Sabtu, 22 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Lagu Surgawi

Tidak bisa dipungkiri bahwa lagu yang paling nge-top di dunia pada
saat menjelang Natal ini adalah lagu "Malam Kudus". Banyak pembunuh
yang paling sadis sekalipun juga turut menangis ketika mereka
mendengar lagu ini.

Kami orang Indonesia di perantauan, terutama para penganut agama
Nasrani, turut merasa menjadi sedih, apabila mendengar lagu ini.
Sebab kami terkenang kembali akan masa lampau kami, masa ketika kami
masih kanak-kanak, masa ketika kami masih sekolah. Teringat kepada
orang tua dan anggota keluarga lainnya yang jauh di tanah air. Hari-
hari Natal bagi kami adalah saat-saat di mana rasa rindu ingin
pulang ke tanah air menjadi semakin besar dan semakin bertambah.

Kita akan merasa ada sesuatu yang kurang, apabila pada saat perayaan
Natal tidak menyanyikan lagu "Malam Kudus". Malam Kudus memang layak
disebut sebagai lagu Natal sepanjang masa! Bahkan ada yang menilai,
bahwa lagu ini adalah "Lagu Surgawi".

Lagu yang indah ini telah diterjemahkan dari bahasa aslinya, yaitu
bahasa Jerman ke ratusan bahasa lainnya. Banyak orang menduga bahwa
lagu ini pasti disusun dan dikomponis oleh seorang ahli musik
kondang, seperti Mozart atau Beethoven. Tetapi kenyataannya tidaklah
demikian, bahkan lagu ini pun dibuat sebenarnya dengan tanpa diduga
dan direncanakannya terlebih dahulu. Lagu yang dibuat oleh orang
biasa, tetapi telah menjadi lagu yang luar biasa.

Joseph Mohr (1792-1848) adalah asisten pastor dari gereja kecil yang
bernama St. Nicholas di daerah pegunungan Tirol (Jerman Selatan).
Karena ia tinggal di desa maka yang menjadi pemain organnya juga
seorang guru sekolah yang bernama Franz Gruber (1787-1863).

Beberapa hari sebelum Natal ternyata organ gereja rusak, mereka
menjadi bingung, bagaimana mereka bisa merayakan Natal tanpa organ.
Karena mereka tidak ingin mengecewakan para pengunjung gereja
sedangkan hari Natal yang sudah ada di ambang pintu, maka Herr Mohr
mencoba mulai menyusun lagu baru dengan kata-kata yang sederhana. Di
mana lagu tersebut nanti bisa dinyanyikan dengan tanpa harus
diiringi dengan organ.

Setelah liriknya selesai disusun, ia memperlihatkan lirik dari lagu
tersebut kepada kawan baiknya Herr Gruber: "Puji Tuhan, Friend Mohr,
kami telah menemukan satu lagu yang indah sekali!" Setelah itu
langsung Herr Gruber membuat komposisi untuk lirik lagu yang telah
dibuat oleh kawan baiknya Herr Mohr. Akhirnya jadilah lagu "Malam
kudus" yang kita kenal sekarang ini. Satu lagu yang sangat sederhana
tetapi indah baik dari liriknya maupun melodinya. Dan tepat pada
hari Natal, Herr Mohr dan Herr Gruber menyanyikan lagu tersebut
didampingi oleh petikan gitar dari Herr Gruber.

Ketika tukang organ datang untuk memperbaiki organ di gereja
tersebut, ia sangat terpesona sekali oleh lagu yang dibuat dan
disusun oleh Herr Gruber & Herr Mohr. Akhirnya, ia berhasrat untuk
menyebarluaskan lagu tersebut ke seluruh Jerman. Dan pada tahun
1843, lagu tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John
F. Young (1820-1885).

Aneh tapi nyata, andaikan pada saat tersebut organ di gereja Herr
Mohr tidak rusak, mungkin lagu ini tidak akan tercipta menjadi satu
lagu yang luar biasa indahnya dan terciptanya secara kebetulan,
yaitu karena organ gereja rusak.

Lagu Dunia dan Surgawi

Bagaimana dengan sisa hidup kedua orang yang mula-mula menciptakan
lagu "Malam Kudus"?

Josef Mohr meninggal pada usia 56 tahun, sedangkan Franz Gruber
meninggal pada usia 76 tahun. Walaupun demikan, sejauh pengetahuan
banyak orang, mereka tidak pernah menulis ataupun menciptakan apa-
apa lagi yang luar biasa. Nama-nama mereka pasti sudah dilupakan
oleh dunia sekarang. Kecuali satu kejadian, yaitu pada masa muda,
mereka pernah bekerja sama untuk menghasilkan sebuah lagu pilihan.

Gereja kecil tempat di mana lagu ini diciptakan dilanda banjir pada
tahun 1899, sehingga hancur luluh. Namum sebuah gedung gereja yang
baru sudah dibangun di sana. Di sebelah dalamnya ada pahatan dari
marmer dan perunggu sebagai peringatan lagu "Malam Kudus".

Pahatan itu menggambarkan Pendeta Mohr, seakan-akan ia sedang
bersandar di jendela, melihat keluar dari rumah Tuhan di surga.
Tangannya ditaruh di telinga. Ia tersenyum sambil mendengar suara
anak-anak di bumi yang sedang menyanyikan lagu Natal karangannya. Di
belakangnya berdiri Franz Gruber, yang juga tersenyum sambil memetik
gitarnya.

Sungguh tepat sekali kiasan dalam pahatan itu. Seolah-olah seisi
dunia, juga seisi surga, turut menyanyikan "Lagu Natal di sebuah
desa kecil di pegunungan".

Malam kudus, sunyi senyap,
Siapa yang belum lelap?
Ayah bunda yang tinggallah t'rus,
Jaga Anak yang maha kudus;
Anak dalam malaf, Anak di dalam malaf

(Lukas 2:11) Hari ini di kota Daud telah lahir Raja
Penyelamatmu ,yaitu Kristus, Tuhan.

Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.org

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Yahoo! Groups

Parenting Zone

Share experiences

with other parents.

Wellness Spot

Embrace Change

Break the Yo-Yo

weight loss cycle.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar