Selasa, 01 Januari 2008

[psikologi_transformatif] Pakistan Memasuki Periode Pra-Revolus:Peran Kaum Marxis di Pakistan

Pakistan Memasuki Periode Pra-Revolus:Peran Kaum Marxis di Pakistan

Oleh Ted Sprague

Pembunuhan pemimpin Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People's
Party/PPP), Benazir Bhutto, telah menggoncang sendi-sendi sosial dan
politik di Pakistan. Habis sudah batas kesabaran Rakyat Pakistan.
Sekarang, seluruh pelosok negara sedang dilanda oleh
gelombang-gelombang demo dan kerusuhan. Pemerintahan diktatur Musharaf
tidak mampu menghentikan kemarahan rakyat, dan harus menggunakan
tentara dan polisi untuk menembaki rakyat mereka sendiri. Sampai hari
ini, 38 orang telah mati terbunuh semenjak ledakan kerusuhan yang
terjadi setelah pembunuhan Benazir.

Musharaf, dan tuan-tuan imperialis mereka, mencoba menenangkan rakyat
Pakistan dengan menyatakan bahwa kelompok teroris Al-Qaeda ada di
balik pembunuhan berdarah-dingin ini. Tetapi kebohongan ini tidak
diterima begitu saja oleh rakyat Pakistan, sudah cukup mereka
mendengar kebohongan-kebohongan ini. Kita dengar massa di jalan-jalan
yang berteriak: "Musharaflah yang membunuh Bhutto". Mereka mengerti
bahwa kekuatan reaksionerlah yang membunuh pemimpin partai massa mereka.

Penjelasan (baca: kebohongan) mengenai peran Al-Qaeda ini adalah
seperti mencoba menyalahkan nasib atau takdir dari langit yang kurang
beruntung. "Ah, itu karena Al-Qaeda! Kami tidak bisa berbuat apa-apa,
mereka adalah kekuatan yang besar dan tidak bisa dikalahkan. Tapi
jangan kawatir, kami akan mencari mereka di gunung-gunung dan di
gua-gua", begitulah kira-kira penjelasan dari pemerintahan Musharaf.
"Semua adalah salahnya Al-Qaeda! Kemiskinan, ketidakadilan, kekacauan,
kelaparan yang ada di negeri! Jangan kawatir, kami akan memburu mereka
ke gunung-gunung dan gua-gua". Sungguh suatu penjelasan yang mudah
dicerna, tetapi juga mudah dimuntahkan oleh rakyat yang sudah lelah
akan penindasan mereka.

Tentu saja kita mengerti bahwa kekuatan islam fundamentalis dan
pemerintahan Musharaf, beserta tuan-tuan imperialisnya, adalah dua
sisi dari koin yang sama. Mereka memainkan peran yang sama. Di
Pakistan, aktivis-aktivis pro-demokrasi juga dibunuhi secara kejam
oleh bandit-bandit fundamentalis ini. Secara historis,
kelompok-kelompok fundamentalis ini dulunya dibentuk dan didanai oleh
Amerika Serikat dan sekutunya untuk memerangi Uni Soviet dan juga
untuk memerangi gerakan buruh revolusioner di daerah Timur Tengah dan
Asia Selatan. Sekarang, kelompok-kelompok fundamentalis ini berbalik
menggigit tuannya sendiri. Tetapi, bilamana terjadi gerakan
revolusioner kembali di sana, suatu gerakan revolusioner yang akan
menghancurkan bukan hanya kapitalisme tetapi juga kebangkrutan
feudalisme dan fundamentalisme, dua kekuatan reaksioner ini (yakni
kekuatan imperialis "demokrasi" dan fundamentalisme) akan segera
bersatu.

Pemerintahan Musharaf juga mencoba menyalahkan Bhutto sendiri yang
tidak menggubris bahaya serangan teroris terhadapnya. Ini seperti
menyalahkan korban pemerkosaan atas perkosaan yang terjadi pada
dirinya: "Siapa suruh anda memakai rok yang memperlihatkan lutut? Ini
salah anda yang menggoda batin sang pemerkosa". Pernyataan-pernyataan
seperti ini hanya membuat rakyat semakin marah dan semakin muak dengan
Musharaf.

Jelas bahwa pembunuhan ini hanyalah salah satu bagian dari rencana
kaum reaksioner untuk memadamkan gerakan rakyat Pakistan yang sudah
mulai menyala semenjak kepulangan Bhutto. Ini bukanlah aksi
spontanitas dari seorang yang kacau pikirannya. Ini adalah aksi
terencana dari suatu sistem yang sudah mulai layu dan akan hancur. Ini
adalah aksi politik dengan basis kelas yang jelas, yakni kelas
kapitalis. Dan untuk menghadapi ini, rakyat Pakistan juga harus
mengorganisir dirinya sebagai kelas, yakni sebagai kelas pekerja yang
merupakan anti-tesis dari kelas kapitalis

Peran Kaum Marxis Pakistan

Saat ini, kemarahan rakyat terekspresikan ke dalam demo-demo dan
kerusuhan yang tidak terorganisir. Untuk memberikan suatu ekspresi
yang terorganisir, kaum Marxis Pakistan dari kelompok "The Struggle"
sudah menyerukan slogan Mogok Kerja Nasional. Tetapi slogan ini
sangatlah sulit dilaksanakan secara konkrit karena besarnya gerakan
ini, yang mencakupi jutaan rakyat yang belum terorganisir dan tidak
terlatih secara politis, ditambah lagi oleh kesedihan emosional yang
melanda rakyat banyak. Di bawah kondisi seperti ini, ribuan kader
revolusioner tidaklah cukup pengaruhnya untuk mengintervensi secara
segara. Kader-kader "The Struggle" juga menghadapi masalah logistik
yang menyulitkan. Mereka hampir tidak bisa bergerak; tidak ada kereta
api, bis, ataupun pesawat terbang; tidak ada bensin dan pom-pom bensin
tutup; jalan-jalan penuh dengan mobil-mobil dan barang-barang
terbakar; stasiun kereta api terbakar; dan kekerasan di jalanan telah
memberikan negara sebuah alasan untuk mengirim tentara dan memberikan
perintah tembak-di-tempat.

Oleh karena itu, gerakan protes massa ini tidak memiliki kepemimpinan
dan tujuan yang jelas, dan akhirnya segera berubah menjadi kekacauan,
kerusuhan, dan penjarahan. Tidak diragukan ada elemen lumpen-proletar
dan kriminal yang mengambil kesempatan di dalam kekacauan ini. Dan
tidak diragukan juga kalau kaum reaksioner mendukung tindakan-tindakan
kriminal tersebut supaya gerakan massa ini bisa didiskreditkan sebagai
gerakan kerusuhan, dan memberikan alasan bagi pemerintah untuk
menggunakan kekerasan, menetapkan keadaan darurat, dan mengundur
pemilu pada tanggal 8 Januari, dimana bisa dipastikan PPP akan meraih
kemenangan telak pada hari tersebut.

Seperti yang Alan Woods tulis di dalam artikelnya (Pakistan:
Government covers up the crime – masses demand action against
conspirators):

"Protes yang kacau dan tidak terorganisir sekarang ini tidak akan
memberikan capaian apapun. Mereka harus digantikan dengan sebuah
gerakan protes nasional yang terorganisir, dimana kelas pekerja harus
mengambil kepemimpinan. Daripada membakar ban-ban dan mobil, yang
dibutuhkan sekarang adalah mengorganisir para garda depan proletar
secepat mungkin dan mempersiapkan sebuah gerakan massa revolusioner
dalam skala nasional, dan mengedepankan slogan-slogan transisional
yang sesuai dengan mood dan aspirasi massa"

Ya, benar; hanya kelas pekerjalah yang bisa memberikan kepemimpinan
revolusioner yang terorganisir bagi gerakan protes ini. Banyak orang
yang berpikir bahwa tidak ada gerakan buruh revolusioner di Pakistan,
dan bahwa Pakistan adalah negara yang penuh dengan fanatik agama.
Gambaran Pakistan tersebut adalah keliru dan merupakan bagian dari
kebohongan kelas penguasa yang ingin menggambarkan Pakistan (dan
keseluruhan Asia Selatan dan Timur Tengah) sebagai pusat
fundamentalisme, sebagai pusat "axis of evil". Dibalik semua itu ada
kelas pekerja yang militan dan revolusioner, ada gerakan Marxis yang
dipimpin oleh "The Struggle" dengan ribuan kadernya.

Kaum Marxis "The Struggle" sekarang berusaha mengintervensi gerakan
massa ini dan memberikannya sebuah ekspresi yang terorganisir. Kamerad
Manzoor Ahmed, yang juga merupakan anggota parlemen di Pakistan,
memimpin sebuah demonstrasi dengan ribuan orang di daerahnya, yakni di
Kasur, Punjab. Mereka telah menyebarkan 100 ribu selebaran yang
berjudul: "Darah Benazir adalah darahmu: Sekarang Revolusi pasti
tiba!", yang berisi tuntutan-tuntutan:

1. Hukum semua konspirator pembunuhan Benazir
2. Singkirkan Musharraf
3. Pemilu yang bebas dan jujur harus segera dilaksanakan
4. PPP harus kembali ke program sosialis tahun 1970
5. Bentuk komite-komite perjuangan dan agitasi
6. Mogok Kerja Nasional Satu Hari

Pembentukan komite-komite aksi harus segera dilaksanakan untuk
mengorganisir gerakan massa. Kaum Marxis Pakistan sudah memulai
mengorganisir komite-komite tersebut di pabrik-pabrik besi di Karachi.
Mereka juga sedang mengorganisir komite-komite aksi kaum muda-mudi.
Komite-komite aksi ini harus dibentuk juga di setiap pabrik, tempat
kerja, kampus, desa-desa, wilayah distrik, dsb.

Hari ini (Minggu), tiga hari berduka cita akan berakhir dan kondisi
lapangan akan menjadi lebih mudah untuk mengorganisir massa. Kamerad
"The Struggle" akan melanjutkan tugas revolusionernya dan menyebarkan
ide-ide dan slogan-slogan yang dapat membimbing massa. Gerakan
revolusioner di Pakistan bisa menjadi pemicu dan inspirasi bagi
gerakan revolusioner di Asia. Oleh karena itu, mereka membutuhkan
dukungan sebesar-besarnya dari seluruh gerakan pro-demokrasi
revolusioner sedunia.

Referensi: Alan Woods, Pakistan: Government covers up the crime –
masses demand action against conspirators, 31 Desember 2007.

Sumber: www.rumahkiri.net
Link:
http://rumahkiri.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1562&Itemid=386

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar