan.
> Jadi, waspadalah dalam memilih pasangan dan waspadalah terhadap
penyesalan kemudian oleh hubungan intim di luar ikatan pernikahan.
> \u003cbr\>\u003cbr clear\u003d\"all\"\>\u003cbr\>--
\u003cbr\>Kunjungi blogku di: \u003cbr\>\u003ca
href\u003d\"http://titiana-adinda.blogspot.com\"
target\u003d\"_blank\" onclick\u003d\"return top.js.OpenExtLink
(window,event,this)\"\>http://titiana-
adinda.blogspot\u003cWBR\>.com\u003c/a\>\n\u003c/span\>",0] ); D
(["ce"]); //-->
>
>
> Kunjungi blogku di:
> http://titiana-adinda.blogspot.com
>
> ---------------------------------
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.
Try it now.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Yahoo! Groups

Be a Better Planet

Share with others

Help the Planet.

Endurance Zone

A Fitness Group

about overall

better endurance.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar