Jumat, 28 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Salah satu alasan kenapa Kompatiologi berhasil??


Orang yang tidak mampu melihat atau buta masih bisa bertahan hidup
begitu juga dengan orang yang kurang dalam hal pendengaran atau istilahnya
tuli.

tapi bagaimana dengan orang yang tidak memiliki lidah atau sesuatu yang
digunakan untuk mengunyah, menelan, atau untuk 'merasa'?

salah satu alasan kenapa kompatiologi berhasil.. karena kompatiologi
menitikberatkan pada proses pengindraan melalui lidah.. yang untuk
merasakan minuman dari rasa manis, pahit, asem dan lain-lain.

saya berkali-kali ceramah pada orang bahwa kita ini hidup ini untuk
menunda mati. Kita makan karena lapar dan kelaparan salah satu
cara paling mudah untuk mati. begitu juga kita minum karena kita
haus, oleh karena kehausan dapat menyebabkan orang mati juga.

setiap hari kita makan. ada yang menunya sama setiap hari. ada
yang beda-beda. ada yang hanya makan sehari.. atau ada juga
makan tiga kali sehari.

"Hal ini dapat membuktikan bahwa orang bisa saling membunuh karena
perbedaan pendapat dan keyakinan. Tapi orang tidak akan membunuh
orang lain karena mengatakan.. bahwa nasi goreng ini tidak enak.. atau
ketoprak itu enak. Bahwa masakan ini kurang garam.. dimana yang lain
mengatakan keasinan."

"Hal yang paling subjektif adalah apa yang dirasakan oleh lidah!"

Dalam sesi pertama Dekon Kompatiologi.. adalah menebak rasa minuman
dan sensasinya.. dimana masing-masing orang wajib menjelaskan rasa suatu
minuman (yang dibeli di supermaket) dengan gayanya masing-masing. Dimana
hal-hal yang bersifat suci, pangkat tinggi, terhormat tidak terhormat, formal tidak
formal, kemapanan atau anti kemapanan.. bukanlah hal yang menentukan benar
atau salahnya pendapat orang tersebut. Mau setinggi apa pun derajatnya.. kalau
minuman itu rasanya pahit! dan orang lain mengatakan hambar atau kurang manis.. itu hanya pendapat-pendapat saja. Ia hanya mengatakan apa yang dirasakan terhadap minuman tersebut. Tidak ada benar-salah. Tidak ada terhormat-tidak hormat. Tidak ada darah biru atau pun darah coklat. Ketika berhubungan dengan rasa.. setiap orang punya pendapat.. dan rasanya masing-masing.

Kenapa demikian?

"Karena syarat hidup adalah makan. Dari kecil kita makan. Dan kita makan
untuk bertahan hidup, dimana kita bertahan.. yaa untuk menunda mati. Dan makan adalah suatu rutinitas yang kita lalui setiap hari. Mau kita manjakan lidah kita berbagai macam makanan yang berbeda setiap hari. atau makanan yang sama setiap hari (itu semua melihat kebutuhan dan keuangan). Ada orang yang prinsipnya kenyang enggak peduli cita rasa. Ada juga yang prinsipnya cita rasa tinggi.. kenyang hanya efek saja. Ada juga yang cita rasanya setengah.. kenyangnya juga setengah. Yaa semua kembali pada setiap manusia bagaimana memanjakan lidahnya."


nah, disinilah Kompatiologi.. berhasilnya... ketika semua orang yakin dengan semua rasa yang diminumnya.. atau sensasi yang timbul.. maka setiap orang
pada dasarnya memiliki sistem pengukuran sendiri. Apalagi dalam hal lidah..
yang esensial dan super penting, rutin dan sehari-hari.

ketika proses dekon terdekon menganalisa.. bahwa dari hal sederhana saja.. setiap individu memiliki pendapat dan interpretasi masing-masing.. apalagi sampai hal yang rumit.. bisa ada penambahan atau pengurangan.. terhadap kesimpulan realita-realita.. mau pun dogma-dogma yang pernah ia pahami.. dan itu semua untuk kepentingannya sendiri!

kekuatan karakter dari masing-masing individu terhadap rasa yang dirasakan.. pada akhirnya akan membuat terdekon berpikir.. bahwa keberagaman bukanlah keniscayaan.. dan bahwa keseragaman dan pembentukan pola pikir melalui cuci otak.. akan mudah dipatahkan... karena ketika berhubungan dengan rasa.. (yang rutin seperti lidah ketika makan) setiap orang adalah ahlinya. setiap orang memiliki pengukurannya masing-masing. mau itu enak atau tidak enak. pas atau tidak pas.

Kompatiologi berhasil karena menekankan pada indera yang dimanjakan setiap hari. Indera yang fungsinya paling vital yaitu untuk makan dan minum. Dimana kebutuhan paling dasar ketika orang bangun pagi.. atau terlalu larut begadang..
mereka butuh karbohidrat.. dan butuh tenaga. untuk mengembalikan kondisi tubuh..

Itulah kenapa Vincent mengatakan bahwa sesi ramal hanya keren-kerenan.. bukan sesuatu yang wah-wah.. atau dahsyat.. dimana sesi paling penting adalah ketika sesi pertama atau dekon menebak rasa dan sensasi dari suatu minuman.. dimana indera lidah (yang rutin sehari-hari, hukumnya wajib) yang kemudian diuji, dites, dan di.................. gitu deh.

kalau belum jelas...
yaa sudah
tapi para terdekon sepertinya paham apa yang aku maksud.

Salah satu alasan kenapa Kompatiologi berhasil??

"Karena bermain di wilayah rasa dari lidah. Dan sesungguhnya lidah mengirim data-data yang subjektif.. yang terlepas dari benar salah, baik buruk, surga neraka.."

ha ha ha!


Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Find great recruits

for your company.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Best of Y! Groups

Check out the best

of what Yahoo!

Groups has to offer.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar