RAHASIA LANGIT
Oleh:
Audifax
Penulis buku "Imagining Lara Croft" (2006) dan "Semiotika Tuhan" (2007)
Sastra Gendra
Hayuningrat sun regem tangan tengen
Klakon gendra tlatah kapujanggan
Nalika sun gedrug punjer unyering bumi
Kanyatan
Ilang kabeh pangimpening
wong kang nedya memungsuh buyut-sun
Alkisah, Wisrawana jatuh cinta pada Dewi Sukesi, putri Alengka. Begawan Wisrawa, Ayah Wisrawana, tak tega melihat Wisrawana bersimbah rindu dan harap. Maka, Begawan Wisrawa mengajukan diri untuk meminang Dewi Sukesi sekaligus mempertaruhkan kekaribannya dengan Prabu Sumali, ayah Dewi Sukesi. Begawan Wisrawa berangkat mengalahkan Arya Jambumangli dan merebut hak memiliki Dewi Sukesi. Sebagai ayah, ia ingin membawa Dewi Sukesi dan menghadiahkannya pada Wisrawana, putra yang dikasihinya.
Kasih Begawan Wisrawa pada putranya begitu besar. Sayang, batas antara kasih dan birahi begitu tipis dan tak terumuskan. Begawan Wisrawa tergoda memangsa Dewi Sukesi di bilik rahasia. Bahkan ia bersedia membuka rahasia langit dalam Sastra Gendra Hayuningrat Pangruwating Diyu sebagai pemenuhan syarat yang diajukan Dewi Sukesi. Namun, swargaloka mencegah dengan mengirim sepasang dewa merasuki dua insan di bilik rahasia itu sehingga alih-alih rahasia langit itu terbuka, yang terjadi justru birahi berapi-api. Lalu, bukan hanya Wisrawana yang mesti terpenggal dari cintanya, lebih jauh, dari persenggamaan itu lahirlah: Rahwana, Kumbakarna dan Sarpakenaka yang membawa angkara ke dunia.
Kisah Begawan Wisrawa-Sukesi-Wisrawana itu, memunculkan pertanyaan:
Haruskah kasih disemai dengan air mata, agar tumbuh menjadi jiwa-jiwa penuh nyawa?
Benarkah cinta harus diuji dengan duka lara, agar kita tahu ujung sebuah setia?
Benarkah ada rahasia dari tata-indera untuk menguak renik perasaan, sehingga kita tak bisa berbuat apa-apa tanpa mengenal inti segalanya?
Benarkah ada jalan yang harus dilewati dalam kabut dan ketakpastian wujud untuk sebuah impian, untuk sebuah harapan, agar tujuan berkemampuan menjanjikan sebuah pertemuan yang menggembirakan?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang menggenang ketika kita menapaki hubbu.
HUBBU, CINTA
'Hubbu' adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti 'Cinta'. Mashuri mengambil kata 'hubbu' sebagai judul novelnya yang menjadi juara pertama sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2006. Pada 9 Maret 2007 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Hubbu dinobatkan sebagai pemenang pertama mengalahkan 249 naskah. Pada bulan Agustus 2007, novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Kekuatan 'Hubbu' terletak pada bagaimana novel ini berkisah tentang hasrat dan cinta yang begitu tipis layaknya yang terjadi antara Begawan Wisrawa-Sukesi-Wisrawana.
Triadik Ayah-Ibu-Anak pada Begawan Wisrawa-Sukesi-Wisrawana terulang kembali dalam kehidupan Abdullah Sattar alias Jarot. Dilatari budaya santri yang kuat, Jarot menghadapi berbagai konflik psikologis ketika cinta dan hasrat hadir serta dunia luar pesantren terbuka di depan matanya. Pernikahan Jarot dan Zulaykha yang melahirkan Aida, seolah melahirkan kembali pula persoalan yang dialami Wisrawana. Tema 'anak yang terpenggal dari cinta Ibu' sama-sama dialami Aida dan Wisrawana.
Meski triadik Ayah-Ibu-Anak seringkali dengan mudah bisa dijelaskan dengan konsep Sigmund Freud, namun kali ini tidak demikian. Aroma freudian memang masih ada, namun dalam hubbu, apa yang diungkapkan Julia Kristeva lebih terasa mampu menjelaskan realita yang ada. Kuncinya terletak pada bagaimana Kristeva menengarai ada dua jenis ayah yang menempati posisi sama pada triadik Ayah-Ibu-Anak. Ayah jenis pertama adalah 'Ayah-Imajiner' sedangkan ayah jenis kedua adalah 'Ayah-Simbolik'.
Kristeva menjelaskan bahwa Ayah-Imajiner berbeda dengan Ayah-Simbolik seperti dijelaskan Lacan. Jika Ayah-Simbolik berada dalam tata-bahasa, Ayah-Imajiner justru berada di luar tata-bahasa. Ayah-Imajiner adalah arche atau yang mendahului bahasa. Aroma platonian juga tampak pekat dalam pemikiran Kristeva. Ayah-Imajiner bisa disejajarkan dengan konsep Idea dari Plato.
Tokoh Begawan Wisrawa dan Jarot, bisa digunakan untuk memahami lebih jauh Ayah-Imajiner dan Ayah-Simbolik. Pada keduanya kita bisa melihat bahwa ada kalanya Ayah-Imajiner terasa ada meski tak ternarasikan dalam bahasa. Ada kalanya hasrat mereka tampakkan di realita, namun ada juga kala cinta terasa ada meski tak bahasakan di realita.
PERTARUNGAN HIDUP
'Hubbu' adalah sebuah pergulatan antara upaya manusia untuk menalar hidupnya dan keterkaparannya di hadapan hal-hal yang tak mampu dinalarnya. Dan manusia pun selalu dilanda keragu-raguan saat panggilan dharma menyentaknya, saat ia mesti bertarung menghadapi hidup, menghadapi ke-manusia-annya sendiri.
Tapi, seperti Arjuna yang merasa ragu untuk maju berperang, kita bisa belajar mengatasi keraguan itu pada kata-kata Kresna dalam Bhagavad Ghita:
"Hai Arjuna, bagaimana dan dari mana kamu dapat merasa putus asa dan ragu-ragu setelah kamu menghadapi musuhmu?
Lenyapkanlah segala rasa rendah diri dan nista, karena itu tidak pantas, tunjukkanlah sifat kejantananmu. Angkatlah senjatamu, majulah perang dengan gagah berani.'
Dalam 'hubbu', Kita diajak untuk melihat bahwa di setiap keraguan menghadapi pertarungan hidup, selalu ada 'kata-kata Kresna' itu di dalam diri kita. Kata-kata yang berasal dari sebuah nama tunggal. Nama yang demikian kita kenal namun tak kuasa kita lafalkan. Nama yang sering kita dendangkan manakala sendiri dan dihantui sunyi. Nama yang berbicara kesejatian...hubbu.
Hayuningrat klakon dadi roh rah karuh sun
Gendra tlatah kapujanggan nalika kabeh wong
Gandrung memuji aji gusti kang nyawij
Mring jatining urip sun tan pati selawase
© Audifax - 6 November 2007
Bersama dengan ini, saya mengundang anda untuk mendiskusikan esei ini di milis Psikologi Transformatif. Bagi anda yang berminat bergabung dengan diskusi di milis Psikologi Transformatif, silahkan klik: www.groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif. Sedikit info mengenai milis Psikologi Transformatif dapat anda baca di bawah ini.
Sekilas Mailing List Psikologi Transformatif
Mailing List Psikologi Transformatif adalah ruang diskusi yang didirikan oleh Audifax dan beberapa rekan yang dulunya tergabung dalam Komunitas Psikologi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Saat ini milis ini telah berkembang sedemikian pesat sehingga menjadi milis psikologi terbesar di Indonesia. Total member telah melebihi 2000, sehingga wacana-wacana yang didiskusikan di milis inipun memiliki kekuatan diseminasi yang tak bisa dipandang sebelah mata. Tak ada moderasi di milis ini dan anda bebas masuk atau keluar sekehendak anda. Arus posting sangat deras dan berbagai wacana muncul di sini. Seperti sebuah jargon terkenal di psikologi "Di mana ada manusia, di situ psikologi bisa diterapkan" di sinilah jargon itu tak sekedar jargon melainkan menemukan konteksnya. Ada berbagai sudut pandang dalam membahas manusia, bahkan yang tak diajarkan di Fakultas Psikologi Indonesia.
Mailing List ini merupakan ajang berdiskusi bagi siapa saja yang berminat mendalami psikologi. Mailing list ini dibuka sebagai upaya untuk mentransformasi pemahaman psikologi dari sifatnya selama ini yang tekstual menuju ke sifat yang kontekstual. Anda tidak harus berasal dari kalangan disiplin ilmu psikologi untuk bergabung sebagai member dalam mailing list ini. Mailing List ini merupakan tindak lanjut dari simposium psikologi transformatif, melalui mailing list ini, diharapkan diskusi dan gagasan mengenai transformasi psikologi dapat terus dilanjutkan. Anggota yang telah terdaftar dalam milis ini antara lain adalah para pembicara dari simposium Psikologi Transformatif : Edy Suhardono, Cahyo Suryanto, Herry Tjahjono, Abdul Malik, Oka Rusmini, Jangkung Karyantoro,. Beberapa rekan lain yang aktif dalam milis ini adalah: Audifax, Leonardo Rimba, Nuruddin Asyhadie, Mang Ucup, Goenardjoadi Goenawan, Ratih Ibrahim, Sinaga Harez Posma, Prastowo, Prof Soehartono Taat Putra, Bagus Takwin, Amalia "Lia" Ramananda, Himawijaya, Rudi Murtomo, Felix Lengkong, Hudoyo Hupudio, Kartono Muhammad, Helga Noviari, Ridwan Handoyo, Dewi Sartika, Jeni Sudarwati, FX Rudy Gunawan, Arie Saptaji, Radityo Djajoeri, Tengku Muhammad Dhani Iqbal, Anwar Holid, Elisa Koorag, Lan Fang, Lulu Syahputri, Kidyoti, Priatna Ahmad, J. Sumardianta, Jusuf Sutanto, Stephanie Iriana, Yunis Kartika dan masih banyak lagi
Perhatian: Milis ini tak ada moderator yang mengatur keluar masuk member. Setiap member diharap bisa masuk atau keluar atas keputusan dan kemampuan sendiri.
Jika anda berminat untuk bergabung dengan milis Psikologi Transformatif, klik:
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com