Rabu, 19 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Syaikh Siti Jenar Menghindari Pengkultusan


penulis Agus Sunyoto penerbit LKIS
Novel Syaikh Siti Jenar hal 219-220  :

      Wahai kekasih / di dalam hutan rimba-Mu / di tengah hewan-hewan-Mu /
di tengah alam ciptaan-Mu / Engkau limpahkan kenyamanan melebihi kota,
desa dan gubukku / / seluruh mahluk ciptaan-Mu / hadir telanjang tanpa topeng-topeng / nyanyian pepujian yang mereka lantunkan memuji-Mu / polos
dan terbuka tanpa polesan / merdu tanpa kepalsuan / / di hutan bebas inikah
kediaman akhirku di dunia? / di alam bebas inikah engkau bisa terbang tinggi menggapai citra hamba-Mu/ di sini, di hutan-Mu . . .
       aku bersimpuh tanpa daya menghadap-Mu / aku persembahkan diriku, utuh, meski kehidupan palsu duniawi telah mencabik-cabik jiwaku //

    
Keindahan alam ciptaan Ilahi bagaimanapun bukanlah sesuatu yang langgeng. Baik keindahan alam yang terbentang mau pun mahluk yang terpesona memandangnya, semua tidaklah abadi. Semua terbatas dan
dibatasi oleh waktu yang ganas yang selalu menghancurkan tanpa belas kasihan. Keindahan bumi, bulan, bintang, matahari, hewan, manusia, bahkan surga pun pasti berakhir jiwa waktunya tiba. Hanya keindahan Sang Penguasa waktu yang selalu kekal dan abadi. Sebagaimana hukum alam selalu kekal dan abadi. Sebagaimana hukum alam (sunnatullah) yang berlaku, keindahan perjalanan Abdul Jalil yang memesona laksana perjalanan di surga itu pun akhirnya berakhir sesuai waktunya.
       Ketika suatu pagi Abdul Jalil berjalan ke sungai kecil berair jernih untuk mengambil air dengan tabung bambu, tiba-tiba ia tersentak kaget ketika melihat bayangannya terpantul di permukaan air. Ia merasakan sekujur tubuhnya gemetar dan dadanya berdegup keras. Ia menamjamkan pandangan. Jelas sudah, bayangan itu bukan bayangan dirinya: wajahnya wajah sangar, kulit gelap, tubuh bongkok, tangan sangat panjang sampai melebihi lutut, mata membelalak lebar, hidung besar, dan mulut jelek dengan gigi tak beraturan. Lalu, bayangan itu secara menabjubkan bangkit dari dalam air tanpa basah tubuhnya. Tanpa mengucap salam atau memperkenalkan diri, bayangan manusia buruk rupa itu sekonyong-konyongnya bertanya, "Siapkah engkau, o manusia jelek pengambil air?"

       Bersambung...
       ikuti lanjutannya...


Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Yahoo! Groups

Going Green

Share your passion

for the planet.

Yahoo! Groups

Parenting Zone

Share experiences

with other parents.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar