Selasa, 25 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Sebuah Pesan Natal ?

SEBUAH PESAN NATAL ?

Dear Friends, Hmmm hmmm hmmm... Wah, Natal dateng lagi
nih, pikirku sejak seminggu lalu. Lebaran sudah lewat,
dan sekarang Natal/Tahun Baru menjelang. Hmmm hmmm
hmmm... Entah mengapa aku selalu merasa risih ketika
dua hari raya itu mendekat. Kenapa? Well, should I be
honest here? Hmmm hmmm hmmm... karena yang ngirim SMS
itu bertubi-tubi dan aku always kehabisan pulsa untuk
menjawab satu persatu. Pulsanya udah habis, so melalui
posting ini saya mengucapkan terima kasih kepada yang
mengirimkan SMS Selamat Natal/Tahun Baru kepada saya.
Dan juga terima kasih untuk yang mengirimkan Selamat
Lebaran melalui SMS kepada saya yang, sampai saat ini,
belum sempat saya balas juga. Hemat pulsa nihhh!!!!

Kenapa yah, pada ngirim selamat ke aku kalo Lebaran
dan Natal/Tahun Baru? Dan kenapa gak ada yang ngirim
selamat ke aku waktu Galungan (Hari Raya Hindu Bali)
atau Waisak (Hari Raya Buddhist), atau waktu Tahun
Baru Suro (hari yang dihormati oleh kalangan Kejawen,
walaupun gak diakui oleh republik mimpi ini)? Hmmm
hmmm hmmm... mungkin aku lebih terlihat Muslim dan
Kristen dibandingkan aliran2 yang lain itu yah?
Pedahal aku kan mengetengahkan SPIRITUALITAS yang
berada di luar agama2 itu. Agama2 is ok. Dan kita
tidak harus tergantung dari agama2 untuk kultivasi
spiritualitas kita masing2. Hmmm hmmm hmmm...

Terus tadi ada seorang rekan dari Jawa Tengah yang
telepon aku pagi2. Dia gak percaya kalo aku ini gak
pergi ke gereja waktu Natal.

"Semalam ke gereja gak ?", tanya dia.

"Nggak", jawab aku.

"Hari ini ke gereja gak ?", tanya dia lagi.

"Nggak juga", jawab aku.

Hmmm hmmm hmmm... so what? Ke gereja or gak ke gereja,
emangnya Tuhan marah. Anyway, thanks for so many
Selamat Natal SMS yang gak bisa (dan gak mao karena
pengen hemat pulsa) aku balas satu persatu. Well, I
accept the fact kalo tiap Lebaran terima SMS banyak,
tiap Natal juga begitu. So, aku IKHLAS dan PASRAH aja
deh. Apa yang terjadi, terjadilah. Mao dibilang Muslim
kek, mao dibilang Nasrani kek, mao dibilang Buddhist
kek, mao dibilang Hindu kek, I don't care. Apa aja
deh,... hmmm hmmm hmmm...

Nah, Mas B, temen yang dari Jawa Tengah dan baru
pertama kali bicara dengan aku di telpon itu kemudian
banyak diemnya.

"Kok diem aja ?" tanya aku.

"Suaranya laen," katanya.

"Lha, kok tau suaranya laen? Kan belom pernah ngomong
sama aku sebelumnya," tanya aku.

"Suaranya kayak anak muda, gak sesuai dengan umurnya,
gak sesuai dengan bayangan aku," jawabnya.

Hmmm hmmm hmmm... aku ketawa aja. Abis musti ngomong
apa lagi. Emang suaranya kayak gitu, gak dibikin
supaya awet muda or pake jampe2 ilmu pengasihan.

Dan Mas B akhirnya tanya tentang AGAMA ke aku. Aduh,
pikirku. Orang2 kok pada ributin agama. Agama aja gak
ngeributin orang, ini orang2 pada ributin agama. Well,
never mind,... so aku jawab saja. Dia tanya tentang
apakah aku percaya "agama". Maksudnya, tentang agama
yang "benar",... blah blah blah. Dan jawabannya itu
gampang aja. Aku memang PERNAH percaya sama agama,
tapi tidak lagi. Aku sekarang pegang Essensi /
Hakekat, dan itu bisa kita jalani even tanpa agama.
Semua agama itu mengajarkan JALAN BALIK menuju kepada
asal muasal dari segalanya. Asal muasal dari roh kita,
... dan ketika kita sampai pada perenungan yang
terakhir, kita mau gak mau akan berkesimpulan bahwa
roh kita dan roh Al Khalik itu memang TIDAK PERNAH
berpisah. Memang selalu satu. Aku mengambil contoh
Generator dan aliran listrik yang menghidupi satu
kota. Nah, Tuhan itu (atau All that Is, atau Acynthia,
atau Thian, atau WHOEVER we might want to call
IT/HIM/HER/THEM) itu ibaratnya si Generator,... dan
dia itu menghidupi satu kota itu. Dan Generator itu
tidak pernah berhenti bekerja, dan memang menyambung
terus ke tiap rumah yang ada di kota itu. Lalu diri
kita dimana? Well, diri kita itu adalah seperti satu
bola lampu. Nah, satu BOLA LAMPU yang hidup di dalam
salah satu rumah di dalam satu kota itu apakah tidak
berhubungan dengan Generator Tunggal itu?... Hmmm hmmm
hmmm... Jawabnya tentu saja BERHUBUNGAN. Dan
hubungannya itu TERUS MENERUS. Dan tidak pernah
berhenti, dan tidak pernah putus. God is the
Generator, dan kita manusia itu adalah bola2 lampunya.
Generator itu menghidupi si bola lampu. Ada LISTRIK
(Roh). Dan Listrik (Roh) yang ada di Generator itu
sama persis dengan Listrik yang ada di Bola Lampu itu,
... bahkan di Bola Lampu yang terkecil. Itu analoginya
antara kita manusia dengan God / Tuhan / Allah / All
that Is...

Lalu si Mas B bertanya lagi, kok ada banyak agama2 ?
Hmmm hmmm hmmm... Aku jawab, memangnya gak boleh ?
Agama2 itu METODE2 belaka. Tiap agama itu satu
metode,... dan metode itu teknik2 untuk memberikan
PEMAHAMAN kepada si Bola Lampu itu bahwa Listrik yang
ada di dirinya itu SAMA PERSIS dengan Listrik yang ada
di si Generator. Listrik di Generator itu menghidupi
si Bola Lampu, itu memang benar. Tetapi listriknya itu
SAMA PERSIS. So,... ROH MANUSIA itu sama persis dengan
ROH TUHAN. Itu analoginya. Hmmm hmmm hmmm...

Yang suka jadi masalah kan bahasa belaka. Kita harus
mengkomunikasikan sesuatu yang ada di luar jangkauan
bahasa. Sesuatu yang cuma bisa dirasakan tapi untuk
mengkomunikasikannya harus menggunakan gambaran2.
Kiasan2. Peribahasa2. Perumpamaan2... Tapi, hakekatnya
itu sama saja. Karena kita manusia yang BERPIKIR, maka
kita harus menggunakan SIMBOL2 untuk berkomunikasi.
Nah, agama2 itu menggunakan simbol2 juga. Dan simbol2
yang digunakan itu beda2. Tapi kita bisa dengan mudah
menarik benang merah kesamaan antara berbagai simbol2
itu. Ada KORESPONDENSI yang bisa ditarik antara
berbagai simbol yang digunakan oleh berbagai
agama/aliran kepercayaan. Contohnya:... Manusia kan
berusaha untuk komunikasi dengan penciptanya. Ada yang
menyebut ROH PENCIPTA yang ada di dirinya itu dengan
sebutan "Subhanallah". Nah, dengan Sang Subhanallah
itulah manusia itu berkomunikasi. Berbicara di
batinnya dengan Subhanallah, setiap hari,... dan
bahkan setiap detik. Ada pula yang menyebut ROH
PENCIPTA di dirinya itu sebagai "Tuhan Yesus". Nah,
berarti dengan Tuhan Yesuslah orang itu akan
berkomunikasi. Ada pula yang berkomunikasi dengan
"Bunda Maria". Ada yang berkomunikasi dengan "Eyang
Semar". Ada yang berkomunikasi dengan "Sang Buddha".
Ada yang berkomunikasi dengan "Dewi Kwan Im". Ada yang
berkomunikasi dengan "Kanjeng Ratu". Ada yang
berkomunikasi dengan "Roh Kudus". Hmmm hmmm hmmm...

Tetapi semua itu kan SIMBOL2 belaka. Simbol2 yang
memang PALING AKRAB dengan diri kita. Kita bisa
memilih akan menggunakan simbol yang mana. Nah, dengan
simbol itulah kita bisa MERASAKAN Manunggaling kawula
lan gusti. Merasakan kesatuan dengan yang Illahi. So,
in the end, bahkan segala sebutan2 itu cuma metode
belaka. Metode untuk komunikasi belaka antara si Bola
Lampu dengan si Generator. Mengkomunikasikan Hakekat
bahwa pada dasarnya LISTRIK yang ada di si Generator
itu SAMA PERSIS dengan yang ada di si Bola Lampu.
(Leo)

+++++++++++++

[Leo seorang praktisi PSIKOLOGI TRANSPERSONAL. HP No:
0818-183-615. E-mail: <leonardo_rimba@yahoo.com>.
Untuk join milis SPIRITUAL-INDONESIA, please click:
<http://groups.yahoo.com/group/Spiritual-Indonesia>.]

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Find great recruits

for your company.

Best of Y! Groups

Check it out

and nominate your

group to be featured.

Yahoo! Groups

Be a Better Planet

Share with others

Help the Planet.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar