Sabtu, 29 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Berburu Hoki di Tahun 2008

30-Des-2007, 06:45:30 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - Menjelang Tahun Baru, banyak orang merenungkan dan
mencari jalan bagaimana mereka bisa memperbaiki nasib mereka pada
tahun yang akan datang ini, agar mereka bisa mendapatkan lebih
banyak hokie atau rezeki daripada tahun-tahun sebelumnya. Mulai
melalui tukang ramal, sampai pergi ketempat berziarah yang jauh
umpamanya ke Gunung Kawi ataupun pergi kekuburan para leluhur.
Bermacam buku ramalan pun menjadi best seller.

Dari semua tradisi perayaan tahun baru di dunia, walaupun tata
caranya berlainan dan unik, tetapi mereka semua merayakan suatu
harapan yang sama, yaitu harapan untuk bisa mendapatkan hokie lebih
besar di tahun yang akan datang.

Upamanya Bangsa Austria percaya, jika kita menyentuh seekor babi
hidup di malam tahun baru, keberuntungan akan tiba di tahun yang
akan datang. Maklum babi bagi bangsa Jerman & Austria adalah lambang
hokie. Orang yang merasa mendapat hokie di Jerman/Austria selalu
mengucapkan perkataan "Schwein gehabt" alias telah mendapatkan babi.

Sedangkan menurut orang Yunani buah delima melambangkan kesuburan
dan kesuksesan oleh sebab itu setiap tanggal satu Januari, mereka ,
menebarkan biji buah delima ke arah pintu rumah, toko atau
perkantoran untuk bisa dapat hokie lebih besar di tahun mendatang.

Di Inggris, ada tradisi "First Footing". Laki-laki pertama yang
datang berkunjung ke sebuah rumah setelah lewat tengah malam
dipercaya akan mendatangkan keberuntungan. Biasanya orang tersebut
membawa hadiah seperti uang, roti, atau pakaian dengan harapan
keluarga yang dikunjungi akan berlimpah barang tersebut sepanjang
tahun. Orang itu tidak boleh berambut pirang atau merah, karena
dianggap bisa mendatangkan kesialan.

Di Jerman, pada malam tahun baru, masyarakat biasa melakukan suatu
tradisi unik yaitu meneteskan timah cair ke air dingin untuk melihat
peruntungan masa depan dari bentuk yang terjadi. Bila timah
membentuk cincin atau hati maka akan berarti pernikahan, bila
berbentuk kapal artinya akan melakukan perjalanan dan bila berbentuk
babi, itu berarti akan berlimpah makanan di tahun yang akan datang.

Untuk bisa mendapatkan hokie baru di Napoli (Italy), mereka
mempunyai tradisi untuk melemparkan barang-barang rombengan atau
tidak terpakai lagi ke luar jendela tepat pada pukul 24:00 di
tanggal 31 Desember. Sehingga apabila Anda berjalan-jalan di Napoli
pada tanggal satu Januari, jangan heran apabila banyak peralatan
dapur, lemari es dan barang-barang rongsokan lainnya tersebar di
jalanan.

Menurut tradisi Tiong Hoa pada tahun baru Imlek sebaiknya memberikan
hadiah berupa jeruk mandarin, sebab jika ditulis secara Hanyu Pinyin
adalah Gan. Lafal jeruk mandarin dalam dialek sub-etnis tersebut
memiliki bunyi yang sama dengan lafal emas, yang jika ditulis secara
Hanyu Pinyin adalah Jin. Jadi memberikan jeruk mandarin diibaratkan
memberikan emas.

Lebih baik lagi memberikan jeruk yang masih ada daunnya yang
melambangkan agar emas ini bisa tumbuh terus. Dan sebanyak dua buah
karena terdapat sebuah pepatah Tionghoa terkenal yang berbunyi "Hao
Shi Cheng Shuang", yang secara harafiah dapat diartikan "Semua yang
baik harus datang secara berpasangan".

Sedangkan di Indonesia banyak orang rela mengorbankan waktu maupun
uang dalam jumlah yang tidak sedikit, untuk membeli batu pusaka,
keris dsb-nya.

Caranya pun ber-macam2 yang satu melakukan puasa atau pantangan ini
dan itu, yang lain membeli batu pusaka atau jimat sedangkan yang
satunya lagi merombak rumahnya, karena menurut peraturan Feng Shui
posisi pintu rumahnya salah dipasang yang seyogianya di kanan jadi
di kiri sehingga hokienya tak kujung datang, sedangkan yang satunya
membeli ikan emas arwana, ataupun memelihara tuyul. Tinggal pilih
saja yang cocok untuk selera maupun kocek uang Anda.

Bahkan ada orang yang khusus mengganti istrinya, karena istri yang
pertama ternyata tidak bisa memberikan hokie seperti yang
diharapkan, jadi bermacam cara mereka lakukan khusus untuk mengejar
dan mendapatkan hokie atau rezeki yang lebih besar lagi.

Mereka yang berlumba mengejar hokie ini bukannya dari kalangan
masyarakat kelas bawah saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat mulai
dari yang kelas teri sampai dengan para konglomerat kelas kakap,
mulai dari orang yang tidak berpendidikan sampai dengan para orang
bertitel.

Yang menjadi pertanyaan apakah dengan bertambah istri mang Ucup bisa
mendapatkan hokie yang bertambah. Hal inilah yang menggerakkan mang
Ucup untuk buruan kawin lagi, maklum mang Ucup yakin haqul yakin
kalau istrinya empat berarti hokienya bisa bertambah empat kali
lipat. Kagak percaya cobalah sendiri, sebab kita baru bisa
membuktikan benar atau salahnya satu teori apabila kita sudah
mempraktekannya sendiri.

Sebenarnya hokie itu adalah "berkat", kalau kita mendapatkan berkat
dari Tuhan pasti usaha kita akan berhasil. Nah kalau kita sudah tahu
bahwa hokie itu artinya berkat, kenapa kita harus mencari jauh-jauh
ke Gunung Kawi, bukannya berdoa saja kepada Tuhan untuk memohonnya.
Apakah kalau kita menggeser dan memindahkan pintu rumah kita dari
kanan ke kiri Tuhan akan memberikan kepada kita berkat lebih banyak?
Apakah kalau anaknya diberi nama Lucky ia akan mendapatkan berkat
extra lebih besar? Apakah berkat kita akan berkurang apabila rumah
kita kebenaran letaknya di ujung tombak jalan?

Banyak orang yang bersedia mengganti Tuhan kita dengan ikan ataupun
batu. Karena ia yakin dan percaya bahwa Ikan Emas Arwana akan "bisa"
memberikan hokie (berkat), jadi kepercayaannya di alihkan kepada
ikan bukannya kepada Tuhan lagi. Atau karena ia yakin batu cincin
yang dipakainya bisa membawa hokie, jadi mulai saat itu batu akik
yang dia pakai menjadi Tuhan nya. Apakah ini bukan berarti kita
menyembah berhala?

Kalau direnungkan dengan baik, dimana otak dan IQ kita, kalau kita
yakin dan percaya bahwa batu atau ikan bisa memberikan berkat kepada
kita? Yang paling penting dari segala-galanya ialah bahwa kita harus
sadar, bahwa hokie dan rezeki itu tidak lain dan tidak bukan
adalah "berkat" dari Allah!

Apabila kita sadar akan hal ini, baru mata dan otak kita akan
terbuka bahwa hokie atau berkat ini hanya bisa di dapatkan dari
Allah seorang saja, bukannya dari batu ataupun ikan. Tetapi kenapa,
acap kali terjadi juga orang yang memelihara ikan arwana hokienya
menjadi bertambah, atau yang memiliki batu pusaka usahanya menjadi
lebih maju, ini adalah pekerjaannya si iblis. Si iblis tahu apabila
kalau kita mulai percaya dan yakin, bahwa batu dan ikan itu adalah
penyebab dari hokie kita ini, otomatis kita akan menjauhi Tuhan
Allah kita.

Hanya kenyataannya usaha mereka itu, kebanyakan maju hanya untuk
sementara waktu saja dan yang sudah bisa dipastikan 100% dalam hal
ini si penjual ikan arwana dan si penjual batu lah yang mendapatkan
hokie, karena barang dagangannya jadi laku.

Ingat: Allah kita ada jauh lebih berkuasa dan Ia mampu memberikan
berkat yang berlimpah-limpah kepada semua orang yang memohon kepada-
Nya.

Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Move More

on Yahoo! Groups

This is your life

not a phys-ed class.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar