Sabtu, 23 Februari 2008

[psikologi_transformatif] Fwd: Semua Sempurna? === Mas JA

Dari milis tetangga:

>

> Bisa dikatakan demikian atau dalam bhs Inggris saya pernah menulis:

> 'In the imperfection lies the perfection'. Hal ini juga sejalan

> dengan himbauan: 'Menerima semua sebagaimana apa adanya' atau

> 'Acceptance of All, because All is One'.

>

> Salam hangat selalu,

>

> Jusuf Achmad.

> =======================

>
Ngurah Agung <ngestoerahardjo@...> wrote:

> Menarik Mas ...

>

> Sebagai kata-kata, yang saya bolting di atas terdengar indah.

Bahkan intelek ini kurang-lebih pernah menganggap kalau yang seperti

itu berkontribusi besar pada ketenteraman batin seseorang.

>

> Cuman persoalannya adalah, bisakah kita benar-benar melihat segala

sesuatunya seperti 'apa adanya' tanpa menumpangkan anggapan-anggapan

ataupun keinginan-keinginan kita terhadapnya?

> Atau malah sedikit mundur lagi: apakah apa yang kita lihat sebagai

'apa adanya' itu memang benar-benar 'apa adanya' dan bukannya 'apa

adanya' hanya menurut anggapan kita, atau secara subjektif saja,

dimana sesungguhnya boleh jadi malah 'adanya' jauh berbeda?

>

> Atau lebih ke belakang lagi, bagaimana kita bisa meyakini kalau

apa yang kita terima itu memang 'sebagaimana adanya', dan bukannya

lantaran tahu kalau menerima 'sebagaimana adanya' itu menenteramkan

hati, lantaran kita sebetulnya memang hanya ingin tenteram? Dengan

lain kata, nggak mau tahu apapun itu adanya asal saya bisa merasa

tenteram.

> Karena ketenteraman inilah yang sebetulnya kita inginkan, dan

bukannya apa sesuatu itu memang 'sebagaimana adanya' ataukah tidak.

>

> Bagaimana ini Mas?

>

> Persaudaraan selalu,

> NR.

>

>

> =============================================

> Semasih Anda menyangka kalau kepolosan itu harus kasat-indria,

> agar diketahui kalau Anda polos,

> Anda bisa saja berpura-pura polos untuk mengelabui orang-orang.

>

> ~anonymous 211006 -09.

> =============================================

'Menerima semua sebagaimana apa adanya' atau 'Acceptance of All,

because All is One'. Adalah tahapan Oneness atau Manunggaling Kawalu

Gusti. Tahapan ini bisa dicapai bukan saja membutuhkan maturity dari

sisi Love and Wisdom, tapi juga penggabungan kedua sisi Ying-Yang ini.

Setelah bisa lepas dari paradox Love and Wisdom (Rahman & Rahim).

Kecintaan tanpa pamrih, PEMAAFAN kalau dilihat sepintas berseberangan

dengan Wisdom, Justice, Keadilan, keseimbangan yang menembus ruang

waktu (hukum karma, sebab akibat, TIDAK ADA PEMAAFAN).

Sebagamana pula pada tahapan ketika kita bisa lepas dari paradox

menerima Dia sebagai yang MAHA NYATA dan sekalaigus sebagai MAHA

TERSEMBUNYI.

Bagaimanapun chaos nya keadaan sekeliling, ketenangan sejati terus

dapat dipertahankan, karena adanya kecintaan tanpa pamrih kepada semua

disertai dengan kebijaksanaan (Wisdom) yang menembus ruang-waktu,

serta tidak merasakan adanya paradox dgn kedua sisi feminin-maskulin ini.

Salam hangat selalu,

Jusuf Achmad

Website: http://www.going-home.org/

__________________________________________________________
Never miss a thing. Make Yahoo your home page.
http://www.yahoo.com/r/hs

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Be a career mentor

for undergrads.

Y! Messenger

Quick file sharing

Send up to 1GB of

files in an IM.

Yahoo! Groups

Special K Challenge

Join others who

are losing pounds.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar