Jumat, 02 November 2007

[psikologi_transformatif] Re: Mengurangi Tawuran

Saya ingin ikut komentar sedikit, borongan aja menanggapi para penulis "serius" di topik ini: Bang Harez, Mas Wolker, Pak Jusuf, dan Mas Rahmat Budi :)

Mengenai jabaran Bang Harez tentang disertasi Mbak Wina, pada prinsipnya setuju banget. Dan itu memang yang tidak tertampil di milis ini. Ada sebagian orang yang di kedua belah pihak yang berseteru yang memang senang mempublikasikan "pertarungan" di milis ini kemana-mana. Satu aksi tentunya memancing reaksi: ketika satu pihak merasa "dipermalukan" karena diumumkan kemana2 sebagai tukang ribut, maka besar kemungkinan bahwa pihak tersebut akan membalas - salah satunya dengan gantian mengumumkan kemana2 bahwa yang salah bukan dia. Terus demikian sambung-menyambung reaksinya, hingga nggak jelas lagi siapa yang duluan membuat keributan; dan orang2 yang menonton kemudian akan punya interpretasi sendiri2. Jika si A mulai menonton saat si B dipojokkan oleh si C, maka di mata A korbannya B dan penganiayanya C. Sebaliknya, nanti ada orang2 yang juga yang akan mengatakan bahwa si C memang mulai duluan, B hanya membalas. Kebetulan aja B bikin masalah ke banyak orang, sehingga akhirnya ketika C membalas, si D, si E, si F ikutan.

Ini sudah saya perhatikan sejak awal, dan seingat saya, saya pernah memberikan saran untuk menghentikannya, dalam sebuah posting berjudul "Menghentikan Perang" (cari saja di arsip, saya nggak nyimpan postingnya, dan saya terlalu malas untuk cari di arsip ;)). Saat itu saya katakan bahwa it takes two to tango, but it takes only one to stop the tango :) Nggak perduli siapa yang menyerang dan siapa yang diserang, masing2 punya kemampuan untuk menghentikan perang, yaitu dengan diam dan tidak membalas lagi. Tapi.. tidak ada yang melakukannya :)

Lebih dari sekedar memberi nasihat dan memberikan referensi buku untuk dibaca tentang it takes only one to stop the tango, saya juga sudah memberikan contoh ;). Ketika satu pihak "menuduh" saya sebagai "tukang cacimaki" (sesuatu yang TIDAK pernah saya lakukan), bahkan memforwardkan biodata saya kemana2 dengan fitnah seperti itu, saya TIDAK membalas :). Saya bisa saja membalas dengan cara yang sama atau lebih kampungan, tapi tidak saya lakukan. Why? Karena saya ingin memberikan contoh: it takes only one to stop the tango :) Biarkan saja satu pihak itu sibuk memfitnah saya kemana2. Toh saya yakin sebagian besar orang akan bisa menilai sendiri dengan melihat posting2 saya sekarang, yang lalu, dan yang akan datang ;). Ngapain saya repot2 membela diri? Nanti malah tambah rame ;) Any guy can ask my hand for a tango, but I am the one who decide with whom I would like to dance ;-) Bukankah begitu ;-)?

Lalu mengenai usul Mas Wolker tentang penggunaan teknologi; ban dan remove anggota2 tertentu. Saran yang "mirip" (baca: tidak sama persis) sudah pernah saya sampaikan setahun yang lalu. Waktu itu saya tidak menyarankan ban and remove, hanya menyarankan peran moderator yang lebih aktif: moderator tidak perlu mem-banned atau remove siapa pun, namun.. jika pembicaraan sudah terlalu menyimpang dari nettiquette (salah satunya: kata2 kasar mulai bertebaran), maka moderator harus turun tangan dan mengembalikan diskusi ke arah yang lebih nyaman menurut umum. Dengan campur tangan moderator, mungkin pihak yang berseteru tidak merasa nyaman, merasa kenyamanannya dikurangi: wong lagi asyik maki2 kok disuruh diam, kan menyesakkan data tuh ;-)? Tapi mungkin menghilangkan kenyamanan sebagian pihak lebih baik daripada semua pihak jadi sakit mata baca cacimaki.

Cuma.. ketika itu, moderator mengatakan bahwa itu bertentangan dengan policy milis ini. Milis ini memang collosseum, dimana semua orang boleh jadi singa dan boleh jadi mangsa. Sampai saat ini saya lihat moderator masih konsisten memegang prinsip ini; walaupun dia juga saat ini jadi pihak yang dicacimaki (dan gantian mencacimaki ;-)), dan saya menghormati pilihan moderator, meskipun tidak sesuai dengan pilihan saya ;-) After all, he's the boss ;-) Oleh karena itu, saya pikir memang saran Mas Wolker tidak bisa diterapkan di milis ini, KECUALI kalau ada yang meng-kudeta milis ini.. hehehe.. dan mengganti struktur organisasi milis (haiyah! bahasanya!).

Saya sih tidak berminat mengkudeta milis ini.. hehehe.. Kalau ada yang mau, ya monggo2 aja. Pak Harto aja bisa lengser karena banyak yang "mengkudeta".. hehehe.. Kalau saya sih tipenya adaptor aja deh: apa pun bentuk milisnya, saya ya seperti ini. Kalau ada topik yang bikin saya tertarik, saya nyemplung. Kalau enggak, ya pass ;-). Tetap tanpa cacimaki, meskipun sudah "difitnah" sebagai tukang cacimaki ;-)

Yang terakhir buat Pak Jusuf ;-).  Pak Jusuf menulis:

Tidak nampak samasekali indikasi upaya untuk melihat masalah dari sudut ilmu pengetahuan dan bertanya pada orang yang berilmu supaya masalah yang dibahas menjadi terang ! Sehingga keadaannya mirip orang botak dan gundul yang sedang jambak-jambakan

Lucunya lagi yang berpendidikan psikologi alih-alih ikut menjernihkan, malahan ada yang tampil dengan berbagai nama samaran dan ikut tawuran juga.  Karena itu selalu saya ingatkan mengapa tidak  menyimak kembali disertasi Fuad Hassan  bahwa manusia adalah mahluk yang belum jadi dan terus menerus  sedang dalam proses  eternal becoming !

Hmm.. mosok sih, Pak, tidak ada usaha untuk melihat masalah dari sudut ilmu pengetahuan ;-)? Bukankah baru minggu lalu saya mengatakan pada Bapak bahwa pada akhirnya saya melihat "tawuran" ini sebagai bentuk negative reinforcement sebagaimana dijabarkan dalam ilmu pengetahuan berjudul psikologi, khususnya mazhab behavioristik ;-)? Ini kan, yang menjadi pangkal diskusi panjang kita ;-)?

Eh, tapi.. bener nih.. Bapak ingin ada upaya melihat dari ilmu pengetahuan ;-)? Nanti kalau ada yang usaha, Bapak bilang ia adalah kolektor ilmu pengetahuan.. HAHAHAHA.. ;-)

Salah satu alasan saya tidak ikut2an mencacimaki NAMUN tidak juga berusaha menghentikan cacimaki adalah: karena saya percaya kepada kemampuan beberapa orang di sini untuk "menjernihkan masalah" dengan cara seperti ini. Dan saya tahu: dalam "terapi" seperti ini, seringkali sang klien menunjukkan reaksi lebih nasty dan lebih tantrum daripada biasanya ;-) Jadi saya masih memilih membiarkan dulu sampai dimana hal ini berakhir.

Tidak ikut berusaha menjernihkan, Pak? Hmm.. beberapa kali saya lihat sudah banyak orang yang mencoba menjernihkan masalah. Tapi.. karakteristik beberapa orang yang berseteru memang bukan jenis yang suka kejernihan.. hehehe.. Satu pihak melihat apa pun yang berjudul "jernih" atau "hati nurani" atau "sabar" sebagai kemunafikan ;-) Melihat apa pun yang tidak membelanya sebagai "serangan" dan boleh difitnah kemana2. Bagaimana bisa kepala kita tetap dingin dan menelaah secara jernih jika hati telah dibakar benci dan prasangka ;-)? Kadang, untuk menghentikan api, air saja tidak cukup. Perlu badai besar untuk menghentikannya. Lucu memang, angin (udara) biasanya membuat api makin besar, namun.. jika terlalu besar, api itu justru padam :-)

Tapi kalau Pak Jusuf punya ide tentang bagaimana menjernihkan orang2 yang [menurut amatan saya] sudah tidak bisa diajak bicara baik2, silakan saja Bapak mencobanya ;-) Namun saya setuju dengan yang dikatakan Mas Rahmat Budi bahwa "Kearifan yang ada dibuku, bukan hanya untuk dibicarakan dan dijual, silahkan diterapkan disini". Itu yang saya perhatikan dari awal tentang Pak Jusuf: Bapak punya banyak konsep arif, namun semua itu terhenti di rangkaian kata2 dalam buku yang Bapak jual saja ;-). Itu sebabnya dalam diskusi lalu saya "mendesak" Bapak untuk mewujudkan rangkaian kata2 sebagai sesuatu yang nyata ;-)

Salam,

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Dog Groups

on Yahoo! Groups

discuss everything

related to dogs.

Best of Y! Groups

Discover groups

that are the best

of their class.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar