Selasa, 18 Maret 2008

Re: [psikologi_transformatif] Re: menemukan islam lewat chating...

hahhah....hahhahah.....hahahah.... gue kagak tau apakah dia sunni atau syiah... sebab yg gue tau kalau sunni dan syiah hanya mengharuskan pengucapan "tidak ada tuhan selain ALLAH dan Muhammad adalah utusanNya"......

tetapi gue heran jika "alhamdulillah" digunakan oleh yg bukan islam... sebab "ALLAH" dalam pandangan islam adalah tuhan yg satu dan sejati, tidak punya anak, bukan manusia..... tetapi kalau anda, "allah" itu punya anak manusia seperti zeus atau tidak....???????????..... mungkin sebab itu sehingga ada ulama yg tidak mau ada pengucapan "assalamualaikum" kepada non muslim.... sebab mungkin penghargaanya terhadap tuhannya dengan tuhannya org lain.....

jadi syukurnya itu kepada ALLAH islam atau allah kristen...????


"jika yesus adalah tuhan lalu kenapa dia menyembah tuhan...????" (seorang muallaf)

jika krisna, rama, atau ken arok adalah dewa lalu kenapa dia menyembah siwa, wisnu, atau brahma....?????

sebenarnya yg jadi tuhan itu brahma, siwa, wisnu, atau sang hyang widhi....????

atau tuhan itu sebenarnya lebih sayang ular kobra, burung garuda, anaknya atau gadis perawan.....???????

ataukah tuhan itu sebenarnya lebih sayang anaknya si hercules, atau yesus...??????



pradita@telus.net wrote:


Syukuuuuur alhamdulillah, selametan dong, ndrik, dapet rekrutan baru? Masuknya
ke yang mana nih? Syiah atau Sunni?

manneke

Quoting hendrik bakrie <henrik12syiah@yahoo.com>:

> Memeluk Islam Setelah Chatting
> Sabtu, 15 Maret 2008
> var sburl4055 = window.location.href; var sbtitle4055 =
> document.title;var sbtitle4055=encodeURIComponent("Memeluk Islam Setelah
> Chatting"); var
> sburl4055=decodeURI("http://hidayatullah.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=6529");
> sburl4055=sburl4055.replace(/amp;/g,
> "");sburl4055=encodeURIComponent(sburl4055); Chatting biada digunakan banyak
> orang untuk keperluan tak bermanfaat. Tapi melalui Chatting, seorang remaja
> Yahudi justru memeluk Islam
>
> Hidayatullah.com--Musa Caplan nama lengkapnya. Baru berusia 16 tahun.
> Sebelum memeluk Islam, Musa beragama Yahudi. Keluarganya bukanlah dari
> kalangan Yahudi tradisional (orthodok). Namun ia justru belajar agama dari
> penganut tradisional.
> "Aku belajar agama dari kelompok Yahudi Orthodok di sinagog (rumah ibadah
> kaum Yahudi-red). Demikian pula pendidikan formal juga di sekolah orthodok,"
> tutur Musa. Tinggal di komunitas Yahudi Orthodok di Amerika Serikat, ia
> seakan "putus" kontak dengan dunia luar. Otomatis kala itu Musa tidak punya
> teman non-Yahudi sama sekali. Melalui bantuan internetlah ia mendapatkan
> banyak teman, terutama dari kalangan Islam. Dari diskusi online, ia justru
> mulai ragu dengan agamanya dan akhirnya bersyahadah via internet. Berikut
> kisahnya seperti dituturkan di di situs readingislam.com.
> Kenal Islam lewat internet
> "Belakangan, sejak kenal internet, aku jadi suka chating. Dari situlah bisa
> kenalan dengan berbagai macam kalangan, suku dan agama," imbuhnya. Bahkan,
> e-mail Musa secara perlahan mulai terisi oleh teman-temannya yang beragama
> Islam. Sejak saat itulah ia mulai tertarik dan antusias mempelajari Islam.
> "Aku menaruh perhatian sangat spesial dengan Islam. Kami saling bertukar info
> tentang Tuhan, nabi, moral, dan nilai-nilai agama. Perlahan aku jadi tahu
> banyak tentang Islam. Ternyata Islam adalah agama yang penuh damai. Begitupun
> aku belum bisa menghilangkan imej buruk tentang Islam. Misal ketika kudengar
> ada serangan teroris, sama seperti yang lainnya, aku menuding Islam itu
> ekstrem." aku Musa. Beruntungnya ia punya kenalan online beragama Islam.
> "Dialah yang telah membuka pintu Islam kepadaku."
> Alhasil ia justru jadi banyak bertanya pada dirinya sendiri. Apakah agama
> Islam mengajarkan hal itu (membunuh orang tak berdosa)? Katanya Nabi Muhammad
> adalah seorang pejuang besar dan tidak pernah membunuh orang tak berdosa.
> "Dari diskusi itu aku yakin Islam juga mengajarkan respek, damai, dan
> toleransi. Tidak pernah disebutkan untuk membunuh orang selain Islam. Dalam
> Al-Quran ada satu pelajaran yang sangat berharga dan dalam maknanya:"Membunuh
> seseorang, sama dengan merusak seluruh dunia." Musa menyitir sebuah ayat
> Al-Quran.
> Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa
> barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain,
> atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah
> membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia,
> maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.
> (Al-Ma'idah:32)
> Setelah yakin Islam bukan agama perang, Musa memutuskan untuk mempelajari
> Islam lebih mendalam. Ia justru menemukan keragu-raguan dalam agamanya
> sendiri.
> "Entah mengapa pandanganku sangat cocok dengan pandangan Islam. Aku bahkan
> menduga Kitab Perjanjian Lama, misalnya, telah banyak diubah. Diubah
> semata-mata untuk kepentingan materi."
> "Hal menarik lainnya yang membawaku makin condong ke Islam adalah kebenaran
> ilmiah (scientific truth) yang ada dalam Al-Quran. Kandungan ilmiah Al-Quran
> luar biasa. Misal Quran menceritakan bagaimana kejadian manusia yang berawal
> dari sperma manusia. Asal mula kehifupan manusia sebagaimana diceritakan
> dalam Al-Quran itu jauh sebelum ilmu pengetahuan ditemukan," tukas Musa
> mantap.
> "Al-Quran juga menyatakan bagaimana gunung-gunung dibentuk dan berbicara
> tentang lapisan atmosfir! Ini semuanya hanya beberapa dari begitu banyaknya
> penemuan-penemuan ilmiah, yang telah ada dalam Al-Quran 1400-an tahun yang
> lalu jauh sebelum penemuan-penemuan ilmu pengetahuan saat ini. Inilah salah
> satu kunci atau faktor yang menghantarku menemukan kebenaran dalam
> kehidupan," lanjutnya bersemangat.
> Musa menambahkan ada banyak website (situs) yang sangat bias dalam
> mengartikan ayat-ayat tertentu. Misalnya ayat-ayat tentang "perang".
> Dikatakannya, kebanyakan situs-situs itu mengambil frase "perang"tersebut
> untuk membuat opini bahwa Islam agama suka perang.
> "Padahal tidak demikian. Dalam bahasa Arab, kata Islam berasal dari salama
> yang bermakna "damai atau selamat". Aku sangat yakin Islam agama damai."
> Tidak berani tinggalkan shalat
> Menilik usianya yang masih sangat muda dan tinggal di lingkungan kaum Yahudi,
> Musa menghadapi banyak tantangan. Terutama dari keluarganya.
> "Sungguh sangat sulit bagi mereka jika tahu aku telah berganti keyakinan.
> Jujur saja, keluarga dan sanak famili semua sayang padaku. Apa reaksi mereka
> kala mengetahui anak laki-laki kesayangannya telah masuk Islam? Karena itu,
> sementara waktu aku tak bisa leluasa memperlihatkan kehidupan Islam secara
> sempurna dalam kehidupan harian. Namun aku bersyukur kepada Allah, diberikan
> kekuatan hingga tetap bisa menunaikan shalat lima waktu dengan lancar. Khusus
> shalat saya berjuang untuk tidak meninggalkannya," tutur Musa.
> Menariknya, tatacara amal ibadah dalam Islam, semisal shalat dipelajarinya
> melalui chatting dengan rekan muslim dan juga browsing di internet.
> "Paling kurang aku bisa tetap memelihara keyakinan pada Allah. Beberapa hal
> lain, secara fisik, lumayan sulit mengekspresikannya di khalayak ramai."
> Musa belum berani memberitahukan kepada kedua orangtuanya bahwa sudah memeluk
> Islam. Karena itu pula ia belum berani keluar rumah guna mendatangi mesjid
> untuk shalat. Seperti disebutkan di atas, tempat tinggalnya adalah kawasan
> Yahudi Orthodoks dan mesjid yang ada letaknya pun sangat jauh dengan
> rumahnya.
> Karena usia yang masih sangat belia, Musa terkadang sulit mengendalikan
> emosinya. Misal kala berdebat sesuatu tentang Muslim, katakanlah tentang
> Timur Tengah, hatinya jadi mudah meletup.
> "Saat diskusi seluruh anggota keluarga sudah pasti mendukung Israel. Mereka
> tidak tahu bagaimana kenyataan yang sebenarnya. Seperti bangsa Palestina,
> saya pikir seharusnya mereka memperlakukan rakyat disana secara baik. Ketika
> keluargaku bicara tentang situasi di sana, terutama saat mereka
> menyebut-nyebut "Tanah suci bangsa Yahudi" atau "Tanah Impian", entah kenapa
> hatiku menolaknya dan bahkan ada rasa marah. Saya jadi gampang tersinggung."
> aku Musa panjang lebar.
> Sulitnya bersyahadah di khalayak ramai
> "Aku belum mendapatkan kesempatan untuk mengucapkan syahadah dengan
> disaksikan khalayak ramai. Meskipun begitu aku telah bersyahadah di hadapan
> yang Maha Menyaksikan, yakni Allah SWT. Nanti ketika umurku sudah cukup dan
> dianggap dewasa untuk bepergian sendirian, maka aku berniat untuk melangkah
> ke mesjid, insya Allah. Hal terpenting saat ini adalah meningkatkan kualitas
> diri (iman)," ujarnya.
> Diam-diam Musa bahkan mulai berdakwah dengan mengajak rekan-rekan
> sepermainannya untuk meninggalkan minum-minuman keras, nonton film porno,
> menjauhi obat-obatan terkarang dan juga menghilangkan kebiasaan mencuri.
> Namun tentu saja hal itu tidaklah mudah. Musa mencoba semampu yang ia bisa.
> "Semuanya demi dan untuk Allah. Aku berharap sepanjang waktu yang ada bisa
> mengerjakan apa yang Allah maui dari hamba-Nya."
> Musa, uniknya, tidak mau disebut telah menemukan Islam atau masuk Islam
> ataupun telah mendapatkan cahaya terang selepas berada dalam kegelapan. Akan
> tetapi ia ingin dikatakan telah kembali kepada Islam. Semoga Allah
> menuntunnya kepada jalan yang benar sebagaimana Allah telah tuntun kita
> semua. Amiin.
> Dianggap sudah mati
> Peristiwa masuk Islamnya kalangan Yahudi memang sering bikin heboh.
> Kebanyakan komunitas dan terlebih keluarga si muallaf tidak bisa menerima hal
> itu. Seperti peristiwa kaburnya seorang gadis Yahudi baru-baru ini di Yaman.
> Terakhir diketahui sang gadis telah memeluk Islam. Kabarnya di sana peristiwa
> seperti itu telah puluhan kali terjadi. Untuk kasus seperti itu, maka pihak
> keluarga si muallaf Yahudi melakukan upacara kematian dan menganggap salah
> satu anggota keluarganya telah mati, karena keluar dari agama Yahudi.
> Maryam Jamilah, penulis buku Islam terkenal dan seorang muallaf Yahudi
> Amerika yang masuk Islam tahun 1961, pernah mengalami masa-masa sulit selepas
> berganti keyakinan. Diceritakan kala itu ia dianggap sudah tidak ada lagi
> oleh anggota keluarganya.
> "Keluarga saya menyusun opini bahwa saya sudah keluar (dari Yahudi). Saya
> diperingatkan, dengan memeluk Islam kehidupan saya akan sulit, Karena Islam
> bukan bagian dari Amerika. Dikatakan mereka, dengan ber-Islam maka saya akan
> diasingkan dari keluarga dan masyarakat," kisah wanita yang punya nama asli
> Margaret Marcus itu sebagaimana disitir Islamreligion.
> "Jujur saja, pada masa itu saya belum begitu kuat menghadapi serangan dan
> tekanan seperti itu. Hingga jatuh sakit. Bahjan saya berencana berhenti dari
> kuliah. Selama dua tahun saya berada dalam perawatan medis khusus,"
> lanjutnya. Maryam mulai bersentuhan dengan Islam kala baru berumur sepuluh
> tahun. Satu ketika ia pernah berujar begini.
> "Delapan tahun di sekolah dasar, lalu empat tahun di sekolah menengah dan
> satu tahun di akademi. Saya belajar bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Latin
> dan Yunani, Aritmatika, Geometri, Aljabar, Biologi, Sejarah Eropa dan
> Amerika, Musik dan Seni, akan tetapi saya tidak pernah mengenal siapa Tuhan
> saya!" Begitulah.
>
>
>
> ---------------------------------
> Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.



Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Find Balance

on Yahoo! Groups

manage nutrition,

activity & well-being.

John McEnroe

on Yahoo! Groups

Join him for the

10 Day Challenge.

Special K Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar