Rabu, 23 Januari 2008

[psikologi_transformatif] Re: Kesulitan Sebagai bagian Sistem Hidup

Mas Agus njaluk dikepruki suaminya Swastinika yaaaa? masak
Swastinika dipanggil mas.....

salam,
goen

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "agussyafii"
<agussyafii@...> wrote:
>
> terima kasih mas..
> kajian yang sangat mendalam..
>
> salam,
> agussyafii
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "was_swas"
> <was_swas@> wrote:
> >
> >
> > Free will (kemampuan untuk memilih), intellect (kemampuan untuk
> > menimbang pilihan kita), and adversity (kesulitan). Itu adalah
tiga hal
> > yang akan membantu evolusi spiritual kita menjadi lebih baik -
karena
> > "kebaikan" itu tidak bisa di-install. Setidaknya itu yang saya
tangkap
> > dari buku karya Jeffrey Lang, yang berjudul Struggling to
Surrender :)
> >
> > Ini bagian dari refleksi pribadi yang saya tulis 3 Oktober 2005,
mungkin
> > agak2 nyambung dengan bahasan Mas Agus :)
> >
> > --------------
> >
> > Dalam perjalanan pulang kemarin malam gw dengerin Emha Ainun
Nadjib di
> > DeltaFM. Bahasannya tadi malam adalah tentang kesulitan, apakah
> > merupakan sebuah teguran atau sebuah ujian untuk naik kelas. Cak
Nun
> > bilang bahwa kalau kita mendapatkan kesulitan, anggaplah itu
sebagai
> > teguran dari Allah agar kita introspeksi diri dan berusaha
menjadi lebih
> > baik. Tapi kalau kesulitan itu terjadi pada orang lain, betapa
pun buruk
> > sifat orang itu, anggaplah itu sebuah ujian bagi dia; kesempatan
dari
> > Tuhan untuk dia naik kelas ke jenjang kebajikan yg lebih tinggi.
Dengan
> > bersikap begini, kita senantiasa teringat untuk menjadi lebih
baik, dan
> > juga terhindar dari perasaan benci pada orang lain.
> >
> > Reaksi spontan gw: gw acung jempol sama Cak Nun! Ini bener2
sesuai
> > dengan pandangan gw: the way you see the problem is the problem,
esse
> > est percipi (to be is to be perceived). Semua stimulus itu
sifatnya
> > netral, kita yang memberi arti pada stimulus itu; teguran,
ujian, karma,
> > siksa, berkah. Kenyataan itu adanya di kepala kita, bukan di
mata kita.
> >
> > Reaksi gw setelah kegirangan sesaat gw hilang: duh, betapa
kalimat itu
> > menampar gw! Betapa sering gw diam2 dan/atau tanpa gw sadari
mensyukuri
> > kesulitan yang dialami orang lain yang pernah berlaku kurang
baik kepada
> > gw. Betapa gw kadang2 masih punya kepongahan dan menggunakan
kalimat
> > suci sebagai justifikasi: doa orang yang teraniaya memang
didengar
> > Tuhan.
> >
> > Padahal, apa sih hak gw menganggap diri gw sebagai orang yg
teraniaya?
> >
> > Salah satu kasus yg gw ingat adalah ketika bokap gw sakit dan
meninggal.
> > Ada satu tetangga, yang kebetulan adalah ketua masyarakat
sekitar. Gw
> > ingat banget beliau maki2 adik gw krn bukan adik gw sendiri yang
> > mengurus surat keterangan untuk memakamkan almarhum. Si Bapak
ini merasa
> > tidak dihargai, karena bukan si peminta surat sendiri yang
datang. Waktu
> > itu gw hanya bisa mengelus dada, nangis pun nggak bisa. Sedih
rasanya,
> > baru ditinggal orang tua untuk selama2nya, dan kita dimarahi
untuk hal2
> > yang (menurut gw) nggak prinsip.
> >
> > Bulan lalu si tetangga itu kena stroke, sekarang lumpuh dan
nggak bisa
> > kemana2. Beliau terpaksa dibantu kemana2, dan keadaan berbalik:
bahkan
> > untuk mengurus KTP pun si bapak itu tidak bisa datang sendiri ke
> > kelurahan seperti yang menjadi alasannya memaki2 adik gw.
> >
> > Well, gw kasihan sama beliau. I really am. Tapi, walaupun gw
berhasil
> > menahan kemunculannya secara nyata, gw harus mengakui bahwa I
smugly
> > smiled dan merasa Tuhan sudah memberikan ganjaran pada beliau.
Padahal,
> > apa hak gw untuk berpikir seperti itu? Just because he did me
wrong, it
> > does not mean that I am better than him, or he is worse than me.
> >
> > Tapi mungkin pengalaman2 seperti ini yang menjadi bagian dari
proses
> > perkembangan kita ya? Seperti kata Jeffrey Lang dalam bukunya
Struggling
> > to Surrender <http://www.soundvision.com/shop/pview.asp?item=456-
029>
> > (hi, teman, thanks for sharing me this excellent book!): virtue
itu
> > harus dicapai manusia melalui evolusi moral-spiritualnya, dengan
> > menggunakan kemampuan untuk memilih, kemampuan untuk menimbang
> > konsekuensi pilihan kita, serta kesulitan yang akan menggoda kita
> > memilih hal yang kurang tepat. Free will, intellect, and
adversity.
> >
> > Hmm, virtue memang tidak bisa di-install. Jika kita ibaratkan
diri kita
> > adalah komputer, maka yg bisa di-install adalah program untuk
> > spell-check; menghindari word processor dari kata2 yang salah.
Tapi kita
> > tidak akan pernah bisa membuat komputer itu menjadi komputer
yang penuh
> > kejujuran.
> >
> > Moga2, sedikit demi sedikit, pengalaman2 seperti di atas akan
mengantar
> > kita pada suatu kebajikan. Mungkin saat ini kita baru sampai
pada tahap
> > spell-check; menghindari mengucapkan kata2 kasar secara nyata,
sementara
> > kejengkelan belum bisa kita hilangkan. Namun, dengan terus
menerus
> > belajar, suatu hari kita tidak perlu spell-check lagi, karena
kebajikan
> > itu menjadi bagian yg built-in dalam diri kita.
> >
> > ----------
> >
> > Salam,
> >
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "goenardjoadi"
> > <goenardjoadi@> wrote:
> > >
> > > sesungguhnya Tuhan memberikan kehendak bebas (free will) hanya
> > > kepada manusia, supaya manusia mengerti siapa jati dirinya.
> > > kehendak bebas itu termasuk berbuat kesalahan, sebelum dosa
ada.
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "agussyafii"
> > > agussyafii@ wrote:
> > > >
> > > > Kesulitan Sebagai bagian Sistem Hidup
> > > > Firman Alloh SWT, di bumi segalanya juga telah Kusediakan
untukmu,
> > > > tetapi tidak ada yang gratis di sana. Segala
kesenangan,kenikmatan
> > > > bisa kalian peroleh setelah kalian berhasil berjuang
menaklukkan
> > > > kesulitan. Lama Adam dan Hawa harus beradaptasi dengan
sunnatulloh
> > > > kehidupan dibumi. Tapi Adam dan Hawa tidak bisa lari dari
system
> > > > hidup, Adam pun harus menghadapi kenyataan dua anaknya,
Qabil dan
> > > > Habil terlibat konflik hingga berbunuhan. Benarkah hidup di
dunia
> > > ini
> > > > tidak enak karena harus menghadapi kesulitan ? Ternyata,
seperti
> > > yang
> > > > disebut al Qur.an, bersama kesulitan ada kemudahan, inna ma`a
> > > al`usri
> > > > yusro, dan dibalik kesulitan ada kenikmatan.
> >
>

__._,_.___
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Dog Groups

on Yahoo! Groups

Share pictures &

stories about dogs.

Wellness Spot

Embrace Change

Break the Yo-Yo

weight loss cycle.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar