Jumat, 15 Februari 2008

[psikologi_transformatif] Re: Syi'ah Lagi: Imam atau Tuhan ?

Ha ha ha....ha ha ha...ha ha ha....sementara itu, selama ini si hendrik heboh
melulu tentang orang kristen yang emnuhankna yesus, eh eh, tak tahunya syiah
sendiri 'menuhankan' imam yang sebetulnya manusia biasa, ya? Bayangin, yang
nggak mengakui mereka dianggap kafir. Wah, wah, wah....ck, ck, ck.... Udah gitu
jumlahnya dua belas lagi. Kaya kesebelsana sepak bola aja? Masih mending
kristen dong yang dikata-katain tuhannya ada tiga. Kalo gitu, si hendrik
bongkrek ternyata juga penganut politeisme juga ya? Ha ha ha...ha ha ha...ha ha
ha...ha ha ha...

ndrik! Rahasia busukmu ketauan deh. Kaciaaaaaaaan.....

manneke

Quoting Insan Syukur <isyukur@gmail.com>:

> Imam atau Tuhan ? [image:
> PDF]<http://hakekat.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=3>
> [image:
> Cetak]<http://hakekat.com/index2.php?
option=com_content&task=view&id=3&pop=1&page=0&Itemid=1>
> [image:
> E-mail]<http://hakekat.com/index2.php?
option=com_content&task=emailform&id=3&itemid=1>
>
> Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus kenabian. Bagi
> syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi, karena siapa saja yang
> menolak beriman pada salah satu saja dari dua belas imam itu maka dia
> divonis menjadi kafir. Menolak beriman pada salah satu imam saja sudah kafir
> –apalagi menolak beriman pada kedua belas imam tersebut-.
>
> Karena yang menolak dianggap kafir, maka sudah tentu masalah imamah ini
> merupakan pokok yang terpenting bagi mazhab syiah. Begitu juga para imam
> memiliki kedudukan yang sangat penting bagi syiah. Sudah tentu penting,
> karena syiah meyakini bahwa para imam adalah penerus kenabian. Barangkali
> pembaca bertanya-tanya apakah syiah meyakini bahwa misi kenabian Nabi
> Muhammad belum selesai sehingga masih diperlukan penerus lagi? Tetapi inilah
> keyakinan syiah. Syaikh Muhammad Ridha Muzhaffar dalam kitab Aqaidul
> Imamiyah –yang berisi keyakinan mazhab Syiah Imamiyah- pada halaman 66
> mengatakan bahwa imam adalah penerus kenabian. karena para imam adalah
> penerus kenabian, sudah tentu memiliki sifat-sifat "linuwih" kelebihan yang
> membuat para imam berbeda dengan kita-kita. Boleh jadi pembaca yang
> kebetulan syiah akan merah telinganya ketika imamnya dibandingkan dengan
> kita-kita. Ok lah, supaya para imam berbeda dengan para sahabat Nabi yang
> merampas hak khilafah secara tidak berhak –ini sesuai dengan pendapat
> syiah-. Jika imam sama dengan para sahabat Nabi, maka bisa jadi sahabat yang
> menjadi imam, karena tidak ada perbedaan antara mereka. Maka akal
> mengharuskan adanya perbedaan antara imam dan orang biasa.
>
> Kembali kita simak Syaikh Muhammad Ridha Muzhaffar dalam kitabnya di atas
> pada halaman 67: Kami meyakini bahwa imam adalah sama seperti Nabi, harus
> memiliki sifat yang sempurna dan menjadi yang terbaik dari seluruh manusia.
>
> Lalu mana dalil dari Al Qur'an? Semestinya dalam Al Qur'an telah disebutkan
> hal di atas, karena imam sama dengan Nabi. Tetapi sampai saat ini saya belum
> menemukan satu ayat pun yang menerangkan adanya imam yang menjadi penerus
> para Nabi. Jika dalam Al Qur'an termaktub bahwa Allah mengutus para Nabi,
> dan memang Allah menjadikan imam sebagai penerus Nabi, mestinya hal itu
> disebutkan dalam Al Qur'an. Kita lihat Al Qur'an banyak sekali memuat ayat
> yang memerintahkan kita beriman pada Nabi. Tetapi saya belum menemukan ayat
> yang menyuruh kita beriman pada imam. Yang ada malah ayat yang menyuruh kita
> berdoa pada Allah minta dijadikan imam bagi orang bertaqwa:
>
> Dan orang-orang yang berkata: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami
> isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
> jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 25:74)
>
> Apakah mungkin kita diminta untuk menjadi penerus para Nabi yang memiliki
> sifat "linuwih"? jika demikian maka jumlah imam tidak bisa dibatasi dengan
> dua belas.
>
> Kita kembali ke pembahasan inti kita, yaitu para imam memiliki sifat
> "linuwih" kelebihan. Lalu apa kelebihan para imam syiah yang dua belas?
> Tidak ada kitab ahlussunnah yang menerangkan kelebihan dua belas imam syiah.
> Karena tidak ada, terpaksa kita meng"explore" kitab syiah lagi. Saya ucapkan
> selamat pada pembaca karena dengan membaca makalah ini anda beruntung
> membaca riwayat-riwayat yang tidak bisa dibaca oleh banyak orang. Bahkan
> penganut syiah sendiri belum tentu pernah membaca riwayat-riwayat di bawah
> ini. Salah satu sisi kelebihan para imam adalah dari sisi keilmuan. Ilmu
> para imam lebih dari ilmu manusia seluruhnya. Jika ilmu para imam sama
> dengan ilmu para sahabat Nabi –misalnya- maka apa bedanya para imam dan
> sahabat Nabi? Riwayat dari kitab Al Kafi jilid 1 hal 192, dari Abu Ja'far
> mengatakan: Kami adalah wali perintah Allah, kami adalah pembawa ilmu Allah
> dan penyimpan wahyu Allah.
>
> Sepertinya Allah dianggap memerlukan para imam untuk menyimpan ilmuNya, jadi
> harus "dititipkan" pada para imam syiah. Para imam menyimpan ilmu Allah
> berarti para imam mengetahui segala sesuatu tanpa batas. Karena ilmu Allah
> tidak ada batasannya. Bahkan dalam Al Qur'an ilmu Allah sebegitu luas
> sehingga jika ditulis dengan tinta sebanyak tujuh lautan masih kurang.
> Sebegitulah ilmu para imam. Ini jelas menyamakan antara imam dengan Allah,
> karena ilmu Allah dianggap sama dengan ilmu para imam. Lalu bagaimana dengan
> para Nabi? Jelas para Nabi tidak menyimpan segala ilmu Allah, para Nabi
> adalah manusia biasa yang diutus oleh Allah utnuk menyampaikan risalahNya
> kepada manusia. Segala tindakan Nabi dituntun oleh wahyu yang turun pada
> mereka. maka sudah jelas para Nabi tidak memiliki ilmu Allah, tidak
> mengetahui apa yang Allah ketahui. Berbeda dengan para imam yang menjadi
> tempat simpanan ilmu Allah, artinya mereka mengetahui apa saja yang Allah
> ketahui, ilmu mereka sama dengan ilmu Allah. Jika memang demikian mestinya
> yang diutus oleh Allah bukannya Nabi tetapi imam. Para Nabi sendiri tidak
> mengetahui apa yang terjadi pada ummat mereka setelah mereka wafat:
>
> (Ingatlah), hari diwaktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya
> (kepada mereka): "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu." Para rasul
> menjawab: "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya Engkau-lah
> yang mengetahui perkara yang ghaib." (QS. 5:109)
>
> Tetapi imam Ja'far di atas menyatakan bahwa para imam juga mengetahui
> perkara-perkara yang ghaib, sama seperti Allah. Nabi Isa pun tidak tahu apa
> yang terjadi dengan ummatnya. Allah bertanya pada Nabi Isa apakah pernah
> menyuruh ummatnya untuk menyembah diri dan ibunya. Beliau menjawab
> pertanyaan Allah:
>
> Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku
> (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah
> mengetahuinya, Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
> mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
> Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. (QS. 5:116)
>
> Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
> perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu: "Sembahlah Allah, Rabbku dan
> Rabbmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau
> wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah
> Maha Meyaksikan atas segala sesuatu. (QS. 5:117)
>
> Ini dikuatkan lagi oleh riwayat berikutnya –pada kitab dan halaman yang
> sama- dari Surah bin Kulaib, Abu Ja'far –Muhammad Al Baqir- mengatakan
> padanya: Demi Allah kami adalah penyimpan Allah di bumi dan langitnya, bukan
> menyimpan emas dan perak tetapi menyimpan ilmuNya. Sebagai bukti bahwa
> mereka memiliki ilmu Allah, terdapat riwayat yang menjabarkan ilmu yang
> dimiliki para imam. Jelas para Nabi tidak memiliki ilmu Allah. Mereka hanya
> memiliki pengetahuan hal ghaib ketika diberitahu oleh Allah:
>
> Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. (QS.
> 72:26)
>
> Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan
> penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)
>
> Saya katakan pembaca benar-benar beruntung, mendapat kesempatan membaca
> nukilan dari kitab syiah yang terbesar, yaitu kitab Biharul Anwar yang
> terdiri dari kurang lebih 110 jilid –besar sekali-. Kali ini kita menukil
> dari jilid 26 halaman 132:
>
> Bab Allah membuatkan tiang bagi para imam untuk melihat perbuatan hamba.
>
> Dari Abu Abdullah –imam Ja'far Ash Shadiq-: mengatakan: Imam mendengarkan
> suara ketika di perut Ibunya, ketika berusia empat bulan di kandungan
> dituliskan di lengan kanannya: Dan telah sempurna kalimat Allah yang benar
> dan adil, jika imam tersebut telah lahir maka akan nampak cahaya antara
> langit dan bumi, jika dia mulia berjalan maka dibuatkan baginya tiang dari
> cahaya untuk melihat apa yang ada antara timur dan barat.
>
> Dalam judul bab jelas sekali bahwa imam mengawasi perbuatan manusia yang ada
> di bumi. Di sini kita bertanya lalu apakah tugas imam sebenarnya? Apakah
> imam bertugas meneruskan kenabian atau bertugas mengawasi hamba? Lalu
> ngapain si imam melihat perbuatan hamba? Apa tujuan imam melakukan hal itu?
> Para Nabi tidak pernah dibuatkan tiang oleh Allah untuk melihat perbuatan
> hamba di seluruh bumi. Tugas para Nabi adalah menyampaikan risalah Allah,
> agar seluruh manusia menyembah Allah dan menjauhi tuhan-tuhan palsu yang
> dibuat sendiri oleh penyembahnya. Para Nabi tidak tahu apa yang terjadi esok
> hari, kecuali dengan apa yang diberitahukan Allah pada mereka. Nabi tidak
> tahu menahu terhadap perbuatan hamba –yang akan dibalas oleh Allah dengan
> balasan setimpal-. Tetapi tidak untuk para imam, mereka juga melaksanakan
> tugas malaikat untuk mengawasi hamba-hambanya.
>
> Dalam Al Kafi jilid 1 hal 261 Imam Abu Abdillah –Ja'far Ashadiq- Masih
> banyak lagi riwayat tentang ke"linuwih"an para imam, semoga kita bisa
> mengungkapnya. Para sahabat Nabi bukanlah imam yang bisa mengetahui yang
> ghaib, mereka adalah manusia biasa yang lahir dalam keadaan normal –tanpa
> tulisan ayat di lengannya-, bahkan banyak dari mereka adalah para "mantan"
> preman, pemabok, penjudi dan banyak lagi sifat-sifat lainnya. Anda tidak
> akan pernah menemukan riwayat dalam kitab ahlussunnah yang menyatakan bahwa
> para sahabat adalah penyimpan ilmu Allah dan mampu melihat amalan seluruh
> manusia di penjuru planet bumi ini. Sahabat tidak memerlukan riwayat riwayat
> buatan manusia seperti itu, tetapi cukup dengan ayat Al Qur'an yang abadi
> dan tidak akan dapat berubah selamanya, yang hanya diyakini oleh orang
> Islam:
>
> Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka
> berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada
> di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi
> balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). (QS. 48:18)
>
> Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah
> Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 48:19)
>
> Ayat di atas membahas para sahabat yang bersama Nabi dalam peristiwa baiat
> di hudaibiyah, jumlah mereka sekitar 1500 orang. Allah telah ridha pada
> mereka padahal mereka masih hidup di dunia. Mereka para sahabat yang
> dianggap "gembel" oleh raja persia, dan akhirnya kerajaan persia dikubur
> oleh para sahabat untuk selamanya, ternyata diridhai oleh Rabb mereka.
> Meskipun bangsa persia benci dan mendendam dalam hatinya. Tenang saja,
> dendam itu tidak akan membangkitkan kerajaan Persia Raya dari kuburnya.
>
> Dengan keridhaan Allah ini cukuplah kebanggaan bagi mereka, cukuplah alasan
> bagi kita untuk mencintai mereka, sebagai konsekwensi kecintaan kita kepada
> Allah. Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk membenci mereka yang dicintai
> Allah. Tidak ada alasan bagi anda untuk membenci mereka, jikalau anda masih
> beriman pada ayat di atas. Jika anda membenci sahabat, -ingat, Abubakar dan
> Umar termasuk mereka yang berbaiat pada Nabi di Hudibiyah-, silahkan anda
> keluar dari islam dan nyatakan dengan terus terang, jangan malu atau takut
> menyuarakan keyakinan anda. Jika anda menyembunyikan kebencian anda pada Abu
> Bakar dan Umar dalam hati, maka Allah tetap mengetahui apa yang ada dalam
> hati kalian. Anda mesti mengedepankan penilaian Allah daripada penilaian
> teman, guru, tetangga maupun keluarga anda sendiri. Ini jika anda masih
> ingin disebut muslim di dunia dan akherat.
>
> ---------------------------
> Sumber > http://hakekat.com/content/view/3/1/
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Wellness Spot

Embrace Change

Break the Yo-Yo

weight loss cycle.

Do-It-Yourselfers

on Yahoo! Groups

How-to ideas,

projects and more.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar