Senin, 11 Februari 2008

[psikologi_transformatif] Fwd: Re:[dzikrullah] Membayangkan wajah Allah

Dari: "ibnuachmad" <ibnuachmad@yahoo.com>

Pak Hud, berikut ini postingan di milis dzikrullah tentang fenomena
kimiawi pada orang yg bermeditasi, mudah2an bermanfaat.

Salam
Ibnu

----------------
HUDOYO:
Terima kasih banyak, Mas Ibnu, untuk kiriman artikelnya. Mohon maaf, baru sekarang saya terima, karena saya jarang sekali membuka <hudoyo1@yahoo.com>. Untuk selanjutnya, mohon imel untuk saya dikirimkan ke <hudoyo@cbn.net.id>. Begitu pula saya jarang membuka milis dzikrullah (saya set pada "nomail").

Tanggapan saya terhadap artikel itu saya cantumkan di bawah ini. Selamat membaca.

Salam,
Hudoyo

--- In dzikrullah@yahoogroups.com, mardibros <patrapmania@...> wrote:

From: "A. Marconi" <a.marconi@...>
Subject: Re:[dzikrullah]Membayangkan wajah Allah

Assalammu'alaikum wr ab,

Mungkin suntingan berita di bawah ini bisa menjadi bahan
pertimbangan ilmu pengetahuan dalam usaha kita membersihkan jiwa.
Suntingan ini saya tempatkan di e-mail kiriman Pak "Abu Robet"
aburobet@... sebagai tanggapan atas problema yang diketengahkan dalam
mail-nya.

PARA AHLI MISTIK BERFIKIR SEPERTI KELINCI

Demikian judul sebuah artikel pada halaman 7 koran pagi "De
Volkskrant" (Harian Rakyat) negeri Belanda 7 Januari 2008. Artikel ini
memperkenalkan pendapat dari seorang mahasiswa Universitas
Antwerpen, Belgia, yang mempelajari ilmu kedokteran yang telah
ditulis sebagai buku dan telah terbit: 1 - "Schitterend! Over het
universum", 2 - "Fantastisch!". Buku pertama dicalonkan mendapat
hadiah Eureka-Wetenschapprijs. Penulisnya menjelaskan tentang hasil
studi-pengamatan meditasi yang dilakukan oleh para pendeta dari kedua
jenis kelamin (perempuan dan laki-laki). Pengamatan dilakukan dengan
mempergunakan peralatan kedokteran paling canggih.

1 - Dari pengamatan dan deteksi laboratorium itu di dapatkan
data-data korelasi meditasi dengan kerja otak, panca indera dll.
Hususnya dalam hal meditasi dengan menutup mata adalah cara bagaimana
manusia menghentikan kemampuan orientasi tubuhnya terhadap ruang,
sehingga tidak mengetahui kedudukan koordinatnya sendiri. Hal ini
disebabkan karena pada bagian otak parietal intensitas kerjanya
menurun. Dan penurunan kerja bagian parietal otak ini mengakibatkan
yang bermeditasi tidak dapat lagi mengorientasikan diri dalam ruang.

2 - Event (peristiwa) demikian ini menimbulkan "rasa" menyatu dengan
ruang atau menyatu dengan kosmos dalam gagasan spiritualisme. Jika
diteruskan bermeditasi dengan mengambil posisi samasekali statis
(diam mekanis) ditempat (tubuh tidak bergerak-gerak) maka bagian otak
parietal cortex akan semakin mendapatkan kelangkaan informasi visual
dan gerak mekanis tubuh sehingga semakin menghilanglah batas-batas
tubuhnya sendiri. Pada waktu meditasi terjadi konsentrasi perhatian
(sesungguhnya dikonsentrasikan) pada sesuatu titik atau sesuatu obyek
virtual di dalam fikirannya. Hal ini menyebabkan pada bagian otak
frontal berlangsung aktivitas yang luar biasa. Daerah aktivitas yang
luarbiasa ini menahan event pada daerah otak yang berada di
sekelilingnya dan berkemampuan menimbulkan kesadaran diri. Sehingga
seseorang "merasa" telah menyatu dengan alam semesta sehingga tidak
lagi beda atau tidak lagi ADA keterpisahan di antara "aku" dan alam
semesta. "Aku" adalah juga
alam semesta dan alam semesta adalah "aku".

3 - Orang berpendapat bahwa "rasa" spiritual itu baru akan dapat
diperoleh apabila seseorang dapat menghentikan kesadaran diri yang
lebih tinggi, yaitu kesadaran akan adanya "aku", suatu kesadaran
orientasi tubuh terhadap ruang dan kesadaran diri. Jadi dalam realitas
"rasa" pengalaman spiritual yang dirasakan bukanlah pendakian ke
sesuatu "yang lebih tinggi", tetapi bahkan menurunnya tingkat
kesadaran ke tingkat kesadaran yang lebih rendah. Seorang pendeta
dengan bermeditasi telah kehilangan kesadaran diri-nya. Seekor
anjing, kucing dan seekor kelinci barangkali tidak punya kesadaran
diri, hanya suatu kesadaran saja, sehingga karenanya mereka secara
berkesinambungan terus mempunyai pengalaman "spiritual" saja. Seekor
anjing, kucing dan kelinci tidak menyadari ada "aku" dan "dunia";
sebab "dunia" adalah "aku" sendiri.

4 - Dari hasil studi dan akumulasi data lapangan guna memahami
aktivitas spiritual dan spiritualitas, tampaknya banyak sekali
interpretasi yang telah diberikan terhadap pengalaman semacam itu
hanyalah dikarang-karang saja. Gerald Edelman - seorang pakar ilmu
syaraf dan pemenang hadiah Nobel, menyimpulkan masalah ini demikian:
"Seorang ahli mistik adalah seseorang yang berusaha berfikir seperti
seekor anjing". Dengan bermeditasi, secara nyata kita bukannya
memasuki suatu alam yang lebih tinggi, justru sebaliknya kita
meluncur ke alam yang lebih rendah dari yang kita tempati sebagai
manusia yang berkesadaran diri, yaitu ke tingkat kesadaran binatang
yang tidak memilki kesadaran diri dan ke"aku"-an.

5 - Dari seluruh study dan pengamatan laboratorium dan lapangan
selama ini suatu kesan baru muncul dengan mengedepankan
penjelasan-penjelasan yang aktual terhadap pengalaman spiritual,
pengalaman hampir mati, pengalaman keluar badan, pencarian kehendak
dan tujuan hidup, dan bahkan permasalahan mengapa manusia beragama.
Kesan-kesan baru membuat jelas bahwa kemampuan spiritual demikian itu
dapat terjadi dan muncul dari fungsi-fungsi basa (kimiawi) otak
manusia. Yaitu dari aliran deras endorfinerush yang diperoleh oleh
para mistikus apabila sedang mengadakan aktivitas ritual dalam posisi
lingkaran dan melakukan meditasi untuk mencopot kesadaran diri.

Wa bi Allahi taufiqu wa al-hidayah wassalammu'alaikum wr wb,
Hanya Allah Yang Maha Mengetahui !!!!

A.M

Nota pribadi:
Sebagai seorang mahasiswa Ilmu Kedokteran adalah wajar jika hanya
mengadopsi sisi kimiawi dari proses peristiwa-peristiwa yang terjadi
di dalam otak (molecular biology)

======================
HUDOYO:

Upaya beberapa ahli syaraf (neurologists) yang berorientasi materialistik yang ingin meredusir pengalaman-pengalaman spiritual & mistikal menjadi sekadar proses kimiawi & listrik dalam otak bukan hanya mempunyai implikasi terhadap pengalaman mistikal saja, melainkan terlebih lagi terhadap seluruh fenomena mental secara keseluruhan, termasuk pikiran (thinking), perasaan (emotion) dsb. Dengan demikian seluruh pikiran, perasaan, kehendak dsb dari manusia, bahkan seluruh aspirasi keagamaan manusia, apa yang disadarinya sebagai Tuhan, wahyu, kitab suci dsb dapat diredusir menjadi tidak lebih daripada proses kimiawi & listrik dalam otak. (Lihat referensi di bawah ini.)

Jalan pikiran penulis di atas sebenarnya sangat sederhana, tapi karena dipoles secara pseudo-ilmiah dengan apa yang disajikan sebagai "temuan-temuan ilmiah" (hubungan antara fenomena kimiawi dan pengalaman spiritual/mistikal) yang sebenarnya tidak lebih daripada spekulasi belaka, maka kesederhanaannya tidak terlihat bahkan oleh yang bersangkutan sendiri.

Pada dasarnya penulis di atas berangkat dari silogisme berikut:
(1) Ada pemeditasi yang berhasil meniadakan diri/akunya;
(2) Anjing, kucing & kelinci tidak punya diri/aku;
Kesimpulan: pemeditasi yang meniadakan diri/akunya tidak berbeda dengan anjing, kucing & kelinci.

Begitu sederhananya jalan pikiran penulis ini, sehingga ia tidak mempetimbangkan segi-segi lain dari batin seorang pemeditasi. Seorang pemeditasi yang berhasil mengatasi diri/akunya berarti juga berhasil mengatasi instinknya (dalam arti tidak terbelenggu 100% oleh instink (makan, minum, seks dsb). Di lain pihak, tidak ada anjing, kucing & kelinci yang bisa mengendalikan nafsu makan dan nafsu seksnya. Tidak ada anjing, kucing & kelinci yang mampu duduk diam bermeditasi mengamati batinnya sendiri untuk waktu yang lama. Hanya manusia yang bisa melakukan itu. Jadi jelas lenyapnya aku/diri bukan berarti "kemunduran" sebagaimana didalilkan oleh penulis di atas.

Seorang manusia yang telah meniadakan diri/akunya tetap memiliki instink dan intelek (kecerdasan) seperti manusia kebanyakan. Yang membedakannya dengan manusia biasa adalah lenyapnya aku/diri--yang biasanya menjadi pusat dari keberadaan, dan pusat dari instink & inteleknya--sehingga tidak ada lagi aku/diri yang mahapenting dalam batinnya. Dengan demikian terbukalah kemungkinan bagi kehadiran Allah yang sesungguhnya secara AKTUAL dan EKSPERIENSIAL dalam batin orang seperti itu, bukan lagi "Allah" sebagai sekadar konsep yang dipuja-puja dalam pikiran si aku/diri, tetapi tidak pernah dialaminya sendiri. Maka bagi 'insan kamil' seperti itu, iman tidak relevan lagi, karena--alih-alih hanya "percaya"--ia bahkan telah mengalami Allah itu sendiri. Jadi, iman itu perlu bagi orang yang belum pernah mengalami Allah; bagi orang yang pernah mengalami-Nya, tidak relevan lagi bicara tentang percaya atau tidak percaya.

Berikut kutipan dari Muhyiddin Ibn Arabi:

"Inilah yang dimaksud oleh Junjungan kita, Rasulullah (s.a.w.) ketika ia berkata: 'Matilah sebelum engkau mati,'
yang berarti, 'Ketahuilah dirimu sebelum engkau mati.'

Allah, berbicara melalui Rasul-Nya, berkata:
'Hambaku datang ke dekat-Ku, menyembah dengan perbuatan baik, sampai Aku mencintainya; dan bila Aku mencintainya, Aku menjadi pendengaran di telinganya, Aku menjadi pemandangan di matanya, Aku menjadi kata-kata di lidahnya, Aku menjadi tangan yang dengan itu ia memegang, Aku menjadi kekuatan dari setiap bagian dari keberadaannya.'

Dengan kata-kata illahi ini Utusan Allah mengisyaratkan bahwa orang yang mati sebelum mati menyadari seluruh keberadaannya sebagai keberadaan Allah, dan tidak melihat perbedaan di antara dirinya dan Allah, di antara sifat-sifatnya dan sifat-sifat Allah, dan tidak pula ia melihat suatu keperluan atau kemungkinan akan perubahan dalam keadaannya. Oleh karena, jika keberadaannya bukan Allah itu sendiri, maka ia bahkan tidak dapat mengenal dirinya sendiri.

Maka, bila engkau mengenal dirimu, diri-mu dan sikap mementingkan dirimu akan meninggalkanmu. dan engkau akan tahu bahwa tidak ada apa pun di dalam eksistensi ini selain Allah.

Syarat bagi pengenalan-diri ini ialah mengetahui bahwa jika engkau memiliki keberadaanmu sendiri, yang terpisah dari keberadaan orang lain, maka engkau tidak memerlukan melenyapkan dirimu di dalam Allah, tidak pula memerlukan mengenal dirimu. Engkau sendiri akan menjadi tuhan--berada sendiri, tanpa eksistensi lain selain engkau--padahal Allah yang Mahatinggi itulah yang bebas dari eksisteni tuhan lain selain Diri-Nya.

Dan bila engkau mengenal dirimu, engkau akan pasti bahwa angkau bukan ada bukan pula tidak ada, entah sekarang, di masa lampau, atau di masa depan. Maka makna dari 'la illaha illa Llah' ("Tiada tuhan selain Allah")--tiada keberadaan selain Keberadaan-Nya, tiada apa pun selain Dia, dan Ia adalah Satu-satunya yang ada--akan menjadi jelas bagimu."
http://www.sufism.org/books/seekerx.html

Jelas, bahwa dalam pengalaman & keyakinan seorang Sufi, kondisi di atas hanya dimungkinkan bila si aku/diri ini lenyap.

Salam,
Hudoyo

REFERENSI:

Ada sebuah buku, "The God Gene: How Faith Is Hardwired into Our Gene" ("Gen Tuhan: Bagaimana Iman Mempunyai Dasar Fisikal pada Gen Kita"), ditulis oleh Dr Dean Hammer dari U.S. National Cancer institute. Buku itu mengklaim bahwa ada sebuah gen pada manusia, yaitu VMAT2 (Vesicular Monoamine Transporter 2), yang membuat manusia mempunyai predisposisi untuk mengalami peristiwa-peristiwa batiniah yang oleh sementara kalangan disebut sebagai "pencerahan religius". Apa yang dinamakan "Gen Tuhan" ini menghasilkan sensasi-sensasi yang oleh sementara kalangan dihubungkan dengan "kehadiran Allah" atau pengalaman-pengalaman mistikal lain, atau lebih spesifik lagi, dengan 'spiritualitas' sebagai suatu keadaan batin.

Referensi di atas saya peroleh dari Wikipedia. Menarik juga sebuah entry pada Wikipedia, yakni 'neurotheology', juga dikenal sebagai 'biotheology', atau 'spiritual neuroscience', yang didefinisikan sebagai "kajian mengenai korelasi antara fenomena syaraf dengan pengalaman subyektif tentang spiritualitas." Para penganut "neurotheology"--istilah ini pertama kali dipakai oleh Aldous Huxley--mengklaim bahwa ada landasan neurologis dan evolusioner bagi pengalaman subyektif tentang spiritualitas pada umumnya (bukan hanya pengalaman yang disebut mistikal saja).

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar