Rabu, 09 Januari 2008

Re: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!

Di New York ada
Indonesia Grocery
milik bule asli
Krisis Identitaskah dia ?
Tidak
Dia tau beberapa komoditi Indonesia sangat laku
lewat tangan dingin dia
Starbuck Indonesia ?
Lalu ini krisis Identitas ?
Huahahahahahaha
Jelas pakai kacamata kuda
kuda lumping pula

Suka ngomong jorok di umum terbuka
Hihihi, huahahahaha
Baru ini identitas dia
Aseli dengan topeng terbuka


Bisanya cuma quote-quote bahasa Inggris
Inggrisnya sendiri ? Belepotan
Kayan makan donut isi durian

Heeeei intellectuals di Indonesia itu useless
Aku aja yang gak useless
menggelandang di pantai gak kerja
hehehehehe
Tetep aku yang hebat

I fight my own battle
menggelandang
karena aku gak menguasai ilmuku
disuruh mbimbingpun
aku gak bisa
maka kubuat dalih
heeeei kamu mahasiswa
tapi kamu harus ngentrepreneur
gak bisa kan, gak bisa kan ?
sama juga aku gak bisa
maka aku mengelandang aja
nampang
pameeeer
huihihi

lalu dasar atheist
sukanya ngolok-olok Tuhan
Tuhan Lollypop, bilangnya
Pantes, gak berani pulang ke Indonesia
Selain gak punya sangu
Takut mati digebukin ama FPI
di bawah pimpinan Hendrik
Hihihi



tuhantu_hantuhan <tuhantu_hantuhan@yahoo.com>

Haha...Krisis Identitas ini untuk TuHanTu-kah? ... Hanya orang yang butuh pengakuan untuk dikatakan ´saya baik, saya anu, saya itu, saya berhati mulia, dst...dst... ´-lah yg sangat kehilangan Indentitas.. . Soal ngomong jorok, its about feeling and standard masing-masing deh... Hikhikhik...
Soal krisis identitas dan kopi kental, saya kasih contoh... Bukankah Starbucks Indonesia itulah yang krisis identitas?.. . Mengapa tidak kalian bantu cari identitas baru, selain artikel berjudul Kopitalisme, itu? ... Anda-andakan pandai buat proposal, ya nggak? Masak kalah ama Gassing?... Wakakakaka.. ..
... hate or love me, I dont care... I have love more than I need...;-)
By the way, is this guy a good one or bad one? Kata ´We´ pada kalimat ´We first fought ... dst.´ maksudnya adalah ´U.S.A.´
Quote: ~~~ "People think our music's very aggressive or angry or whatever, and it's just the opposite, really, ... I like laughing. And I like being really calm before a show, and smiley."~~ ~~ "We first fought the heathens in the name of religion, then Communism, and now in the name of drugs and terrorism. Our excuses for global domination always change." ~~~~~ End of quote (By: Serj Tankian )
TuHanTu: Yeah, keep on rockin, buddy!...Ah ya, how about the excuse for intellectual domination by those useless intellectual institutions in Indonesia?  Ataukah Anda, yang berstatus akademisi terhormat tuan paduka agung... hanya jedah dikit dari aktifitas saling bertukar kata-mengelus rasa... melalui syair syair indah nan merdu... sehingga orang-orang kecil -seperti juga saya- masih bisa bermimpi untuk berharap bahwa hidup masa depan akan lebih baik di negri sendiri, karena kita punya banyaaaaaak orang terdidik yang baik hati dan pandai berkata manis... Apalagi kalau nulis proposal, duuuuhhh...manisnya aa...
I fights my own battles, you can fight your own... Tapi jangan harap saya akan percaya bahwa kalian berjuang untuk orang lain, untuk orang-orang tersisih, untuk mereka yang terkucil, untuk kemaslahatan seluruh anak bangsa...bla. .bla..bla. .. 
Lets dance in style, lets dance for awhile... I wanna be forever young, bukannya botak mikirin yang serius-serius. ... Wakakakakaka. ...
Be Fun
TuHanTu
 

--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Asas Asas <asas2004asas@ ...> wrote:
>
> Aku, bisaku cuming mencela bangsaku sendiri
> Aku, bisaku cuming bisa mengira diriku terhebat di dunia ini
> Itu jelek, ini jelek, liat, liat, liat, aku obrak abrik orang2 o'on negeri ini
> Nampang adalah cuming bisaku, hihihihi
> Minum kopi kental ngemplang, enak dinikmati
> Bikin istilah-istilah konyol, sangat kugemari
> Logika2 o'on yang gak sesuai, kusebar ke sana sini
> Bicara jorok, adalah panggilan jiwa ini
> Harus peduli ama orang lain, egp iiiin aja , hihihi
>
> non_sisca non_sisca@.. . wrote:
> Siapakah saya ?
> Apakah gunanya diriku dan hidupku ?
> Apa arti hidupku untuk diriku dan untuk orang lain ?
>
> Ini pertanyaan2 essensial yang selalu menghantui setiap manusia.
> Pertanyaaan2 ini merupakan tantangan dasar hidup seorang manusia dan
> menjadi langkah awal dalam kematangan pribadinya.
>
> Dan siapa orang lain ?
>
> Orang lain itu ialah semua manusia ; tanpa kecuali.
>

tuhantu_hantuhan <tuhantu_hantuhan@yahoo.com> wrote:
Quote:... Tambahan dikit nih mas.karena kesadaran hidup dalam DEAL-DEAL inilah, tak seyogyanya ada yang berpolitik dengan lambaran ke-mutlak-an.paling report kalo politik dah bawa2 panji kebenaran absolute dari agama dan tuhan masing2.jadi super ruwet....mana ada tuhan yang mau bertukar kepentingan dalam DEAL?..he.he End of quote.
TuHanTu: Mas Anwar, bukan dalam berpolitik saja kita sebaiknya tak bisa mutlak-mutlakan... Kecuali ngitung gaji pegawai atau pekerja perbulan sesuai kontrak kerja...tak ada yang mutlak itung-itungannya...
segala sesuatu yang membicarakan ½manusia½ sebagai topik, adalah kesalahan berfikir fatal, jika setiap kesimpulan atau resultnya adalah hal yang konkrit... Tak ada yang konkrit jika topik yg kita bicarakan adalah ½manusia½... Tidak dalam Psikologi, tidak dalam filsafat, tidak dalam ilmu budaya akademik...
Mengenai konsep berketuhanan, nggak ada masalah sih, jika seseorang menganut konsep tersebut sebagai manifestasi dari rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri, dalam berinteraksi dgn lingkungannya... Bukan sebagai manifestasi superioritas terhadap mereka yg berbeda konsep dan pemahaman atas ´hantu´ yg dimutlak-mutlakkan itu...
Toh, ketika seseorang menyebut lima huruf, t-u-h-a-n- ... atau a-l-l-a-h...atau tiga huruf,  l-o-r-d-... aja itu sudah merupakan sekumpulan huruf, artinya, masuk dalam dimensi penyimbolan yg disepakati antar kelompok, antar budaya, antar bahasa...lalu, di universal-universalkan... (kata yg hanya beda bahasa, dan beda asal )... atas sesuatu yg unidentified...
Menggunakan kata ´kebenaran´ sebagai justify atas sesuatu dalam perspektif ini akan selalu rancu (malah aneh dan lucu) ... baik itu atas nama spiritual, agama, filsafat dan semua ilmu-ilmu yg membicarakan dimensi non-fisik manusia yg tidak terbatas itu... Nah, apalagi jika dibawa ke dimensi politik praktis...?...
Ada juga, saya melihat bahwa seseorang menyebut t-u-h-a-n hanya jika sudah mentok baik dalam berlogika dan bernalar, dengan kalimat manis berbunga-bunga, sebagai- atau dalam rangka membuat- persiai psikis.... entah untuk dirinya sendiri, atau agar dianggap sebagai orang yang baik-baik... istilahnya, jaga langganan... alahhh...itu sih trik yg udah basi.... padahal dalam waktu bersamaan -sadar nggak sadar- dia telah melakukan pembatasan atas ´hantu´ yg dia sepakati sendiri sebagai sesuatu tak terbatas.... Hasilnya, jadilah tuhannya itu sebagai lolly pop... hahahaha...
Eniwei, saya skali-skali mencoba memakai sepatu orang yg mengaku mempunyai tuhan... apa yg saya dapati?...
Yg saya dapati itu, logika yg aneh dan lucu banget... Begini...kalau seseorang itu, udah merasa yakin bahwa tuhannya (whatever it is) maha pengasih, ...saya heran berat... lalu untuk apa makhluk malang ini,  meratap-meratap meminta ini, meminta itu?... pake, kata lord sweet segala macem, emangnya tuhannya itu permen karetkah?... lolly pop kah?... aneh tenan!
Si doi yang mengaku sebagai pencari tuhan juga lucu banget, emangnya dia hidup kalau si tuhannya itu nggak menemukan dia?... Ngapain juga mencari-cari, lha wong yg dia cari itulah yg telah menemukannya, selama ini... kalau dia nggak nyadari itu, saya anggap makhluk aneh yg ngaku-ngaku sbg pencari tuhan ini, menderita syaraf gangguan nggak tau diri yg akut ... Padahal, dia telah ditemukan oleh tuhannya, sekian bulan sejak ortunya pernah saling baku naek... entah baku naeknya itu di atas tempat tidur, atau sambil nonton ti-pi... mangkanya ada orok dan dia jadi idup...
Bahkan kalau perlu mengolok-olokpun toh si tuhan itu nggak akan sewot... kalau sewot, kan ditodong balik ajah...eh tuhan, elu jangan sewot dong...elukan maha ini, maha itu... hahaha... 
Jadi, menurut saya logika orang ini sangat aneh, karena dia menganggap tuhannya itu adalah yayasan sosial dimana si ketua yayasannya suka main tak umpet, sambil nyedot lolly pop persis Inspektur Kojak...  Tapi, yah...saya cuman bilang aneh ajah...bukan pake kata sesat, lho...:-)
Lord sweet...Lord sweet...ciluuuuk ba!..Eh, minta lolly popnya dong?... Huahahaha...huahahahaaa.... 
Be Fun
TuHanTu
Iseng-iseng nih, saya sertakan photo si Kojak versi Hollywoody, manis nggak?...Polonya kayak lolly pop, lho... Hehehe...
 Image hosted by servimg.com

 
 
 

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono" <aharyono@...> wrote:
>
> Ha..ha.bung THT, sepertinya memang banyak sinkron dengan anda.
>
>
>
> Tambahan dikit nih mas.karena kesadaran hidup dalam DEAL-DEAL inilah, tak
> seyogyanya ada yang berpolitik dengan lambaran ke-mutlak-an.paling report
> kalo politik dah bawa2 panji kebenaran absolute dari agama dan tuhan
> masing2.jadi super ruwet....mana ada tuhan yang mau bertukar kepentingan
> dalam DEAL?..he.he
>
>
>
> Salam,
>
> Anwar
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of
> tuhantu_hantuhan
> Sent: Monday, January 07, 2008 5:24 PM
> To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Subject: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah Gerakan
> Politik!
>
>
>
> Quote: ... Good point mas. Kata kuncinya adalah "kepentingan",
> "interest"...saya lebih suka definisikan secara esensial politik sebagai
> "aktifitas untuk memperjuangkan interest"... End of quote.
>
> TuHanTu: Mas Anwar... Memang betul bahwa tak ada satupun manusia yang bebas
> dari interrest individual... Bahwa sekalipun ada manusia yg memilih hidup
> dalam keterasingan roda modernisasi, tetap ada interrest melekat dalam
> dirinya bukan? Sejauh mana interrset itu bermain? tak ada tolok ukur yang
> konkrit...
>
> Bahwasanya interrest individual tersebut berusaha diseimbangkan/disinergikan
> dengan interrest lingkungan (masyarakat) itu soal lain... Tapi yang jelas
> bahwa saya, kita dan Anda sekalian dimanapun berada, adalah sekumpulan
> interrest-interrest yg bukan tidak mungkin punya keterkaitan satu sama
> lain... Cuman ada yg masuk dalam bingkai simbol-simbol (berbentuk agama,
> partai, ideologi)... Ada yang berusaha diluar dari bingkai tersebut...
> (tetap berada dalam penyimbolan tersendiri) ... But still can we called it
> as, politis? YA...! Like I said, everything is a DEAL...
>
> Dengan menyadari bahwa segala sesuatu adalah DEAL-DEAL, maka kemungkinan
> merajut interrest individual tersebut menjadi interrest kolektif kemungkinan
> besar bisa terjadi... Tidak hanya dalam ber-politik praktis...
>
> Seorang Peminum Kopi seperti saya harus menanamkan bahwa segala sesuatu
> adalah DEAL-DEAL. Dan hanya dengan memahami hal tersebut, saya tidak mudah
> untuk marah dan berkoar-koar apalagi kalap di jalanan berdemonstrasi yg
> destruktif, karena kebijakan yang tidak memihak kepentingan saya (misalkan)
>
> Pilihannya -antara lain- adalah:
>
> 1. Passive. Karena tahu dan memahami bahwa semua Petinggi dan Elit Birokrat
> hanyalah sekumpulan interrest pribadi yang ter-manifestasi secara kolektif.
>
> 2. Aktif. Yakni, berusaha masuk dalam sistem (dalam skala tertentu), dalam
> skala waktu tertentu. Sekalipun berada di luar penyimbolan
> partai/jabatan/status tertentu.
>
> 3. Being a coward (Pengecut) Dengan meninggalkan lingkungan/tempat tersebut
> dan mencari lingkungan tempat lain... ;-)
>
> Be Fun
>
> TuHanTu
>
> http://hole- <http://hole-spirit.blogspot.com> spirit.blogspot.com
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono"
> aharyono@ wrote:
> >
> > "Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
> > seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai kepentingannya
> > disitulah sudah masuk wilayah politik."
> >
> >
> >
> > Anwar:
> >
> >
> >
> > Good point mas. Kata kuncinya adalah "kepentingan", "interest"...saya
> lebih
> > suka definisikan secara esensial politik sebagai "aktifitas untuk
> > memperjuangkan interest"
> >
> >
> >
> > seharusnya "politik" harus diterima apa adanya sebagai bagian dari
> > kemanusiaan kita.menafikkan adanya kepentingan dalam setiap tindakan kita
> > hanya akan membuat kita, maaf, tanpa sadar jadi munafik.
> >
> >
> >
> > dalam hal ini ada 2 aspek:
> >
> > 1. buat yang munafik, cap stigma negative pada politik hanya akan jadi
> &! gt; pelarian atau pencarian kambing hitam...merasa "bersih", lupa bahwa
> setiap
> > saat semua kita gak akan lepas dari berpolitik
> >
> > 2. buat yang memang niatnya maling, sepakat rame2 bahwa jalur politik
> formal
> > yang paling ampuh.yang ini biasanya otomatis munafik juga, lain kulit lain
> > isi.lain omongan lain tindakan..dst.
> >
> >
> >
> > Dan alhamdulillah, keduanya sedang nge-trend2nya di negeri tercinta
> > ini.he..h.e..
> >
> >
> >
> > Masalah apakah "gerakan anti kultus adalah gerakan politik" atau
> > bukan....sama saja dengan misalnya: "anti konsep, adalah konsep jugak"
> >
> >
> >
> > Salam,
> >
> > Anwar
> >
> >
> >
> > _____
> >
> > From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of gotholoco
> > Sent: Thursday, January 03, 2008 4:43 PM!
> > To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> > Subject: [psikologi_transformatif] Re: Gerakan Anti Kultus Bukanlah
> Gerakan
> > Politik!
> >
> >
> >
> > Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
> > seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai kepentingannya
> > disitulah sudah masuk wilayah politik.
> >
> > Warisan Orde Baru yang telah meracuni bahwa berpolitik itu kotor,
> > berpolitik itu haram, berpolitik itu najis. Yang hanya boleh
> > berpolitik itu hanya kaum elit penguasa saja.(dulu dwifungsi ABRI).
> >
> > Karena kesadaran berpolitik sudah dicuci 'bersih' (apa kotor?) oleh
> > Orde Baru selama 30 tahun lebih, maka pendidikan politik dan etika
> > politik di Indonesia sangat miskin atau minim sekali.
> >
> > Buktinya sekarang ini PILKADAL selalu disertai dengan KERIBUTAN atau
> > KERICUHAN di Daerah-daerah dimanapun Pilkadal dilakukan.
> >
> > Belum siap berbeda pendapat, rebutan jadi pemimpin,! dan pemimpin yang
> > memanfaatkan masyarakat bodoh(massa menggambang) untuk menggalang
> > dukungan dengan otot bukan dengan otak.
> >
> > Berbeda pendapat masih selalu berakhir dengan kekerasan fisik.
> >
> > gotho
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com,
> > pradita@ wrote:
> > >
> > > Saya khawatir Anda merancukan makna 'politik' dan 'ideologi'. Secara
> > sangat
> > > sederhana, 'politik' bisa diartikan sebagai 'cara untuk mencapai
> > kekuasaan'
> > > (dalam arti luas, bukan cuma sebatas 'kekuasaan negara'). Jadi kalau
> > ada yang
> > > mengklaim berpolitik tapi sasarannya bukan kekuasaan, maka dia pasti
> > bo'ong
> > > besar, atau dia salah kaprah dalam memakai istilah 'politik'.
> > >
> > > Kalau sesuatu yang mengarahkan kesadaran kita dengan cara t! ertentu
> > sehingga
> > > terjadi distorsi atas realitas dalam kesadaran kita, itu namanya
> > 'ideologi'.
> > >
> > > manneke
> > >
> > > Quoting tinta_negatif tinta_negatif@:
> > >
> > > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > > >
> > > > sesuatu yang tertanam dalam diri seperti pemikiran dimana.. di
> > ruang atau
> > > > waktu mana pun kita tidak lagi mampu menilai segala sesuatu
> > berdasarkan..
> > > > apa yang terjadi pada ruang waktu tersebut. Pada benda-benda yang
> > > > menunjukkan dirinya sendiri. Atau pun mahluk hidup. Politik
> > membuat kita
> > > > kehilangan kemampuan untuk menganalisa.. karena kita sudah
> > memiliki agenda.
> > > > Memiliki sebuah pemahaman terhadap segala sesuatu yang kita
> > pikirkan..
> > > > namun belum dibuktikan dalam kenyataan. Atau belum mengalaminya..
> > > > Politik! Membuat kita kehilang! n untuk merasa
> > > >
> > > > --- In psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com,
> > "Anwar Haryono"
> > > > <aharyono@> wrote:
> > > > >
> > > > > Kutipan para.2 yang di breakdown:
> > > > >
> > > > > 1. Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik.
> > > > >
> > > > > 2. Karena politik itu sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun
> > golongan.
> > > > >
> > > > > 3. Sedangkan Anti Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua
> > (kelompok,
> > > > > isme,
> > > > > nasionalis, isme atau pun Golongan). "
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Anwar:
> > > > >
> > > > > "Anti kultus" itu adalah bukannya juga kelompok/golongan.! berarti
> > kalimat
> > > > no
> > > > &g t; 2 di atas bisa ditulis ulang menjadi: "karena politik itu
> > sendiri mewakili
> > > > > anti kultus".jadi anti kultus berpolitik juga dong.
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > anwar
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > _____
> > > > >
> > > > > From: psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com
> > > > > [mailto:psikologi_transform
> > <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com> atif@yahoogroups.com]
> On
> > Behalf Of
> > > > tin! ta_negatif
> > > > > Sent: Wednesday, January 02, 2008 7:53 PM
> > > > > To: vincentliong@ <mailto:vincentliong%40yahoogroups.com>
> > yahoogroups.com; komunikasi_empati@
> > <mailto:komunikasi_empati%40yahoogroups.com> yahoogroups.com;
> > > > > psikologi_transform
> <mailto:psikologi_transformatif%40yahoogroups.com>
> > atif@yahoogroups.com
> > > > > Subject: [psikologi_transformatif] Fwd: Gerakan Anti Kultus
> > Bukanlah
> > > > Gerakan
> > > > > Politik!
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In gerakan_antikultus@
> > <mailto:gerakan_antikultus%40yahoogroups.com>
> > > > > yahoogroups.com, "tinta_negatif"
> > > > > <tinta_negatif@> wrote:
> > > > >
> > > > > Ger! akan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!
> > > > >
> > > > > Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik. Karena politik itu
> > > > > sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun golongan. Sedangkan Anti
> > > > > Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua (kelompok, isme,
> > > > > nasionalis, isme atau pun Golongan).
> > > > >
> > > > > Sebelum membahas lebih jauh tentang Gerakan Anti Kultus bukanlah
> > > > > Gerakan Politik.. Mari kita cermati bagaimana terciptanya sebuah
> > > > > kelompok, isme, atau pun golongan. Berawal dari satu tokoh atau
> > > > > individu yang berjasa pada lingkungan sekitarnya. Tokoh atau
> > > > > individu itu tersebut kemudian mati. Kematiannya kemudian dilebih-
> > > > > lebihkan dalam rangka menghormati jasa-jasanya, dan agar para cucu
> > > > > kemudian mencontoh dan menjadikan si Tokoh dan Individu sebagai
> > > > >! ; panutan. Cara paling mudah menjawab pertanyaan para cucu-cucu
> yang
> > > > > lahir ratusan tahun kemudian tentang si Pahlawan.. Adalah dengan
> > > > > membuatkan Patung.
> > > > >
> > > > > "Kek.. Emang pahlawan kita seperti apa sih bentuknya."
> > > > >
> > > > > "Lihat saja ke taman tengah kota.. Dia berdiri tegak tanpa lapar
> > dan
> > > > > dahaga?"
> > > > >
> > > > > "Bagaimana bisa?"
> > > > >
> > > > > "Karena mereka patung?"
> > > > >
> > > > > "Apakah mereka benda mati."
> > > > >
> > > > > "Itu tidak penting, karena ketika masih hidup.. Itulah yang mesti
> > > > > kita pelajari?"
> > > > >
> > > > > "Tapi bagaimana caranya patung itu berbicara?"
> > > > >
> > > > > "Ah, gayamu seperti Ibr! ahim (cucu Adam) saja.."
> > > > >
> > > > > ; Namun dengan kelahiran fotografi (kemampuan merekam gambar diam)
> > dan
> > > > > juga sinematografi (kemampuan merekam gambar bergerak), maka
> > > > > pengkultusan akan semakin mudah dilakukan. Seseorang bisa menaruh
> > > > > poster idola atau bahkan foto idola beserta tanda tangan, 'hanya
> > > > > karena apa yang dikaryakan' mewakili perasaan, ideologi atau pun
> > > > > pemikiran kamu atau kalian. Ini tentu saja pukulan mundur bagi
> > > > > individu apabila kemudian.. Individu mulai mengutip kata-kata si
> > > > > idola. Dan tidak berani mengatakan pendapatnya sendiri. Atau bahkan
> > > > > bertarung dengan musuh si Idola.. Karena si idola bermusuhan
> > > > > dengannya.
> > > > >
> > > > > Dalam politik seperti Kapitalisme melawan Komunisme dalam perang
> > > > > dingin berapa puluh tahun yang l! alu, seseorang yang memilih blok
> > > > > kapitalisme menjadi lebih cenderung individualis karena 'yang kaya
> > > > > makin kaya karena berusaha' dan 'yang miskin semakin miskin juga
> > > > > karena berusaha tapi tidak ada modal'. Dimana dalam komunisme 'yang
> > > > > kaya adalah negara dan orang kesejahteraan orang banyak diatur oleh
> > > > > negara'.. Dan tentu saja yang kaya adalah orang-orang pemerintahan.
> > > > > Jadi apabila dalam politik Komunisme satu-satunya caranya agar anda
> > > > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemerintah.
> > > > > Sedangkan dalam politik Kapitalisme.. Satu-satunya cara agar anda
> > > > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemilik Modal
> > > > > (penguasa, perusahaan besar, dan Orang-Orang Yang Dikultuskan)
> > > > >
> > > > > Yang! Minus dari Politik adalah kita kehilangan kemampuan untuk
> > &g t; > > menganalisa berdasarkan perasaan dan sudut pandang kita sendiri.
>
> > > > > Karena apabila anda masuk dalam suatu partai politik atau golongan
> > > > > isme (ajaran) politik tertentu maka.. Anda akan didogmakan,
> > > > > didongeng dan doktrinkan.. Tentang kekurangan-kekurangan partai
> > > > > politik lainnya.. Begitu juga didogmakan, didongeng dan doktrinkan
> > > > > kelebihan dari partai politik dan golongan isme (ajaran) politik
> > > > > yang kita anut.
> > > > >
> > > > > Kebanggaan politik yang kita anut tidak ada bedanya dengan seorang
> > > > > borjuis yang membanggakan rumah atau mobil yang dimilikinya.
> > > > > Kebanggaan ajaran atau isme yang kita anut tidak ada bedanya dengan
> > > > > ras yang kita banggakan karena mampu bertahan di berbagai belahan
> > > > > dunia (termasuk b! udaya yang tidak terkontaminasi). Kebanggaan
> > > > > kekasih yang kita miliki entah karena fisik atau intelegensi tidak
> > > > > ada bedanya dengan pengkultusan idola yang seakan tidak bertambah
> > > > > tua dan jelek karena foto yang kita simpan dari internet
> > > > > atau : 'jepretan kita sendiri'.
> > > > >
> > > > > Maka apakah Gerakan Antikultus adalah sebuah gerakan politik.
> > > > > Jawabannya adalah tidak karena kita terus mengkritisi siapa yang
> > > > > kita idolakan. Siapa yang kita kultuskan.. Sampai kita tidak perlu
> > > > > lagi mengutip kata-kata mereka atau individu tersebut.. Atau cara
> > > > > paling aman adalah dengan memahami kata-kata mereka atau individu
> > > > > tersebut.. Dan mulai bicara esensi atau makna yang sama denga gaya
> > > > > bahasa sendiri. Atau dengan kata la! in : Pendapat.
> > > > >
> > > > > " Karena apabila pertentangan pendapat antara kamu dan orang lain..
> > > > > Adalah bukti nyata bahwa masih ada tokoh idola (yang terkultuskan
> > > > > terselubung)."
> > > > >
> > > > > "Sebab demokrasi menurut saya adalah kebebasan berpendapat. Namun
> > > > > apabila seseorang kehilangan kebebasan berpendapat karena pihak
> > > > > lain, karena caci maki, teror, maka demokrasi lagi-lagi hanyalah
> > > > > teori semu."
> > > > >
> > > > > "Dan beranikah kalian mengatakan sesuatu dari orang yang kamu
> > > > > kultuskan berdasarkan pemahamanmu sendiri? Dan dengan gaya bahasamu
> > > > > sendiri, tanpa menjadikan dirimu tokoh untuk dikultuskan bagi orang-
> > > > > orang yang belum mengetahui sejauh kamu mengetahui diri atau
> > > > > kelompoknya?"
> > > > >
> > > > >! --- End forwarded message ---
> > > > >
> > > > > join this group :
> > > > >
> > > > > http://groups. <http://groups.
> > <http://groups.yahoo.com/group/gerakan_antikultus/>
> > yahoo.com/group/gerakan_antikultus/>
> > > > > yahoo.com/group/gerakan_antikultus/
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
>


Sent from Yahoo! - a smarter inbox.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Y! Messenger

Files to share?

Send up to 1GB of

files in an IM.

Curves on Yahoo!

A group for women

to share & discuss

food & weight loss.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar