RANGKUMAN DISKUSI TENTANG ANAK INDIGO
Dear Friends, Berikut ini diskusi tentang topik ANAK
INDIGO yang dilakukan oleh beberapa rekan di milis SI
<http://groups.
Semoga bermanfaat bagi rekan2 lainnya. (Leo)
++++++++++++
POSTING DARI MBAK M: AN INDIGO CELEBRATION BOOK
Hi... Kemaren saya baru beli buku "An Indigo
Celebration"
dari anak indigo gitu. Keren juga sih isinya, believe
it or ot hehe.... Ada yg udah baca? Karangan Lee
Carroll sama Jan tober.
Hmm... isinya kebanyakan cerita ttg anak yg umurnya
under 10. Anak2 itu cerita mengenai kehidupan sebelum
dia lahir, ada yg dr dimensi lain, ada yg dulunya
raja, pengikut Yesus, dll. Dan mayoritas anak di buku
ini walaupun umurnya belum nyampe 5 tahun tp udah
punya pandangan dan pemikiran berbeda ttg Tuhan,
kehidupan dan alam. Jawaban ttg itu semua dari mereka
amazing banget !!
Anak2 itu juga mayoritas bisa melihat hal2 yang aneh
seperti Malaikat, dan bisa merasakan perasaan dan
pikiran orang lain. Ya itu sedikit ulasan mengenai
buku ini, lumayan buwat bacaan sehari2 hehe... Tolong
donk commen dan pendapat mengenai hal2 seperti ini,
apakah benar2 ada? Thx. (M)
++++++++++++
TANGGAPAN SAYA (1): ISTILAH REMANG-REMANG
Ada pendapat saya tentang "indigo" yang ditulis oleh
Koran REPUBLIKA; Minggu, 27 Januari 2008; hal. A 2.
Begini kutipannya:
+++
Menurut pengamat indigo, Leonardo Rimba, solusi bagi
anak anak indigo adalah membantu mengurai kesulitan
mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ia
mengkritik pelabelan indigo yang dialamatkan kepada
anak-anak ini. Demikian pula kelas khusus indigo yang
dirancang pemerintah, Leonardo meminta program
tersebut dibuat atas dasar tantangan untuk membantu
anak menyesuaikan diri. Bukan untuk memisahkan mereka.
Istilah indigo sendiri dipandang Leonardo sebagai
remang-remang. Mengapa ? "Karena kemampuan batin
adalah hal lumrah. Semua manusia memiliki kemampuan
itu," ujar pria lulusan Universitas Indonesia dan the
Pennsylvania State University itu.
Pelabelan indigo akan menjadi beban buat anak-anak,
sebab bisa menjadi bumerang. "Mereka dianggap
benar-benar 'wah'. Ini mengandung risiko karena anak
bisa jadi hancur jika tidak tahan kritik," papar dia.
+++
Udah, segitu aja pendapat saya yang dikutip Republika
akhir Januari lalu. (Leo)
++++++++++++
TANGGAPAN MBAK V (1): UPAYA MEMAHAMI ANAK SENDIRI
Pak Leo, terima kasih banyak atas penjelasannya. Saya
membeli dan membaca tentang indigo bertujuan untuk
memahami hal-hal yang terjadi pada anak saya. Tidak
hanya tentang indigo, pemahaman dan pengetahuan
tentang anak gifted juga saya pelajari. Minimal saya
bisa memahami apa yang dirasakannya dan membantunya
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan kalo
bisa punya ketrampilan sosial yang baik.
Beberapa minggu yang lalu anak saya mengalami bullying
non-fisik akibat perilakunya yang tergolong aneh bagi
teman. Saya tidak menyalahkan teman-temannya karena
bisa saja hal tersebut karena pengaruh sinetron dsb-
nya. Saya hanya menyarankan dia agar tidak melakukan
hal tersebut di sekolah. Tapi hal ini nampaknya kurang
efektif dan tetap saja diperlakukan seperti ini.
Akhirnya saya ajari dia untuk tegas dan berani
meskipun temannya sudah berubah menjadi "merah" (ini
istilah anak saya kalau temannya sedang marah). Kalo
tetap tidak bisa harus lapor ke bu guru. Sejauh ini
cukup efektif.
Yang pasti, fokus utama saya saat ini adalah mendorong
agar dia mau bersosialisasi, terutama dengan teman
sebayanya. Saya amati dari usia 2-3 tahun (anak saya
perkembangan verbal dan motorik halusnya tergolong
cepat) dia lebih suka berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang dewasa. Dia akan memilih duduk tenang,
makan kue dan ngobrol dengan pengasuhnya di Day Care
daripada lari-lari dengan teman sebayanya. Dimanapun
dia berada, dia akan mengambil posisi tempat duduk
atau berdiri di pojok dan mengamati sekelilingnya.
Selama ini saya masih ketemu 1 rekan ortu saja yang
memiliki anak yang memiliki kemampuan yang sama dengan
anak saya. Sama saja, rekan saya tersebut juga kurang
memiliki pengetahuan ttg anak2 ini -meskipun kami
berdua psikolog. Akhirnya ya dengan membaca buku
tersebut (Buku "An Indigo Celebration"
upaya untuk memahami anak-anak kami... Wah kepanjangan
ya Pak Leo. Sekali lagi terima kasih banyak. (V)
++++++++++++
TANGGAPAN MAS A: MEREKA ADALAH BLESSINGS
Dear Mbak V, Punten, ijinkan beri warna atas apa yang
Mbak sampaikan. Memang sudah menjadi fenomena saat
ini, bermunculan "generasi penerus" dengan membawa
karakter atau cara bawaan yang "tidak lazim" atau
"tidak pada umumnya", dan ini ternyata banyak
dijadikan "bahan studi" atau pun pengamatan para
ahli-ahli di bidang ini.
Dari sedikit pengalaman manusia bodoh ini,
sesungguhnya, pemberian nama "indigo" tidak terlepas
dari "cara pandang" kepada anak yang bersangkutan.
Se-olah2 semuanya menjadi berbeda dari apa yang ada di
sekitarnya atau lingkungannya. Secara perlakuan
kehidupan se-hari2 ya.. ini memang sangat mungkin
terjadi... sederhana saja, bagaimana "jumlah sedikit"
akan bisa di "treat" sebagaimana "pakem" yang lebih
banyak secara kuantitas.
Sedikit berbagi pengalaman dengan anak2 yang
"dikatakan" indigo oleh kebanyakan manusia yang
"kurang" atau "perduli" dengan adanya "dimensi
kekuasaan Tuhan"... sebenarnya, mereka itu tidak ingin
diperlakukan istimewa, karena dalam hati mereka
sesungguhnya adalah "manusia" yang terlahir di muka
bumi ini... dari apa yang pernah saya kaji dari mereka
ini... ternyata yang "amat sangat" diperlukan adalah
"ketenangan hati" atau "stabilitas emosi" di dalam
dirinya. Punten, saya ndak bisa panjang lebar ttg ini
disini... terlalu panjang :-) Nah, ini hanya bisa
teraih, saat ada "sentuhan" spiritual yang "benar-
benar" murni... bukan karena "dicekoki" oleh dogma-
dogma atau pun pakem2 yang berlaku.... Disinilah,
"peranan utama" para orang tua... yaitu, mengembalikan
"nilai-nilai" originalitas spiritualnya terlebih
dahulu... sebelum berupaya memahami "bagaimana"
anak-anak kita yang "dikatakan" kebanyakan orang
indigo. Bagi manusia yang yakin betul dengan "dimensi
kekuasaan Tuhan", hal seperti ini "BUKANLAH KEANEHAN",
bukan sesuatu yang harus menjadi problem.
Seandainya, tatanan kehidupan di sekitar kita adalah
"masyarakat" yang benar2 sadar ber-Ketuhanan.
begini?... Sederhana aaja alasannya, wong Tuhan aja
ndak aneh, mosok ciptaan-Nya jadi aneh ??... Jika
menilik kesini... siapa sesungguhnya yang aneh??? :-)
Terlalu banyak teori bertaburan ttg anak2 indigo ini,
terkadang "trenyuh" hati saya... begitu banyak kata
begini and begitu... namun, sesungguhnya yang mereka
perlukan adalah "kemurnian" dari YMK dengan contoh
atau suri tauladan masyarakat sekitarnya. Perlu
ditimbang... bagaimana besarnya "rasa cinta" kita thd
mereka... jangan sampai "mengikat" dan "mengekang" apa
yang menjadi "gambaran di hati" anak-anak kita yang
"dikatakan" sebagai indigo. Mereka adalah "bless" bagi
bangsa ini... mereka akan mengemban satu "tatanan
kehidupan" yang indah... sangat indah... bagi tanah
air mereka dan seluruh perjalanan umat manusia... So,
let's start with one small step... "give them the best
we can". Tanpa ada dogma... JUST FLOWING LIKE PURE
WATER....
Punten.. punten... ini semua saya sharing sebagai
bentuk kepedulian atas anak-anak yang dikatakan
indigo... sehingga, mereka jangan sampai "dianggap"
aneh... atau pun "satu kebanggaan" berlebihan..
karena akhirnya, tetap kepada "faith"... hanya mereka
diberikan "kelebihan" bisa "meng-accelerate"
dirinya... bersyukurlah untuk itu. Salam, (A)
++++++++++++
TANGGAPAN SAYA (2): JANGAN IKUTIN "DOKTER INDIGO"
Ya ya ya, Biarpun saya BELUM punya anak (karena gak
dijadiin), dan secara gimana gituh saya akhirnya
disebut sebagai "pengamat indigo" oleh media...
benernya saya ini, well,... NGGAK SREG dengan cara
perlakuan terhadap anak2 yang konon "indigo".
Kenapa KONON ? Karena:
1. Penelitian itu di AS oleh dua orang psikolog yang
benar2 mengkomersilkan ISTILAH "indigo".
2. Indigo is a BIG BUSINESS di AS; anak2 bermasalah
dengan gampangnya dijadiin indigo oleh psikolog DAN
psikiater yang juga tidak jelas.
Nah, psikiater gak jelas itu termasuk Dr. Erwin
Kesuma, Sp. A. (spesialis anak) yang berpraktek di RS
Gatot Subroto, dan Klinik Prorevita di Cempaka Putih,
dan digelari "dokter indigo" oleh media massa.
Kenapa saya katakan tidak jelas ? Karena:
1. Dr. Erwin sendiri TIDAK mau memberikan keterangan
bahwa seorang anak itu benar2 indigo. Kalau seorang
anak itu benar indigo, dan dia itu dokter anak,
seharusnya kan BISA memberikan keterangan yang dia
TANDA-TANGANI bahwa seorang anak itu anak indigo.
Tapi, dia itu TIDAK MAU memberikan keterangan
tertulis.
2. Lalu saya tanya, BAGAIMANA cara dia itu menentukan
seorang anak itu indigo atau tidak. Ternyata, dia itu
punya SELEMBAR KERTAS yang isinya itu, konon, ciri2
anak indigo. Jadi, si calon pasien (atau orang tuanya)
disuruh mencocokkan daftar ciri2 anak indigo itu.
Kalau ternyata banyak cocoknya (menurut si anak atau
orangtua si anak), jadilah anak itu anak indigo !!!
3. Dr. Erwin itu TIDAK melakukan konseling dengan
anak2 itu (Dr. Erwin itu bicaranya sedikit sekali),...
tetapi mengajarkan segala macem teknik2 gak jelas
kepada anak2 yang konon indigo itu. Jadi, dia akan
mengajarkan teknik dowsing (dengan pendulum), lalu
automatic writing, lalu tentang cakra2 yang ada di
tubuh manusia, lalu membaca aura, things like that.
Nah, untuk apa segala teknik2 itu ? Wong yang datang
kepada dia itu anak2 yang mengalami KESULITAN
BERGAUL,... tapi dicap indigo (karena keblinger dengan
berita2 indigo, termasuk buku2 indigo yang baru terbit
itu, dsb). Anak2 itu akhirnya ya gak jadi apa2. Malah,
maybe, kalau menurut saya, malahan akan semakin aneh.
Aneh kan kalau anak usia SD terus pergi ke sekolah
bawa2 pendulum dan tangannya itu gerak2 sendiri
membuat automatic writings !
+++
So, saya itu benernya NGGAK SUKA pakai istilah
"indigo". Yang saya pakai itu istilah PSYCHIC
(kemampuan batin), dan itu ada di semua orang. Di
setiap generasi ada orang2 yang memiliki kemampuan
psychic yang lebih daripada kebanyakan orang lainnya.
Dan itu BUKAN merupakan alasan bahwa mereka itu "wah".
Gak ada yang namanya "wah" itu, wong biasa2 saja kok.
Kalo bisa melihat "setan" lalu dianggap "wah",... mau
dibawa kemana the next generation, ya gak? ya gak?
+++
Anak2 yang psychic memang SENSITIVE (peka secara batin
dan emosional). Dan kepekaan itu bukanlah merupakan
alasan bahwa mereka itu harus diperlakukan beda. Nggak
lah, ntar jadinya bikin GENERASI DUKUN which is suatu
probabilita yang gimana gituh. Clearly undesirable.
Yang kita inginkan adalah anak2 yang bisa ber-
sosialisasi dengan wajar. Bisa mengungkapkan pikiran
dan perasaannya dengan wajar,... Kalau menggunakan
SIMBOL2 yang diambil dari Agama atau Kepercayaan
(seperti istilah "God", "Malaikat", dsb...), it's oke2
aja, tapi mbok ya plissss.... dijelaskan bahwa mereka
itu hanyalah SIMBOL2 saja dan tidak sepantasnya untuk
diperlakukan seperti sesuatu yang "wah".
Jadi, tidak seperti kita itu ikut2an linglung lalu
celingukan ke kiri dan kanan mencari dimana roh2
gentayangan yang, konon, menurut si anak "indigo" itu
berada di suatu tempat (di rumah, di sekolah,
anywhere)... Roh2 itu istilah juga untuk energi2, dan
memang bisa terlihat oleh mereka yang sensitive secara
batin. Tetapi mereka itu harus diberi pengertian bahwa
energi is energi dan TIDAK PERLU TAKUT.
Harus wajar2 saja. Mereka harus belajar juga untuk
meng-interpretasi bahwa apa yang dirasanya dilihat
atau didengarnya itu MOSTLY cuma impressi2 saja untuk
meng-komunikasikan sesuatu yang BISA JUGA di-
komunikasikan dengan bahasa sehari-hari yang
dimengerti oleh banyak orang. Jadi,... akhirnya akan
bisa juga pakai bahasa yang biasa2 saja sehingga tidak
terlalu aneh gituh.
+++
Nah, karena akhirnya menjadi tidak terlalu aneh,
berarti akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri. Bisa
lebih mudah untuk bersosialisasi dengan orang2 lain.
Dan untuk mencapai ke arah sana, ya caranya dengan
BICARA SAJA. Ajak anak2 itu bicara saja.
Step by step, one thing at a time. Harus diajak bicara
sebab kalau tidak begitu justru akan TAMBAH ANEH.
Segala foto aura dan teknik2 pendulum, baca aura,
automatic writing, dan entah apa lagi yang diajarkan
oleh si "dokter indigo" itu justru bikin anak yang
susah bergaul menjadi TAMBAH ANEH... --Bukan membantu,
malah bisa mempersulit kehidupan anak2 itu nantinya.
Itu yang saya lihat. (Leo)
++++++++++++
TANGGAPAN MBAK V (2): SUPAYA GAK SEPERTI SAYA DULU
Pak A & Pak Leo, Sekali lagi terima kasih banyak atas
respon dan penjelasannya. Saat ini karena anak saya
(Fani, 6 tahun) mulai masuk usia sekolah dasar,
benturan yang terjadi adalah antara nilai-nilai yang
dipahami dengan teman-teman sebayanya. Sebenarnya
tanpa diajari, anak saya tersebut sudah memiliki
nilai-nilai spiritual (kalo boleh disebut begitu).
Contoh paling sederhana adalah bila dia mendengar
ibunya memberikan penilaian negatif pada penampilan
seseorang maka ia akan mengatakan "Ibu, dia adalah
mahluk ciptaan Allah. Semua mahluk ciptaan Allah itu
baik". Nah nilai-nilai semacam inilah yang menimbulkan
benturan dengan teman sebayanya yang membuatnya
menjadi uring-uringan di rumah. Pertanyaan yang
disampaikan ke ayah ibunya juga berkaitan dengan ke
tidak sinkronan antara nilai-nilai tersebut dengan
kenyataan yang ditemuinya. Pertanyaan ini juga
membuatnya jadi uring-uringan jika tidak memperoleh
jawaban yang memuaskan.
Upaya saya untuk memahami perilaku anak saya tersebut
adalah dengan bacaan2 tersebut. Tidak ada niatan untuk
memberikan label serta treatment macam2 kepada anak
saya. Lha wong anak saya tergolong normal2 saja kok.
Kemampuan belajar dan yang lain-lain tidak ada yang
aneh. Kemampuan otak yang superior, kemampuan untuk
melihat aura dan membaca pikiran orang lain merupakan
bonus dari Allah. Saya hanya berupaya agar dia dapat
berkembang dengan optimal bersama dengan kelebihan
yang mungkin juga merupakan kekurangannya. Minimal dia
tidak mengalami hal yang sama dengan ibunya merasakan
sakitnya jatuh bangun atau dibanting-banting dalam
menjalani hidup... --Sekali lagi terima kasih banyak
Pak A dan Pak Leo. Saya tunggu lagi info yang lain.
Salam, (V)
++++++++++++
TANGGAPAN MAS S: JUSTRU ASYIKNYA ITU PROSESNYA
Mbak V, Fani memilih lingkungan bagi perkembangan
dirinya sedang mbak memilih dan terpilih mendapatkan
Fina. Fina sudah mempunyai pengertian (misalnya: semua
mahluk ciptaan Allah itu baik) tetapi belum mengalami
yang dia sudah mengerti, seperti orang yang sudah
mempelajari suatu bidang studi tetapi sedang mengalami
suasana praktek dan pengujian yang setting nya berbeda
dan bisa tak terduga. Uring2-an dan tidak sinkron
dengan teman-2 memang prosesnya, pengujiannya
membentuk pengalaman, seperti jatuh bangun nya Mbak V
juga untuk mendapatkan pengalaman spirit. Kalau
orangnya (dalam hal ini mbak) ditanya, yah ngapain
harus mengalami jatuh bangun kayak begitu, saya
juga tak mau kalau ditawari, demikian mungkin Mbak V
akan menjawab.
Jawaban yang manusiawi, karena masih mempunyai fisik
dan perasaan dan pemikiran, demikian kita biasanya
dalam suasana seperti itu. Spirit membawa agenda,
sedang pikiran-perasaan (mental) dan fisik adalah
metoda dan sarananya. Ibaratnya seperti pepatah: Bukan
peristiwanya yang penting, tetapi tanggapan terhadap
peristiwa itu yang lebih penting.
Jatuh-bangun adalah peristiwa-2 dengan kadar relatif,
jatuh sampai kemana, bangun sampai kemana tentunya
bukan khas tetapi umum dan memasyarakat, tetapi pasti
unik tanggapannya. Jawaban atas kesimpulan jatuh
bangun nya kehidupan mbak salah satunya adalah
munculnya Fina. Bisa jadi nantinya mbak tak perlu
jatuh sehingga harus bangun dan tak perlu bangun
supaya tidak jatuh, terminologinya tidak lagi jatuh-
bangun lagi kesimpulannya, tetapi pada waktu dianggap
jatuh - apa tanggapan yang lebih pas dan pada waktu
apa yang dianggap bangun lagi - apa tanggapan yang
lebih pas.
Itu proses kreasi, mau kreasi apa mesti ditanyakan
kepada sumbernya yang ada di dalam diri mbak dan
spirit guidance yang dapat mbak undang, itu yang
dinamakan intuisi (adalah perasaan yang tak dapat
diterangkan bahwa sesuatu benar bahkan ketika kita tak
punya bukti tentangnya), jadi menjadi masalah latihan,
kebiasaan, pengalaman karena intuisi dari bahasa
Inggris in & tuition, tuition artinya subyek tertentu
yang kita diajarkan tentang subyek tersebut. Jadi ada
soal dalam kehidupan dan ada jawabannya dalam dunia
spirit, masalah hanya mau tidak kita memilih jawaban
atas soalan, itulah yang disebut free will (kehendak
bebas). Free will mesti dipilih sendiri dengan bebas,
harus dipilih sendiri tidak bisa diwakilkan, harus
punya kehendak sendiri dan ada kebebasan memilih.
Free will itu keharusan dari diri sendiri masing-2.
Makanya Sang Pencipta tidak menciptakan hidup manusia
ini seperti ilmu pasti, hanya sebagian aspek alamiah
di tubuh fisik kita dan demikian alam pada umumnya
pakai ilmu pasti. Tapi spirit tak kenal hidup dan
mati, karena apa yang hidup pasti mati, yang mati
pasti pernah hidup, sedangkan spirit itu abadi, ada
terus, sedang pengetahuan, pengertian dan
pengalamannya saja yang berbeda dan berkembang terus.
Fina sudah mengerti tetapi belum tahu, dia mengerti
bahwa semua mahluk ciptaan Allah itu baik, tetapi
belum tahu bahwa manusia banyak yang aneh-2 yang dalam
pengertiannya "tak baik" makanya dia uring-2an.
Yang menciptakan kita (kita sebut Tuhan misalnya) tak
pernah memaksakan pilihan, manusia lain saja yang
coba-2 jadi makelar tanggung Sang Pencipta, suka main
paksa, setengah, sebagian atas paksaan. Jadi jangan
harap kalau ada bantuan yang pakai maksa itu disebut
guidance. Yang dikenal hanya petunjuk saja.
Jadi jangan kuatir, dalam prosesnya akan menemukan
cara, justru asyiknya itu prosesnya dalam menanggapi.
Salam, dan terimakasih atas sharing Mbak V. (S)
++++++++++++
TANGGAPAN MBAK I: TERUS TERANG AMAT SIH !
Dear Mas Leo... Terus terang amat Mas Leo he.. he..
Good.. good.. Gara2 Mas Leo, aku juga ingin
sependapat, tapi ada point2 yang harus aku cerna lebih
dalam lagi nich, Mas Leo he.. he.. he.. Thanks Mas
Leo, sedikit tambah ilmu lagi.. he.. he..
Untuk Ibu V.. Mohon maaf ya ibu.. aku ingin memberikan
pendapatku, sedikit saja.. YANG TERPENTING BERIKAN
ANAK IBU KASIH SAYANG DAN KETEGASAN.. Berikan
penjelasan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan.. Usahakan YANG JUJUR ya Ibu V. Terima
kasih, aku harap ini berguna untuk ibu. Peace on
earth, (I)
++++++++++++
[Leo seorang praktisi Psikologi Transpersonal dan bisa
dihubungi di no HP: 0818-183-615. Untuk bergabung
dengan Milis Spiritual-Indonesia
<http://groups.
NOTE: Except mine, all names used in the YM / email
conversations are PSEUDONYMS.]
Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger
Delete Reply Forward Spam Move...
Previous | Next | Back to Messages Save Message Text |
Full Headers
Check Mail Compose
Search Mail: Search Mail Search the Web
Move Options
* [New Folder]
* Aryo
* Beth_Netzarim
* Black Prince
* Spiritual_Nusan.
* Tarot Course
* YM conversation
* clubtarot
* kundst
Forward Options
* As Inline Text
* As Attachment
Reply Options
* Reply To Sender
* Reply To Everyone
Address Book Shortcuts
* Add Contact
* Add Category
* View Contacts
* View Lists
* Quickbuilder
* Import Contacts
* Addresses Options
* Addresses Help
Calendar Shortcuts
* Add Event
* Add Task
* Add Birthday
* Day
* Week
* Month
* Year
* Event List
* Reminders
* Tasks
* Sharing
* Calendar Options
* Calendar Help
Notepad Shortcuts
* Add Note
* Add Folder
* View Notes
* Notepad Options
* Notepad Help
Advanced Search
* Advanced Search
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
indigo so what gitu loh.
BalasHapusmati2 juga ujungnya wkkwkwkwk
bagi yang indigo,
sebisany jgn tunjukan kualitas anda pada manusia selain indigo, namun tetap latih terus kemampuan lebih kalian, kareng secara tidak langsung akan berguna bagi kestabilan dunia ini. jgn melakukan yg di lakukan oleh Y...s yg kurang bersosialisasi dengan cara baik dalam mengenalkan pandangan nya terhadap orang2 yg tidak sepaham, ^_^