Rabu, 09 Januari 2008

[psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!

Quote:... Tambahan dikit nih mas.karena kesadaran hidup dalam DEAL-DEAL inilah, tak seyogyanya ada yang berpolitik dengan lambaran ke-mutlak-an.paling report kalo politik dah bawa2 panji kebenaran absolute dari agama dan tuhan masing2.jadi super ruwet....mana ada tuhan yang mau bertukar kepentingan dalam DEAL?..he.he End of quote.

TuHanTu: Mas Anwar, bukan dalam berpolitik saja kita sebaiknya tak bisa mutlak-mutlakan... Kecuali ngitung gaji pegawai atau pekerja perbulan sesuai kontrak kerja...tak ada yang mutlak itung-itungannya...

segala sesuatu yang membicarakan ½manusia½ sebagai topik, adalah kesalahan berfikir fatal, jika setiap kesimpulan atau resultnya adalah hal yang konkrit... Tak ada yang konkrit jika topik yg kita bicarakan adalah ½manusia½... Tidak dalam Psikologi, tidak dalam filsafat, tidak dalam ilmu budaya akademik...

Mengenai konsep berketuhanan, nggak ada masalah sih, jika seseorang menganut konsep tersebut sebagai manifestasi dari rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri, dalam berinteraksi dgn lingkungannya... Bukan sebagai manifestasi superioritas terhadap mereka yg berbeda konsep dan pemahaman atas ´hantu´ yg dimutlak-mutlakkan itu...

Toh, ketika seseorang menyebut lima huruf, t-u-h-a-n- ... atau a-l-l-a-h...atau tiga huruf,  l-o-r-d-... aja itu sudah merupakan sekumpulan huruf, artinya, masuk dalam dimensi penyimbolan yg disepakati antar kelompok, antar budaya, antar bahasa...lalu, di universal-universalkan... (kata yg hanya beda bahasa, dan beda asal )... atas sesuatu yg unidentified...

Menggunakan kata ´kebenaran´ sebagai justify atas sesuatu dalam perspektif ini akan selalu rancu (malah aneh dan lucu) ... baik itu atas nama spiritual, agama, filsafat dan semua ilmu-ilmu yg membicarakan dimensi non-fisik manusia yg tidak terbatas itu... Nah, apalagi jika dibawa ke dimensi politik praktis...?...

Ada juga, saya melihat bahwa seseorang menyebut t-u-h-a-n hanya jika sudah mentok baik dalam berlogika dan bernalar, dengan kalimat manis berbunga-bunga, sebagai- atau dalam rangka membuat- persiai psikis.... entah untuk dirinya sendiri, atau agar dianggap sebagai orang yang baik-baik... istilahnya, jaga langganan... alahhh...itu sih trik yg udah basi.... padahal dalam waktu bersamaan -sadar nggak sadar- dia telah melakukan pembatasan atas ´hantu´ yg dia sepakati sendiri sebagai sesuatu tak terbatas.... Hasilnya, jadilah tuhannya itu sebagai lolly pop... hahahaha...

Eniwei, saya skali-skali mencoba memakai sepatu orang yg mengaku mempunyai tuhan... apa yg saya dapati?...

Yg saya dapati itu, logika yg aneh dan lucu banget... Begini...kalau seseorang itu, udah merasa yakin bahwa tuhannya (whatever it is) maha pengasih, ...saya heran berat... lalu untuk apa makhluk malang ini,  meratap-meratap meminta ini, meminta itu?... pake, kata lord sweet segala macem, emangnya tuhannya itu permen karetkah?... lolly pop kah?... aneh tenan!

Si doi yang mengaku sebagai pencari tuhan juga lucu banget, emangnya dia hidup kalau si tuhannya itu nggak menemukan dia?... Ngapain juga mencari-cari, lha wong yg dia cari itulah yg telah menemukannya, selama ini... kalau dia nggak nyadari itu, saya anggap makhluk aneh yg ngaku-ngaku sbg pencari tuhan ini, menderita syaraf gangguan nggak tau diri yg akut ... Padahal, dia telah ditemukan oleh tuhannya, sekian bulan sejak ortunya pernah saling baku naek... entah baku naeknya itu di atas tempat tidur, atau sambil nonton ti-pi... mangkanya ada orok dan dia jadi idup...

Bahkan kalau perlu mengolok-olokpun toh si tuhan itu nggak akan sewot... kalau sewot, kan ditodong balik ajah...eh tuhan, elu jangan sewot dong...elukan maha ini, maha itu... hahaha... 

Jadi, menurut saya logika orang ini sangat aneh, karena dia menganggap tuhannya itu adalah yayasan sosial dimana si ketua yayasannya suka main tak umpet, sambil nyedot lolly pop persis Inspektur Kojak...  Tapi, yah...saya cuman bilang aneh ajah...bukan pake kata sesat, lho...:-)

Lord sweet...Lord sweet...ciluuuuk ba!..Eh, minta lolly popnya dong?... Huahahaha...huahahahaaa.... 

Be Fun

TuHanTu

http://hole-spirit.blogspot.com

Iseng-iseng nih, saya sertakan photo si Kojak versi Hollywoody, manis nggak?...Polonya kayak lolly pop, lho... Hehehe...

 Image hosted by servimg.com

 

 

 


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono" <aharyono@...> wrote:
>
> Ha..ha.bung THT, sepertinya memang banyak sinkron dengan anda.
>
>
>
> Tambahan dikit nih mas.karena kesadaran hidup dalam DEAL-DEAL inilah, tak
> seyogyanya ada yang berpolitik dengan lambaran ke-mutlak-an.paling report
> kalo politik dah bawa2 panji kebenaran absolute dari agama dan tuhan
> masing2.jadi super ruwet....mana ada tuhan yang mau bertukar kepentingan
> dalam DEAL?..he.he
>
>
>
> Salam,
>
> Anwar
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of
> tuhantu_hantuhan
> Sent: Monday, January 07, 2008 5:24 PM
> To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Subject: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah Gerakan
> Politik!
>
>
>
> Quote: ... Good point mas. Kata kuncinya adalah "kepentingan",
> "interest"...saya lebih suka definisikan secara esensial politik sebagai
> "aktifitas untuk memperjuangkan interest"... End of quote.
>
> TuHanTu: Mas Anwar... Memang betul bahwa tak ada satupun manusia yang bebas
> dari interrest individual... Bahwa sekalipun ada manusia yg memilih hidup
> dalam keterasingan roda modernisasi, tetap ada interrest melekat dalam
> dirinya bukan? Sejauh mana interrset itu bermain? tak ada tolok ukur yang
> konkrit...
>
> Bahwasanya interrest individual tersebut berusaha diseimbangkan/disinergikan
> dengan interrest lingkungan (masyarakat) itu soal lain... Tapi yang jelas
> bahwa saya, kita dan Anda sekalian dimanapun berada, adalah sekumpulan
> interrest-interrest yg bukan tidak mungkin punya keterkaitan satu sama
> lain... Cuman ada yg masuk dalam bingkai simbol-simbol (berbentuk agama,
> partai, ideologi)... Ada yang berusaha diluar dari bingkai tersebut...
> (tetap berada dalam penyimbolan tersendiri) ... But still can we called it
> as, politis? YA...! Like I said, everything is a DEAL...
>
> Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah DEAL-DEAL, maka kemungkinan
> merajut interrest individual tersebut menjadi interrest kolektif kemungkinan
> besar bisa terjadi... Tidak hanya dalam ber-politik praktis...
>
> Seorang Peminum Kopi seperti saya harus menanamkan bahwa segala sesuatu
> adalah DEAL-DEAL. Dan hanya dengan memahami hal tersebut, saya tidak mudah
> untuk marah dan berkoar-koar apalagi kalap di jalanan berdemonstrasi yg
> destruktif, karena kebijakan yang tidak memihak kepentingan saya (misalkan)
>
> Pilihannya -antara lain- adalah:
>
> 1. Passive. Karena tahu dan memahami bahwa semua Petinggi dan Elit Birokrat
> hanyalah sekumpulan interrest pribadi yang ter-manifestasi secara kolektif.
>
> 2. Aktif. Yakni, berusaha masuk dalam sistem (dalam skala tertentu), dalam
> skala waktu tertentu. Sekalipun berada di luar penyimbolan
> partai/jabatan/status tertentu.
>
> 3. Being a coward (Pengecut) Dengan meninggalkan lingkungan/tempat tersebut
> dan mencari lingkungan tempat lain... ;-)
>
> Be Fun
>
> TuHanTu
>
> http://hole- <http://hole-spirit.blogspot.com> spirit.blogspot.com
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono"
> aharyono@ wrote:
> >
> > "Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
> > seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai kepentingannya
> > disitulah sudah masuk wilayah politik."
> >
> >
> >
> > Anwar:
> >
> >
> >
> > Good point mas. Kata kuncinya adalah "kepentingan", "interest"...saya
> lebih
> > suka definisikan secara esensial politik sebagai "aktifitas untuk
> > memperjuangkan interest"
> >
> >
> >
> > seharusnya "politik" harus diterima apa adanya sebagai bagian dari
> > kemanusiaan kita.menafikkan adanya kepentingan dalam setiap tindakan kita
> > hanya akan membuat kita, maaf, tanpa sadar jadi munafik.
> >
> >
> >
> > dalam hal ini ada 2 aspek:
> >
> > 1. buat yang munafik, cap stigma negative pada politik hanya akan jadi
> &! gt; pelarian atau pencarian kambing hitam...merasa "bersih", lupa bahwa
> setiap
> > saat semua kita gak akan lepas dari berpolitik
> >
> > 2. buat yang memang niatnya maling, sepakat rame2 bahwa jalur politik
> formal
> > yang paling ampuh.yang ini biasanya otomatis munafik juga, lain kulit lain
> > isi.lain omongan lain tindakan..dst.
> >
> >
> >
> > Dan alhamdulillah, keduanya sedang nge-trend2nya di negeri tercinta
> > ini.he..h.e..
> >
> >
> >
> > Masalah apakah "gerakan anti kultus adalah gerakan politik" atau
> > bukan....sama saja dengan misalnya: "anti konsep, adalah konsep jugak"
> >
> >
> >
> > Salam,
> >
> > Anwar
> >
> >
> >
> > _____
> >
> > From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of gotholoco
> > Sent: Thursday, January 03, 2008 4:43 PM!
> > To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > Subject: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah
> Gerakan
> > Politik!
> >
> >
> >
> > Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
> > seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai kepentingannya
> > disitulah sudah masuk wilayah politik.
> >
> > Warisan Orde Baru yang telah meracuni bahwa berpolitik itu kotor,
> > berpolitik itu haram, berpolitik itu najis. Yang hanya boleh
> > berpolitik itu hanya kaum elit penguasa saja.(dulu dwifungsi ABRI).
> >
> > Karena kesadaran berpolitik sudah dicuci 'bersih' (apa kotor?) oleh
> > Orde Baru selama 30 tahun lebih, maka pendidikan politik dan etika
> > politik di Indonesia sangat miskin atau minim sekali.
> >
> > Buktinya sekarang ini PILKADAL selalu disertai dengan KERIBUTAN atau
> > KERICUHAN di Daerah-daerah dimanapun Pilkadal dilakukan.
> >
> > Belum siap berbeda pendapat, rebutan jadi pemimpin,! dan pemimpin yang
> > memanfaatkan masyarakat bodoh(massa menggambang) untuk menggalang
> > dukungan dengan otot bukan dengan otak.
> >
> > Berbeda pendapat masih selalu berakhir dengan kekerasan fisik.
> >
> > gotho
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com,
> > pradita@ wrote:
> > >
> > > Saya khawatir Anda merancukan makna 'politik' dan 'ideologi'. Secara
> > sangat
> > > sederhana, 'politik' bisa diartikan sebagai 'cara untuk mencapai
> > kekuasaan'
> > > (dalam arti luas, bukan cuma sebatas 'kekuasaan negara'). Jadi kalau
> > ada yang
> > > mengklaim berpolitik tapi sasarannya bukan kekuasaan, maka dia pasti
> > bo'ong
> > > besar, atau dia salah kaprah dalam memakai istilah 'politik'.
> > >
> > > Kalau sesuatu yang mengarahkan kesadaran kita dengan cara t! ertentu
> > sehingga
> > > terjadi distorsi atas realitas dalam kesadaran kita, itu namanya
> > 'ideologi'.
> > >
> > > manneke
> > >
> > > Quoting tinta_negatif tinta_negatif@:
> > >
> > > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > > >
> > > > sesuatu yang tertanam dalam diri seperti pemikiran dimana.. di
> > ruang atau
> > > > waktu mana pun kita tidak lagi mampu menilai segala sesuatu
> > berdasarkan..
> > > > apa yang terjadi pada ruang waktu tersebut. Pada benda-benda yang
> > > > menunjukkan dirinya sendiri. Atau pun mahluk hidup. Politik
> > membuat kita
> > > > kehilangan kemampuan untuk menganalisa.. karena kita sudah
> > memiliki agenda.
> > > > Memiliki sebuah pemahaman terhadap segala sesuatu yang kita
> > pikirkan..
> > > > namun belum dibuktikan dalam kenyataan. Atau belum mengalaminya..
> > > > Politik! Membuat kita kehilang! n untuk merasa
> > > >
> > > > --- In psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com,
> > "Anwar Haryono"
> > > > <aharyono@> wrote:
> > > > >
> > > > > Kutipan para.2 yang di breakdown:
> > > > >
> > > > > 1. Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik.
> > > > >
> > > > > 2. Karena politik itu sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun
> > golongan.
> > > > >
> > > > > 3. Sedangkan Anti Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua
> > (kelompok,
> > > > > isme,
> > > > > nasionalis, isme atau pun Golongan). "
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Anwar:
> > > > >
> > > > > "Anti kultus" itu adalah bukannya juga kelompok/golongan.! berarti
> > kalimat
> > > > no
> > > > &g t; 2 di atas bisa ditulis ulang menjadi: "karena politik itu
> > sendiri mewakili
> > > > > anti kultus".jadi anti kultus berpolitik juga dong.
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > anwar
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > _____
> > > > >
> > > > > From: psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com
> > > > > [mailto:psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com]
> On
> > Behalf Of
> > > > tin! ta_negatif
> > > > > Sent: Wednesday, January 02, 2008 7:53 PM
> > > > > To: vincentliong@ <mailto:vincentliong%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com; komunikasi_empati@
> > <mailto:komunikasi_empati%40yahoogroups.com> yahoogroups.com;
> > > > > psikologi_transform
> <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > atif@yahoogroups.com
> > > > > Subject: [psikologi_transformatif] Fwd: Gerakan Anti Kultus
> > Bukanlah
> > > > Gerakan
> > > > > Politik!
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In gerakan_antikultus@
> > <mailto:gerakan_antikultus%40yahoogroups.com>
> > > > > yahoogroups.com, "tinta_negatif"
> > > > > <tinta_negatif@> wrote:
> > > > >
> > > > > Ger! akan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!
> > > > >
> > > > > Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik. Karena politik itu
> > > > > sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun golongan. Sedangkan Anti
> > > > > Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua (kelompok, isme,
> > > > > nasionalis, isme atau pun Golongan).
> > > > >
> > > > > Sebelum membahas lebih jauh tentang Gerakan Anti Kultus bukanlah
> > > > > Gerakan Politik.. Mari kita cermati bagaimana terciptanya sebuah
> > > > > kelompok, isme, atau pun golongan. Berawal dari satu tokoh atau
> > > > > individu yang berjasa pada lingkungan sekitarnya. Tokoh atau
> > > > > individu itu tersebut kemudian mati. Kematiannya kemudian dilebih-
> > > > > lebihkan dalam rangka menghormati jasa-jasanya, dan agar para cucu
> > > > > kemudian mencontoh dan menjadikan si Tokoh dan Individu sebagai
> > > > >! ; panutan. Cara paling mudah menjawab pertanyaan para cucu-cucu
> yang
> > > > > lahir ratusan tahun kemudian tentang si Pahlawan.. Adalah dengan
> > > > > membuatkan Patung.
> > > > >
> > > > > "Kek.. Emang pahlawan kita seperti apa sih bentuknya."
> > > > >
> > > > > "Lihat saja ke taman tengah kota.. Dia berdiri tegak tanpa lapar
> > dan
> > > > > dahaga?"
> > > > >
> > > > > "Bagaimana bisa?"
> > > > >
> > > > > "Karena mereka patung?"
> > > > >
> > > > > "Apakah mereka benda mati."
> > > > >
> > > > > "Itu tidak penting, karena ketika masih hidup.. Itulah yang mesti
> > > > > kita pelajari?"
> > > > >
> > > > > "Tapi bagaimana caranya patung itu berbicara?"
> > > > >
> > > > > "Ah, gayamu seperti Ibr! ahim (cucu Adam) saja.."
> > > > >
> > > > > ; Namun dengan kelahiran fotografi (kemampuan merekam gambar diam)
> > dan
> > > > > juga sinematografi (kemampuan merekam gambar bergerak), maka
> > > > > pengkultusan akan semakin mudah dilakukan. Seseorang bisa menaruh
> > > > > poster idola atau bahkan foto idola beserta tanda tangan, 'hanya
> > > > > karena apa yang dikaryakan' mewakili perasaan, ideologi atau pun
> > > > > pemikiran kamu atau kalian. Ini tentu saja pukulan mundur bagi
> > > > > individu apabila kemudian.. Individu mulai mengutip kata-kata si
> > > > > idola. Dan tidak berani mengatakan pendapatnya sendiri. Atau bahkan
> > > > > bertarung dengan musuh si Idola.. Karena si idola bermusuhan
> > > > > dengannya.
> > > > >
> > > > > Dalam politik seperti Kapitalisme melawan Komunisme dalam perang
> > > > > dingin berapa puluh tahun yang l! alu, seseorang yang memilih blok
> > > > > kapitalisme menjadi lebih cenderung individualis karena 'yang kaya
> > > > > makin kaya karena berusaha' dan 'yang miskin semakin miskin juga
> > > > > karena berusaha tapi tidak ada modal'. Dimana dalam komunisme 'yang
> > > > > kaya adalah negara dan orang kesejahteraan orang banyak diatur oleh
> > > > > negara'.. Dan tentu saja yang kaya adalah orang-orang pemerintahan.
> > > > > Jadi apabila dalam politik Komunisme satu-satunya caranya agar anda
> > > > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemerintah.
> > > > > Sedangkan dalam politik Kapitalisme.. Satu-satunya cara agar anda
> > > > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemilik Modal
> > > > > (penguasa, perusahaan besar, dan Orang-Orang Yang Dikultuskan)
> > > > >
> > > > > Yang! Minus dari Politik adalah kita kehilangan kemampuan untuk
> > &g t; > > menganalisa berdasarkan perasaan dan sudut pandang kita sendiri.
>
> > > > > Karena apabila anda masuk dalam suatu partai politik atau golongan
> > > > > isme (ajaran) politik tertentu maka.. Anda akan didogmakan,
> > > > > didongeng dan doktrinkan.. Tentang kekurangan-kekurangan partai
> > > > > politik lainnya.. Begitu juga didogmakan, didongeng dan doktrinkan
> > > > > kelebihan dari partai politik dan golongan isme (ajaran) politik
> > > > > yang kita anut.
> > > > >
> > > > > Kebanggaan politik yang kita anut tidak ada bedanya dengan seorang
> > > > > borjuis yang membanggakan rumah atau mobil yang dimilikinya.
> > > > > Kebanggaan ajaran atau isme yang kita anut tidak ada bedanya dengan
> > > > > ras yang kita banggakan karena mampu bertahan di berbagai belahan
> > > > > dunia (termasuk b! udaya yang tidak terkontaminasi). Kebanggaan
> > > > > kekasih yang kita miliki entah karena fisik atau intelegensi tidak
> > > > > ada bedanya dengan pengkultusan idola yang seakan tidak bertambah
> > > > > tua dan jelek karena foto yang kita simpan dari internet
> > > > > atau : 'jepretan kita sendiri'.
> > > > >
> > > > > Maka apakah Gerakan Antikultus adalah sebuah gerakan politik.
> > > > > Jawabannya adalah tidak karena kita terus mengkritisi siapa yang
> > > > > kita idolakan. Siapa yang kita kultuskan.. Sampai kita tidak perlu
> > > > > lagi mengutip kata-kata mereka atau individu tersebut.. Atau cara
> > > > > paling aman adalah dengan memahami kata-kata mereka atau individu
> > > > > tersebut.. Dan mulai bicara esensi atau makna yang sama denga gaya
> > > > > bahasa sendiri. Atau dengan kata la! in : Pendapat.
> > > > >
> > > > > " Karena apabila pertentangan pendapat antara kamu dan orang lain..
> > > > > Adalah bukti nyata bahwa masih ada tokoh idola (yang terkultuskan
> > > > > terselubung)."
> > > > >
> > > > > "Sebab demokrasi menurut saya adalah kebebasan berpendapat. Namun
> > > > > apabila seseorang kehilangan kebebasan berpendapat karena pihak
> > > > > lain, karena caci maki, teror, maka demokrasi lagi-lagi hanyalah
> > > > > teori semu."
> > > > >
> > > > > "Dan beranikah kalian mengatakan sesuatu dari orang yang kamu
> > > > > kultuskan berdasarkan pemahamanmu sendiri? Dan dengan gaya bahasamu
> > > > > sendiri, tanpa menjadikan dirimu tokoh untuk dikultuskan bagi orang-
> > > > > orang yang belum mengetahui sejauh kamu mengetahui diri atau
> > > > > kelompoknya?"
> > > > >
> > > > >! --- End forwarded message ---
> > > > >
> > > > > join this group :
> > > > >
> > > > > http://groups. <http://groups.
> > <http://groups.yahoo.com/group/gerakan_antikultus/>
> > yahoo.com/group/gerakan_antikultus/>
> > > > > yahoo.com/group/gerakan_antikultus/
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Athletic Edge

A Yahoo! Group

to connect w/ others

about fitness goals.

Dog Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about dogs.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar