Minggu, 28 Oktober 2007

[psikologi_transformatif] Re: Carrot and Stick > P. Jusuf

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Sebenarnya China menggunakan ajaran Konfusius ' jangan melakukansesuatu pada orang lain yang kamu tidak mau orang lain melakukannyakepadamu " digabung dengan stcik and carrot.
> Kalau stick and carrot saja dan diterapkan hanya pada orang dilapisan bawah, tapi yang di atas tidak, maka tidak akan berhasil.

harez:
Jelas dong Pak, masa di China tidak pakai ajaran Konfusius :). Kalau tidak salah, ajaran yang bapak kemukakan tersebut di atas tercantum dalam Analects 5:23, The Golden Rule. Tindakan yang menggambarkan kebajikan kedua (yi) dari 5 kebajikan yang diajarkan Konfusius. Setahu saya, The Golden Rule tentang
"the ethic of reciprocity" tersebut ada hampir pada setiap agama. Sebagai contoh, saya kutipkan Matius 7:12 (TB)

"Segala sesuatu yang kamu kehendakisupaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Dalam tulisannya yang berjudul "PEMBERANTASAN KORUPSI UNTUK MERAIH KEMANDIRIAN, KEMAKMURAN, KESEJAHTERAAN DAN KEADILAN" (2003), Kwik Kian Gie antara lain mengemukakan:
Ribuan tahun yang lalu, selama berabad-abad, walaupun 
sangat feodal, banyak raja-raja dan kaisar-kaisar China yang merekrut
para pejabat tingginya melalui ujian yang sangat demokratik. Siapapun
boleh ikut ujian menjadi pejabat sangat tinggi bahkan tertinggi
kecuali sang raja atau sang kaisar.

Dapat dibayangkan betapa pandainya mereka. Toh mereka mati-matian
merebut kedudukan untuk menjadi bawahannya raja dan kaisar yang
perasaan dan perilakunya sudah pervers, sudah sangat menjijikkan. Ada
kaisar wanita yang setiap pagi minta disediakan ratusan macam hidangan
oleh para pembantu rumah tangga dalam antrean panjang untuk sarapan.
Setiap macam hidangan diperlihatkan sang kaisar agar dia bisa memilih
mana yang mau dimakan dan mana yang diberikan kepada para
pembantunya, tetapi yang membawa piringnya tidak boleh melihat sang
kaisar. Cukup sering terjadi bahwa mereka tidak dapat menahan
keinginannya untuk melihat wajah sang kaisar, sehingga bagaikan refleks
menengoknya. Dia langsung dihukum mati dengan memancung kepalanya.
Tempat pemancungan disediakan secara khusus dalam kompleks istana.
Bahwa sang kaisar begitu biadab sudah sangat parah. Tetapi yang lebih
parah lagi adalah bahwa orang-orang terpandai mendukungnya dengan
tetap mempertahankan kedudukannya sebagai birokrat tingkat tinggi dan
tertinggi.

Bagaimana dengan di Indonesia? Tidak separah itu, tetapi sudah sangat
mengkhawatirkan. Perasaan dan perilaku orang-orang terpandainya juga
sudah mirip-mirip dengan elit bangsa yang sakit kalau kita mengacu pada
sejarah bangsa-bangsa lain, yaitu dianggap biasa saja bahwa mereka
mendukung dan membantu siapa saja yang sedang berkuasa tanpa peduli
kekuasaannya dipakai untuk apa. Itulah sebabnya mengapa KKN menjadi
demikian hebat dan dahsyatnya seperti yang kita alami sekarang ini.
Saya menangkap bahwa melalui uraian tersebut, Kwik Kian Gie ingin menggambarkan bahwa kondisi Cina di masa lalu lebih parah dari kondisi Indonesia (saat ini). Pada bagian-bagian selanjutnya Kwik Kian Gie menggambarkan keberhasilan Cina. Saya menangkap bahwa kalau yang lebih parah saja bisa, kenapa Indonesia tidak ? Pakai carrot dan Stick kata Kwik Kian Gie.

Uraian Kwik Kian Gie pada tulisannya tersebut secara langsung maupun tak langsung juga dapat menimbulkan insight "Oh begitu parahnya toh keadaan di Cina sebelum prinsip carrot and stick diterapkan". Lebih lanjut, dapat disimpulkan juga bahwa penerapan prinsip
carrot and stick menunjang dan melengkapi penerapan prinsip-prinsip lain yang sebelumnya dan selama ini dipergunakan (dominasi Konfusianisme). Walaupun demikian, saya setuju bahwa pemimpin yang tidak menerapkan prinsip kebajikan yi tersebut terdahulu, boleh jadi kurang atau tidak akan berhasil menjalankan prinsip carrot and stick.

Berikut ini pernyataan nakal nih Pak Jusuf, "Melihat kasus pemberantasan korupsi di Cina tersebut, penerapan konsep surga (carrot/reward) dan neraka (stick/punishment) dalam berbagai ajaran/kearifan di Cina, boleh jadi juga akan membawa kebaikan dalam berbagai sendi kehidupan daripada saat-saat sebelumnya". :)

salam,
harez


--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Pak Harez,
>
> Sebenarnya China menggunakan ajaran Konfusius ' jangan melakukan sesuatu pada orang lain yang kamu tidak mau orang lain melakukannya kepadamu " digabung dengan stcik and carrot.
> Kalau stick and carrot saja dan diterapkan hanya pada orang di lapisan bawah, tapi yang di atas tidak, maka tidak akan berhasil.
> Di China pernah ada kata-kata tersohor dari pemimpinnya sendiri yang kasih perintah : sediakan 100 peti mati dan satu buat saya !
> Inilah landasan spiritual nya.
>
> Tapi soal di negara kita tidak sesederhana itu karena luasnya terbentang seperti dari London s/d Afghanistan, lagian negara kepulauan yang sangat plural. Dari dulu sudah terbiasa dengan sistem sentralistis sehingga mekanisme auto-poesis, self regulation tidak jalan.
> Eropa terdiri dari negara-negara dan jumlah penduduk masing2 yang terbatas, misalnya Holland +/- 12 jutaan, Jerman +/- 70 juta Negara dengan penduduk besar, seperti Jerman, sistemnya juga sudah terdesentralisasi.
> Karena nation building nya jalan, maka tidak menimbulkan disintegrasi.
> Apalagi Singapura yang tidak lebih besar dari Jakarta.
>
> Di negara kita sekarang sedang terjadi proses gerak pendulum : dulu gaya centripetal sangat dan bahkan terlampau kuat, sehingga setelah mengalami pelapukan, reaksi gaya centrifugal menjadi berlebihan dan bingung sendiri bagaimana mengendalikannya karena terjadi Titik Balik (Fu) seperti dijelaskan dalam Kitab I Ching yang seharusnya itulah kesempatan untuk kembali ke musim semi lagi yang menjanjikan kehidupan di masa depan akan berkelanjutan.
> Tapi karena pemahaman ini sudah lama kita tinggalkan dan diberi stigma kuno lalu diganti dengan konsep2 ' modern' maka yang terjadi beginilah !
>
> Pendekatan stick and carrot, sebaiknya dibarengi dengan The Learning Organization supaya tidak muncul issue seperti tebang pilih.
> Karena fakultas Psikologi belum tercerahkan, maka muncullah voluntir2 seperti Stephen Covey dsb. yang hanya dalam tataran sikap mental saja. Di Indonesia lalu muncul ajakan2 bersifat menakut-nakuti seperti " berubah atau mati "
>
> Dalam The Learning Organization pendekatannya komprehensif dan sistemik mirip dengan TQC nya Jepang.
> Syukurlah idea ini sudah mulai disemaikan di UI
> Mari energi kita diarahkan ke hal yang sangat penting ini dan jangan dihamburkan untuk urusan yang ecek2 .
> (Bersambung)
>
> Salam,
> Jusuf Sutanto
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: sinagahp sinagahp@...
> Kepada: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Terkirim: Sabtu, 27 Oktober, 2007 10:52:26
> Topik: [psikologi_transformatif] Re: Carrot and Stick > P. Jusuf
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Yupp !!! Pernah pak Jusuf :)
>
> Di fakultas psikologi UI telah dikembangkan program studi SDM-KM (SDM-Knowledge Management). Setahu saya, program studi ini adalah program studi formal pertama tentang KM di Indonesia.
>
> Pendekatan yang lebih banyak dikaji adalah 3rd generation knowledge management, "Agile Knowledge Workers". Dari waktu ke waktu, peminatnya semakin meningkat. Komunitasnya juga sudah terbentuk Pak dan secara berkala mengadakan round table.
>
> Nonaka pernah datang ke F.Psi.UI (2005) dan menyampaikan pemikirannya soal KM. Apakah waktu itu bapak ikut seminarnya ?
>
> Fotonya bisa dilihat di:
> http://f9g.yahoofs. com/groups/ g_10594859/ .HomePage/ __sr_/939f. jpg?grAKSJHBcPZk d9O0
>
> JS:
> > Melalui cara ini barangkali kita bisa
> mengembangkan The Learning Nation
> > sehingga masalah KKN bisa diatasi
> seluruh bangsa, bukan hanya urusan
> > penegak hukum saja.. Solusi ini lebih berbudaya daripada sekedar stick and carrot,
> > meski kita perlu law enforcement juga ya !
>
> harez:
> Menurut Kwik Kian Gie, keberhasilan pemberantasan korupsi di Singapura dan China justru berhasil karena mempergunakan pendekatan carrot and stick.
>
> salam,
> harez
>
>
> --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto jusuf_sw@ wrote:
> >
> > Pak Harez,
> > Apakah anda pernah mendengar nama Peter Senge , pakar manajemen The Learning Organization ?
> > Itulah sistem manajemen yang mengajak ' dari raja sampai rakyat jelata supaya mau terus belajar '
> > Sistem manajemen ini berdasarkan konsep Konfusianism yang tentu kental dengan psikologi transpersonal dan transformatif.
> > Ini yang saya mau ajak Fakultas Psikologi di Indonesia karena melalui ini kompetensi yang anda pelajari bisa disalurkan.
> > Konfusianism bersifat universal dan bisa diterima oleh siapa saja karena bukan agama.
> > Melalui cara ini barangkali kita bisa mengembangkan The Learning Nation sehingga masalah KKN bisa diatasi seluruh bangsa, bukan hanya urusan penegak hukum saja..
> > Solusi ini lebih berbudaya daripada sekedar stick and carrot, meski kita perlu law enforcement juga ya !
> >
> > Salam,
> > Jusuf Sutanto
> >

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Green Y! Groups

Environment Groups

Find them here

connect with others.

Stay in Shape

on Yahoo! Groups

Find a fitness Group

& get motivated.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar