Sabtu, 13 Oktober 2007

Hal: [psikologi_transformatif] Re: TOR untuk Steering Komite

Seperti pisau hanya bisa berguna setelah diasah dengan batu asah, maka manausia hanya bisa berguna kalau diasah dengan manusia.

Millis sebenarnya bisa menjadi ajang efektif untuk berlatih memahami pikiran orang dan membina hubungan interaktif dengan menggunakan argumentasi yang runtun pula.
Melalui millis, kita bisa berguru secara gratis dengan cara yang tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Karena identitasnya bisa menggunakan nama samaran dan hanya cukup menghubungi alamat emailnya saja, maka millis sebenarnya bisa menjadi media yang ampuh untuk belajar.
Kalau komunikasi tatap muka, apalagi di forum terbuka sering diwarnai oleh gengsi dll, maka melalui millis bisa lebih to the point.
Seorang professor bisa menggunakan nama samaran  supaya bisa lebih nyaman mengikuti perkembangan pemikiran dan tidak perlu memikirkan gengsi ketika berinteraksi dengan yang lebih muda dengan pikiran yang segar.
Sebaliknya yang muda bisa gratis membina diri melalui dunia maya millis untuk bertemu dengan berbagai ahli.

Sayang sekali banyak yang menggunakan millis sebatas hanya untuk main timpuk2 an aja mengumbar egoisme saja.
Memang sah-sah aja, tapi  itu berarti dia melepaskan begitu saja kesempatan untuk membina dirinya.
Kalau itu terjadi pada seorang yang sedang belajar ilmu psikologi, maka patut disayangkan karena psikologi adalah ilmu yang mencoba memahami hal-hal yang tersirat, bukan tersurat.
Mengapa semua ini terjadi ? Inilah bahan introspeksi bersama.

----- Pesan Asli ----
Dari: lusimayangsari <lusimayangsari@yahoo.co.id>
Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 24 September, 2007 9:54:29
Topik: [psikologi_transformatif] Re: TOR untuk Steering Komite

Mas Jusuf,
Aku ini mo nyari buku akuntansi tapi kesasar disini, liat-2 buku
disini kok banyak yang bagus, ya jadi kepincut dan betah duduk sambil
baca-2. Opo ora ento' mas?
Aku rasa milis ini belum lari dari core-nya, sekali-kali makan sop ya
nggak papa toh mas, kalo makan sayur asem melulu lama-lama kan bosen
mas. Lagipula keranjang sampah ato bukan tergantung yang menilai
bukan mas?
Btw, mas mo ngomong moderasi aja kok ruwet banget sih, kutip sana
kutip sini, hihi.. nggak PD ya..
salam,
lusi

--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto
<jusuf_sw@.. .> wrote:
>
> Millis kita bernama Psikologi Transformatif dan Transpersonal.
> Ibarat sebuah toko,seharusnya namanya mencerminkan apa yang
disediakannya.
> Tapi memang tidak mudah bagaimana memoderasi millis ini.
> Bagaimana menscreen input sehingga tidak menjadi mirip keranjang
sampah, karena semua orang bisa melemparkan ke dalamnya apa saja!
> Berikut ini saya mencoba memberikan wacana supaya menjadikan millis
ini bisa bermanfaat sesuai harapan anggotaanya.
> =====
> " kalau kita mengamati sungai yang sedang mengalir dari hulu ke
hilir, maka suasananya berbeda sekali bila kita berada di sungai itu,
entah berdiri, berenang atau naik sampan.
> Kita seolah hanyut bersamanya. Itu berarti subyek (sang pengamat
dan yang diamati menjadi SATU).
> Kita lalu bertanya : dari mana asalnya sungai itu mengalir dan
menuju kemana ?
>
> Demikian pula bila kita mengamati galaksi dari teropong bintang
dari Boscha di Lembang, atau terbang di angkasa seperti astronot.
Kita dikonfrontir dengan kenyataan bahwa semua itu mengalir,
darimana ? ya dari beginnigless past. Menuju kemana ? ya menuju
endless future !
>
> Karena itulah Fuad Hassan mengatakan bahwa manusia adalah mahluk
yang belum selesai dan tak pernah selesai sampai meninggal dunia. Ini
disebut sebagai Eternal Becoming !
> Konfusius mengatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah terus
belajar menjadi manusia sampai mati ;
> Sedangkan Lao Tzu mengatakan ' perjalanan ribuan kilometer harus
dimulai dengan langkah pertama '
> Lalu Cheng Yen menuturkan pengalamannya " dimulai dengan memahami
satu langkah,perlahan- lahana engkau akan memahami seribu langkah dan
melihat jalan, lalu diliputi rasa percaya diri ..... dst "
> Ilmu psikologi transformatif domainnya di sini.
> =====
> Kita lalu merasa menjadi hanya bagian dari alam semesta yang sedang
menari dan bergerak terus ke depan tanpa akhir.
> Muncul kesadaran bahwa ' we are just a part of the mighty whole '
sehingga semua orang dan seluruh isi dunia adalah saudara kita.
> Selkarang berarti kita sedang memasuki domain Psikologi
Transpersonal.
> =====
> Dan ketika kita menyaksikan bahwa dunia tempat kita tinggal yang
nampak besar dibandingkan planet yang lain, ternyata menjadi kecil
dibandingkan matahari , lalu matahari juga keilhatan kecil
dibandingkan planet lain ...dst sampai kita akhirnya menyadari bahwa
ternyata semua besaran menjadi relatif" di atas langit masih ada
langit lagi ".
> Lalu kita tafakur dan merasa masih harus terus menerus belajar dan
karena itu harus selalu rendah hati, bukan rendah diri !
> Di konfrontir dengan kenyataan ini lalu kita bertanya : Lantas
untuk apa manusia diciptakan dan bagaimana bisa membuat hidupnya
berarti dalam situasi yang tiada kepastian karena ' yang pasti adalah
bahwa semuanya berada dalam perubahan terus menerus ?
> ======
> Dengan landasan ini, maka moderator bisa lebih mudah memoderasi
millis dan juga anggotanya bisa merenungkan dulu masalah yang akan
dilontarkan dalam millis. Akan terjadi quality control dari dalam
sehingga kualitas millis menjadi meningkat, meski mungkin pada tahap
awalnya lalu partisipannya sedikti menurun.
>
> Semoga bermanfaat !
>
> Jusuf Sutanto
> Penulis Buku "Kearifan Timur dalam Etos Kerja dan Seni Memimpin",
Penerbit Buku Kompas.
>
>
>
> ____________ _________ _________ _________ _________ ________
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> http://id.yahoo. com/
>




Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

HDTV Support

on Yahoo! Groups

Help with Samsung

HDTVs and devices

Yahoo! Groups

Join a Health

& Fitness Group

or create your own.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar