Minggu, 03 Februari 2008

[psikologi_transformatif] Agama2 Itu Isinya Kegilaan Manusia (Part 2)

Dear Friends, Berikut ini kelanjutan dari posting
dengan subject sama yang bisa diakses di:
<http://groups.yahoo.com/group/Spiritual-Indonesia/message/3573>.
Seperti di posting sebelumnya, ada dua bagian pula
disini yang terdiri dari sharing oleh Rekan I di
Padang, Sumbar, dan komentar oleh saya di bagian
bawahnya. Semoga bermanfaat. (Leo)

++++

DIMANA HIDUP ITU ? APA HIDUP ITU ? (PART 2)


Menyambung tentang cermin itu, aku melakukannya agar
yang "di dalam" aku tidak terganggu dengan segala
akibat dan sebab dari yang di luar diriku, jadi
semacam protektor, pelindung sehingga saya tidak ada
hutang, tidak juga menambahkan, tidak juga
mengurangkan.

Karena yang di luar diri kita itu sering menggoda
untuk bertindak, padahal tindakan yang kita ambil
belum tentu selaras dengan alam, dan akan menimbulkan
penyesalan dan tanda tanya yang mengganggu kita.

Pengalaman meditasi:

Setelah tahu bahwa meditasi yang dilakukan itu bukan
dengan mengosongkan pikiran, tapi sadar dan hening,
maka aku melakukan hal ini dengan suatu sikap yang
lain. Aku terpengaruh juga dengan tulisan Antony de
Mello itu, dia itu Katolik, tapi dia bisa menceritakan
sesuatu yang aneh. Dia itu bisa bertulisan seperti
itu, tentu dia mengalaminya sendiri, tidak mungkin ada
hal yang di tulis itu ada di Alkitab, jadi gimana….

Coba saja,…. Kalau sesat, bukankah Tuhan akan
mencari juga domba yang tersesat ini…. Roh Kudus itu
pasti akan membimbing aku, jadi coba saja…. Waktu
berjalan terus...

Suatu saat <aku lupa>, waktu aku sedang merenung <aku
lebih senang menggunakan kata ini>, aku melihat suatu
cahaya yang luar biasa, aku dalam keadaan tutup mata,
tapi cahaya itu seperti kita melihat dengan mata
terbuka, aku kaget dan takut, sesat dah gua ni, gila
benar, sesat...

Malam itu aku nggak mau merenung lagi, aku ingat kata
teman2, tentang Nur Ilahi, apa kah ini dia ? Atau
mungkin itu cahaya kemuliaan dari Tuhan …. <aku nggak
mau mengatakan itu Tuhan Yesus, sebab gambaran Yesus
yang sering kita lihat sekarang ini ada di kalender,
atau di mana mana, bukan gambaran dari bentuk wajah
Yesus yang telah bangkit itu, karena Yesus yang telah
bangkit itu, wajahnya tidak dikenal oleh para muridnya
sendiri, padahal mereka telah bergaul 3 tahun lebih,
namun mereka tahu bahwa di depan mereka itu adalah
Yesus, setelah Yesus memanggil nama mereka/menyapa
mereka; jadi ya, siapa yang tahu tentang wajah Yesus
yang telah bangkit itu seperti apa>.

Setelah pengalaman malam itu, aku agak takut untuk
melanjutkan pekerjaan merenung itu…. Aku menelaah
tentang sadar yang dimaksud si Antony itu apa ya ?
Bukan otak, bukan pikiran, bukan, bukan,,, tapi sadar,
sadar, sadar,,, bukan perasaan, bukan, bukan, tapi
sadar, sadar...

Waktu berjalan terus <kejadian yang aku alami / jalani
ini, penuh tantangan, dari saudara, istri, dsb…. Sebab
aku jadi agak pendiam, dan "aneh" kata mereka,,, ada
apa,,, mengapa,,, mau jadi dukun ? ,,, dsb, dsb,
padahal aku berusaha untuk jujur pada diri sendiri,
mencari makna hening, mencari makna sadar, kalau di
pikir2 sekarang ini, memang aneh, pake menyan di
rokok, pakai dupa, puasa, macam2 deh, nggak salah
mereka menilai seperti itu>…

Aku ketemu teman lama, cerita macam2, dan kami sobat
baik, aku terbuka dengan dia, kami sharing apa saja,
istri, anak, kerjaan dan akhirnya aku yang cerita
padanya, bahwa aku lagi mengalami suatu pengalaman
yang aneh, aku ceritakan semua yang di atas, rupanya
dia juga sudah mengalami hal itu, dan dia menganjurkan
supaya aku melakukan saja semua yang telah aku coba
itu, nanti kamu akan tau sendiri, nanti semua akan
jelas, itu tidak bisa di bicarakan, itu semua harus
dialami sendiri…. Tapi dia ingatkan, jangan ceritakan
pengalaman pengalaman itu pada orang lain, simpan saja
untuk kamu sendiri, sebab, "orang lain bisa bilang
kamu udah agak sinting," dan bahayanya ya bisa sinting
benaran kalau kamu tidak "sadar"; mengosongkan pikiran
itu salah, bisa kemasukkan roh roh lain, untung dulu
nggak kemasukan.

Aku bersyukur pada Tuhan <Tuhan yang mana juga gua
bingung, terus terang sampai waktu mengalami hal yang
ini, Yesus yang di Alkitab itu, aku anggap saudara aku
benar,,, Mengapa ? Karena aku punya perngertian, ya
aku anak Allah, aku juga ada sebelum dunia ada, dan
pengertian aku tentang "Lord", itu sebagai Tuan, bukan
sebagai Tuhan, udah jauh sesat benar <katanya>, namun
Yesus sendiri yang mengatakan bahwa dia sebagai buah/
saudara tua/ sulung bukan, dia sendiri yang bilang,
jadi ya aku saudara Yesus,,,…

Dan "Bapa" kami itu ALLAH <Allah yang mana, bingung
lagi dah>…….

Teman aku itu extrim sekali <menurut aku pada saat
itu>, dia bilang, lu tau nggak, kalau kita ini semua
manusia, seumur, nggak ada yang lebih tua, atau muda,
karena kita dijadikan sekali jadi <aku lupa kata2nya,
kira2 kum faya kum …> dan jangan pandang rendah anak
kecil/ bayi/ orang tua jelek/ kerempeng, karena
masing2 manusia punya "kelebihan/ janji" ,,, kita
lahir di dunia ini saja yang berurutan, namun kita
sekalian seumur.

Tapi ingat, ibu kamu harus kamu hormati, dia
mengandung kamu 9 bulan 10 hari, sedangkan bapak kamu
itu ya,… naik, panjat, dan tembak saja, dan bapak kita
itu seumur kita. Aku bantah, kan bapak gua cari duit
<jawabnya, ya benar cari duit, itu kan kewajiban dia,
nikmatnya sudah diambil, ya tanggung lah resikonya,
kitakan nggak minta dilahirkan, tapi MAMA kamu itu
harus kamu sayangi, dalam perut mama kamu janji itu
diberikan>.

Gua bingung dengan kalimat ini, tapi biarin aja,
mungkin nanti tau. Banyak hal yang dia sampaikan, dan
tidak semua itu yang tercernakan pada saat itu.

Waktu jalan lagi...

Aku merenung, seperti yang dulu, nggak ada apa apa.
Aku kira aku akan melihat cahaya itu lagi, namun….
nggak ada apa apa.

Waktu jalan lagi...

Karena latar belakang pengertian aku lebih banyak dari
Alkitab, dimana pengertian manusia itu sbb: Bahwa
manusia itu terbagi 3, yaitu fisik, jiwa <emosi,
pengetahuan, pikiran, nafsu, keinginan>, roh... jadi
aku memahami hening dan sadar itu di dalam "pengertian
roh". Ada perbedaan dalam hal mengalami hening, hening
itu ada di dalam, bukan dalam pikiran, tapi lebih
dalam lagi. Juga dalam hal sadar, sadar itu juga bukan
dalam pikiran, tapi sadar itu "seperti" tau, mengerti.

Dalam perenungan yang aku jalankan ini, aku mengalami
kedamaian yang lain dari kedamaian di dalam jiwa,
Kedamaian dalam jiwa itu hanya dicapai bila persoalan
dari luar tidak ada yang mengganggu, jadi kita
punya jiwa tenang, tentram ,,, kedamaian dalam hal roh
berbeda, itu tidak terganggu dengan apapun persoalan
yang ada di luar; pikiran kita bisa bermacam macam
dalam menghadapi masalah sehari-hari, dan tidak
mendatangkan kenyamanan atau ketentraman, namun bila
kita "masuk" ke dalam roh, kita mengalami kedamaian/
keheningan/ kesadaran yang tidak terganggu.

Aku mempraktekkan hal itu sbb:

Aku ini cepat benar marah kalau lihat sesuatu yang
"keliru' yang dilakukan oleh karyawanku.
Aku coba menahan diri untuk tidak marah, nggak enak
benar, ada yang menyesak di dada. Aku pikir, kalau gua
terus terus seperti ini, bisa darah tinggi, stroke,
jadi bagaimana, kalau gua melampiaskan marah itu, gua
lemas, juga kawatir juga kalau yang "aneh" terjadi.
Maka aku melakukan seperti yang telah aku ceritakan di
atas, yaitu "cermin".

Namun yang terjadi lain lagi, karyawan aku malah
seenak perut, karena dia pikir aku nggak tau, karena
diam saja. Ini hal yang nggak benar,,,

Aku dapat pengertian begini, aku marah, menegur, cuma
sampai di pikiran saja, titik. Nggak aku mau ikutkan
perasaan, karena perasaan jiwa dan perasaan roh itu
belum bisa aku bedakan seperti hitam atau putih.

Waktu berjalan.

Suatu saat, dalam perenungan aku mengalami pemandangan
yang nggak pernah aku lihat di bumi ini, pemandangan
yang aneh, sepertinya suatu taman, tapi nggak gitu, 3
dimensi, aku di dalamnya,,, Aku jalan-jalan, aku
ngomong dengan rumput, dengan pohon, dengan bunga, ada
kupu2, aku ngomong, aku tanya arah pada jalan, aku
lihat kolam, ada ikan, jinak di tangan aku, ngomong
dengan ikan, ngomong ini bukannya bicara, tapi tau
sama tau; aku ngomong dengan gunung, panjang dan lama,
aman, tentram, aku nggak ketemu manusia,,, Dan listrik
tiba2 padam, ac ku mati, yaaaa,,, berhenti pengalaman
itu.

Otak kita ? Aku terus terang kawatir setelah mengalami
hal ini, apakah ini halusinasi? Suatu yang
khayal?Namun di sisi yang lain aku mengalami "yakin".
Besoknya aku merenung lagi, nggak ada apa apa.

Waktu jalan lagi.

Beberapa kali aku mengalami hal seperti di atas ,
settingnya beda, kadang aku lihat "pasar", menyelam di
laut, dll. Ada 2 hal yang bisa aku perhatikan dalam
mengalami "kejadian" ini. Pertama, aku kayak nonton
film; kedua, aku ikut dalam gambaran itu; dan
kehidupan bermasyarakat jalan terus. Aku kan masih
makan nasi, aku kan harus menyiapkan masa depan
anakku, tapi semua pengalaman itu aku simpan, aku
ingat… kata2 "sinting", "gila".

Ada beberapa yang berkesan dalam pengalaman itu: aku
berpakaian seperti pahlawan Tiongkok, dengan tombak,
aku berpakaian seperti orang Viking di film itu,
perang di laut, ketusuk, sakit; banyak sekali, nggak
mau kuingat, karena ya, nggak mau aja <tapi aku tau>.
Banyak sekali pengalaman dalam meditasi yang seperti
ini.

Aku hobby sepak bola <nonton nya>. Suatu hari aku lagi
nonton, dan baru aja main kurang lebih lima belas
menit, tau-tau di TV keluar skor akhir nya 2-0.

Nggak masuk akal, masa yang jagoaan ini kalah…. Aku
berdiri, ambil rokok, balik lagi ke depan TV, ehhh
belum habislah, yang gua lihat tadi apa ya ? ...
Akhirnya memang 2-0, si jagoan kalah. Aku nggak
menyadari hal itu, aku anggap, mungkin itu iklan, atau
apalah… Besok besoknya aku mengalami hal yang mirip
dengan itu, pertandingan itu live, jadi… <sakti juga
gua nih, tapi jangan kasih tau orang ,,, ingat kata2
<"gila">. Pernah meleset juga, begitu aku pengen tau,
yang kudapat, kesalahan. Jadi harus bersikap netral,
ya itu tadi.

Enakkah mengalami hal2 spektakuler ini ? ,,, kayak
orang sakti, aku "tau" jam brp si "anu" pulang ke alam
yang lain. Aku tau si "anu" mau ini, maksud si "anu".
Mula-mula memang ini menyenangkan, kayak dapat mainan
baru. Aku kalau lagi di kamar kantor, sering sekali
"terbang sana, terbang sini".

Togel, wah ini kayak kejadian lihat sepakbola itu ,,,
tapi asal tau aja, kalau togel dari Singapore itu
lebih gampang untuk tau, daripada yang lain. Aku malas
kalau menyangkut hal ini, nggak nafsu, tapi bukan
nggak pernah coba ,,, Herannya kalau aku "tau" tapi
diam2 saja, nggak ngomong2 dgn orang, ya tepat. Tapi
kalau aku lagi kumpul2 dengan teman2 pemain togel, dan
kasih tau mereka,,, macam2 aja yang terjadi;
terbaliklah, kurang satu lah,,, malas, tapi kalau anda
pengen tau,,, bisa, cari aja sendiri, ketemu kok. Aku
sudah buktikan, dan ya sudah begitu saja,,, malas. Hal
ini bukan nya tidak berguna, tapi karena manusia,,,
nafsu kita itu …. Jadi gimana… terserah anda.

Waktu jalan. Lupa pada maksud semula. Lupa pada
keinginan semula. Aku tersesatkah ? Aku mengapa ? Ini
kan hanya suatu pengalaman. Tapi ini menghibur, senang
sekali tau lebih dulu dari pada orang lain. Tapi ,,,
bukan yang ini yang aku cari,,,

Padang kena gempa, Aceh kena tsunami, Bengkulu.
Mentawai…… Mengerikan sekali,,, Aku, aku tidak takut
mati,,, tapi anakku ? Istriku ? Teror alam yang luar
biasa, sungguh suatu yang tidak mengenakkan.

Aku waktu kuliah dulu dapat pengetahuan tentang tehnik
gempa. Tahu dan mengerti, jadi aku pasang internet di
kantor, aku mencari web tentang gempa, aku dapat, aku
pelajari data gempa Aceh itu, aku lihat dst dst,,,

Padang aman, paling cepat 5 s/d 10 tahun lagi baru
terjadi gempa besar. Tapi, cuma 4 bulan,,, gempa
terjadi, besar,,, aduh mak,,, aku itu bingung, ngeri
sekali. Nggak ada lagi itu merenung, nggak ada lagi
tuh meditasi,,,

Setiap 30 menit di goyang gempa,,, meditasi apa yang
akan ku lakukan. Seluruh manusia di sekitar aku
berteriak "Tuhan , tolong, Yesus tolong, Allah Hu
Akbar, mama, papa, tolong, yang manggil nama anak
nya,,," Semua, semua,,,…. Aku ikut teriak juga,….
Aku teriak "Diam",…. dengan menghentakkan kaki ke
bumi, maksud ku biar gempanya berhenti, tapi…
orang-orang di sekeliling aku yang diam,,, aku
jadi salah tingkah,,, <benar, benar ,,, kalau ingat
itu, aku senyum sendiri….>, …… Aku bilang pada
tetangga,… tenang saja,…. ayo kita ke tengah jalanan,
biar aman kalau ada bangunan yang rubuh,,, manusia
kalau lagi bingung begitu menurut aja,,, ada yang cuma
pakai handuk,,, <untung laki2, sebenarnya lebih untung
kalau itu perempuan, karena pasti sebahagian dari
laki2 yang ada agak terhibur dari stress gempa
ini….>… Kejadian gempa itu cukup lama, lebih dari 2
minggu dgn jarak waktu yg makin lama makin jauh.
Apakah gempa itu berhenti , waktu aku teriak "diam",
ya, gempa itu berhenti, tapi bukan karena teriakku,
emang dia mau berhenti… tapi sebentar kemudian goyang
lagi,,, luar biasa.

Waktu jalan lagi.

Ada suatu keingin tahuan aku tentang alam ini, gempa.
Kalau ada pawang hujan, tentu pawang gempa juga bisa
ada. Tapi, stop sampai disini saja <nanti aku susun
dulu dengan baik, jangan salah duga bukan aku nggak
mau ceritakan, suatu saat aku tulis, namun pengalaman
sejak saat ini, agak berat /sulit diceritakan, bukan
apa2, menterjemahkan dalam tulisan itu tidak mewakili
apa yang sesungguhnya, jadi ya, gimana lagi, dan juga
kalau aku ceritakan semuanya tentu judul dari
pengalaman yang aku ceritakan ini bukan "sebahagian",
jadi ya mohon maaf, mengingat dan menimbang segala
sisi, bahwa "pengalaman itu jangan dijadikan contoh,
sehingga harus seperti itu atau ini, maka semoga
pengalaman aku ini menjadikannya sebagai cerita saja
dalam pengantar tidur yang hening dalam kesadaran.

Sekedar catatan, pencarian tentang hal ini butuh
proses, jatuh bangun, nggak ada yang instan, aku sudah
menjalankannya, tapi aku masih "haus" …ada sesuatu
yang lembut yang kita alami, dan halus sekali,
pengalaman yang aku ceritakan di atas, semuanya untuk
kita, agar ada suatu "rangsangan" untuk lebih
"manusia".

Pengalaman terakhir yang aku dapat simpulkan dan ini
masih bisa berkembang adalah:

"Dalam perenungan yang dilakukan dalam hening dengan
sadar, aku mengalami persahabatan dengan alam,
binatang, pohon, dan "sejati"nya manusia. Karena, inti
atau sejatinya setiap ciptaan/ keberadaan itu "sama"
dengan inti/ sejati nya kita. Komunikasi kita dengan
segala sesuatu, ya antara "inti" dgn "inti" yang sama.

Apapun agama anda sekarang, carilah "intinya', entah
itu dari Alquran atau Alkitab. Cuma mungkin belum
"terbukakan" saja, dan kemudian "tercerah", dan bukan
kapasitas aku untuk mengajarkan hal ini, aku
cuma mengatakan hal itu "ada". Tak beragama pun anda,
apabila mencari "inti" dari manusia, anda pasti
"tercerahkan" juga.

Kebenaran yang sesungguhnya itu "netral".
Baik atau buruk itu "netral".
Kawin atau membujang, sama saja "netral".
Hujan, gempa, panas, sama saja "netral".

Jadi "bagaimana", apa memang ini jawaban yang
sesungguhnya ? Saat ini aku katakan ya memang seperti
itu <aku masih belajar>. Apakah ini yang kita sebut
"kesempurnaan " itu ? Ya, ini lah kesempurnaan itu,
tanpa nilai dan tanpa ada apa apa, namun penuh tenaga
dan kekuatan.

Atau ada hal lain lagi,,,,,,? Mungkin, aku belum
temukan <aku masih belajar>.

Teman yang aku cerita kan diatas 1 minggu yad <feb 10,
2008> genap 100 hari pindah ke alam yang lain. Dia
"pergi" dalam tangan ku, di rumah sakit, malam jam 9
dia mengalami sakit di kepala, aku bawa ke rumah
sakit, besoknya jam 9 pagi dia "pergi".

Para kerabat nya semua menganggap aku orang sakti,
karena temanku ini di lingkungannya "terkenal" ,,, Apa
ya aku orang sakti,,, bukan,,, bukan,,, yang aku
bisikkan di "batin" nya cuma kata kata "ko…..
sudahlah, relakan saja semuanya, nggak usah ditahan,
pergi lah"...

Selesai aku membatinkan kalimat itu, dia pergi,
walaupun aku sebelumnya punya rasa dia..., namun
nggak nyangka secepat itu, aku terpukul sekali dengan
kepergiaan dia ini.

"Berkerelaan itu memang harus" ,,, matanya kututup,
"dan pengalaman yang aku tuliskan ini, salah satunya
untuk mengenang beliau, yang merupakan sahabat
terdekat yang berprinsip berkata ya untuk yang ya,
kalau memberi, ya dikasihkan, kalau menolong, ya
tolong,,,". Salam persaudaraan, (I)

+++++++++++++

KOMENTAR SAYA: AGAMA2 ITU ISINYA KEGILAAN MANUSIA
(PART 2)

Dear Mas I, Thanks again for so beautiful a sharing,
hmmm hmmm hmmm... Well, aku ini benernya gak bisa
komentar apa2. Abis mao ngomong apa lagi ? Memang
begitu kok, kalau mau MASUK ke dalam diri sendiri, ya
bertemulah kita dengan DIRI SENDIRI which is PART OF
GOD. Diri kita itu PART OF GOD, hmmm hmmm hmmm... God
is the sum total of ALL, including us. Including you
and me. Dan karena kita itu part of God, makanya kita
bisa akses other parts of God. Kita bisa nyambung satu
sama lain karena memang bersambung. Dan memang umurnya
itu sama. Bahkan TIDAK berumur. Tidak diciptakan, dan
tidak bisa dimusnahkan, hmmm hmmm hmmm...

Sufi ya,... pendekatan Sufistik. Tapi itu istilah
saja. Bisa juga dibilang pendekatan Zen. Pendekatan
Tao. Even pendekatan Budha, pendekatan Mistik, dan
pendekatan para orang2 "suci" di India dan Jawa masa
lalu, hmmm hmmm hmmm... But what's in a name kan ? Apa
gunanya segala istilah2 itu kan ? Cuma bikin pusing
aja. Mending apa adanya aja. Kita memang bisa nyambung
dengan Alam Semesta dan segala isinya dengan membaca
dari dalam diri kita sendiri. Dan pengalaman2 itu bisa
beruntun datang ke diri kita. Memang lewat jatuh
bangun juga. Tapi akhirnya kita itu nyadar juga bahwa
memang kita itu BAGIAN dari GOD. Bagian yang tak
terpisahkan.

Tapi yang namanya "God" itu, dalam pengertian
sehari-hari kan cuma "ciptaan" orang doang. Cuma
konsep doang. Cuma kata2 indah yang dpuji-puji doang.
Dan orang2 itu memang tidak bisa mengerti siapa
sebenarnya "God" yang mereka puja puji itu. To know
"God" we have to experience God. And to experience God
we have to GO WITHIN. Harus masuk ke dalam diri
sendiri. Kalau cuma main di kulit2 saja, jadinya
memang AMBURADUL seperti di situasi yang kita lihat di
agama2 sekarang ini. Semuanya caur maur, isinya banyak
hal2 yang gak keruan. Segala macam hal dijejalkan ke
"mulut Tuhan", seolah-olah itu Tuhan yang bilang...
Pedahal itu kata ulama, pedahal itu kata pendeta, kata
pastor, kata pedanda, kata bhikku, kata kyai. Yang
seperti itu judulnya adalah CAPPE DEHH !! ---.

"Agama2 itu isinya kegilaan manusia", kata2 itu muncul
sendiri di kepala aku dua hari lalu ketika akan
memberikan komentar terhadap tulisan anda yang
pertama. Muncul begitu saja, so aku pakai begitu saja.
Pasti ada maksudnya which is TERSERAH kepada para
pembaca. Yang membaca juga beda2. Ada yang bisa KONEK,
dan bisa membaca "langsung" apa yang dikomunikasikan.
Kalau frekwensinya sama, pasti bisa konek, pasti bisa
nyambung. Dan pasti akan mengirimkan sharing2 serupa
kepada aku yang, dengan gembira, akan aku sharing lagi
kepada teman2 sekalian melalui internet. We share the
same GOD, so why should we not open our hearts and
minds to share the experiences we have ? Dan itu yang
GAK GILA. Yang gila itu si agama2 itu yang mau
membakukan pengalaman orang sehingga orang2 itu gak
bisa menjadi diri sendiri. Akhirnya jadi "robot2"
saja, persis seperti para pemukanya. That's all. (Leo)

+++++++++++++

[Leo seorang praktisi Psikologi Transpersonal dan bisa
dihubungi di no HP: 0818-183-615. Untuk bergabung
dengan Milis Spiritual-Indonesia, please click:
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia/join>.
NOTE: Except mine, all names used in the YM / email
conversations are PSEUDONYMS.]

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Y! Messenger

Instant hello

Chat in real-time

with your friends.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar