Hai Tuhantu man
Asik bener main catur ama Zeus di awan
sepanjang jalan masih muter-
muter nih otak karena permainan catur ini
bener-bener rasanya di
awan
heheheee
Tuhantu:
Hihihi, Mbak Nala, thank you deh... Asyik lho, dengan contoh dari
anak laki-laki alm. Ibrahim Hasan dan keluarganya, masuk dalam point
numer 2 (Move the ´stinky feets´ BACK to Indonesia)
Nala:
Mengenai spiking teorikling implementasi Pancasila
kalo konsep doang
ya jelas teori pasti sampai lebaran haji tahun tranformers ya tetap
muter-muter di situ...dan implementasi emang sih masih kedodoran di
sana sini...tapi masih ada lho yang konsisten menghayati dan
mengimplementasikan
Departemen Agama..(kalau temennya Mas Gotho kan pindah aquarium)
tapi kalau ini ndakberani ambil risiko besar, di musuhi banyak
orang dan bahkan si santet sekalipun
hehehhee
Dia salah satu Dirjen
dengan kewenangan pembinaan pendidikan Islam---jadi dia bikin satu
program besar dengan dana besar juga tentunya, dari pembangunan
sarana prasaran sampai SDM nya, dengan memberikan banyak beasiswa
bagi karyawan, guru, staff, dst
Dana asing yang masuk berhasil dia
negosiasi sehingga pembagiannya 50:50 dengan Diknas
.(karena
biasanya porsi besarnya Diknas)
.dan acuan dia melangkah yaaaa satu
saja Pancasila sila kedua
akses terhadap pendidikan berkualitas itu
hak setiap warga
selama ini siswa-siswa pesantren, madrasah,
dst
.kualitas pendidikannya masih jauh dibawah....dia buka jalan
untuk akses pendidikan berkualitas tersebut
.salut deh buat
dia
.tahu sendiri kan depag seperti apa???
Pancasila semestinya bukan konsep doang tapi suatu nafas hidup orang
Indonesia kan??? Bukan model penataran P4 jaman dulu
..
Tuhantu:
Dan ada satu tambahan lagi, bahwa menjadi ´Orang Indonesia´ yang
´baik´ adalah:
3. Menjadi ½Pancasialis½.
Rupanya -straightly speaking- saya bukanlah ½Orang Indonesia½ yang
½Baik½, nih...kalau gitu:-) ... Itu lho, ½Ketuhanan Yang Maha
Esa½ ... Karena mengucapkan term ´tuhan´ -dalam mind-frameku- aku
anggap bukanlah produk dari sebuah kesadaran penuh, jika tidak
disambungkan -secara terpadu, menyeluruh, berkesinambungan serta
secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatny
´hantu´... Liat ´ID´ ku, kan? ... :-( ... But, that is my own
decision.
Nala:
Hahahaa
mas Tuhantu..kita sama-sama tahu lah apa arti sila pertama
tersebut
bukan dalam arti Ketuhanan dan beragama yang konvensional
kannnnnnnnnnn?
kubilang Universal Value lo Pancasila itu.....of course you are the
good people of Indonesian
.bertuhan dan beragama yang mampu bersikap
kritis lepas dari fanatisme tho
.
Tuhantu:
Bukannya, saya tidak punya grounding yg mendasar. Groundingnya, aku
buat secara ´solo karir´ yakni ½We are the Creative Truth½... Dan
´grounding´ itu, bukanlah pula hasil memetic secara ideologis-
sosiologis..
Nala:
Nah bener kan
who you are
.secara Kopitalis jauh lebih menarik tho
belajar dengan eksperimen sendiri
apalagi di warung kopi---wow
.jadi
inget social-eksistensial yang pada akhirnya melahirkan modus kami
dan kita ala Fuad Hasan
.heehheeee
warga tetangga yang sudah kenal baik
katanya mana Indonesia tuh
banyak orang pinter
tapi apa-apa selalu dari luar mana yang
kontektual indo
mana? Mana? Dengan nada menuntut
terutama mengenai
psikologi. Kita dijajah tidak oleh produk tapi ilmu juga katanya
Tuhantu:
Karena... Eh karena... Terminologi ½Kebenaran½ itu adalah sebuah
produk imaginative (neuron chit chats) Baik jika kita gali dari
aspek ½Scientific Truth½ maupun ½Religious Truth½... Saya siap
berdebat dengan siapa saja, tentang hal ini...:-) Asal siapkan
sesajen berupa KOPI dan kue DONUT, hahahaha....
Nala:
Ok
beres!!! Pasti kusiapkan Kopi dan Donut yang melimpah..kan negeri
kita gemah ripah loh jinawi..hahahaaa
adalah produk imajinatif
.wong masing-masing orang punya derajat
kebenaran sendiri-sendiri yang tentunya juga dengan pengertian ayng
berbeda satu sama lain
.
Tuhantu:
Sebelum Om Goen protes bahwa tulisan ini hanya untuk membahas
½Tuhantu½ saya ingin bertanya: So in your own opinion, apakah saya
nggak usah pulang lagi ke Indonesia, karena saya tidaklah masuk
dalam kategori ´Orang Indonesia´?..
Nala:
Hahaha
.welcome home my brother
.sangat diharapkan apalagi dengan
CSR yang sudah anda lakukan
.negeri kita sangat perlu itu
.apalagi
edukasi masyarakat masih sangat diperlukan
masyaraka
menantikan
..
Tuhantu:
Ntar, dulu menyangkut Sila Pertama ini, kebetulan saya merekam
sebuah diskusi ´dahsyat´ (sampe baku hantam meja, waktu itu) di
sebuah warung kopi... Dialog itu aku rekam dalam tulisan ½Titik
Hilang½... )
Tentang tokoh-tokoh pergerakan ½masa lalu½ (misalkan orang-orang
½gila½ diera Malari) bukannya saya ingin kesampingkan dalam ½Menakar
Ke-Indonesiaan´ ini. Karena hal itu, telah banyak dibahas dalam
artikel-artikel dan buku-buku yang telah terbit, oleh mereka yang
memang berkompeten dan legitimet untuk membahas sejarah ´masa lalu´.
Straightly speaking, ´proyeksi´ yang saya pengen ½senggal-senggol½
di sini, adalah ½To The Future.½ Ini juga salah satu pesan langsung
ke saya, bertahun-tahun lalu yang -justru- juga berasal dari salah
satu tokoh ½masa lalu½... Gitchu, lho... Mbak´e...:-)
Nala:
Ok
that's good
dan beban berat untuk jaman sekarang ini
tohoh era
Malari kebetulan yang kukenal adalah orang-orang yang masih
konsisten dengan semangat Pancasila untuk saat ini dan ke
depan
.dalam wujud menjadi orang Indonesia
yang pada akhirnya akan
bisa dipertanyakan kadar ke indonesiaaannya
kan
kalo berubah ya tentunya Negara ini akan berubah gitu tho
.??
Hehehee
Dan justru itu Mas'e
..konsen ku juga ke depan ke masyarakat
meski
daku ini non muslim
pak Dirjen Depag itu juga tetap kubantu
.apalagi
pendidikan
.
Tuhantu:
Quote: ... dan mencari jawaban yang baik tentang kadar keIndonesiaan
ya susah nimbangnya dan dengan jalur yang beragam pula,... End of
quote.
Tuhantu: Thats why I wrote this... Kalau nggak susah, ngapain
ngebahasnya :-) Ada lho orang yang memang hobbya nyari yang ´susah-
susah´, mungkin saya salah satunya...hahaha.
jawabannya udah ´dapet´ maka jawaban itu adalah touch stone dari
´PatanYali Factors´... See? I am a ½crazy½ sonofabeach, too... :-
D ....
Nala:
Dah keliatan kalo itu
buat Mas'e ini tantangan tuh makanan ringan
hahahaa.....
Tuahntu:
Quote:... Tapi kan kita punya acuan bersama dalam berbangsa...
Pancasila tho apalagi...hehehee.
Tuhantu: ... Kalau kita teruskan bahasannya, maka ujung-ujungnya.
½kembali ke diri sendiri½ Hhhuuuuuuu..
Hahahaha...
Nala:
Hehehee....huhuhuuu
diawali dari hal/entitas paling kecil...kalau masyarakat kan diri
sendiri.....
disitu ya sudah sangat clear dan dah banyak yang membuat konsepsi
dengan zeus di awan sana.....meski semua memang berasal dari diri
sendiri--paling susah lho ngatur diri sendiri.....
yang kita buat mampu menular ke orang lain (paling tidak
semangatnya)
terjebak pada egois dong kalau ujungnya hanya itu)......hayooo
kepiye iku...misalnya karya mas'e ini...akan ada banyak hal yang
bisa dibahas dan dikembangkan tho....(nafasnya kemanusiaan yang adil
dan beradab kan???) hahahaa.....
Tuhantu:
Quote: ... emang bener jangan cari di kampus...lebih baik cari di
tukang kebun saja... End of quote.
Tuhantu: Hidup tukang kebun!... horreee! Jadi nggak usah cari
jawaban ke Filsuf, Sosiolog dan Psikolog, gitchu maksudnya Mbak?
Hahahahaha..
Nala:
Hahahaa....kurang lebih begitu..sori tidak ada tendensi apa-apa
lho...ntar pada marah ama Nala...wah gawat!..aku tuh masih suka
terheran-heran dengan filsuf----jawabanny
dengan sosiologi---
jawabannya pada label dan justifikasi.
kebun baru nemu jawabannya..
kehidupan sendiri....hehehehe
Tuhantu:
Quote: dan, refleksi yang bagus tentang makna kemerdekaan (terutama
makna sila kedua dari Pancasila...
Tuhantu: teoritikli spiking, yup... realitas-aktualnya?
Tulaliiittt.
½Tulalitology½ Wahahahahahahaha.
Nala:
Hahahaaa....
catur ama Zeus di awan
..tapi praktek kehidupannya ndak ngerti apa-
apa
dan kehilangan konteks
..emang jaman orba
cuma slogan doang????
Huh!...
Smile with me
Nala
--- In psikologi_transform
<tuhantu_hantuhan@
>
>
> Hihihi, Mbak Nala, thank you deh... Asyik lho, dengan contoh dari
anak
> laki-laki alm. Ibrahim Hasan dan keluarganya, masuk dalam point
numer 2
> (Move the ´stinky feets´ BACK to Indonesia)
>
> Dan ada satu tambahan lagi, bahwa menjadi ´Orang Indonesia´ yang
> ´baik´ adalah:
>
> 3. Menjadi ½Pancasialis½.
>
> Rupanya -straightly speaking- saya bukanlah ½Orang Indonesia½ yang
> ½Baik½, nih...kalau gitu:-) ... Itu lho, ½Ketuhanan Yang Maha
> Esa½ ... Karena mengucapkan term ´tuhan´ -dalam mind-frameku-
> aku anggap bukanlah produk dari sebuah kesadaran penuh, jika tidak
> disambungkan -secara terpadu, menyeluruh, berkesinambungan serta
secara
> seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatny
> ´hantu´... Liat ´ID´ ku, kan? ... :-( ... But, that is my
> own decision.
>
> Bukannya, saya tidak punya grounding yg mendasar. Groundingnya,
aku buat
> secara ´solo karir´ yakni ½We are the Creative Truth½... Dan
> ´grounding´ itu, bukanlah pula hasil memetic secara
> ideologis-sosiologi
>
> Karena... Eh karena... Terminologi ½Kebenaran½ itu adalah sebuah
> produk imaginative (neuron chit chats) Baik jika kita gali dari
aspek
> ½Scientific Truth½ maupun ½Religious Truth½... Saya siap
> berdebat dengan siapa saja, tentang hal ini...:-) Asal siapkan
sesajen
> berupa KOPI dan kue DONUT, hahahaha....
>
> Sebelum Om Goen protes bahwa tulisan ini hanya untuk membahas
> ½Tuhantu½ saya ingin bertanya: So in your own opinion, apakah saya
> nggak usah pulang lagi ke Indonesia, karena saya tidaklah masuk
dalam
> kategori ´Orang Indonesia´?..
>
> Ntar, dulu menyangkut Sila Pertama ini, kebetulan saya merekam
sebuah
> diskusi ´dahsyat´ (sampe baku hantam meja, waktu itu) di sebuah
> warung kopi... Dialog itu aku rekam dalam tulisan ½Titik
> Hilang½... )
>
> Tentang tokoh-tokoh pergerakan ½masa lalu½ (misalkan orang-orang
> ½gila½ diera Malari) bukannya saya ingin kesampingkan dalam
> ½Menakar Ke-Indonesiaan´ ini. Karena hal itu, telah banyak dibahas
> dalam artikel-artikel dan buku-buku yang telah terbit, oleh mereka
yang
> memang berkompeten dan legitimet untuk membahas sejarah ´masa
> lalu´.
>
> Straightly speaking, ´proyeksi´ yang saya pengen
> ½senggal-senggol½ di sini, adalah ½To The Future.½ Ini juga
> salah satu pesan langsung ke saya, bertahun-tahun lalu yang -
justru-
> juga berasal dari salah satu tokoh ½masa lalu½... Gitchu, lho...
> Mbak´e...:-)
>
> Quote: ... dan mencari jawaban yang baik tentang kadar
keIndonesiaan ya
> susah nimbangnya dan dengan jalur yang beragam pula,... End of
quote.
>
> Tuhantu: Thats why I wrote this... Kalau nggak susah, ngapain
> ngebahasnya :-) Ada lho orang yang memang hobbya nyari yang
> ´susah-susah´, mungkin saya salah satunya...hahaha.
> kalau jawabannya udah ´dapet´ maka jawaban itu adalah touch stone
> dari ´PatanYali Factors´... See? I am a ½crazy½ sonofabeach,
> too... :-D ....
>
> Quote:... Tapi kan kita punya acuan bersama dalam berbangsa...
> Pancasila tho apalagi...hehehee.
>
> Tuhantu: ... Kalau kita teruskan bahasannya, maka ujung-ujungnya.
> ½kembali ke diri sendiri½ Hhhuuuuuuu..
> Hahahaha...
>
> Quote: ... emang bener jangan cari di kampus...lebih baik cari di
tukang
> kebun saja... End of quote.
>
> Tuhantu: Hidup tukang kebun!... horreee! Jadi nggak usah cari
jawaban ke
> Filsuf, Sosiolog dan Psikolog, gitchu maksudnya Mbak? Hahahahaha..
>
> Quote: dan, refleksi yang bagus tentang makna kemerdekaan (terutama
> makna sila kedua dari Pancasila...
>
>
> Tuhantu: teoritikli spiking, yup... realitas-aktualnya?
> Tulaliiittt.
> ½Tulalitology½ Wahahahahahahaha.
>
> May FUN be with you
>
> Tuhantu
>
> http://hole-
>
>
>
>
> --- In psikologi_transform
> <nalaratih@> wrote:
> >
> > Hahaha....asik juga maen catur ama Zeus..nangkring di awan..tapi
> > panggil aja Nala..
> > lha itu contoh nyata je..dari anak laki-lakinya almh Ibrahim
Hasan
> > dan keluarganya yang akhirnya kembali ke tanah air...dengan
> > pemahaman tentang filosofi menjadi orang Indonesia (dia kembali
pada
> > saat Aceh tsunami)...dan bagaimana menakarnya (kadar
> > keIndonesiaannya) yaaaaa dengan kembali ke Pancasila
> > tadi...bagaimana warga indonesia dimanapun tempatnya dia
mempunyai
> > jiwa tersebut..
> > ok deh....aku ndak akan kasi contoh tentang dia deh bias kali
> > yaaa.....lha mohon dipersori Tuhantu..Nala punya contoh nya emang
> > yang seperti itu...belum kuceritain ya contoh dari mereka orang
> > orang yang "gila" dari jaman malari..
> > dan ini cerita lain..ada satu temenku yang dapat beasiswa
fullbright
> > dan punya kesempatan studi ke US tapi dia nggak mau lakukan itu
dan
> > pilih UI untuk studinya...dengan alasan masalah data merah putih
> > (simbol juga?? bolehkan?? hehehe)...dia tidak rela data tentang
> > indonesia diaduk-aduk dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak
asing...dah
> > bosen dengan ke-goblog-an orang-orang yang dengan mudahnya
disetir
> > dan dimanfaatkan oleh pihak asing..begitu katanya..
> >
> > contoh konkrit tuh bisa banyak macamnya lho...sehingga insightnya
> > juga akan membentuk lansekap yang lebih utuh...sehingga sandal-
> > sandal jepit menjadi rangkaian indah pelangi
Indonesia...
> > berada....tanpa mengurangi kadar keIndonesiaannya.
> >
> > dan mencari jawaban yang baik tentang kadar keIndonesiaan ya
susah
> > nimbangnya dan dengan jalur yang beragam pula,...tapi kan kita
punya
> > acuan bersama dalam berbangsa...
> > apalagi...hehehee.
baik
> > cari di tukang kebun saja...dan..
> >
> > refleksi yang bagus tentang makna kemerdekaan (terutama makna
sila
> > kedua dari Pancasila...
> >
> >
> > smile with me
> > Nala
> >
> > --- In
psikologi_transform
> > tuhantu_hantuhan@ wrote:
> > >
> > >
> > > Mas Gotho, Mas Gozansehatwalafiat & Mbak Nalaratih... Thank you
> > atas
> > > tanggapannya.
> > >
> > > A. Jadi, untuk menjadi ´Orang Indonesia´ yang ´baik´
> > > terdapat kesimpulan sementara:
> > >
> > > 1. Moving our stinky feets, OUT of Indonesia... (Gotholoco)
> > >
> > > 2. Moving those stinky feets, BACK to Indonesia... (Gonzosehat)
> > >
> > >
> >
3...........
> > ...\
> > > .
> > >
> > > B. Akan halnya bagaimana itu ½Menakar Ke-Indonesia-
> sementara
> > > ini, terdapat beberapa pertanyaan, sbb:
> > >
> > > 1. Mungkinkah mencari jawaban bagaimana itu ½Menakar
> > > Ke-Indonesia-
> lagu,
> > > mempersoalkan warna, dll...smiling to Nalaratih...
> > >
> > > 2. Mungkinkah pula mencari jawaban pertanyaan itu kepada para
> > Filsuf dan
> > > Sosiolog melalui jalur ´Institusional´ dan mereka yang
> barangkali,
> > > belum tau membedakan antara ½Ngilsafat½ dan ½Ngaji½
> ???...
> > >
> > > 3. Mungkinkah mencari jawabannya kepada para profesional,
ilmuwan
> > maupun
> > > intelektual yang -mungkin- sementara sangat sibuk menjadi
tukang
> > cetak
> > > dan pedagang ½sticker½ serta ½label½... ???
> > >
> > > 4. Ataukah memang jawabannya harus dicari pada orang-orang yang
> > > ´tercecer´ atau mereka yang -seperti teman Mas Gotho-
> > > ´mencecerkan diri´? (pindah ½aquarium½?)
> > >
> > > Demikian pertanyaan dan atau kesimpulan sementara... Ada yang
> > lain?...
> > >
> > > Nalaratih, kok nggak ngejawab dengan opini sendiri, ayo
dong?... :-
> > ) Dan
> > > ada bagusnya disertai dengan contoh kasus yang ´membumi´...
> > > (seperti contoh kasus dari Gotholoco, itu) Misalkan komentar
> > komentar
> > > klise seperti ½mulai dari diri sendiri..bla.
> > > namanya opini yang nangkring diatas awan sambil merasa diri
bermain
> > > catur dengan Zeus... :-)
> > >
> > > May FUN be with you
> > >
> > > Tuhantu
> > >
> > > http://hole-
spirit.blogspot.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transform
> > > <nalaratih@> wrote:
> > > >
> > > > Itu namanya melarikan diri karena mana
> > > > tahannnnnnnnnnnnnnn
sekaleeeee..
> > > > bisa di mengerti dan dipahami...
> > > >
> > > > senyum,
> > > > Nala
> > > >
> > > >
> > > > --- In psikologi_transform
> > > > gotholoco@ wrote:
> > > > >
> > > > > Nggak bilang gitu seh, yang jelas dia dulunya seorang
birokrat
> > di
> > > > dept
> > > > > kesehatan, pernah menjadi pimpro berbagai proyek.
Berhubung di
> > > > > orangnya lurus, jujur dan keras hati, serta hapal dan tau
betul
> > > > > permainan pat-pat gulipat dokumen proyek valid padahal
tipu, ia
> > > > nggak
> > > > > tahan. Di ibaratkan dirinya seperti hidup dalam suatu
aquarium
> > yang
> > > > > airnya kotor, satu-satunya jalan supaya "batah dan
bertahan"
> > adalah
> > > > > pindah "aquarium".
> > > > > begitcu om Sech Hantuan Tak Bertuan.
> > > > > Udah ngajak saya, soal "visa hijau" bisa di atur
he..he..he..
> > > > > :)
> > > > >
> > > > > --- In
> > psikologi_transform
> > > > > <tuhantu_hantuhan@
> > > > > > Quote: ... arti kemerdekaan adalah bagaimana bisa segera
> > pindah
> > > > dari
> > > > > > indonesia. (di oakland sana, temenku dapat lebih merasa
> > > > indonesia)
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Uhmmm... Mas Gotholoco... Teman Anda itu ingin mengatakan
> > bahwa,
> > > > kalau
> > > > > > orang-orang yang masih tinggal di Indonesia, mereka itu
> > berarti
> > > > belum
> > > > > > menjadi ´orang Indonesia´ yang ´benar´ dan
> > > > > > ´merdeka?´... Hikhikhik...
> > > > > >
> > > > > > Be Fun...
> > > > > >
> > > > > > Tuhantu
> > > > > >
> > > > > > http://hole-
> > spirit.blogspot.
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > --- In
psikologi_transform
> > > > > > <gotholoco@> wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Kata temen saya yang sekarang tinggal di Oakland, arti
> > > > kemerdekaan
> > > > > > > adalah bagaimana bisa segera pindah dari indonesia.
> > > > > > > (di oakland sana, temenku dapat lebih merasa indonesia)
> > > > > > > :)
> > > > > > >
> > > > > > > --- In
> > > > psikologi_transform
> > > > > > > tuhantu_hantuhan@ wrote:
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > > Rekan sepadepokan, berikut ini adalah ´dialog´
> perjapri
> > > > dengan
> > > > > > > > ´Nalaratih´ tentang tulisan ½Menakar
> > > Ke-Indonesia-
> > > > > > yang
> > > > > > > > saya pengen share ke sidang majelis, sekalian...
Semoga
> > ada
> > > > > > manfaat...
> > > > > > > > :-)
> > > > > > > >
> > > > > > > > Nalaratih, wrote:
> > > > > > > >
> > > > > > > > kirain...sepasang sendal jepitnya berwarna merah dan
> > > > putih...tahunya
> > > > > > > > biru dan kuning...nambah warna pelangi Indonesia???
> > hehehe
> > > > > > > >
> > > > > > > > always fun,
> > > > > > > > Nala
> > > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar