Minggu, 02 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Re: http://smritacharita.blogspot.com/2006/11/siren-is-gold.html

oooooh ya aku ingat, aku udah baca ini message 1 tahun lalu, untung
ada file nya.

salam,
goen

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "goenardjoadi"
<goenardjoadi@...> wrote:
>
> saya kok terlewatkan dg message ini.... dari teman kita
> http://smritacharita.blogspot.com/2006/11/siren-is-gold.html
>
> komentarnya so sweet, tapi kok bisa terlewatkan ya?
>
> gara-gara vincent sih kebanyakan kirim junk mail.
>
> salam,
> goen
>
>
>
> Masih soal milis ini, gw berkenalan dengan Mas Goenardjoadi
Goenawan
> (note: bukan orang yg sama dengan siapa yang gw bahas di atas ;-
)).
> Sempat ngobrol2 tentang konsep jiwa berkaitan dengan buku
terbarunya
> Piramida 7 Kebutuhan Jiwa. Yang ditanyakan Mas Goen adalah konsep
> jiwa dalam Islam. Waduh.. sebenernya ilmu gw masih cetek banget,
> nggak berani ngasih pendapat atas nama Islam. Tapi.. kalau
pendapat
> gw tentang isi bukunya yang dikaitkan dengan pendapat gw tentang
> konsep2 yang gw tahu dalam Islam, kurang lebih jawaban gw berikut
> ini (note: beberapa bagian sudah direvisi, disesuaikan dari bentuk
> diskusi dua orang menjadi tulisan untuk blog yang audiensnya lebih
> luas):
>
>
>
> Mas Goen yang baik,
>
> Saya coba menjawab pertanyaan Anda tentang JIWA yang dikaitkan
> dengan apa yang saya interpretasikan dari ajaran Islam. Tentu,
> tulisan saya masih sangat dangkal ilmu Islamnya; masih berupa
> interpretasi saya sendiri yang belum tentu benar.
>
> Membaca beberapa posting Anda, terminologi JIWA yang Anda pakai
> bukan mengacu pada nyawa, melainkan pada suatu konsep manusia
mulia.
> Nah.. dari apa yang saya baca sekilas maka saya menyimpulkan bahwa
> apa yang Anda sebut JIWA itu dekat dengan konsep Chusnul Chotimah:
> kehidupannya berakhir dengan baik. Hasil akhirnya masuk surga;
> menjadi ahli surga. Bagaimana resepnya? Yaitu dengan selalu
berbuat
> kebaikan. Menjadikan dirinya bermanfaat buat orang lain, berbuat
> kebaikan sepanjang hidupnya.
>
> Bagaimanakah perbuatan baik menurut Islam itu? Setahu saya, dalam
> Islam, setiap apa yang kita lakukan bisa menjadi ibadah ataupun
> dosa, karena tergantung niat dan eksekusinya. Membagikan sedekah,
> itu perbuatan baik kan? Tapi kalau membagikan sedekah dengan niat
> dapat nama baik, hitungannya jadi riya (=pamer), dan menjadi dosa.
> Shalat pun, yang jelas2 ritual agama, jika dilakukan untuk jaga
> image, bisa2 malah jadi dosa. So.. sangat penting untuk memiliki
> niat yang baik dan dilakukan sebagai perbuatan nyata yang baik.
>
> Nah.. karena konsep Chusnul Chotimah ini, maka salah satu rahmat
> terbesar bagi manusia adalah: diberi umur panjang. Kenapa? Karena
> dengan umur panjang, kita punya banyak kesempatan untuk berbuat
> kebaikan dan investasi kebaikan yang akan terus berlanjut hingga
> kita mati. Selama hidup, kita bisa beramal (fisik & non fisik)
serta
> mendidik anak kita menjadi orang yang baik selama kita masih
hidup.
> Sesudah mati, semoga amalan ini terus berlanjut, karena ada 3 hal
> yang bisa meneruskan ibadah seseorang walaupun dia sudah mati:
> memiliki anak yang shaleh, amal (dalam bentuk fisik) yang masih
bisa
> berguna untuk orang lain, dan ilmu yang diajarkannya (serta masih
> digunakan) orang lain. Intinya: walaupun dia tidak lagi bisa
> melakukan apa2, hitungan poin pahalanya tetap jalan selama anaknya
> masih berbuat kebaikan, sumbangan/pemberian (amal fisik) masih
> digunakan orang, dan ilmu yang diajarkannya (amal non-fisik) masih
> dipergunakan orang.
>
> Dengan berumur panjang dan berbuat baik selama hidupnya, semoga
kita
> mendapatkan Chusnul Chotimah. Dan tidak ada yang paling
menyedihkan
> daripada diberi umur panjang tapi berbuat keburukan sepanjang
> hidupnya. Alih2 mengumpulkan pahala, malah neracanya minus karena
> dipotong dosa ;).
>
> So, saya setuju dengan bahasan Mas Goen bahwa untuk mencapai JIWA
> dibutuhkan mejadi kemampuan menekan ambisi (sampai pada level yang
> tidak mengganggu). Dan itu sangat tergambar dalam ajaran Islam.
> Penting sekali untuk menekan nafsu, karena nafsu itu sering
menodai
> niat kita. Cloud our judgment. Dan penting sekali mendengarkan
hati
> nurani, karena kata hati adalah quality control kita: untuk
> mempertanyakan apakah perbuatan kita ini benar2 dilandasi niat
baik.
> Sebaik2nya kita, kita hanya manusia biasa, kita tidak pernah bisa
> tahu apakah perbuatan kita itu benar2 bersih seperti yang
digariskan
> Tuhan.
>
> Itu sebabnya saya sejak kemarin bilang bahwa yang paling penting
> adalah manusianya. Agama hanya tools, hanya manual. Tapi yang
paling
> menentukan adalah bagaimana manusia mengamalkannya: apakah niatnya
> baik dan dilaksanakan dgn baik, niatnya baik tapi pelaksanaannya
> buruk, niatnya buruk tapi pelaksanaannya baik, atau niatnya buruk
> dan pelaksanaannya buruk. Menurut apa yang saya yakini, hanya
Tuhan
> yang bisa menilai. Kita sebagai manusia sih berbuat sebaik2nya
yang
> kita mampu; berusaha mengontrol diri sebaik2nya dari nafsu dan
> berusaha sebaik2nya mendengarkan kata hati.
>
> Mudah2an jawaban ini cukup membantu ya, Mas.
>
> Salam,
>
> Anyway.. seperti gw bilang di atas, ini interpretasi gw sendiri.
> Mungkin ada yang bisa memberi pandangan lain; mengoreksi, memberi
> sudut pandang lain, atau memberi referensi yang lebih jelas.
> Hehehe.. ditunggu kok masukannya ;-). Kan bisa berguna buat mereka
> yang belum ngerti juga. Jangan lupa, siren is gold.. hehehe.. ;-)
> Yang penting bukan mematikan sirene, tapi mengatur volumenya agar
> enak didengar orang lain ;-).
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Send pics quick

Share photos while

you IM friends.

Fitness Zone

on Yahoo! Groups

Find Groups all

about healthy living.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar