Minggu, 02 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Renungan 'biografis' seorang Muslim

RENUNGAN PASCA 11 SEPTEMBER 2001
(biografi sepotong, disusun pada minggu I oktober 2002)
 
I
PM Malaysia Dr. M. menuduh Amerika serikat terjangkit histeria anti-Muslim. Tuduhan ini dilansir bersamaan dengan pemberlakuan  peraturan keimigrasian baru di AS, yang menerapkan pemeriksaan ekstra ketat bagi para warga negara sejumlah negara Islam, termasuk malaysia. "Ini sudah merupakan histeria anti Muslim yang bersifat umum. Hanya karena tindakan segelintir orang, kini seolah-olah seluruh kaum Muslim dicap sama, yang membuat mereka harus diperiksa untuk membuktikan mereka bukan teroris".   (Kompas, 2 Oktober 2002)
 
II
Saya termasuk orang yang mempunyai perasaan campur baur sewaktu terjadi peristiwa 11 September 2001. Ada rasa galau. Ada juga rasa 'senang'. Dan rupanya perasaan ini  tidak hanya milik saya yang notebene orang Islam. Teman saya yang Katolik juga senang, dengan ungkapannya kira-kira "hebat, jenius, Amerika yang angkuh dibuat tak berdaya". Di sisi lain, kalau direnungkan, betapa kasihannya keluarga yang ditinggalkan dari 3 ribuan orang di WTC itu.
 
Dalam analisa saya, kesenangan saya dan teman saya itu, tidak ada kaitannya dengan Agama apa yang saya anut dan agama apa yang dianut si teroris itu. Kesenangan itu hanya semacam ekspresi sentimen dunia ketiga terhadap super power atau kekesalan kijang/kambing terhadap singa raja hutan.
 
III
Apakah yang melakukan penyerangan 11 Sept 2001 itu Usamah bin Ladin atau bukan, apakah orang Islam atau bukan, saya nggak tahu. Tapi, yang pasti, kesenangan saya mulai surut, bahkan hilang, dimulai dari penyerangan Sekutu ke Afghan, dicurigainya orang-orang Islam di Amerika, dicurigainya dan diburunya orang-orang Islam garis keras di seluruh dunia. Dan kebencian orang non-islam (baik dari agama lain, atheis maupun eks-islam) terhadap Islam menjadi sangat meningkat. Anda dapat melihat ini di situs-situs internet yang relatif baru (ada  satu yang berbahasa Indonesia  dan saya mencatat ada 46 situs berbahasa Inggris, baik situs baru maupun lama).
Ada satu situs terlepas anda percaya atau tidak, banyak tanda-tanda dia tahu Islam dari sisi "orang dalam".  Serangan-serangannya begitu luar biasa --- dengan thesis utamanya adalah "Islam adalah agama penuh kebencian & kekejaman" . di situ juga ada debat dengan  beberapa Muslim. Bukan ini yang  ingin saya soroti. Bagi saya, tambahan-tambahan situs seperti itu, hanya menambah kebencian yang sebenarnya sudah tinggi. Tetapi. Tetapi, situs-situs rupanya juga membawa hikmah bagi saya. Mungkin juga bagi orang Islam lainnya. Saya tidak menyarankan siapapun membaca situs-situs itu. Hikmah yang saya dapat akan saya uraikan di nomor romawi V.

 

IV
 
Biografi ringkas saya  :
·        Ayah saya hindu (India, bukan Bali) yang cenderung kurang taat, bahkan agak atheis. Ketika menikahi ibu saya, dia masuk Islam. Setelah menikah tidak ada tanda-tanda dia beragama Islam. Sholat tidak, minum-minuman keras, bahkan belakangan makin terang-terangan mengejek Rasulullah dan mengejek Islam sebagai agama. Tiap hari saya menghadapi itu, bahkan setelah saya menjalani agama Islam. Kuping saya menjadi tidak mudah merah, saya tidak 'kaget' mendengar makian serupa itu. Saya selalu berusaha menjawab dengan singkat, tanpa marah-marah. (catatan: mohon dimengerti saya tidak sedang menilai atau membahas agama Hindu. Saya menghormati agama Hindu dan para penganutnya. Ini semata hanya biografi pribadi saya untuk berbagi pengalaman).
 
·        Saya sendiri sejak SMP awal tahun 70an suka baca Kho Ping Hoo. Saya suka filsafat hidup dalam buku-buku karangannya.  Suatu saat saya akhirnya tahu bahwa filsafatnya bukan berasal dari Tao atau LaoTse atau Budha, tapi dari J. Krishnamurti (1895 – 1986). Akhirnya sejak lulus SMA saya melahap buku-buku rekaman ceramah atau catatan harian Krishnamurti sekitar 20 buku. Saya mulai meragukan agama apapun. Kuliah saya, di Jakarta, selain ilmu sosial  saya senang sekali dengan filsafat. Bahkan saya pernah mengambil mata kuliah tamu di salah satu sekolah tinggi filsafat mengenai topik atheisme. Dari sejak lulus SMA s/d 9 tahun kemudian saya on/off dalam keyakinan beragama. Sholat hampir tidak pernah, puasa juga seringkali tidak. Saya pernah suatu saat bergantian memasuki 6 rumah ibadah di TMII. Saya banyak kawan dari kalangan katolik.
 
·        Suatu saat pada umur 27/28 tahun saya mengalami pencerahan yang luar biasa (saya tidak bisa menceritakan hal itu). Saya beragama Islam kembali. Mudah-mudahan sampai mati. Amin.
 
·        Mungkin dari latar belakang seperti itu, walaupun saya sudah beragama Islam dengan keyakinan penuh, saya hampir tidak pernah 'fanatik'. Saya hampir tidak punya kecenderungan curiga pada agama lain, tidak punya kebencian terhadap agama lain. Karena saya pernah tidak percaya agama, bahkan tidak suka agama Islam, saya bisa memahami sikap-sikap negatif non-muslim. Bagi saya saling menghormati dan menghargai antar agama / pemeluk agama merupakan keharusan. Lebih dari itu, ada kualitas kasih sayang yang meliputinya.
 
·        Sewaktu kasus tabloid monitor - Arswendo – merebak sekitar tahun 1989 – 90 , dan kasus Salman Rushdie yang menulis novel "Satanic Verse" merebak ramai di seluruh dunia saya hampir tidak merasa terusik sama sekali :
§         Tabloid Monitor melakukan survai mengenai tokoh idola. Hasilnya  Arswendo urutan ke-9 dan Nabi Muhammad SAW no. 10. Bagi saya orang boleh saja protes atau mengkritik, tapi apa perlu merusak kantor tabloid tersebut ?
§         Kasus Salman Rushdie. Coba dipikir, apa anehnya seorang yang tidak percaya agama Islam membuat suatu novel yang merendahkan / menghina Rasulullah ? Bagi saya , secara logik, hal itu tidak ada anehnya. Mungkin-mungkin saja. Walaupun dosanya sangat besar ! Menurut saya, kalaupun mau bereaksi tulis saja buku atau artikel yang membantah novel tersebut.
Sayapun tidak pusing untuk mengucapkan selamat natal pada (alm) mertua pria saya, teman-teman saya, dan bos-bos saya yang merayakan natalan.
 
·        For sure, saya tidak berpandangan semua agama benar. Saya pun bukan penganut Islam inklusif, apalagi Islam liberal.  Saya berpandangan kita bisa bergaul dengan penganut agama lain dengan sebaik-baiknya, boleh juga mencari titik temu antar agama, dan berusaha memahami agama orang lain dari sisi mereka.
 
·        Dengan  mudah saya mengajak / mengantarkan ayah saya ke kuil Hindu (dia sangat jarang ke kuil) karena saya menghormati kepercayaannya.  Saya menghormati kepercayaannya, sementara dia tidak menghormati kepercayaan saya. Sampai…suatu saat di tahun 1995 (ketika saya sudah berumur 37 tahun) 35 hari sebelum beliau meninggal, beliau masuk Islam. Alhamdulillah.
 
·        Saya menemukan keindahan, saya menemukan kedalaman, saya menemukan cinta, saya menemukan kemuliaan, saya menemukan "misterium tremendum" dan "misterium fascinosum" à dalam Islam.
 
·        Bagi saya, Islam tidak ada hubungan dengan terorisme, kebuasan, kepicikan, kesempitan. Bagi saya Islam adalah agama besar, yang merangkum seluruh keindahan agama-agama.
 
WK

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

Special K Challenge

on Yahoo! Groups

Find shape-up

tips and tools.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar