Kamis, 06 September 2007

Re: [psikologi_transformatif] Re: Tomy T saja :)

adakah yang bisa marah berhadapan dengan mbak Nala?
i think...nobody :) ,termasuk dia....ahahahah
tomy 
 


----- Original Message ----
From: nalaratih <nalaratih@yahoo.com>
To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 6, 2007 5:51:44 AM
Subject: [psikologi_transformatif] Re: Tomy T saja :)

hihihiii.... mas tomy
kompor??...pasti karena As As kan ndak berani sendirian... pingin ada
temennya di hutan belantara ini yang berpasangan. ...
proyeksi.... iya juga karena keinginannya untuk di peluk belum
kesampaian.. ...hehehehee. ..hayoooo marah!

smile with me
Nala

--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Tomy T
<tomigant@.. .> wrote:
>
> kompor or proyeksi...: )
> tomy
>
> ----- Original Message ----
> From: nalaratih <nalaratih@. ..>
> To: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> Sent: Wednesday, September 5, 2007 10:44:01 AM
> Subject: [psikologi_transfor matif] Re: Tomy T saja :)
>
> iiiihhhhhhhhh As As
> jadi kompor aja....
>
> smile with me
> Nala
>
> --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, as as
> <as2004as_as@ ...> wrote:
> >
> > rangkul teruuuus, swasti
> > peluk teruuuus, swasti
> > rayu teruuuus, swasti
> > trus ......
> > hihihi
> >
> > swastinika <swastinika@ ...> wrote:
> > Mau dipanggil manis sekali lagi, Mas? Iya deeeh... :)
> > Mas Tomy manis yang semanis madu (tuh.. udah dikasih bonus satu
> kali manis lagi ;))
> > > walah...mbak Swastinika ini....bilang aq manis....sekali lagi
> donk :)
> > > pendapat yang aku bilang itu ya sudah ada beratus-ratus tahun
> yang lalu....
> > > lihat aja semua ajaran filsafat (tokohnya) ajarannya kesana
> semua ko....
> > > saya ke"konteks"nya mbak, biar lebih jelas ke mbak
aja...sebelum
> juga ke konteks dengan contoh...
> > Betul, semua ajaran filsafat mengarah pada kebenaran hakiki ;).
> Dari awal yang saya tidak setujui dari Mas Tomy kan bukan
> konsep "kebenaran itu ada dengan sendirinya", tapi pada apa yang
Mas
> Tomy tempatkan sebagai kebenaran itu ;) Bisa dipahami maksud saya,
> Mas ;)? Atau mesti saya ulang lagi perbedaan antara yang hakiki
> serta interpretasi terhadap apa yang kita temui sehari2 ;)?
> > Kehakikian kebenaran itu sendiri, setahu saya, belum pernah ada
> kata sepakat antar para filsuf yang berbeda aliran, walaupun
> ajarannya mengacu pada hal itu :) Saya nggak perlu menyebut nama
> filsuf ya, Mas Tomy tentu cukup tahu apa yang saya maksud tentang
> ini :)
> > > mbak bilang ngerti tapi mbak menunjukkan sebelumnya ga
> ngerti....ahahahah
> > > pesan sponsor mbak....hati hati menggunakan pandangan nya
mbak,
> entah itu prejudice atau bukan, apriori atau bukan, dst....karena
> ituhanya cara dan sistem.....bisa jatuh kerelativisme. ..sebelum
> memberi pandangan pegang dulu lah dasar dasarnya!
> > Boleh2 saja Mas Tomy beranggapan bahwa saya sebenarnya nggak
> mengerti dan nggak memegang dasarnya ;). Tapi kalau Mas bicara
> tentang relativisme. .. wah, it's clear that you don't understand
> what I've been saying at all :)
> > Dasar yang saya pegang adalah pemahaman saya tentang "filsafat
> hidup" saya, Islam. Setelah pernah cukup membaca tentang filsafat
> (barat & timur), pada akhirnya saya kembali terhadap
> kajian "filsafat hidup" saya sendiri. Dan saya mahfum sekali
apabila
> kemudian terlihat bahwa [meminjam kata2 Mas Tomy] saya dekat
> dengan "relativisme" . Memang demikianlah yang akan terlihat dari
> sisi orang yang tidak mendalaminya :)
> > > lihat aja contoh sekarang, sex bebas...kenapa? karena mereka
> melihat ah...biasa, kenapa harus dilarang kata mereka? kan enak?
aku
> mencintainya ko? hukum itukan hanya kesepakatan manusia, nah saya
> sepakat ko sebelum melakukannya. ..dst adi kenapa harus dilarang???
> > Ini yang menunjukkan bahwa Mas Tomy memang benar2 tidak mengerti
> apa yang saya katakan :). Ketika bicara tentang kebenaran hakiki,
> saya tidak bicara tentang perilaku sehari2 atau interpretasi
> terhadap perilaku sehari2 :). Saya bicara tentang core value-nya,
> tentang esensi yang mendasari suatu tindakan :)
> > Dalam kasus ini saya sependapat dengan Mas Tomy: seks bebas itu
> mestinya dilarang, karena itu "salah", meskipun bisa
> dijustifikasikan (bukan diinterpretasikan) dengan alasan2 yang Mas
> sebutkan. Bagaimana pun, kalau buat saya pribadi, saya perbuatan
> yang melanggar beberapa "kebenaran yang saya percayai sebagai
> hakiki": melanggar hukum (agama tentang perzinahan) itu adalah
> perbuatan yang salah, merugikan orang lain (dalam hal ini
mencoreng
> nama keluarga besar) itu adalah perbuatan yang salah, dan
> menyetujui/mempenga ruhi orang lain untuk melakukan hal yang
> melanggar hukum/bisa menimbulkan kerugian adalah hal yang salah :)
> > Tapi.. karena prinsip saya seperti itu, saya bukan hanya akan
> melarang seks bebas. Saya juga insya Allah menghindari korupsi,
> mencuri, mencaci maki, .. bahkan sedapat mungkin tidak merugikan
> kendaraan di belakang saya dengan tidak memperhatikan lampu lalu
> lintas sudah berganti hijau :)
> > > begitu juga membunuh.... .misalnya kalau anak yang di dalam
> kandungan tidak di bunuh maka ibunya 90 persen akan mati kata
> dokter. apakah kita lantas memutuskan anaknya saja mati? apakah
> membunuh anak itu lebih bermoral dari membunuh ibu nya? melihat
> nilai hidup...benarkan anak itu lebih rnedah nilainya dari ibunya?
> > Aaah.. jadi menurut Mas Tomy, jika anak itu digugurkan untuk
> menyelamatkan nyawa ibunya, maka anak itu nilainya lebih rendah
dari
> ibunya? Begitu takaran moral Mas Tomy ;)? Sudahkah Mas
pertimbangkan
> bahwa jika tindakan kuret itu tidak dilakukan, dan ibunya memang
> meninggal, bagaimana nasib anaknya lahir tanpa ibu? Itu juga bila
> anaknya berhasil lahir, kalau anaknya ikut mati, bagaimana? Apakah
> lebih bermoral buat kita, lebih menghargai hidup, ketika kita
> membiarkan seorang ibu mati dan anaknya kemungkinan hidup
menderita?
> Apakah lebih bermoral buat kita, lebih menghargai hidup, jika kita
> membiarkan seorang ibu pasti mati dan si anak dalam kandungannya
> hampir pasti ikut mati ;)?
> > Ada satu dalil dalam "filsafat hidup" saya: dalam keadaan
> darurat, pelanggaran terhadap beberapa yang dilarang itu dapat
> dibenarkan. Saya rasa ini adalah salah satu keadaan darurat itu.
> Membunuh itu dilarang, tapi dihadapkan pada pilihan seperti ini,
> maka memilih salah satu lebih baik daripada mengorbankan dua2nya.
> Mengaborsi janin dalam kondisi seperti ini berbeda hukumnya dengan
> mengaborsi bayi hasil hubungan seks bebas :)
> > Tapi.. yang harus dicatat, dalam menentukan bahwa ini memang
> keadaan darurat atau masih bisa diusahakan hal lain, itu harus
> sangat hati2. That's why conscience becomes my compass, and my
logic
> is only my GPS :).
> > > nah....hati hati menggunakan nilai subyektif itu
> mbak...membunuh adalah membunuh. nilai dasar inilah yang harus di
> pegang sebelum membuat keputusan...
> > Terima kasih atas sarannya. Tapi seperti saya katakan pada Mas
> Tomy sebelumnya, saya tidak bicara tentang kebenaran di level
> perilaku sehari2. My conscience is my compass, and my logic is my
> GPS ;)
> > > jadi bukan pandangan saya sendiri mbak....
> > > wong aq ini dapat dari belajar yang di bayar mahal......: )
> > Wah, terus terang, Mas, membaca kalimat yang terakhir ini kok
> saya malah jadi prihatin :). Mas sudah membayar mahal untuk
> mendapatkan pelajaran, namun yang didapat kok hanya sedemikian :)
> Kalau begitu saya sungguh beruntung, tidak perlu bayar mahal2
untuk
> mendapatkan pelajaran yang (menurut pendapat saya) lebih baik :)
> >
> >
> >
> >
> >
> > ------------ --------- --------- ---
> > Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your
> story.
> > Play Sims Stories at Yahoo! Games.
> >
>
>
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger .yahoo.com
>



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Fashion Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

Fitness Edge

on Yahoo! Groups

Learn how to

increase endurance.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar