Selasa, 14 Agustus 2007

Re: Balasan: Re: Balasan: [psikologi_transformatif] indahnya keadilan...!!

hahahah....hahahahah....hahhaha.... jadi karena tuhan "tidak tau" dan "tidak sok tau" maka tuhan harus bisa menerima jika "semua org jadi sok tau"....!!!! betul kagak.....???? ....kok sudah jadi manusia yg bisa bicara, punya kelamin, tau kondisi politik, tau pentingnya keadilan, dll tapi kok kagak mau bicara politik, sex, keadilan, dll.....???? jangan2 tuhan yg jadi manusia model gituaan adalah tuhan yg kurang kerjaan atau lagi refreeshing dibumi...?????? tapi kok refreshing jadi manusia sih...??? coba jadi kuda, anjing, atau mungkin batu yg tidak perlu mengenal politik, khan tuhan lebih santai lagi tuh....!!! betul kagak....???
jadi karena tuhan tidak tau atau tidak sok tau maka ketidaktahuan, ketidak mau-an untuk tau, atau sok tau adalah sebuah kebenaran sehingga adalah sebuah keanehan jika neraka itu ada...
 
jika tuhan berkata "kerajaan saya bukan disini" maka tentu saja pertanyaan kita untuk tuhan adalah "untuk apa kamu jadi manusia" dan "kenapa kamu bisa jadi tuhan"...??? jangan2 pingin "bergaya" doang ya...????? dengan model dan warna rambut yg beragam warna ya..??? dan ngomong2 jika kita hubungkan dengan pendapat einstein bahwa "tuhan tidak bermain dadu" yg banyak diartikan "bahwa tuhan dalam tindakan pasti memiliki makna,hakikat,maksud,dll" maka tentu kita harus bertanya lagi pada tuhan yg udah jadi manusia itu sebagai berikut "untuk apa kamu punya kontol/penis, sperma, dll tapi tidak menikah dan punya anak...???????"
 
jadi tuhan kayaknya "tidak adil" kalau sudah jadi manusia dan punya penis dan sperma tetapi tidak punya istri atau anak....!!! betul kagak....????
 
jadi sok tau adalah kebenaran dan sesuatu yg harus bisa diterima jika tidak ada yg tau....!!! betul kagak....?????

lulu <lu2_mm@yahoo.co.id> wrote:
Dear Mas Hendrik....
 
bener sekali tuh mas, untuk jangan menjadi sok tahu...
karena memang kalau bukan kita siapa lagi ..???
 
salam ..
/Lu2


hendrik bakrie <henrik12syiah@yahoo.com> wrote:
hahahahha.....hahahahhah......hahhahhaha....... kalau adil untuk diri sendiri itu itu yg "terpenting" maka bisa jadi yg ada diantaranya adalah "kenapa harus ada pengadilan atau hukum" atau " kenapa bukan saya yg jadi presiden" atau "bodoh amat dengan penderitaan org lain".....
 
mungkin karena bush menginginginkan keadilan bagi dirinya (yg terpenting) sehingga afghanistan dan irak boleh diserang dan tidak perlu pengadilan atau keadilan terhadap teroris dipenjara guantanamo dan penjara rahasia CIA dan tidak perlu pulang setelah tuduhan ternyata tidak benar...... hahahah...hahahah.... mungkin karena tuhannya terlalu cepat menebus dosanya sehingga lupa tentang pengajaran tentang hukum2 yg meyangkut keadilan... atau mungkin memang tidak perlu ada keadilan "kerajaan saya bukan disini"............
 
kebenaran dan kesempurnaan atau kelebihan suatu agama saat agama tersebut mampu memberikan banyak kejelasan terhadap setiap permasalahan yg diperlukan oleh manusia.. jika tidak, maka yg bisa timbul adalah pembenaran oleh tuhan/agama atas kejahatan yg ada... 
 
kalau semua sulit lalu apa yg gampang...??? kalau semua sulit, apakah tidak perlu dikerjakan..???.....hahahaha.......hahahah.... tapi jangan jadi sok tau dan harus ingat rumus dari ilmuwan ya...!!!! hahhah.....hahhahha..... kalau kagak ada rumus maka tentu aja kita yg bikin rumusnya (kalau bukan kita siapa lagi..???) ... hahhahha.....hahahhaha.....hahaha....... 

lulu <lu2_mm@yahoo.co.id> wrote:
Dear Mas Hendrik...
 
` Keadilan ` adalah suatu hal yang tersulit dan bahkan amat sulit bagi kita untuk menjadikannya sebagai basic kita bersosialis, karena hal yang utama yang akan kita hadapi adalah bagaimana kita bisa merealisasikannya sesuai dengan porsinya...
 
yang jelas perlu berperang dengan diri sendiri nih, yaitu berlaku adil terhadap orang yang kita benci sekalipun dan menegakkan adil untuk orang2 yang kita cinta...
tapi mungkin hal yang terpenting adalah adil untuk diri kita sendiri deh, sebelum `adil` buat orang lain ...
 
salam
/Lu2


hendrik bakrie <henrik12syiah@yahoo.com> wrote:
dari salah satu web site islam....
 
Indahnya Keadilan Buat halaman ini dlm format PDF Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Friday, 20 July 2007
 
Allah Swt berfirman: "Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Maidah: 8)
"Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun terhadap kerabat(mu)." (QS. Al An`am: 152)
Pesan berlaku adil itu begitu kental mewarnai Al Qur'an. Bahkan salah satu tujuan diutusnya ribuan para nabi di muka bumi ini adalah untuk menegakkan keadilan. Dalam teologi Islam keadilan mendapat tempat yang istimewa. Dua kubu besar umat Islam Mu`tazilah dan Asya'irah pada prinsipnya sama-sama mengakui bahwa Tuhan itu adil dan bahkan Maha Adil. Tuhan mengharamkan kezaliman sekecil biji atom buat diri-Nya. Meskipun terdapat perbedaan di antara dua kubu tersebut dalam menafsirkan makna keadilan Tuhan. Lebih jauh lagi, Syiah bahkan memasukkan unsur keadilan sebagai salah satu rukun akidahnya dimana keadilan Ilahi merupakan rukun akidah kedua setelah makrifatullah (mengenal Allah). Alhasil, keadilan merupakan esensi ajaran Islam dan Al Qur'an.
Tulisan singkat ini tidak bermaksud memasuki wilayah perdebatan teologis yang melelahkan dan mungkin menjemukan tapi kami mencoba menyoroti penerapan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, utamanya menyangkut aplikasi keadilan terhadap orang-orang yang kita benci dan kaum kerabat kita, sesuai dengan pesan dua ayat di atas.
Ayat yang pertama—bila kita hayati dan pahami dengan baik—begitu mengagumkan dan luar biasa. Sebab, ayat itu melarang kita bersikap tidak adil terhadap orang yang kita benci. Boleh jadi kita membenci seseorang atau suatu kaum karena adanya perbedaan teologis, kultur, budaya dll. Al Qur'an berpesan kepada kita jangan sampai kebencian kita terhadap suatu kelompok karena alasan apapun mendorong kita untuk mengambil keputusan/peryataan yang tidak adil, yang merugikan pihak yang berseberangan dengan kita tersebut. Ayat ini akan menjadi landasan hukum Islam yang sangat fair dan obyektif dimana kita sebagai pemeluk Islam diperintahkan untuk menjaga dan memperhatikan hak-hak saudara-saudara sesama manusia kita meskipun mereka non-Muslim. Barangkali contoh kasus yang menarik dalam hal ini adalah bagaimana Imam Ali bin Abi Thalib memperlakukan pembunuhnya, Abdurrahman Ibn Muljam secara sangat baik dan luhur. Ali memerintahkan kedua putranya, Hasan dan Husin untuk memberikan menu makanan yang sama seperti yang dinikmatinya kepada pembunuhnya dan menganjurkan mereka untuk bersikap baik terhadapnya. Ali adalah contoh/manifestasi sempurna dari ayat ke-8 surah al Maidah tersebut. Keadilan itu indah dan ia lebih indah ketika diterapkan kepada musuh-musuh keadilan, seperti Abdurrahman bin Muljam.
Ayat yang kedua bernada perintah. Artinya kita dihimbau untuk menegakkan keadilan meskipun terhadap orang-orang yang kita cintai; orang-orang yang memiliki hubungan darah dan kekeluargaan dengan kita. Penegakan keadilan terhadap orang-orang yang dekat secara gen, kultur, teologi dll dengan kita adalah perkara yang amat berat dan mungkin pahit. Ayat ini juga menunjukkan kebesaran dan kedahsyatan ajaran Islam. Islam mengatakan bahwa keadilan harus diejawantahkan dalam seluruh dimensi kehidupan: sosial, politik, pendidikan dll. Jangan sampai tali nepotisme menghalangi seseorang untuk berlaku adil. Dan untuk membuktikan bahwa Allah Swt benar-benar serius untuk mendirikan dan memperjuangkan keadilan maka Dia tidak segan-segan memutus (menganggap tidak benilai) hubungan kekerabatan pihak-pihak yang kebetulan secara genetik atau pernikahan memiliki ikatan dengan utusan-utusan Allah seperti Nabi Nuh dan Nabi Muhammad. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ayat-ayat berikut ini:
"Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia (anaknya) bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan). Sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik." (QS. Hud: 46)
"Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah (mut'ah yaitu: suatu pemberian yang diberikan kepada perempuan yang telah diceraikan menurut kesanggupan suami) dan Aku ceraikan kamu dengan cara yang baik." (QS. Al Ahzab: 28) 
"Hai isteri-isteri nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah." (QS. Al Ahzab: 30)
Dalam buku potret sehari-hari Imam Khomaini ada hal yang menarik berkaitan dengan aspek keadilan Imam. Beliau tanpa basa-basi menyatakan bahwa bila anaknya Ahmad melakukan suatu pelanggaran serius dan mahkamah Islam menetapkan bahwa karena itu ia harus dieksekusi maka beliau sendiri yang akan melakukan eksekusi tersebut. Iya, penegakan keadilan terhadap kerabat dekat itu terasa sangat pahit, tapi di sisi lain ini menunjukkan keindahan ajaran Islam yang adil. Akhirnya, keadilan itu indah dan ia lebih indah ketika diterapkan terhadap orang-orang dekat.[Mas Alkaff]

Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!


Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!


Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
Play Sims Stories at Yahoo! Games.


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers


Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Express Yourself

Show your style &

mood in Messenger.

Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Endurance Zone

on Yahoo! Groups

Groups about

better endurance.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar